LatihanKasusTugas modul sma kk a rev 2

32 Gambar 3.Delapan Tipe Inteligensi Deskripsi dari masing masing kemampuan disajikan dalam tabel berikut. Tabel1.Delapan Tipe Inteligensi Howard Gardner Tipe Deskripsi Logical- mathematic Kemampuan untuk memberi tanda perbedaan di antara pola logis dan numerik, dan untuk mengelola rantai penalaran yang panjang Linguistic Kepekaan terhadap bunyi, ritme, dan makna kata-kata dan berbagai fungsi bahasa yang berbeda Musical Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasi pitch, timbre, ritme, dan berbagai bentuk ekspresi musikal Spatial Kemampuan untuk mempersepsi dunia visual-spatial secara akurat dan untuk melakukan transformasi pada persepsinya, baik secara mental maupun di dunia nyata. Bodily- kinesthetic Kemampuan untuk mengontrol berbagai gerakan fisik dan untuk menangani berbegai benda secara terampil Interpersonal Kapasitas untuk melihat perbedaan dan merespon dengan tepat berbagai macam suasana-perasaan, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain Intrapersonal Pemahaman tentang keadaan emosionalnya sendiri dan pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan sendiri Naturalist Kemampuan untuk mendiskriminasikan berbagai benda hidup dan kepekaan terhadap fitur-fitur alam 33 Modul PKB Guru Matematika SMA Konsep kecerdasan majemuk di atas dapat digunakan oleh guru untuk memahami kecenderungan siswa dalam belajar.Selanjutnya guru dapat mengubah atau memodifikasi metode pembelajaran berdasarkan ragam kecerdasan siswa. Guru pun dapat mendorong siswa mengenali kecenderungan kecerdasannya, dan mengajari mereka untuk menggunakan gaya belajar yang sesuai. Aktivitas yang menunjukkan kecerdasan spasial antara lain menata objek yang ada di lingkungan, menyelesaikan jigsaw atau puzzle, dan merakit mesin benda yang kompleks misalnya sepeda, robot, dan sebagainya. Aktivitas yang menggambarkan kemampuan linguistik antara lain persuasi verbal dan menulis paper dengan sangat terampil. Aktivitas yang menunjukkan kecerdasan intrapersonal adalah memperhatikan perasaan yang bercampur aduk dalam diri seseorang dan menandai motif yang sebenarnya dari dalam diri seseorang.Aktivitas yang terkait adalah menyanyi, memainkan instrumen musik, dan menciptakan komposisi nada.Aktivitas yang terkait dengan kecerdasan naturalis adalah menandai contoh spesies tanaman atau binatang, memperhatikan hubungan antarspesies, dan proses-proses alamiah di dalam lingkungan.

2. Gaya Belajar

Gaya belajar adalah cara yang cenderung terus-menerus dipakai siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Perbedaan gaya belajar siswa dipengaruhi oleh cara berpikir yang biasanya dipakai atau sering diistilahkan sebagai gaya kognitif. Menurut Zhang dan Sternberg dalam Seifert Sutton, 2009 gaya kognitif adalah cara yang terus-menerus digunakan siswa dalam mempersepsi, mengingat, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Witkin dalam dalam Seifert Sutton, 2009 merupakan tokoh yang memperkenalkan konsep gaya kognitif. Ia membagi kecenderungan berpikir menjadi dua bentuk gaya kognitif yaitu bebas dari konteks field independence atau FID dan terikat dengan konteks fielddependence atau FD. Kecenderungan berpikir dengan gaya FID ditinjau dari sejauhmana seseorang berpikir karena stimulus internal. Gaya berpikir FD cenderung dipengaruhi oleh stimulus eksternal.Siswa 34 dengan FD lebih suka belajar dalam kelompok.Sementara itu, siswa FID lebih menyukai belajar sendiri. Gaya belajar juga dipengaruhi oleh modalitas perseptual yaitu reaksi khas individual dalam mengadopsi data secara efisien yang dipengaruhi oleh faktor biologis, dan lingkungan fisik. Ada tigagaya belajar ditinjau dari modalitas perseptual: a. Visual learners are learning through seeing. Siswa dengan gaya ini membutuhkan melihat langsung bahasa tubuh guru, ekspresi wajah, untuk dapat memahami sepenuhnya isi pelajaran. Mereka cenderung duduk di deretan depan untuk menghindari penghalang pandangan mata misalnya kepala teman-temannya. Mereka cenderung berpikir dalam bentuk piktorial dan mempelajari sesuatu paling efektif dari tampilan visual seperti diagram, buku yang berilustrasi, transparensi slides, video, flipcharts, dan handouts. Selama pelajaran dilakukan diskusi kelas berlangsung, mereka lebih suka mencatat untuk menyerap informasi. b. Auditory learners are learning through listening. Mereka paling mudah menangkap informasi melalui pembicaraan, ceramah, diskusi, mengungkapkan sesuatu, dan mendengar apa yang orang lain katakan. Siswa dengan modalitas auditori menginterpretasi menafsirkan arti pembicaraan dengan mendengarkan suara, nada, kecepatan, dan intonasi. Informasi tertulis hanya sedikit berpengaruh, tetapi akan sangat berpengaruh jika dibacakan atau dijelaskan. Siswa seperti ini sangat terbantu dengan metode membaca keras reading aloud dan menyetel tape recorder.Mereka senang jika berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Mereka belajar dengan baik melalui ceramah verbal, diskusi, berbicara hal-hal melalui dan mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Mereka berhasil dalam ujian lisan.Bagi pelajar auditori, informasi tertulis mungkin memiliki sedikit arti sampai hal itu terdengar di telinga mereka. Pelajar auditori menafsirkan makna yang mendasari mereka bicara melalui mendengarkan nada suara, pitch, kecepatan dan nuansa lain. c. Tactile or Kinesthetic learners are learning by moving, doing, and touching. Siswa dengan modalitas perasa, peraba, dan kinestetik paling efektif menyerap informasi melalui menyentuh dengan tangan, merasakan melalui indera