92
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tindakan kelas yang berupa hasil tes dan nontes. Hasil tes meliputi siklus I dan siklus II. Hasil tes
siklus I merupakan hasil tes keterampilan menulis petunjuk untuk mengetahui kondisi awal keterampilan peserta didik dalam menulis petunjuk dengan
menggunakan model catatan terbimbing dan media puzzle. Hasil tes siklus II merupakan perbaikan keterampilan menulis petunjuk setelah dilakukan
pembelajaran dengan menggunakan model catatan terbimbing dan media puzzle
yang diuraikan dalam bentuk data kuantitatif. Hasil nontes berupa hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi yang diuraikan dalam bentuk
deskripsi data kualitatif.
4.1.1 Hasil Prasiklus
Penilaian keterampilan menulis petunjuk pada tes prasiklus dilaksanakan dengan memberi tugas peserta didik menulis “Petunjuk
Membuat Jus Mangga” sebelum dilakukan tindakan penelitian. Hasil tes prasiklus ini berfungsi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan menulis
petunjuk peserta didik. Nilai tersebut juga digunakan untuk membandingkan dan menentukan standar ketuntasan belajar pada siklus I dan siklus II. Tes
yang dilakukan adalah tes menulis petunjuk. Jumlah peserta didik yang
mengikuti tes prasiklus yaitu 30 peserta didik. Hasil tes prasiklus dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Petunjuk Prasiklus
No Kategori Rentang Skor
Frekuensi Bobot skor
Rata-Rata Skor
1. Sangat Baik 85-100
1926 : 30 = 64,2
kurang 2. Baik
75-84 2 6,67 156
3. Cukup 65-74 10
33,33 690
4. Kurang 0-64
18 60 1080
Jumlah 30 100
1926 Melalui tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa hasil rata-rata tes
menulis petunjuk pada prasiklus mencapai 64,2 atau berkategori kurang. Skor rata-rata tersebut belum dapat dikatakan memuaskan karena hasilnya masih
minim sekali. Dari 30 peserta didik, tidak ada satu pun 0 yang meraih predikat sangat baik. Sebanyak 2 peserta didik 6,67 memperoleh skor baik
yaitu antara 76-85, 10 peserta didik 33,33 memperoleh skor cukup, yaitu antara 66-75 dan 18 peserta didik 60 memperoleh skor sangat kurang yaitu
antara 0-65. Berdasarkan tes prasiklus tersebut, hasil skor rata-rata tes
keterampilan menulis petunjuk baru mencapai nilai 64,2 dengan kategori kurang. Ini menunjukkan bahwa tes prasiklus masih kurang dari KKM yang
ditentukan yaitu 75. Sementara itu, jumlah peserta didik yang meraih kategori sangat baik dan baik masih sedikit. Dengan demikian, keterampilan menulis
petunjuk perlu ditingkatkan lagi karena hasilnya masih minim sekali. Perlu sekali adanya perbaikan agar peserta didik mampu mendapatkan hasil yang
lebih baik lagi.
Hasil skor rata-rata tes prasiklus tersebut berasal dari penjumlahan skor tiap-tiap aspek, yaitu aspek 1 kejelasan petunjuk, 2 ketepatan tata urutan
petunjuk, 3 keefektifan kalimat, 4 penggunaan ejaan dan tanda baca, 5 kesesuaian bahasa yang digunakan dengan sasaran petunjuk, dan 6 kerapian
tulisan. Tiap-tiap aspek dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Secara rinci hasil tes prasiklus untuk tiap aspek penilaian tes
keterampilan menulis petunjuk adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2 Rata-Rata Perolehan Skor Tiap Aspek pada Prasiklus
No. Aspek Penilaian
Skor Rata-Rata
Skor Maksimal
Skor Akhir
Kategori 1. Kejelasan
petunjuk
12,63
20 63,15 Kurang
2. Ketepatan tata urutan
petunjuk
15,43
20 77,15 Baik
3. Keefektifan kalimat
10,83
20 54,15 Kurang
4. Penggunaan ejaan dan
tanda baca
12,16
20 60,8 Kurang
5. Kesesuaian bahasa
yang digunakan dengan
sasaran petunjuk
9,77
15 65,13 Cukup
6. Kerapian tulisan
3,37
5 67,4 Cukup
Jumlah
64,2
100
Tabel 4.2 tersebut merupakan skor rata-rata tiap aspek menulis petunjuk. Skor rata-rata tertinggi terletak pada aspek ketepatan tata urutan
petunjuk dengan rata-rata 15,43 dari skor maksimal 20, sedangkan skor terendah terletak pada aspek keefektifan kalimat dengan rata-rata 10,83 dari
skor maksimal 20. Pada aspek ketepatan tata urutan petunjuk, sebagian besar peserta
didik sudah dapat mengurutkan petunjuk dengan benar. Meskipun demikian, masih terdapat 9 peserta didik yang belum bisa mengurutkan petunjuk dengan
benar karena salah dalam penempatan langkah petunjuk atau tidak
mencantumkan salah satu langkah petunjuk. Sementara itu, dalam aspek keefektifan kalimat peserta didik kurang mampu dalam menggunakan kalimat
petunjuk secara baku, hemat, dan sistematis sehingga petunjuk yang disampaikan tidak jelas dan membingungkan.
Aspek penskoran keterampilan menulis petunjuk setelah ketepatan tata urutan petunjuk adalah aspek kejelasan petunjuk dengan skor rata-rata
12,63. Pada aspek kejelasan petunjuk ini, hanya ada beberapa peserta didik yang mampu menulis petunjuk dengan jelas dan penggunaan bahasanya yang
mudah dipahami. Sementara itu, kekurangjelasan atau ketidakjelasan petunjuk peserta didik karena membingungkan dan juga sulit untuk diikuti. Maka dari
itu, petunjuknya dikategorikan tidak jelas. Aspek penskoran keterampilan menulis petunjuk berikutnya yaitu
aspek penggunaan ejaan dan tanda baca dengan skor rata-rata 12,16. Pada aspek ini, peserta didik masih belum mampu menggunakan ejaan secara baik
dan benar, serta penempatan tanda baca yang belum tepat. Peserta didik cenderung ragu untuk memberikan tanda baca titik di setiap akhir kalimat
petunjuknya dan lebih sering menggunakan tanda baca koma, padahal yang tepat adalah menggunakan titik.
Aspek penilaian keterampilan menulis petunjuk selanjutnya yaitu aspek kesesuaian bahasa yang digunakan dengan sasaran petunjuk dengan
skor rata-rata sekitar 9,77. Sebagian besar peserta didik sudah dapat menggunakan bahasa yang sesuai dengan petunjuk yang dibuat. Kesalahan
peserta didik dalam aspek ini yaitu kurang tepatnya bahasa yang digunakan
dalam menulis petunjuk sehingga petunjuk menjadi sulit untuk dipahami dan diikuti. Peserta didik menggunakan kata-kata yang tidak baku di setiap kalimat
petunjuk sehingga menjadikan kalimatnya tidak efektif. Peserta didik juga lebih cenderung dengan bahasa mereka sendiri. Keserasian dan kesesuaian
petunjuk dengan sasaran petunjuk tidak mereka perhatikan Aspek penskoran keterampilan menulis petunjuk yang terakhir
yaitu aspek kerapian tulisan dengan rata-rata 3,37. Pada aspek kerapian tulisan ini, tidak semua tulisan peserta didik jelas dan rapi, masih terdapat beberapa
tulisan yang tidak rapi serta susah untuk dibaca. Tetapi sebagian besar tulisan peserta didik sudah jelas meskipun ada yang tidak rapi.
Berdasarkan hasil pengamatan pada saat prasiklus, terdapat beberapa peserta didik menyepelekan tugas yang diberikan oleh guru.
Sebagian peserta didik tidak serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Ada yang mengobrol dengan teman sebangku, ada yang melamun, bahkan ada
yang iseng mengganggu teman lain. Suasana kelas juga terlihat gaduh sehingga pembelajaran terasa tidak kondusif.
Dari setiap kegiatan prasiklus dan hasil tesnya dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis petunjuk peserta didik kelas VIII A MTs. YPI
Klambu, Kabupaten Grobogan masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian skor rata-rata menulis petunjuk yang masih kurang yaitu 64,2.
Padahal skor ketuntasan yang diharapkan dalam menulis petunjuk adalah 75. Peserta didik juga masih banyak yang melakukan hal-hal negatif pada saat
pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilaksanakan tidak efektif. Oleh
karena itu, perlu ada tindakan siklus I yang diharapkan dapat meningkatkan nilai dan merubah perilaku peserta didik ke arah yang positif terhadap
pembelajaran menulis petunjuk.
4.1.2 Hasil Siklus I