2.5 Bahan Tambahan Makanan BTM
2.5.1 Pengertian Bahan Tambahan Makanan
Berdasarkan Permenkes RI No. 722 Tahun 1988, bahan tambahan makanan food additive adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan
biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk
maksud teknologi termasuk organoleptik pada pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan, pewadahan, pembungkusan, penyimpanan atau pengangkutan makanan
untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan langsung atau tidak langsung suatu komponan yang mempengaruhi sifat khas makanan.
Menurut POM 2004, bahan tambahan makanan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi di
tambahkan dalam makanan untuk mempengaruhi sifat dan bentuk makanan, antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat, dan pengental.
Defenisi lain mengatakan bahwa bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil dengan tujuan
untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur dan memperpanjang daya simpan. Selain itu, juga dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin
Cahyadi, 2009.
2.5.2 Tujuan Penggunaan Bahan Tambahan Makanan
− Mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan makanan − Membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan
Universitas Sumatera Utara
− Mencegah pembusukan akibat mikroba − Untuk mempertahankan mutu atau kestabilan makanan
− Untuk mengawetkan makanan − Membentuk makanan jadi lebih baik, enak, dan renyah
− Memberi warna, aroma, citarasa, bentuk, dan tekstur pada makanan − Meningkatkan kualitas makanan
− Menghemat biaya − Sebagai pengemulsi emulsifier, misalnya dalam pembuatan dressing salad
untuk mencampur minyak dan air agar tidak terpisah − Mempermudah preparasi bahan makanan
Penggunaan bahan tambahan makanan diperbolehkan jika tidak mengganggu nilai gizi makanan, tidak mengurangi zat essensial, dapat meningkatkan mutu makanan,
menyebabkan makanan menjadi lebih menarik, tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan makanan, tidak digunakan untuk menyembunyikan cara
kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk makanan, tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak
memenuhi persyaratan dan penggunaan bahan makanan diperbolehkan jika dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam pengolahan
Cahyadi, 2009. Penggunaan bahan tambahan makanan tidak diperbolehkan jika bertujuan untuk
menyembunyikan cara pembuatan atau pengolahan yang tidak baik, untuk mengelabui konsumen seperti memberi kesan baik pada suatu makanan yang dibuat dari bahan yang
Universitas Sumatera Utara
kurang baik mutunya, serta tidak diperbolehkan jika mengakibatkan penurunan nilai gizi pada makanan Katharina, 2008.
2.5.3 Jenis Bahan Tambahan Makanan