Aroma Penilaian Umum Pengaruh Bahan Pengawet

Gambar 10. Grafik nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap rasa bakso Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa skor kesukaan tertinggi terdapat pada sampel dengan COG. Hal ini dimungkinkan oleh adanya bahan antikempal, yaitu SiO 2 pada mix pengawet COG yang dapat berpengaruh terhadap tekstur sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi penilaian panelis terhadap rasa bakso. Flavor suatu produk sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa parameter sensori seperti tekstur, aroma, maupun warna dari produk tersebut, sehingga parameter-parameter tersebut dapat mempengaruhi penilaian panelis terhadap rasa bakso. Berdasarkan hasil uji Duncan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kesukaan panelis terhadap atribut rasa antar sampel. Sampel dengan penambahan COG memiliki persamaan tingkat kesukaan panelis dengan kontrol dan FTO, tetapi berbeda dengan sampel yang ditambahkan kitosan dalam adonan dan coating serta sulfit dan tanin. Sampel dengan penambahan kitosan sebagai coating jika langsung dikonsumsi akan menghasilkan rasa asam karena larutan kitosan yang digunakan dalam penelitian ini dilarutkan dalam asam laktat 2. Namun, setelah direbus dalam air hangat 70-80 o C selama 10 menit, rasa bakso menjadi netral kembali.

b. Aroma

Aroma dari produk bakso didefinisikan sebagai aroma khas daging rebus. Hasil uji hedonik unsur aroma terhadap kontrol dan sampel dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Grafik nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap aroma bakso Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa sampel dengan penambahan COG memiliki rata-rata nilai kesukaan terhadap unsur aroma yang tertinggi dibandingkan dengan sampel lain dan kontrol, sedangkan sampel dengan penambahan sulfit dan tanin memiliki nilai yang terendah. Hasil dari uji Duncan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara sampel COG dengan kontrol dan sampel-sampel lainnya. Berdasarkan hasil ini, terlihat bahwa penambahan COG meningkatkan kesukaan panelis terhadap aroma bakso.

c. Penilaian Umum

Kesukaan panelis terhadap suatu sampel secara keseluruhan penilaian umum dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang subyektif dan berbeda antar panelis. Hasil analisis ANOVA menunjukkan nilai signifikansi sampel yang lebih kecil dari 0.05, yaitu sebesar 0.001. Nilai rata-rata hasil uji hedonik terhadap sampel secara keseluruhan terdapat pada Gambar 12. Gambar 12 . Grafik nilai rata-rata kesukaan panelis secara keseluruhan terhadap bakso 5.37 5.23 5.70 4.83 4.83 4.90 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 kontrol fto cog s ulfit+tanin khitos an adonan khitos an coating Jenis Pengawet S k o r K esu k aan 5.13 5.07 5.77 4.67 4.83 4.80 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 kontrol fto cog sulfit+tanin khitosan adonan khitosan coating Jenis Pengaw et S k o r K e su ka a n 5.33 5.40 5.60 4.47 4.87 5.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 kontrol fto cog sulfit+tanin khitosan adonan khitosan coating Jenis Pengaw et Sko r K esu kaa n Berdasarkan uji lanjut Duncan terlihat bahwa sampel dengan sulfit dan tanin memiliki kesamaan dengan sampel yang ditambahkan kitosan pada adonan dalam hal kesukaan panelis secara keseluruhan. Namun, sampel dengan sulfit dan tanin tersebut berbeda dengan kontrol dan sampel dengan pelapisan kitosan. Sampel dengan penambahan FTO memiliki kesamaan dengan kontrol dan sampel dengan coating kitosan namun berbeda dengan sampel yang ditambahkan kitosan pada adonan dan sampel dengan penambahan sulfit dan tanin. Sampel COG memiliki kesamaan dengan kontrol dan sampel FTO namun berbeda dengan sampel yang dicoating dengan kitosan, sampel dengan penambahan sulfit dan tanin, dan sampel dengan penambahan kitosan di adonan.

6. Kajian Ekonomi