Rangkuman modul sma kk a rev 2
34
dengan FD lebih suka belajar dalam kelompok.Sementara itu, siswa FID lebih menyukai belajar sendiri.
Gaya belajar juga dipengaruhi oleh modalitas perseptual yaitu reaksi khas individual dalam mengadopsi data secara efisien yang dipengaruhi oleh faktor biologis, dan
lingkungan fisik. Ada tigagaya belajar ditinjau dari modalitas perseptual: a.
Visual learners are learning through seeing. Siswa dengan gaya ini membutuhkan melihat langsung bahasa tubuh guru,
ekspresi wajah, untuk dapat memahami sepenuhnya isi pelajaran. Mereka cenderung duduk di deretan depan untuk menghindari penghalang pandangan
mata misalnya kepala teman-temannya. Mereka cenderung berpikir dalam bentuk piktorial dan mempelajari sesuatu paling efektif dari tampilan visual
seperti diagram, buku yang berilustrasi, transparensi slides, video, flipcharts, dan handouts. Selama pelajaran dilakukan diskusi kelas berlangsung, mereka
lebih suka mencatat untuk menyerap informasi. b.
Auditory learners are learning through listening. Mereka paling mudah menangkap informasi melalui pembicaraan, ceramah,
diskusi, mengungkapkan sesuatu, dan mendengar apa yang orang lain katakan. Siswa dengan modalitas auditori menginterpretasi menafsirkan arti
pembicaraan dengan mendengarkan suara, nada, kecepatan, dan intonasi. Informasi tertulis hanya sedikit berpengaruh, tetapi akan sangat berpengaruh
jika dibacakan atau dijelaskan. Siswa seperti ini sangat terbantu dengan metode membaca keras reading aloud dan menyetel tape recorder.Mereka senang jika
berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Mereka belajar dengan baik melalui ceramah verbal, diskusi, berbicara hal-hal melalui dan mendengarkan apa yang
dikatakan orang lain. Mereka berhasil dalam ujian lisan.Bagi pelajar auditori, informasi tertulis mungkin memiliki sedikit arti sampai hal itu terdengar di
telinga mereka. Pelajar auditori menafsirkan makna yang mendasari mereka bicara melalui mendengarkan nada suara, pitch, kecepatan dan nuansa lain.
c. Tactile or Kinesthetic learners are learning by moving, doing, and touching.
Siswa dengan modalitas perasa, peraba, dan kinestetik paling efektif menyerap informasi melalui menyentuh dengan tangan, merasakan melalui indera
35
Modul PKB Guru Matematika SMA
pengecap, mencium aroma, melakukan gerakan-gerakan, unjuk kerja, dan aktif mengeksplorasi lingkungan. Mereka kesulitan jika harus duduk berlama-lama
dan mudah pecah konsentrasinya karena keinginan untuk aktif bergerak dan mengeksplorasi.Pada bagian ini, modalitasnya juga dikenal dengan sebutan
kinestetik, olfaktori penciuman, dan gustatif perasa. Pemrosesan
informasi di
otak terjadi
dengan cara
berbeda dalam
aktivitasmerasakan, memikirkan, memecahkan masalah, dan mengingat informasi. Masing-masingindividu lebih menyukai cara tertentu, yang dipakai terus-menerus,
cara mempersepsi, mengorganisir, dan memelihara informasi. Misalnya, belajar melalui workshop, praktikum, atau metode informal lainnya mungkin lebih cocok
bagi orang tertentu. Kadangkala, orang merasa kurang bisa menyerap pelajaran, padahal masalahnya bukan karena kesulitan memahami pelajaran namun karena ia
kurang mengenali gaya belajarnya yang paling sesuai untuk dirinya sendiri. Selain modalitas perseptual, kepribadian seseorang juga mempengaruhi cara
belajarnya. Aspek-aspek kepribadian yang perlu diperhatikan terkait dengan gaya belajar adalah bagaimana fokus atau perhatian, kondisi emosionalitas, dan nilai-nilai
yang diyakini siswa. Dengan memahami ketiga aspek kepribadian ini, maka kita dapat memprediksi bagaimana reaksi dan apa yang dirasakan siswa terhadap situasi
yang berbeda-beda. Fokus atau perhatian siswa dapat dipahami sebagai minat interest.Masing-masing
siswa memiliki ragam minat dan derajat yang berbeda-beda dalam berbagai bidang.Ruang lingkup minat fokus atau perhatian adalah segala sesuatu yang dapat
menarik minat siswa. Pada masa sekarang ini, apa saja bisa menjadi hobi kesukaan anak baik berupa kesenangan terhadap suatu aktivitas, benda, atau situasi. Ada
siswa yang sangat tertarik dengan membaca komik, bermain games, berolah raga, musik, tari, modeling, film, belanja, membaca buku, otak-atik komputer, otak-atik
mesin, berjualan, memasak, menjahit, desain, dan sebagainya. Seorang guru perlu memahami apa saja minat atau hobi siswa. Pemahaman ini dapat digunakan untuk
menata kegiatan kelas, ekstrakurikuler, dan strategi belajar yang tepat untuk siswa.Misalnya saja pelajaran menghafal surat-surat pendek dapat dilakukan
dengan strategi merekam suara atau memfilmkan penampilan setiap anak.Jadi dengan mendekatkan antara beragam minat siswa dengan materi pelajaran, maka