Teori Semiotik Landasan Teori

mencapai maksudnya seperti yang dikonsepsikan oleh warga masyarakat yang bersangkutan. 3. Pengaruh terhadap kebutuhan mutlak untuk berlangsungnya secara integrasi dari suatu sistem sosial tertentu. 8

1.5.2.2. Teori Semiotik

Menurut Lorenz Bagus, 2002:985, mendefinisikan bahwa Semiotik adalah sebagai teori filsafat yang mempelajari tentang tanda-tanda dan simbol- simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi. 9 Sesuai dengan tulisan Junaedi, 7 September 2008, bahwa secara garis besar semiotik digolongkan menjadi tiga konsep dasar, sebagai berikut: 1. Semiotic Pragmatic . Menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam batas perilaku subyek. Dalam arsitektur, semiotik prakmatik merupakan tinjauan tentang pengaruh arsitektur sebagai sistem tanda terhadap manusia dalam menggunakan bangunan. Semiotik Prakmatik Arsitektur berpengaruh terhadap indera manusia dan perasaan pribadi kesinambungan, posisi tubuh, otot dan persendian. Hasil karya arsitektur akan dimaknai sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya, hasil persepsi tersebut kemudian dapat mempengaruhi pengamat sebagai pemakai dalam 8 Koentjaraningrat, 1987, Sejarah Teori Antroplologi I, Jakarta: Universitas Indonesia Press, hlm.167 9 Lorenz Bagus, 2002, Kamus Filsafat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm.985 Universitas Sumatera Utara menggunakan hasil karya arsitektur. Dengan kata lain, hasil karya arsitektur merupakan wujud yang dapat mempengaruhi pemakainya. 2. Semiotic Syntactic . Menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan ‘makna’nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subyek. Semiotik Sintaktik ini mengabaikan pengaruh akibat bagi subyek yang menginterpretasikan. Dalam arsitektur, semiotik sintaktik merupakan tinjauan tentang perwujudan arsitektur sebagai paduan dan kombinasi dari berbagai sistem tanda. Hasil karya arsitektur akan dapat diuraikan secara komposisional dan ke dalam bagian-bagiannya, hubungan antar bagian dalam keseluruhan akan dapat diuraikan secara jelas. 3. Semiotic Semantic . Menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang disampaikan. Dalam arsitektur semiotik semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Hasil karya arsitektur merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh perancangnya yang disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya. Perwujudan makna suatu rancangan dapat dikatakan berhasil jika makna atau ‘arti’ yang ingin disampaikan oleh perancang melalui rancangannya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pengamatnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan perancangnya sama dengan persepsi pengamatnya. 10 10 Junaedi, 7 September 2008, http:junaedi2008.blogspot.com Universitas Sumatera Utara Hal yang terpenting dalam proses semiotik adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi. Contoh: Saat seorang gadis mengenakan rok mini, maka gadis itu sedang mengomunikasi mengenai dirinya kepada orang lain yang bisa jadi memaknainya sebagai simbol keseksian. Begitu pula ketika Nadia Saphira muncul di film Coklat Strowberi dengan akting dan penampilan fisiknya yang memikat, para penonton bisa saja memaknainya sebagai icon wanita muda cantik dan menggairahkan. Untuk mengungkap makna yang terkandung dalam Famadaya Harimao, penulis mengacu pada teori Charles Sanders Peirce 1893:1914, seorang pendiri Pragmatisme, sebagai berikut: Tabel 1:1 1 Qualisign [=suatu kualitas yang merupakan suatu tanda] Sinsign [‘sin”= “hanya sekali”:peristiwa yang merupakan suatu tanda] Legisign [=suatu kualitas yang merupakan suatu tanda] 2 Ikon [= tanda yang memiliki kualitas objek yang didenotasikannya] Index Petunjuk [= tanda yang m,endenotasikan suatu objek melalui keterpengaruhannya pada objek itu] Symbol [= sebuah tanda konvensional] 3 Rheme [= tanda suatu kemungkinan kualitatif, yaitu bahwa ia meawakili suatu onjek yang mungkin ada] Dicent sign [= tanda eksistensi aktual suatu objek] Argument [= tanda suatu hukum] Sumber: John Lechte, 2001 Menurut Charles Sanders Peirce, sebagaimana dikutip oleh John Lechte, 2001:226-231, bahwa berawal dari kerangka filsafat, tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Misalnya, kata STOP pada latar belakang Universitas Sumatera Utara cahaya merah disebuah simpang empat pertanda mobil harus berhenti. Tandanya adalah STOP; Objeknya adalah BERHENTI; Penafisrnya adalah GAGASAN menggabungkan tanda itu dengan objek. Tanda juga bisa menunjukkan adanya jalan utama atau wilayah yang sangat padat penduduknya. Melalui fungsi dari penafsir melahirkan sebuah proses semiotik yang tidak terbatas. Oleh sebab itu, suatu tanda tidak pernah berupa suatu entitas yang sendirian melainkan memiliki ketiga aspek. Tipe tanda juga memiliki memiliki bentuk dasar triad, yaitu Ikon, Indeks , Symbol. Nilai penting sebuah Ikon adalah kualitasnya. Indeks merupakan sebuah tanda yang secara fisik terkait atau dipengaruhi oleh objeknya. 11

1.6. Metodologi Penelitian