82 tampak bahwa salah satu metde yang yang digunakan oleh Ustadzah dalam
rangka menanamkan nilai-nilai baik pada anak adalah melalui metode bermain. Nilai lain yang juga ingin diterapkan oleh Ustadzah adalah nilai
kedisiplinan. Saat anak akan masuk ke TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat Ustadzah telah menyampaikan baik secara tertulis maupun lisan mengenai
peraturan sekolah. Peraturan tersebut berisi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak saat anak berada di lingkungan sekolah. Selain berusaha
untuk mendisiplinkan anak, pihak TK sendiri juga berusaha untuk juga melibatkan orang tua dalam penerapan nilai kedisiplinan. Pada peraturan-
peraturan sekolah tersebut terdapat pula beberapa peraturan yang terkait dengan orang tua. Bahkan beberpa peraturan disertai dengan suatu konsekuensi yang juga
sudah tertuliskan di dalam lembar peraturan. Diharapkan dengan adanya peraturan-peraturan ini, maka kedisiplinan di lingkungan sekolah akan tercipta
dan mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak termasuk orang tua.
4. Penanaman Nilai-nilai Karakter Baik pada Anak di TK
AL I’DAD An- Nuur Cahaya Umat
Penanaman nilai- nilai karakter baik di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya
Umat dilaksanakan melalui diadakannya berbagai program di sekolah dan melalui setiap kegiatan yang dilaksanakan sehari-hari di sekolah. Menurut hasil
wawancara, catatan dokumentasi dan catatan lapangan program-program tersebut antara lain: a kegiatan Field trip atau karya wisata, b pentas seni gebyar
kreatifitas, c magang orang tua, e bank sampah, g parenting, dan h program membaca buku.
83 Karya wisata dilaksanakan pada bulan November 2015, tempat yang
dipilih dalam kegiatan karya wisata ini adalah Stasiun Kereta Api. Pada kegiatan ini anak yang berjumlah 94 orang didampingi oleh 8 orang Ustadzah pergi ke
stasiun. Tujuan dari kegiatan ini yaitu supaya anak bisa mempraktikan tahapan- tahapan yang akan dilakukan saat akan naik kereta api. Anak-anak akan naik
kereta api PP Jogja-Solo. Pada kegiatan karya wisata anak benar-benar mempraktikkan karakter-karakter baik yang telah dimilikinya, yaitu dengan antri
dan sabar saat membeli tiket, cinta lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, memiliki sikap berani dan percaya diri, dan bersikap mandiri.
Berikut ini hasil wawancara dengan Ustadzah terkait hal tersebut, “Bulan lalu kami sudah mengadakan kegiatan field trip dengan lokasi
Stasiun kereta Api. Jadi kami yang berjumlah 8 orang menemani 94 orang anak naik kereta api PP Jogja-Solo. Pada kegiatan ini anak-anak benar-
benar dilatih untuk sabar saat mengantri tiket, kemudian sayang lingkungan, berani dan percaya diri dan yang jelas sikap mandiri. Kami
sengaja tidak mengajak orang tua dalam kegiatan field trip ini karena kalau ada orang tua pasti anak akan lebih pasif...CW.07.7
Selain kegiatan fieldtrip terdapat pula kegiatan pentas seni gebyar
kreatifitas. Menjelang pementasan anak-anak diminta untuk untuk berlatih untuk mengisi pementasan sesuai dengan potensinya. Pementasan tersebut antara lain:
benyanyi dan bermain alat musik angklung, senam dan tari. Anak-anak sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Tampak anak-anak sangat antusias dan tidak
malu-malu saat akan mulai pentas. Pada kegiatan ini nilai-nilai karakter yang ingin dikembangkan yaitu, percaya diri, pantang menyerah saat berlatih,
menghargai orang lain, dan disiplin. Kepercayaan diri anak akan tampak saat anak diminta untuk pentas di depan anak-anak lain dan orang tua, sementara pantang
84 menyerah dan disiplin merupakan satu nilai yang terus menerus selalu diingatkan
Ustadzah saat anak-anak berlatih supaya anak-anak menjadi lebih bersemangat. Selain itu, karakter menghargai orang lain akan tampak ketika anak-anak bisa
duduk diam dan memperhatikan teman lain saat kegiatan gladi bersih dan pementasan.
Selain program yang dilaksanakan secara tahunan terdapat pula program yang dilaksanakan mingguan. Bank sampah merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan setiap hari Sabtu. Pada kegiatan bank sampah ini anak-anak diminta untuk membawa sampah yang berupa plastik, kardus maupun botol ke sekolah.
Sampah yang dibawa oleh anak akan dikumpulkan pada petugas untuk ditimbang. Sampah-sampah ini oleh pihak sekolah kemudian akan dijual dan hasil
penjualannya akan dibagi dua untuk sekolah dan untuk orang tua. Kegiatan ini memiliki tujuan supaya anak lebih mencintai lingkungan dan anak-anak memiliki
kesadaran bahwa sampah pun masih bernilai serta bisa diolah menjadi barang yang berguna.
Program-program lain seperti parenting, membaca buku dan magang orang tua akan diselenggarakan pada bulan kedua semester genap. Sementara
menurut hasil observasi dan wawancara mulai akan diterapkan pula program yang baru yaitu ten habits. Ten habits ini menurut hasil wawancara berisi sepuluh
pembiasaan baik yang akan coba diterapkan oleh anak. Pada kesempatan ini orang tua ingin dilibatkan secara langsung untuk menerapkan ten habits ini di rumah.
Program ten habits ini baru mulai disosialisasikan pada pertengahan bulan Januari dan akan dilaksanakan secepat mungkin.
85 Tidak hanya dalam program-program, pendidik pun selalu mengupayakan
penanaman nilai-nilai karakter ini dapat melekat pada setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh anak walaupun mungkin kegiatan yang terlaksana tersebut
tidak tercantum dalam RPPH namun terdapat beberapa kegiatan yang terdapat pada SOP atau bahkan kegiatan tersebut sifatnya insidental. Hal ini ditunjukan
dengan catatan wawancara sebagai berikut, “Kami mengacu pada DAP bahwa dari anak masuk sampai pulang itu
adalah pembelajaran. Jadi sebisa mungkin kami mengupayakan pendidikan karakter itu ada sejak anak tiba di sekolah sampai anak pulang
sekolah. Walaupun mungkin tidak tercatat di RPPH namun sudah ada di SOP, hal-hal ini kaitannya dengan kebiasaan, misalkan: saat anak datang
Ustadzah akan menyambut dengan senyum dan salam. Kalau di RPPH itu memang ada beberapa indikator mengenai nilai-nilai karakter yang akan
ditanamkan dan ditekankan pada hari itu...” CW.01.7 “...penerapan pendidikan karakter di sini tidak terbatas pada waktu
pembelajaran saat materi pagi saja, tapi juga saat kegiatan lain saat makan, sebelum tidur, dan menjelang mandi, saat kegiatan apa pun bisa kita
terapkan nilai pendidikan karakter bagi anak Selain itu kami juga menerapkan pendidikan karakter ini melekat pada setiap program sekolah
yang kami laksanakan. Misalnya pada program bank sampah, gebyar kreatifitas, field trip, dan lain-
lain.” CW.02.9 “...prinsipnya penanaman pendidikan karakter itu anywhere anytime,
kapanpun dan dimanapun, tidak terikat ruang d an waktu.” CW.03.4
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan karakter di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat diterapkan secara fleksibel.
Penerapan yang fleksibel ini memungkinkan bagi pendidik untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik disetiap kegiatan dan program tanpa terikat
pada waktu dan perencanaan. Oleh karenanya, penanaman nilai-nilai karakter bisa masuk pada setiap kegiatan harian anak seperti yang sudah terjadwal. Jadwal
kegiatan anak dalam satu hari diperlihatkan dalam tabel lihat tabel 7. halaman 86
86 Tabel 7.
Jadwal Harian Kegiatan Anak
Hari Pukul
Kegiatan Senin
– Kamis
07.00-08.00 Main di play ground, stimulasi fisik, stimulasi
keaksaraan
08.00-09.00 Kegiatan pagi terjadwal
09.00-09.45 Makan snack, toilet training
09.45-11.30 Main di sentra
11.30-12.00 Persiapan shalat Dhuhur
12.00-14.00 Shalat dhuhur, makan siang, gosok gigi, ganti baju
14.00-15.00 Tidur, istirahat
15.00-15.30 Mandi, penjemputan
Jumat 07.00-08.00
Main di play ground, stimulasi keaksaraan 08.00-09.15
Kegiatan Pagi terjadwal, toilet training 09.15-10.30
Main di sentra 10.30-11.30
Makan snack 11.30
Penjemputan
Sabtu
07.00-08.00 Main di play ground, stimulasi keaksaraan
08.00-09.30 Ekstra drumband
09.30-10.15 Makan snack, toilet training
10.15-11.30 Ekstra musik, stimulasi keaksaraan
12.30-13.00 Penjemputan
87 Berdasarkan catatan dokumentasi tersebut kegiatan anak dalam satu hari
kegiatan anak dapat terbagi atas: a. Tiba di sekolah
Setiap pagi ketika anak tiba di sekolah anak langsung disambut oleh Ustadzah dan Pak Ari. Anak-anak akan disambut oleh Ustadzah dengan senyum,
salam dan sapa kemudian anak-anak akan berpamitan dengan orang tua. Berikut ini merupakan catatan wawancara dan catatan lapangan mengenai kegiatan anak
saat tiba di sekolah, “Kami mengupayakan pendidikan karakter itu ada sejak anak tiba di
sekolah sampai anak pulang sekolah. Walaupun mungkin tidak tercatat di RPPH namun sudah ada di SOP, hal-hal ini kaitannya dengan kebiasaan,
misalkan: saat anak datang Ustadzah akan menyambut dengan senyum dan
salam.” CW.01.7 “Kami Ustadzah memiliki jadwal piket setiap harinya, baik piket pagi
maupun piket sore. Untuk piket pagi Ustadzah harus tiba di sekolah sebelum pukul 06.30. Kemudian nanti ada satu Ustadzah yang berjaga di
gerbang depan, dan Ustadzah yang lain yang menemani anak-anak untuk
kegiatan membaca iqro.” CW.05.1 Setiap pagi pasti ada Pak Ari dan satu orang Ustadzah yang menunggu di
depan gerbang untuk menyambut anak-anak, mulai dari memberikan senyum, salam, dan menyapa anak-anak dengan menanyakan kabar anak
pagi itu. CL.2
Ustadzah di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat sudah siap berada di sekolah sejak pukul 06.30. Ustadzah sengaja datang sangat pagi supaya ketika
anak datang Ustadzah sudah dalam keadaan siap menyambut anak-anak. Ini adalah salah satu cerminan nilai kedisiplinan yang diterapkan oleh pihak sekolah.
Ustadzah ingin menjadi teladan bagi anak dalam kaitannya dengan kedisiplinan
88 yaitu tepat waktu tiba di sekolah. Menurut hasil pengamatan anak-anak di TK AL
I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat sangat sedikit yang terlambat tiba di sekolah. Menurut hasil wawancara jika anak terlambat tiba di sekolah hal ini
kemungkinan terjadi karena kesibukan orang tua. Orang tua yang sibuk bekerja biasanya akan menyelesaikan pekerjaan rumah terlebih dahulu sebelum berangkat
kerja, sehingga baru akan mengantar anak ketika pekerjaan rumah sudah diselesaikan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter kedisiplinan
sebenrnya sudah mulai dimiliki oleh ana k di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya
Umat, berikut ini merupakan catatan wawancara yang menunjukkan hal tersebut, “...anak saya semangat sekali kalu mau bersekolah mbak, mintanya selalu
datang pagi. Katanya pengen cepet-cepet berangkat biar bisa antri duluan wa
ktu baca iqro.” CW.10.2 Catatan wawancara tersebut menyebutkan bahwa anak ingin berangkat
sekolah pagi-pagi karena anak tahu bahwa ketika anak berangkat siang anak akan berada di antrian belakang saat menunggu giliran membaca iqro. Nilai-nilai yang
coba untuk diterapkan oleh anak dalam kegiatan ini adalah nilai kedisiplinan tiba di sekolah dan antri. Anak-anak sudah memiliki pemahaman bahwa anak ketika
anak ingin berada di antrian depan anak-anak harus berangkat lebih pagi. Oleh karenanya, anak-anak lebih memilih bangun pagi kemudian berangkat lebih pagi.
Saat anak tiba di sekolah Ustadzah juga selalu memberikan senyuman dan menyapa anak-anak. Hal ini dilakukan Ustadzah untuk memperbaiki mood anak,
karena menurut Ustadzah tidak semua anak datang ke sekolah dengan keadaan mood yang baik. Oleh karenanya, penting bagi Ustadzah untuk menyambut anak
dengan senyuman, supaya mood anak-anak yang mungkin tadinya kurang baik
89 bisa menjadi lebih baik saat melihat Ustadzah yang tersenyum. Dengan Ustadzah
tersenyum, anak-anak juga bisa menjadi lebih nyaman saat berada di sekolah, tidak ada rasa cemas dan takut dalam diri anak. Senyuman ini juga merupakan
simbol keteladanan yang ingin diterapkan oleh Ustadzah kepada anak, yaitu supaya anak bersikap ramah terhadap orang lain. Dengan anak semakin banyak
dan semakin sering tersenyum, maka anak-anak akan menjalin persahabatan yang lebih banyak.
Selain menyambut anak-anak, tugas Ustadzah saat tiba di sekolah adalah memutarkan lagu bernuansa islami. Pemutaran lagu-lagu bernuansa islami di TK
AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat bertujuan untuk menstimulasi kepemilikan nilai religius dalam diri anak sejak anak baru saja tiba di sekolah. Selain itu,
dengan memutarkan musik di pagi hari juga bisa membuat anak menjadi lebih bersemangat. Berikut ini merupakan hasil wawancara terkait hal tersebut,
“kami memutarkan lagu-lagu islami di pagi hari karena kami ingin anak- anak mengawali hari dengan mendengarkan hal-hal baik dan supaya anak-
anak jadi semangat.” CW.07.2 Selain diperdengarkan dengan lagu-lagu islami, di pagi hari anak-anak
yang baru tiba di sekolah juga bisa langsung membaca iqro bersama dengan Ustadzah. Kegiatan membaca iqro ini dulunya merupakan usulan dari orang tua
supaya anak-anak semakin mengamalkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan. Akan tetapi, kegiatan ini sudah menjadi sebuah kegiatan rutin yang selalu kami
lakukan sebelum kegiatan sentra dimulai. Anak-anak yang sudah mendapatkan giliran untuk membaca iqro
kemudian diperbolehkan untuk bermain bebas sambil menunggu masuk sentra.
90 Kebebasan dalam bermain diterapkan di TK ini karena pendidik meyakini bahwa
ketika anak bermain bebas terdapat berbagai pelajaran hidup yang akan didapatkan oleh anak. Pada kegiatan bermain bebas nilai-nilai yang ingin
ditanamkan oleh Ustadz ah yaitu ta‟zim, kreatif dan gotong royong.
Nilai ta‟zim tampak pada Ustadzah yang selalu dan tidak henti-hentinya mengingatkan anak untuk sayang terhadap, teman, hewan dan tumbuhan saat
anak-anak bermain. Saat anak-anak menemukan hewan-hewan di sekitar sekolah Ustadzah tidak henti-hentinya mengingatkan anak untuk sayang hewan. Bahkan
apabila anak menemukan hewan yang sedikit berbahaya seperti ulat srengenge dan kelabang, Ustadzah selalu mengingatkan untuk tidak membunuh hewan
tersebut namun memindahannya ketempat yang lebih aman dan jauh dari jangkauan anak-anak. Sementara kreatif ditunjukkan dengan anak yang diberikan
kebebasan untuk bermain dan bereksplorasi di lingkungan sekitar. Ustadzah di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat juga tidak melarang anak jika harus bermain
kotor-kotoran, sehingga anak lebih bebas dan leluasa saat bermain. Sedangkan, gotong royong tampak pada anak-anak yang bermain dengan melakukan suatu
permainan yang membutuhkan suatu kerjasama. Kegiatan anak saat tiba di sekolah ditunjukkan dalam gambar 6. halaman 91.
91 Gambar a
Anak sedang berpamitan dengan orang tua saat tiba di sekolah
Gambar b Ustadzah mendampingi anak
membaca iqro
Gambar c Anak sedang bermain lego
Gambar d Anak sedang bermain permainan
outdoor Gambar 6.
Kegiatan Anak Setelah Tiba di Sekolah b. Sebelum Pembelajaran
Sesuai penjadwalan yang ada pada catatan dokumentasi, pada pukul 08.00 anak-anak akan mulai berkegiatan. Kegiatan dibuka dengan materi pagi. Kegiatan
materi pagi di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat menitik beratkan pada kegiatan-kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang baik serta
mengasah nilai religius yang dimiliki oleh anak. Kegiatan materi pagi memiliki
92 penjadwalan yang berbeda pada setiap kelompok setiap harinya, berikut ini
merupakan tabel berisi penjadwalan kegiatan materi pagi bagi setiap kelompok, Tabel 8.
Jadwal Materi Pagi
KELOMPOK
HARI PEMAAF
DERMAWAN SANTUN
JUJUR PEMBERANI
Senin Upacara
Upacara Upacara
Upacara Upacara
Selasa Senam,
pojok baca Senam, pojok
baca Senam,
pojok baca
Senam, pojok
baca Senam, pojok
baca
Rabu
Game tradisional
Tadabbur alam
Game tradisional
Tadabbur alam English
time English
time English time
Kamis
English time
English time Game
tradisiona l
Game tradision
al Game
tradisional
Jum’at
Shalat Dhuha
Shalat Dhuha Shalat
Dhuha Shalat
Dhuha Shalat Dhuha
Sabtu
8.00-9.30 Pojok Baca
9.30-10.00 Snack time
10.00- 12.00
Drumband 8.00-9.30
Pojok Baca 9.30-10.00
Snack time 10.00-12.00
Drumband 8.00-9.30
Tadabbur alam
9.30- 10.00
Snack time
10.00- 11.00
Pojok baca
8.00- 9.30
Tadabb ur alam
9.30- 10.00
Snack time
10.00- 11.00
Pojok baca
8.00-9.30 Tadabbur
alam 9.30-10.00
Snack time 10.00-11.00
Pojok baca
Menurut hasil dokumentasi tersebut kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan saat kegiatan materi pagi yaitu upacara, senam, pojok baca, games tradisional,
93 taddabur alam, english time, dan sholat dhuha. Setiap kegiatan materi pagi yang
dilaksanakan diupayakan bisa memuat nilai-nilai karakter baik. Walaupun tidak tertulis dalam penjadwalan, namun kegiatan materi pagi juga terkadang diisi
dengan karya wisata yaitu berjalan-jalan di sekitar sekolah, pada saat anak-anak berjalan di sekitar sekitar sekolah anak-anak akan diingatkan untuk bersyukur atas
segala ciptaan Tuhan. Ustadzah juga selalu berpesan supaya anak berkata permisi apabila berjalan di depan orang sebagai wujud sikap sopan dan santun. Kegiatan-
kegiatan materi pagi yang diselenggarakan lainnya sesuai dengan yang terjadwal dalam tabel di atas.
Kegiatan upacara dilaksanakan untuk menanamkan sikap disiplin dan kepemimpinan dalam diri anak. Ketika upacara akan dilaksankan Ustadzah akan
bertanya kepada anak-anak siapa yang ingin untuk menjadi pemimpin upacara, kemudian akan dipilih seorang anak untuk menjadi pemimpin upacara. Ini adalah
cerminan dari penanaman nilai karakter kepemimpinan dan kepercayaan diri. Bukan saja anak yang terpilih menjadi pemimpin yang akan belajar menjadi
pemimpin akan tetapi juga anak-anak yang menjadi peserta upacara juga akan melihat dan belajar.
Pada saat upacara anak-anak juga akan dibiasakan untuk menjadi lebih disiplin. Hal ini dikarenakan anak-anak diharuskan untuk menggunakan sepatu
tertutup saat mengikuti kegiatan upacara. Bagi anak-anak yang menggunakan sepatu tidak tertutup atau bahkan tidak menggunakan sepatu akan diminta untuk
berdiri di depan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ini adalah bentuk penanaman disiplin dalam diri anak. Anak-anak yang berdiri di depan akan
94 merasa malu kemudian tidak akan mengulanginya kembali. Selain diisi dengan
kegiatan upacara kegiatan materi pagi yang juga dilaksanakan adalah bercerita. Kegiatan bercerita adalah kegiatan yang dilaksanakan di pojok baca.
Ustadzah akan memilih salah satu cerita yang inspiratif dan memiliki nilai moral tertentu yang ingin coba ditanamkan kepada anak, kemudian anak-anak akan
diminta untuk duduk di depan Ustadzah dan Ustadzah akan mulai bercerita. Pada akhir cerita anak-anak diberikan pertanyaan dan diperbolehkan untuk mengajukan
pertanyaan. Menurut Ustadzah kegiatan bercerita ini merupakan metode pembelajaran nilai karakter yang tepat bagi anak. Berikut ini adalah hasil
wawancara dengan Ustadzah, “Metode yang bisanya kami terapkan adalah metode bercerita, karena pada
saat bercerita nilai yang ingin ditanamkan pada anak secara tidak langsung bisa diterima oleh anak. Istilahnya nilai tersebut tidak secara langsung
ditanamkan kepada anak namun nyenggol anak. Jadi diterima anak lebih
alami daripada kalau kita langsung memberikan nasihat kepada anak.” CW.07.3
Berdasarkan catatan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa metode bercerita adalah salah metode yang tepat yang digunakan bagi penanaman nilai
karakter bagi anak. Hal ini dikarenakan pada saat kegiatan bercerita nilai yang ditanamkan kepada anak diterima anak dengan anak yang tanpa merasa terhakimi.
Metode ini juga merupakan metode yang tepat yang digunakan oleh ustadzah saat ustadzah menemukan suatu permasalahan pada anak. Untuk menyelesaikan
masalah tersebut, ustadzah biasanya melakukan dengan kegiatan bercerita agar anak bisa menemukan solusi dari permasalahan tersebut sendiri. Selain itu,
metode yang digunakan oleh ustadzah untuk menyelesaikan masalah adalah
95 dengan mengajak anak berdiskusi, hal ini tampak dalam catatan wawancara dan
catatan lapangan sebagai berikut, “...apabila terdapat suatu permasalahan atau kasus di anak-anak, kami akan
membahasnya bersama-sama saaat kegiatan materi pagi. Pembahasan bersama-sama ini dilakukan untuk menghindari anak merasa terhakimi
oleh guru. Saat materi pagi ini kami dan anak bisa bersam-sama menentukan benar atau salah serta memperoleh penyelesaian masalah
dengan win win solution
” CW.06.1 “Pada hari Rabu 13 Januari 2016, saat sebelum masuk sekolah terdapat
beberapa anak laki-laki yang sedang bermain bola dan beberapa diantaranya tidak mengenakan alas kaki ketika bermain. Kemudian saat
kegiatan materi pagi Ustadzah mengajak anak untuk membahas kejadian tersebut,
Ustadzah
: “Teman-teman, hari ini Ustadzah melihat ada beberapa anak yang bermain bola di depan dan ada yang tidak
memakai alas kaki. Coba Ustadzah ingin tahu siapa saja tadi yang tidak mengenakan alas kaki saat berada di
halaman?” Terdapat dua anak yang menunjuk jari.
Ustadzah : “Terimakasih mas sudah jujur.” Ustadzah diam sebentar
Ustadzah : “Hanya dua tidak ada lagi? Ustadzah tidak melihat tapi
Allah Maha melihat. Ustadzah tidak mencatat tapi malaikat mencatat kalau ada anak yang tidak jujur.”
Setelah itu terdapat dua anak lagi yang mengacungkan jarinya. Ustadzah
: “Teman-teman, kenapa ya kira-kira kok Ustadzah selalu mengingatkan untuk selalu mengenakan sepatu saat
berjalan- jalan di halaman sekolah?”
Anak : “Ada ulet srengenge ust”
Anak : “Ndak ngidak klabang ust”
Ustadzah : “Nah iya, seperti itu teman-teman. Saat kita berjalan-jalan
halaman dengan tidak mengenakan alas kaki, kemudian kita berlari atau jalannya tidak berhati-hati bisa jadi nanti kita
menginjak batu, ulat srengenge ataupun klabang itu tadi. Kan kasihan lalu kaki kita terluka. Siapa yang akan sedih
kalau kakinya terluka?” Anak-anak mengacungkan jarinya.
96 Ustadzah
: “Jadi anak-anak yang tadi yang tidak memakai alas kaki, bagaimana? Masih mau diulangi lagi?”
Anak : “Tidak ust”
Ustadzah : “Kemudian, Ustadzah tadi lihat di depan ada anak-anak
yang bermain bola. Siapa saja yang bermain bola?” Beberapa anak tampak mengacungkan jarinya.
Ustadzah : “Ustadzah mau tanya ke mas-mas yang tadi bermain bola.
Itu bolanya milik siapa ya mas?” Anak-anak bersahut-sahutan dalam menjawab,
Ustadzah : “Salah satu saja boleh angkat tangan, siapa yang akan
menjelaskan?” Anak
: tunjuk tangan Ustadzah
: “Silakan mas, coba dijelaskan ke Ustadzah” Anak
: “Tadi si A bawa bola ke sekolah ust” Ustadzah
: “Terimakasih mas. Mas A, benar tadi yang bawa bola ke sekolah?”
A : “Aku disuruh si F Ust, katanya kemarin suruh bawa bola
ke sekolah.” Ustadzah
: “Iya mas, tapi ustadza bertanya benar itu bolamu mas?” A
: mengangguk, “Tapi aku disuruh F ust” Ustadzah
: “Mas F, apa benar yang meminta mas A untuk membawa bola ke sekolah”
F : “Iya ust”
Ustadzah : “Mas A, Mas F dan teman-teman, Ustadzah ingin
bertanya, ngapain ya kita ke sekolah?”
Anak : “Belajar”
Anak : “Baca buku”
Anak : “Main di sentra, dan lain-lain”
Ustadzah : “Ustadzah ingin mengingatkan sebentar mengenai
kesepakatan yang sudah pernah kita buat sebelumnya. Apakah kita boleh membawa mainan ke sekolah?”
Anak : “Tidakkkkkkkk”
Ustadzah : “Apakah boleh membawa kutek, parfum, kertas, binder,
dan lain- lain ke sekolah?”
Anak : “Tidakkkkkk”
Ustadzah : “Kenapa kita tidak boleh membawa barang-barang
tersebut ke sekolah ya?”
Anak : “Nanti ndak ilang ust.”
Ustadzah : “Iya, seperti itu salah satunya. Ketika teman-teman di sini
datang ke sekolah kemudian membawa mainan lalu mainannya dipinjam-pinjamkan kemudian mainan itu rusak
97 siapa yang rugi? Siapa yang akan mengganti? Tidak ada
kan mas mbak, jadi kalau teman-teman memiliki mainan di rumah, ya silakan untuk dimainkan di rumah. Selama kita
ada di sekolah silakan main alat permainan yang ada di sekolah saja ya, tapi ingat mainan yang ada di sekolah juga
wajib untuk d
ijaga.” Anak
: “Ust ust kalau bawa uang ke sekolah bagaimana” Ustadzah
: “Teman-teman ketika sekolah tidak perlu membawa uang ya, kecuali kalau hari jumat untuk Infaq. Kalau teman-
teman punya uang boleh bilang ke bapak ibu supaya uangnya ditabung saja untuk masuk SD. Kan sebentar lagi
teman-
teman sudah masuk SD.” Anak
: “Iyaaaaa Ustadzah” Setelah kegiatan materi pagi Ustadzah mengajak anak yang membawa
bola tersebut untuk bercerita-cerita. Ustadzah mengajukan beberapa pertanyaan kepada anak. Kemudian meminta anak untuk berjanji tidak
mengulanginya lagi. CL 9
Berdasarkan catatan lapangan tersebut dapat diketahui bahwa terdapat anak yang belum bisa menaati kesepakatan yang telah dibuat. Menurut hasil dari
tanya jawab dengan anak salah satu faktor anak tidak menaati kesepakatan yang telah dibuat tersebut adalah a anak pernah melihat sebelumnya seseorang tidak
mengenakan alas kaki saat berjalan-jalan di luar, kemudian anak-anak menjadi penasaran, dan b anak-anak pernah menyaksikan tayangan televisi yang di
dalamnya terdapat anak-anak yang bermain bola di sekolah kemudian anak menjadi ingin pula melakukannya. Kemudian cara yang dilakukan oleh guru
untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan mengajak anak untuk berdiskusi dengan teman-teman yang lain serta mengajak anak untuk secara
pribadi berdiskusi dengan ustadzah. Gambar mengenai kegiatan materi pagi akan ditampilkan pada gambar 7 halaman 98.
Kegiatan materi pagi selain disisipi dengan memberikan nasihat-naseiat djuga disisipi dengan kegiatan taddabur alam. Kegiatan taddabur alam ini
98 biasanya diisi dengan anak-anak mengucapkan hafalan-hafalan surat dan doa.
Surat-surat yang biasanya dihafalkan oleh anak antara lain Al-ikhlas, Al-lahab, dan An-nas. Sedangkan hafalan-hafalan doa tersebut antara lain doa ketika
bercermin, doa keluar dan masuk kamar mandi, doa keluar rumah, dan doa sebelum tidur. Selain itu, Ustadzah juga selalu menceritakan seberapa besar kuasa
yang dimiliki oleh Tuhan. Hal ini dilakukan untuk semakin mengukuhkan keimanan anak akan Tuhan.
Gambar a Anak-anak siap berbaris sebelum
upacara bendera dimulai Gambar b
Anak-anak mendengarkan Ustadzah bercerita di pojok baca
Gambar 7. Kegiatan materi pagi
Selain materi pagi terdapat pula kegiatan lainnya yang dilakukan oleh anak sebelum masuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut tampak dalam
catatan lapangan sebagai berikut, “Anak-anak berkumpul dalam satu kelompok untuk mulai kegiatan materi
pagi. Anak-anak bersama dengan Ustadzah menyebutkan hafalan surat dan
99 doa-doa. Kemudian anak-anak diminta untuk mencuci tangan dan
mengucapkan doa sebelum makan. Selesai berdoa anak-anak lalu mengucapkan “Selamat makan teman-teman, terimakasih Ustadzah,
Jazakumullah.” Selesai makan anak diminta untuk berdoa sendiri-sendiri, membersihkan remah-remah sisa makanannya dan membuang sampah
bungkus makanan pada tempatnya. Anak-anak yang sudah selesai makan diperbolehkan jika ingin bermain bebas selama pembelajaran di sentra
belum dimulai.” CL.7 Berdasarkan data-data tersebut dapat diketahui bahwa setelah kegiatan
materi pagi dilaksanakan, anak-anak kemudian diminta untuk mencuci tangan. Mencuci tangan adalah bagian dari pilar karakter K4 yang ingin dilaksanakan oleh
guru melalui metode pembiasaan. Sebelum anak-anak mencuci tangan guru tidak lupa untuk selalu mengingatkan pada anak mengenai cara mencuci tangan yang
baik dan benar. Selanjutnya anak-anak diajak untuk bersama-sama berdoa sebagai wujud syukur atas rejeki yang telah diberikan Tuhan Yang Maka Kuasa. Selain
itu, anak-anak ju ga selalu mengucapkan, “Selamat makan teman-teman,
terimakasih Ustadzah, Jazakumullah” sebelum mulai untuk makan. Baik doa
maupun ucapan yang diungkapkan oleh anak ini dilakukan supaya anak-anak mengembangkan rasa syukur dan terimakasih akan rejeki berupa makanan yang
sudah tersedia. Setelah kegiatan makan snack anak-anak kemudian diminta untuk berdoa
setelah makan. Walaupun tanpa diawasi oleh Ustadzah tampak beberapa anak tidak lupa untuk berdoa. Anak-anak kelompok kecil yang belum hafal doa setelah
makan akan dibimbing oleh Ustadzah selama berdoa. Selain itu, anak-anak juga dibiasakan untuk bertanggung jawab setelah makan dengan cara membersihkan
remah-remah dan membuang sampah bungkus makanannnya sendiri. Selesai makan anak-anak biasanya akan berebut untuk membantu Ustadzah
100 mengembalikan tempat makanan tersebut ke dapur, ada rasa bangga dalam diri
anak apabila sudah bisa membantu orang lain. Kegiatan anak yang sedang membantu Ustadzah tampak pada gambar 8 halaman 101.
c. Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan perencanaan, kemudian
dilanjutkan dengan pelaksanaan dan diakhiri dengan kegiatan evaluasi. Begitu juga dengan kegiatan pendidikan karakter di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya
Umat, kegiatan yang akan dilakukan diawali dengan perencanaan, dilaksanakan dan kemudian dievaluasi. Berikut ini merupakan catatan wawancara mengenai hal
tersebut, “...kemarin sebelum tahun ajaran baru diadakan raker Ustadzah. Di raker
Ustadzah ini dibahas kurikulum yang diterapkan di TK AL I‟DAD An- Nuur Cahaya Umat termasuk pendidikan karakter juga dibahas. Disitu ada
pembagian pendidikan karakter menjadi indikator-indikator yang terbagi- bagi dalam RKM. Berdasarkan RKM ini lalu nilai-nilai karakter akan
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Lalu baru nanti
adalah kegiatan evaluasi.” CW.03.5 “Program pendidikan karakter ini juga ada perencanaannya, kemudian dari
perencanaan kita aplikasikan di pembelajaran dan kita evaluasi dengan assesmen otentik.” CW.01.8
1 Perencanaan Kegiatan perencanaan
pada pendidikan karakter di TK AL I‟DAD An- Nuur Cahaya Umat dituliskan di dalam kurikulum, dan indikator-indikatornya
dibagi-bagi dalam RKM. Berikut ini adalah catatan wawancara terkait hal berikut, “Perencanaan mengenai pendidikan karakter sudah ada di RKM, tetapi
yang ada di sana hanya garis-garis besarnya saja. Kami menggunakan istilahnya pekan awal, pekan akhir. Kami pun juga tidak mengharuskan
hitam di atas putih artinya nilai yang tidak tertulis hari ini bisa jadi akan tersampaikan pada anak. Istilahnya apa yang muncul di RKM sekarang
itulah yang akan lebih ditekankan, misalnya KDnya sedang jujur maka
101 nilai-nilai tentang kejujuran ini akan lebih ditekankan selama seminggu
tersebut. Jadi mungkin seminggu ini kita bisa sering bercerita-cerita tentang kejujuran. CW.03.6
Berdasarkan catatan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pilar-pilar karakter yang telah disusun dijadikan sebagai acuan mengenai nilai-nilai yang
akan ditanamkan kepada anak dalam satu tahun. Kemudian nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam indikator dan materi pengembangan. Nilai-nilai tersebut
kemudian dibagi-bagi ke dalam RKM dan masukkan ke dalam RPPH. RPPH ini adalah acuan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran setiap
harinya, termasuk dalam pendidikan karakter.
Gambar a Anak-anak membantu Ustadzah
menyapu Gambar b
Anak membantu membawakan media pembelajaran
Gambar 8. Anak-anak membantu Ustadzah
102 Walaupun sudah terdapat nilai-nilai yang direncanakan untuk ditanamkan
kepada anak namun tetap saja nilai-nilai ini adalah sebagai pedoman saja. Dalam pelaksanaannya penanaman nilai-nilai karakter ini dilaksanakan dengan sangat
fleksibel. Sangat fleksibel ini memiliki arti bahwa tidak menutup kemungkinan nilai-nilai yang tidak tertulis dalam perencanaan akan tetap dilaksanakan oleh
anak atau bisa jadi nilai yang tertulis dalam perencanaan minggu ini belum muncul pada anak tapi muncul pada minggu berikutnya.
2 Pelaksanaan Pendidikan karakter di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat
dilaksanakan sejak anak tiba di sekolah hingga anak pulang, termasuk saat kegiatan sentra. Pendidikan karakter yang dilaksanakan saat sentra dilakukan
melalui bernyanyi, kesepakatan, dan praktik langsung. Ketiga hal tersebut menjadi sangat penting karena akan banyak diterapkan saat kegiatan pembelajaran.
Bernyanyi adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh guru saat kegiatan di pagi hari untuk membangkitkan semangat anak dalam belajar. Akan tetapi bagi
guru- guru di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat bernyanyi bisa dijadikan
suatu bentuk ajakan maupun arahan bagi anak untuk menuntun anak dalam bersikap atau bertingkah laku. Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Ustadzah
bersama dengan anak-anak misalnya, Lagu
Ini namanya jari jempol ini namanya jari jempol Apa kata jari jempol kalau sekolah tidak boleh ngompol
Ini namanya jari telunjuk ini namanya jari telunjuk Apa kata jari telunjuk kalau sekolah tidak boleh ngantuk
Ini namanya jari tengah ini namanya jari tengah Apa kata jari tengah kalau sekolah tidak boleh lengah
103 Ini namanya jari manis ini namanya jari manis
Apa kata jari manis kalau sekolah tidak boleh nangis Ini namanya jari kelingking ini namanya jari kelingking
Apa kata jari kelingking kalau sekolah tidak boleh keliling
Yel-yel Anak-
anak I‟DAD Siap
Duduk yang rapi Siap Ustadzah
Buktinya mana Ini Ustadzah
Dalam lirik lagu tersebut terkandung pesan yang sesuai dengan pilar
karakter kedua yaitu kemandirian dan tanggung jawab. Dalam artian bahwa anak- anak yang sudah bersekolah adalah anak yang sudah besar, mandiri, dan
bertanggung jawab, sehingga akan malu apabila anak yang sudah besar masih mengompol, ngantuk, menangis dan keliling di kelas saat kegiatan pembelajaran.
Sedangkan yel-yel tersebut digunakan saat pengkondisian anak. Pendidik menginginakan supaya melalui nyanyian-nyanyian tersebut anak menjadi bisa
memilah-milah mana yang baik dan mana yang tidak baik. Pendidik juga mengaharapkan setelah anak mengetahui baik dan buruk anak bisa memilih untuk
melakukan hal baik. Penggunaan ajakan melalui yel-yel juga merupakan bentuk ajakan yang sifatnya lebih halus bagi anak, sehingga lebih mudah tersampaikan
pada anak. Selain bernyanyi, yang dilakukan oleh guru adalah membantu anak
membuat kesepakatan. Kesepakatan-kesepakatan dibuat saat kegiatan awal dan isinya adalah hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak.
Kesepakatan-kesepakatan ini dibuat oleh anak saat kegiatan awal. Guru hanya
104 berperan sebagai fasilitator, anak-anak sendiri yang akan menentukan isi dari
kesepakatan tersebut. Kesepakatan tersebut antara lain: sayang teman, mainnya bergantian, mainannya dijaga, dan lain-lain. Anak-anak juga memberikan
hukuman apabila ada teman yang tidak mengikuti kesepakatan tersebut. Hukuman ditentukan leh anak-anak sendiri. Berikut ini adalah catatan lapangan terkait hal
tersebut, Pada kegiatan awal Ustadzah mengajak anak untuk membuat kesepakatan
selama bermain CL.3, Ustadzah
: “Apa saja kesepakatan kita sebelum main?” A
: Tunjuk jari “Sayang teman” B
: Tunjuk jari “Tidak pukul-pukulan sama jiwit-jiwitan” C
: Tunjuk jari “Setelah selesai mainanya dibereskan” D
: Tunjuk jari “Tidak boleh rebutan”. Ustadzah
: “Ada lagi?” F
: “Tertib waktu bermain” U
: “Kalau ada yang tidak ikut aturan bagaimana teman teman?”
Anak-anak : “Diingatkan ust”
Ustdzah : “Diingatkannya sampai berapa kali ya?”
Anaka-anak : “Tiga kali ust, kalau masih ngeyel nggak boleh ikut main
lagi.” Kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat tersebut kemudian oleh anak
diaplikasikan dalam bentuk tindakan selama kegiatan. Saat melihat teman ada yang tidak taat aturan maka teman lain akan dengan spontan mengingatkan anak
tersebut untuk bermain sesuai dengan kesepakatan. Setelah selesai bermain pun anak-anak juga lalu membereskan mainanya.
Ustadzah di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat saat melihat ada anak yang tidak mengikuti kesepakatan pada umumnya akan meminta anak lain untuk
mengingatkan anak tersebut. Hal ini dilakukan supaya bukan saja anak yang melanggar kesepakatan, yang tahu bahwa apa yang telah dialakukan anak tersebut
105 melanggar kesepakatan namun anak lain juga bisa mengetahuinya. Dengan begitu
anak lain pun tidak akan mencontoh perilaku anak tersebut. Selain itu, dengan teman lain yang mengingatkan anak-anak menjadi tidak merasa terhakimi oleh
guru. 3 Evaluasi
Evaluasi yang dilaksanakan pada pendidikan karakter di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat mengacu pada DAP yaitu dengan menggunakan assesmen
otentik. Berikut ini adalah hasil wawancara terkait dengan hal tersebut, “.. penilaian yang kami laksanakan mengacu pada DAP yaitu dengan
menggunakan assesmen otentik. Memang kita tidak bisa menargetkan, kadang ada yang muncul ada yang tidak. Tapi kita lebih nyaman
menggunakan assesmen otentik. Jadi kami menggunakan catatan anekdot. Catatan anekdot itu salah satu rekaman yang ada di tingkat perkembangan.
CW.01.8
“Evaluasi kami menggunakan anekdot, catatan perkembangan dan home visit.” CW.07.4
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa evaluasi
kegiatan pendidikan karakter dilaksanakan dengan tiga cara yaitu dengan menggunakan catatan anekdot, laporan hasil perkembangan dan home visit.
Catatan anekdot digunakan oleh guru untuk mencatat hal-hal yang dilakukan anak dan merupakan kejadian luar biasa. Catatan anekdot adalah evaluasi yang
diselenggarakan di sekolah oleh Ustadzah. Sementara itu, terdapat pula laporan hasil perkembangan. Laporan hasil perkembangan ini diterimakan kepada orang
tua dalam satu semester, yang di dalamnya terdapat catatan anekdot mengenai perilaku yang pernah dimunculkan anak yang teramati dan tercatat dalam catatan
anekdot. Selain itu, terdapat pula home visit. Home visit adalah kegiatan
106 kunjungan ke rumah yang dilakukan oleh guru. Kunjungan ini dilakukan oleh
guru dengan sasaran kelompok kecil dan diarahkan pada yang memang paling membutuhkan terlebih dahulu.
d. Sholat Anak-
anak di TK AL I‟DAD setiap hari selalu melaksanakan sholat berjamaah. Untuk hari Senin-Kamis diadakan sholat berjamaah saat sholat
dhuhur, sedangkan untuk hari Jumat dilaksanakan sholat dhuha. Hampir semua anak tampaknya sudah mampu untuk mengahafal urut-urutan sholat karena sholat
ini tidak hanya dilaksanakan saat anak di sekolah namun juga saat anak di rumah. Anak-anak sudah mampu menerapkan perilaku antri saat akan mengambil air
wudhu, kemudian anak juga sudah belajar untuk sholat dengan khusyuk dan bersungguh-sungguh.
Sholat ini adalah cerminan dari keimanan dan ketaqwaan yang coba ditanamkan oleh Ustadzah. Dalam pelaksanaannya, ketika sudah terdengar adzan
anak-anak akan segera menuju ke maushola mengambil air wudhu dan bersiap untuk sholat. Selain itu, Ustadzah juga tdak hentinya berpesan kepada anak untuk
antri selama mengambil air wudhu dan menjalankan sholat dengan khusyuk. e. Saat makan siang
Anak- anak di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat setelah
menjalankkan sholat dhuhur selanjutnya akan mencuci tangan dan antri untuk mengambil makan siang. Anak-anak sudah terbiasa dengan rutinitas ini, sehingga
tanpa diminta anak-anak sudah akan langsung cuci tangan dan antri untuk mengambil makan. Antri menjadi satu nilai penting yang tampak pada kegiatan
107 makan bersama. Berikut ini adalah catatan lapangan dan catatan wawancara
mengenai kegiatan tersebut, Anak-anak sedang antri untuk mengambil makan kemudian terdapat
seorang anak D yang ingin menerobos masuk ke dalam antrian. Kemudian terjadi dialog, CL.6
A : “Weh ora etuk nrobos antrian.”
B : “Hoooooo, kudu antri.”
C : “Ora adil, aku wis neng ngarep mau.”
D : “Iyo aku yo reti, aku mung bercanda kok.”
Kemudian anak pindah berdiri di paling belakang. “...konsep antri sudah diterapkan di sini sejak awal, tidak hanya saat
makan namun dikegiatan yang lainnya seperti ketika anak hendak mencuci piring, cuci tangan, wudhu, dan lain-
lain.” CW.07.5 Anak-
anak di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat sedikitnya sudah mampu untuk menerapkan kebiasaan antri sejak dini. Sikap antri sudah
distimulasikan kepada anak melalui berbagai kegiatan sehingga konsep ini akan lebih dapat dirasakan oleh anak. Setelah anak makan anak-anak juga langsung
diminta untuk mencuci piringnya. Mencuci piring ini adalah bentuk penanaman nilai-nilai disiplin dan tanggung jawab dalam diri anak.
f. Saat menunggu dijemput
Saat menunggu dijemput anak-anak menghabiskannya dengan kegiatan bermain bebas. Anak-anak bermain bebas sambil ditemani oleh Ustadzah,
walaupun Ustadzah hanya memantau dari kejauhan. Anak-anak yang sedang menunggu dijemput boleh sambil bermain di dalam kelas maupun di luar kelas.
Pada saat kegiatan bermain bebas tersebut terdapat beberapa nilai karakter baik yang dimunculkan oleh anak. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
108 kepemilikan anak akan nilai-nilai karakter baik tampak dalam catatan lapangan
sebagai berikut ini: Anak-anak sedang mengamati seekor cacing yang berada di atas conblock,
A : “Piye iki, mesake cacinge”
B : “Hooh yo, duh mengko nek ketabrak motor piye?.”
A :
“Ditulungi wae yo, dipindah neng lemah meneh.” C
: “Sik tunggu, tak goleke godhong.”
Kemudian salah seorang anak berlari untuk mengambil daun, dan kembali lagi,
A : “Kowe wae yo sik ngangkat.”
C : “Yo aku rapopo.”
B : “Alon-alon wae lo ndak mati.”
Lalu anak-anak mengangkat cacing tersebut dan membawanya kembali ke tanah. CL.8
Kegiatan dalam catatan lapangan tersebut menggambarkan bagaimana
anak-anak mengamalkan rasa cinta terhadap binatang. Selain itu, anak juga tampak melakukan kegiatan kerjasama untuk bersama-sama menolong cacing
tersebut. Kejadian lain yang ada dalam catatan lapangan yaitu, Seorang anak jatuh dan lututnya berdarah. Kemudian oleh anak-anak lain
anak tersebut dibantu untuk berdiri dan beberapa anak lain membantu untuk mengambilkan obat. Oleh karena lutut anak tersebut masih sakit
maka anak tersebut hanya bisa duduk-duduk dengan meluruskan kakinya yang sakit tersebut. Kemudian beberapa anak datang dan menghibur anak
yang sakit tersebut agar tidak sedih,
A :
“sakit?” B
: mengangguk A
: “Kamu nggak usah sedih, aku kemarin juga habis jatuh kakiku sakit banget, tapi aku nggak nangis.”
C : “Aku yo hoo biyen kae aku tibo kepleset terus ro ibuk dinei obat
terus aku isuke wis mari” D
: “Iki tanganku biyen bar loro, iki tepake tapi terus mari kok.” Anak-anak yang lain kemudian mengajak anak tersebut untuk bermain
bersama. Akhirnya lama kelamaan anak itu sudah melupakan sakitnya. CL.3
109 Berdasarkan catatan lapangan tersebut tampak bahwa anak-anak sudah
mampu untuk mengamalkan sikap kesetiakawanan dan kepedulian. Sikap kesetiakawanan dan kepedulian tampak dari anak yang berusaha untuk
mengambilkan obat dan juga menghibur anak yang sakit. Sebelum anak dijemput anak-anak juga diminta untuk merapikan sepatu
atau sandal yang ditinggal di rak sekolah. Setelah saat anak-anak dijemput, anak akan berpamitan kepada Ustadzah dan boleh pulang. Berikut ini adalah catatan
wawancara dan catatan lapangan mengenai hal tersebut, “Kami menanamkan kepada orang tua dan anak supaya ketika anak sudah
dijemput tidak langsung pulang, namun terlebih dahulu berpamitan kepada Ustadzah, agar memudahkan kami dalam memantau anak...” CW.06.5
“...berpamitan dengan bahasa yang sopan terlebih dengan bahasa jawa sedang coba kami tanamkan di sini.” CW.07.5
Beberapa orang tua saat menjemput anak, turun dari kendaraannya, kemudian mengajak anak berbicara tentang kegaiatan hari tersebut sambil
menemani anak untuk mengambil tasnya di dalam rak. Setelahnya orang tua bersama dengan anak akan berpaitan kepada Ustadzah. Anak-anak
dalam berpamitan akan berkata, A
: “Ust, kula badhe nyuwun pamit. Assalamualaikum.”,
U :
“Nggih mas, ngatos-atos.” Begitu juga orang tua akan mengucapkan terima kasih dan berpamitan
dengan Ustadzah CL.5
Menurut catatan wawancara dan catatan lapangan di atas tampak bahwa Ustadzah di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat selalu membiasakan anak,
untuk berpamitan dengan kata-kata yang sopan.
110
5. Pihak yang Berperan dalam Penanaman Nilai-nilai Karakter di TK AL