112 Z
: melirik pada A A
: “Yo lomba yo, tekan kono” Z
: “Ayooooooo” Anak-anak pun segera berlari menuju ke barisan depan untuk mengikuti
upacara. CL.7 Berdasarkan catatan wawancara dan catatan lapangan tersebut dapat
diketahui bahwa kepala sekolah di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat tidak hanya sebatas sebagai pengawas dan pemberi teladan, namun juga turut terlibat
secara langsung dalam upaya meningkatkan kepemilikan anak akan nilai-nilai karakter baik.
c. Guru
Dalam penanaman nilai-nilai karakter baik bagi anak guru atau yang biasa disapa dengan Ustadzah memiliki peran yang cukup penting. Hal ini dikarenakan
guru secara langsung berinteraksi dengan anak. Peran dari seorang guru ini pun cukup banyak yaitu sebagai fasilitator dan teladan. Hal ini tampak dalam
wawancara sebagai berikut, “Guru itu dalam pendidikan karakter perannya sebagai fasilitator, artinya
kami siap untuk memfasilitasi anak dalam upaya penanaman nilai-nilai karakter. CW.04.8
Kami juga berusaha menjadi fasilitator bagi anak akan tetapi dengan kesan tidak menggurui. Itulah mengapa, setiap kali ditemukan suatu persoalan
kami akan membahas persoalan tersebut langsung bersama-sama dengan anak. Kami akan ajak anak untuk secara langsung memberikan penilaian
mengenai mana yang benar mana yang salah, mana yang baik mana yang kurang baik. CW.04.6
Kami Ustadzah di sini selalu berusaha untuk menjadi sosok yang patut diteladani oleh anak, dan kami juga berusaha untuk selalu tampil sabar dan
meminimalkan berkata dengan berteriak pada anak. CW.03.8 Berdasarkan catatan wawancara di atas dapat diketahui bahwa peran
pendidik sebagi fasililator adalah dengan memfasilitasi anak dalam rangka
113 penanaman nilai-nilai karakter bagi anak. Selain sebagai fasilitator, peran guru
dalam pendidikan karakter juga sebagai teladan bagi anak dalam berpenampilan, berbicara maupun bertingkah laku.
“..kami berusaha untuk menjadi figur yang bisa diteladani oleh anak dan menjadi fasilitator bagi anak. Kalau sikap gurunya masih biasa saja maka
kami tidak boleh meminta anak yang wah wah .” CW.04.6
“Ustadzah selalu tiba tepat waktu dan berpakain rapi sesuai seragam. Berdasarkan catatan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa ustadzah
sudah menyadari dan memahami konsep keteladanan, sehingga Ustadzah selalu berupaya untuk bersikap baik kapan pun dan diamana pun.
d. Orang tua
Orang tua sebagai pihak yang paling dekat dengan anak memiliki peran yang cukup penting dalam upaya penanaman nilai-nilai karakter bagi anak. Hal ini
dikarenakan keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak dan anak menghabiskan waktunya paling banyak saat berada di rumah. Ini memungkinkan
bagi orang tua untuk melakukan penanaman nilai-nilai karakter baik pada anak sejak dini terlebih nilai-nilai yang selaras dengan apa yang ditanamkan di sekolah.
Berikut ini merupakan catatan wawancara terkait hal tersebut, “Orang tua itu adalah figur yang paling penting, bahkan kalau
dibandingkan dengan guru tetap yang paling utama oleh orang tua. Segala pembiasaan yang kami lakukan di sekolah tidak akan menjadi penting
apabila orang tua tidak menerapkan juga di rumah.” CW.03.7 “...yang kami inginkan orang tua itu berlaku cepat tanggap. Jadi kalau
menemukan ada hal-hal yang bisa dikatakan belum benar dilakukan oleh anak, orang tua kami harapkan untuk segera melapor kepada kami supaya
kemudian ada tindak lanjut dari kami. Begitu juga sebaliknya, ketika anak berperilaku tidak seperti biasanya di sekolah, kami pun akan segera
menyampikannnya kepada orang tua, supaya orang tua juga lekas
memberikan tanggapan dan tindak lanjut atas hal ini.” CW.04.7
114 “Terdapat seorang siswa baru yang masih saja menangis setiap kali tiba di
sekolah. Orang tua dari anak tersebut keduanya sibuk bekerja sehingga anak tersebut di antar jemput oleh pembantunya. Walaupun begitu orang
tua tetap memantau perkembangan anak dengan setiap hari berkomunikasi melalui media sosial dengan Ustadzah untuk mengetahui perkembangan
anaknya dari hari ke hari.” CL.11 Berdasarkan hal tersebut maka dapat diambil kesimpulan orang tua dalam
penanaman nilai-nilai karakter ini yaitu, a sebagai pihak pertama dan utama yang bertugas untuk membiasakan anak melakukan hal-hal baik bagi anak, b
menyelaraskan anak sikap anak baik saat di rumah maupun saat di sekolah, dan c menjalin kerja sama dengan guru dalam upaya menanamkan nilai-nilai
karakter baik bagi anak.
e. Anak