76 banyak sekali anak yang masuk di TK ini ketika tiba di sekolah hanya
diam, belum mau mengucapkan salam bahkan beberapa mungkin belum mau untuk bersalaman. Akan tetapi kami Ustadzah secara terus menerus
setiap pagi ketika anak datang selalu mengucapkan salam kepada anak dan mengajak anak bersalaman, orang tua juga membantu dengan mengajak
anak supaya mau mengucapkan salam dan bersalaman dengan kami Ustadzah. Satu minggu anak-anak masih melihat, dua minggu anak mau
melakukan tetapi terkadang masih butuh dipancing, minggu ketiga dan selanjutnya anak-anak sudah melakukann
ya sendiri.” CW.07.1 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui, bahwa satu hal
yang mendorong keberhasilan dari penanaman nilai sopan santun kepada anak adalah dengan digunakannnya metode pembiasaan. Akan tetapi menurut catatan
lapangan, sosok Ustadzah yang selalu tampil ramah dan selalu tersenyum mungkin juga menjadi salah satu faktor yang tidak kalah penting. Oleh karenanya
tampak pula adanya metode keteladanan yang berperan dalam penanaman nilai sopan santun ini.
3. Nilai-nilai Karakter di TK
AL I’DAD An-Nuur Cahaya Umat
Pada pendidikan karakter, terdapat berbagai nilai-nilai karakter baik yang ingin ditanamkan pada anak. Begitu juga pada pendidikan karakter di TK AL
I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat. Nilai-nilai karakter baik yang ingin ditanamkan di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat tersebut didasarkan pada pedoman
sembilan pilar karakter dari Ratna Megawangi dan STTPA yang ada pada kurikulum 2013. Hal ini akan dijelaskan dalam catatan wawancara sebagai
berikut, “...pedoman pendidikan karakter yang kami gunakan dari Ratna
Megawangi dan dari kurikulum 2013. Walaupun titik terberatnya ada pada pilar karakter Ratna Megawangi...” CW.02.7
77 “Pedoman kami dari Bu Ratna Megawangi lalu ada juga yang dari
pemerintah kalau dulu dari TPP Permen Nomor 58, tapi sekarang sudah berubah menjadi STTPA yang ada di Permendiknas 137.” CW.03.3
“Pedoman kami yang utama adalah pendidikan karakter dari Ratna Megawangi tapi sebagai tambahan kami juga menambakan aspek NAM
pada kurikulum 2013.” CW.04.1 Dalam pedoman sembilan pilar karakter dari Ratna Megawangi dan
STTPA pada kurikulum 2013 terdapat berbagai nilai-nilai karakter baik yang dapat diterapkan bagi anak. Nilai-nilai tersebut yaitu, a pilar karakter 1 yaitu
cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, b pilar karakter 2 yaitu kemandirian dan tanggung jawab, c pilar karakter 3 yaitu kejujuranamanah dan diplomatis, d
pilar karakter 4 yaitu hormat dan santun, e pilar karakter 5 yaitu dermawan, suka menolong, dan gotong royong, f pilar karakter 6 yaitu percaya diri, kreatif, dan
kerja keras, g pilar karakter 7 yaitu kepemimpinan dan keadilan, h pilar karakter 8 yaitu baik dan rendah hati, i pilar karakter 9 yaitu toleransi,
kedamaian dan kesatuan, dan j K4 yaitu kebersihan, kerapian, keamanan dan kesehatan. CD.20
Pada STTPA yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 terdapat beberapa nilai
agama dan moral yang terkait dalam pendidikan karakter yang meliputi: bagi anak usia 4-5 tahun yaitu a mengetahui agama yang dianutnya, b meniru gerakan
beribadah dengan urutan yang benar, c mengucapkan doa sebelum dan atau sesudah melakukan sesuatu, d mengenal perilaku baik sopan dan buruk, e
membiasakan diri berperilaku baik, dan f mengucapkan salam dan membalas salam. Sementara bagi anak berusia 5-6 tahun, berikut ini adalah aspek nilai,
78 agama, dan moral yang terkait dengan pendidikan karakter anak yaitu, a
mengenal agama yang dianut, b mengerjakan ibadah, c berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, dan sebagainya, d menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, e mengetahui hari besar agama, dan f menghormati toleransi dengan agama lain.
Berikut ini merupakan hasil wawancara terkait dengan nilai-nilai yang ditanamkan di TK AL
I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat, “Nilai-nilai yang kami dikembangkan yaitu mengetahui konsep tolong,
maaf dan terimakasih, hormat, rasa syukur, mandiri, memaafkan orang lain, dan nilai-
nilai yang berkaitan dengan ta‟zim. Tentunya juga nilai- nilai santun...” CW.01.6
“Nilai-nilai karakter yang coba kami tanamkan pada anak di sini, adalah nilai-nilai yang dimuat di dalam sembilan pilar karakter Ratna Megawangi
dan Permen no 137. Semua yang ada disitu kami upayakan untuk bisa disampaikan dan diamalkan oleh anak-
anak kami.” CW.02.8 “...dalam penamaan nama kelompok kami sengaja menggunakan
penamaan nilai-nilai karakter yang baik dan itu bukan saja tanpa tujuan tapi ada tujuannya. Seperti kelompok pemberani, pemberani itu kelompok
yang paling kecil, biasanya kalau kelompok yang paling kecil itu kan cenderung masih takut-takut. Maka kami sengaja menamakan
kelompoknya dengan nama pemberani, agar anak-anak dikelompok tersebut nanti mencerminkan nama dari kelompoknya yaitu menjadi
pemberani. Kemudian untuk kelompok yang besar sengaja kami berikan nama dermawan dan pemaaf. Untuk kelompok dermawan itu biasanya
anak-anak yang memiliki kecerdasan sosial emosional baik, sedangkan untuk kelompok pemaaf umumnya kecerdasan kognitifnya lebih dominan.
Untuk anak-anak yang kecerdasan kognitifnya baik umumnya kecerdasan sosemnya kurang baik, untuk menstimulasi anak tumbuh dengan
kecerdasan sosem yang baik pula maka kami memberikan nama pemaaf supaya anak-anak tumbuh menjadi anak-anak yang pemaaf. Jadi ya
utamanya kami ingin menanamkan nilai-nilai sesuai dengan penamaan nama-
nama kelompok di sini.” CW.04.2 Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter yang
ditanamkan pada anak di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat meliputi nilai-
79 nilai yang terdapat pada Pilar karakter Ratna Megawangi dan aspek nilai agama
moral NAM yang ada pada STTPA pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014. Selain itu, untuk
penekanan nilai-nilai yang ditanamkan ada pada nilai-nilai yang disimbolkan sebagai nama setiap kelompok yang meliputi: pemberani, jujur, santun,
dermawan, dan pemaaf. Pemberian nama kelompok dilakukan dengan nama-nama kerakter baik bertujuan supaya anak paling tidak bisa menerapkan nilai baik
sesuai dengan nama kelompoknya. Menurut catatan lapangan terdapat pula nilai- nilai yang ditanamkan oleh pendidik antara lain:
Ketika anak menemukan bunglon, anak-anak sangat antusias untuk mengamati bunglon tersebut. Beberapa anak ingin menangkap bunglon
tersebut. Kemudian Ustadzah menghampiri anak-anak, Ustadzah
: “Mas-mas disayang ya, biarkan bunglonnya baru nyari temennya.”
Anak-anak : “Cuma pengen lihat, Ust.”
Ustadzah : “Ya silahkan melihat, silahkan memegang tapi sambil
disayang ya, nanti kalau sudah boleh kembalikan lagi ke rumahnya.
” Anak-anak
: “Iya, Ust” Anak-anak pun kemudian mengamati dan memegang bunglon tersebut,
kemudian mengembalikannya ke pohon. CL.6 Berdasarkan catatan lapangan tersebut tampak bahwa Ustadzah ingin
mengingatkan anak untuk menerapkan karakter ta‟zim. Ta‟zim adalah perwujudan dari sikap cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya. Walaupun begitu bukan berarti
Ustadzah tidak menghalangi anak-anak untuk melakukan kegiatan eksplorasi. Sebagai bentuk pendampingan Ustadzah selalu mengingatkan kepada anak-anak
untuk selalu bersikap baik. Seperti pada kegiatan tersebut Ustadzah mengingatkan kepada anak-
anak supaya anak menerapkan sikap ta‟zim dengan menyayangi
80 hewan dan tidak mengganggu habitatnya. Anak yang mencerminkan sikap ta‟zim
tampak pada gambar 5. berikut,
Gambar a Anak-anak sedang mencoba memegang
bunglon Gambar b
Saat anak-anak berlari pada kegiatan permainan tradisional
Gambar 5. Kegiatan terkait penanaman nilai karakter baik
Berdasarkan catatan lapangan tersebut dapat diketahui bahwa penanaman nilai-nilai karakter sesungguhnya tidak hanya dilaksanakan secara terencana,
namun juga bisa secara insidental atau tidak terencana. Penanaman nilai karakter secara terencana tampak pada catatan observasi sebagai berikut,
Pada saat kegiatan materi pagi Ustadzah menjelaskan mengenai materi berkata-kata baik. CL.04
Ustadzah
: “Teman-teman kapan kita harus mengucapkan kata-kata
Allahu akbar,
Alhamdulillah, Astaghfirullah,
dan Subhanallah? Kalau kita naik ke atas gunung yang tinggi
kemudian kita melihat kebesaran All ah, kita bilang apa?”
Anak-anak : “Allahu akbar.”
Ustadzah : “Kalau melihat pemandangan yang sangat indah, apa yang
akan kita ucapkan?”
81 Anak-anak
: “Subhanallah.” Ustadzah
: “Kalau diberi sesuatu bilang apa?” Anak-anak
: “Alhamdullilah.” Ustadzah
: “Kalau terpeleset bilang apa?” Anak-anak
: “Astaghfirullah.” Ustadzah
: “Wah semua anak I‟DAD TOP BGT ya. Lalu kapankah kita harus mengucapkan, maaf, terimakasih dan minta
tolong? Kalau Ustadzah tidak sengaja menginjak kaki teman, apa yang harus Ustadzah ucapkan?
” Anak-anak
: “Maaaaf” Ustadzah
: “Lalu kapan Ustadzah harus mengucapkan minta tolong?” Anak-anak
: “Kalau dibantu, Ust.” Ustadzah
: “Kalau sudah dibantu kemudian kita harus bilang apa ya?” Anak-anak
: “Terima kasih.” Pada catatan lapangan dan alat bantu observasi di atas tampak bahwa pada
hari tersebut fokus penanaman nilai-nilai karakter baik ada pada nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan imtaq serta pada nilai karakter santun. Pada hari
tersebut Ustadzah ingin menekankan kembali kepada anak-anak untuk bukan saja selalu bertingkah laku baik namun juga selalu bertutur kata baik. Nilai-nilai lain
yang ingin ditanamkan di TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat yaitu nilai kejujuran yang tampak dalam catatan lapangan sebagai berikut,
Anak-anak bermain permainan tradisonal bersama dengan Ustadzah. Sebelum permaian dimulai, Ustadzah menjelaskan aturan kepada anak-
anak. Salah satu aturan yang ada yaitu bahwa anak-anak yang sudah tertangkap, harus bersikap jujur dengan berhenti bermain selama beberapa
waktu kemudian bisa bergabung lagi pada permainan selanjutnya. Dalam permainan tersebut Ustadzah akan mengejar anak-anak dan menyentuh
anak-anak. Anak yang sudah tersentuh harus jujur dan tidak ikut bermain kembali. Permainan ini sangat menyenangkan dan anak-anak sangat
antusias dalam memainkannya. Tampak sebagain besar anak-anak juga bersikap jujur dengan berhenti berlari dan tidak mengikuti permainan
sementara beberapa waktu ketika sudah tersentuh oleh ustadzah. CL.6
Catatan lapangan tersebut menunjukkan bahwa salah satu nilai yang
ditanamkan oleh Ustadzah adalah nilai kejujuran. Dalam catatan lapangan tersebut
82 tampak bahwa salah satu metde yang yang digunakan oleh Ustadzah dalam
rangka menanamkan nilai-nilai baik pada anak adalah melalui metode bermain. Nilai lain yang juga ingin diterapkan oleh Ustadzah adalah nilai
kedisiplinan. Saat anak akan masuk ke TK AL I‟DAD An-Nuur Cahaya Umat Ustadzah telah menyampaikan baik secara tertulis maupun lisan mengenai
peraturan sekolah. Peraturan tersebut berisi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak saat anak berada di lingkungan sekolah. Selain berusaha
untuk mendisiplinkan anak, pihak TK sendiri juga berusaha untuk juga melibatkan orang tua dalam penerapan nilai kedisiplinan. Pada peraturan-
peraturan sekolah tersebut terdapat pula beberapa peraturan yang terkait dengan orang tua. Bahkan beberpa peraturan disertai dengan suatu konsekuensi yang juga
sudah tertuliskan di dalam lembar peraturan. Diharapkan dengan adanya peraturan-peraturan ini, maka kedisiplinan di lingkungan sekolah akan tercipta
dan mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak termasuk orang tua.
4. Penanaman Nilai-nilai Karakter Baik pada Anak di TK