1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tesis ini, penulis membuat outline sebanyak lima BAB, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab satu, penulis menjelaskan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,
Konsep dan Landasan Teori terdiri dari Teori Fungsional, Teori Semiotik. Metodologi Penelitian. Sistematika Penulisan.
BAB II DINAMIKA KEBUDAYAAN MAENAMÖLÖ
Pada bab kedua, penulis menjelaskan Geografi Maenamölö, Asa Usul Maenamölö, Sistem Keagamaan Maenamölö terdiri dari Sanömba
Adu , Katolik, Kristen Protestan, Islam. Sistem Pemerintahan
Maenamölö terdiri dari Masa Pra Penjajahan, Masa Penjajahan terdiri dari Pemerintahan Kolonial Belanda, Pemerintahan Jepang. Masa
Kemerdekaan Republik Indonesia terdiri dari Kabupaten Tk. II Nias, Kabupaten Nias Selatan. Sistem Pencaharian Maenamölö terdiri dari
Perburuan, Pertanian, Nelayan, Peternakan. Kesenian Maenamölö terdiri dari Megalitik, Bolanafo, Li Niha, Hoho, Fogaele, Fahombo
Batu , Faluaya, Arsitektur, Arsitektur.
BAB III SEJARAH, FUNGSI DAN MAKNA FAMADAYA HARIMAO
Pada bab tiga, penulis menjelaskan tentang Sejarah Famadaya Harimao
, Fungsi Famadaya Harimao. Makna Famadaya Harimao
Universitas Sumatera Utara
terdiri dari Busana dan Asesoris, Musik terdiri dari Teks Lagu antara lain Transkripsi Teks Lagu, Tangga Nada Nada Dasar, Wilayah Nada,
Jumlah Nada, Interval, Kontur. Persiapan, Prosesi Famadaya Harimao
, Transkripsi Famadaya Harimao.
BAB IV UPAYA PELESTARIAN FAMADAYA HARIMAO
Pada bab empat, penulis menjelaskan tentang Pengertian Pelestarian, Ruang Lingkup Pelestarian. Upaya Pelestarian Famadaya Harimao
terdiri dari Pemerintahan antara lain Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Selatan, Dinas Pariwisata Kabupaten Nias Selatan. Non
Government Organization terdiri dari Sanggar Seni Budaya, Yayasan
Pusaka Nias. Infrastruktur terdiri dari Transportasi, Perhotelan.
BAB V PENUTUP
Pada bab lima, penulis menguraikan kesimpulan dan saran.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KEBUDAYAAN MASYARAKAT MAENAMÖLÖ
2.1.
Geografi
Maenamölö
Secara geografi, Maenamölö terletak pada 0° 33’ 25” LS dan 1° 4’ 5” LU serta 97° 25’ 59” dan 98° 48’ 29” BT. Berbatasan dengan
:
Sebelah Utara : Kecamatan Aramö
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Sebelah Timur : Kecamatan Telukdalam
Sebelah Barat : Kecamatan Mazinö
Topografi Maenamölö sebagaian besar berbukit-bukit dan terjal dengan ketinggian mencapai 800 meter di atas permukaan laut dan dataran yang rendah
terdapat lembah dikelilingi oleh Samudera Hindia yang membentang langsung ke Afrika di Barat dan Antartika di Selatan.
Iklim di daerah Maenamölö antara 17,0°-32,60° celcius dan rata-rata kelembaban udara antara 80 - 90. Kecepatan angin mencapai 14 hingga 16 knot
per jam menyebabkan musim kemarau dan musim hujan datang dengan silih berganti. Curah hujan perbulan rata-rata 298,60 mili meter, diperkirakan lebih
banyak hari hujan daripada kemarau setiap bulan. Dengan demikian, kondisi alamnya menjadi sangat lembab dan basah sehingga mengakibatkan sering
terjadinya longsor di sana-sini bahkan daerah aliran sungai yang berpindah- pindah. Hal ini sering kali dibarengi dengan badai besar. Badai laut biasanya
terjadi antara bulan Maret, Juni, September dan November setiap tahun tetapi
Universitas Sumatera Utara
terkadang badai bisa berubah secara mendadak. Akibat kondisi alam yang demikian melahirkan aliran sungai kecil, sedang dan besar ditemui di seluruh
wilayah.
2.2. Asal Usul Maenamölö