Kaitan Jenis Kelamin Dengan Prinsip Higiene Sanitasi Makanan Kaitan Umur Dengan Prinsip Higiene Sanitasi Makanan

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Pedagang Bubur Ayam

5.1.1 Kaitan Jenis Kelamin Dengan Prinsip Higiene Sanitasi Makanan

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada tujuh pedagang bubur ayam di Kecamatan Medan Sunggal maka diperoleh data distribusi pedagang bubur ayam lebih banyak perempuan yaitu sebanyak 6 pedagang. Menurut asumsi peneliti, kemampuan dan keahlian dalam mengolah bubur ayam tidak dibatasi oleh jenis kelamin karena laki-laki dan perempuan dapat memproduksi bubur ayam. Menurut Sianipar 2009, penjamah makanan perempuan lebih baik dalam menerapkan prinsip higiene sanitasi makanan dibandingkan dengan penjamah makanan laki-laki. Hal ini disebabkan karena perempuan lebih memperhatikan kebersihan saat mengolah makanan seperti mencuci tangan sebelum mengolah makanan, mengikat rambutnya saat mengolah makanan, memakai celemek, dan lain-lain sedangkan laki- laki tidak terlalu memperhatikan kebersihan saat mengolah makanan, bahkan terkadang penjamah laki-laki merokok saat mengolah makanan dan batuk di hadapan makanan tanpa menutup mulut dan hidung.

5.1.2 Kaitan Umur Dengan Prinsip Higiene Sanitasi Makanan

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan pada 7 pedagang bubur ayam di Kecamatan Medan Sunggal diperoleh bahwa umur pedagang yang paling muda adalah 26 tahun dan yang paling tua adalah 68 tahun. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, umur pedagang yang lebih tua lebih memperhatikan kebersihan saat mengolah bubur ayam karena pedagang bubur yang berumur 68 tahun tersebut selalu Universitas Sumatera Utara mencuci tangan dengan air mengalir dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran pada tangannya dan ketika pedagang tersebut menderika batuk dan pilek, maka pedagang tersebut memilih untuk tidak berjualan ataupun digantikan anggota keluarga yang baik untuk mengolah makanan. Dari dapur terlihat, pedagang bubur ayam yang berumur 68 tahun tersebut setiap sesudah mengolah makanan, selalu membersihkan dapurnya sehingga kebersihan dapur tetap terjaga. Dari hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa semakin tua umur penjamah makanan, maka penjamah makanan lebih memperhatikan prinsip higiene sanitasi makanan.

5.1.3 Kaitan Tingkat Pendidikan Dengan Prinsip Higiene Sanitasi Makanan

Dokumen yang terkait

Hygiene Sanitasi dan Analisa Kandungan Boraks pada Bakso Bakar yang Dijual Disekitar Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2012

16 119 107

Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow Pada Hasil Industri Pengolahan Tempe Yang Dijual di Pasar Sei Sikambing Kota Medan Tahun 2012

26 125 90

Higiene Sanitasi dan Analisa Eschericia coli Pada Minuman Es Kelapa Muda Yang Dijual Di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012

32 157 107

Higiene Dan Sanitasi Pengolahan Roti Pada Pabrik Roti Di Desa Kampung Lalang Kecamatan Sunggal Medan Tahun 2009

47 324 85

Analisis Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Bakteri E. coli Pada Minuman Air Kelapa Muda Yang Dijual Di Kelurahan Lauchi Kecamatan Medan Tuntungan Medan Tahun 2013

5 77 133

Analisis Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Bakteri E. coli Pada Minuman Air Kelapa Muda Yang Dijual Di Kelurahan Lauchi Kecamatan Medan Tuntungan Medan Tahun 2013

0 2 15

Analisis Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Bakteri E. coli Pada Minuman Air Kelapa Muda Yang Dijual Di Kelurahan Lauchi Kecamatan Medan Tuntungan Medan Tahun 2013

0 0 2

Analisis Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Bakteri E. coli Pada Minuman Air Kelapa Muda Yang Dijual Di Kelurahan Lauchi Kecamatan Medan Tuntungan Medan Tahun 2013

0 0 41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Hygiene dan Sanitasi - Hygiene Sanitasi dan Analisa Kandungan Boraks pada Bakso Bakar yang Dijual Disekitar Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2012

0 3 34

Hygiene Sanitasi dan Analisa Kandungan Boraks pada Bakso Bakar yang Dijual Disekitar Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2012

0 0 14