Elaborasi: - Guru memberikan soal secara individu kepada
siswa untuk
dikerjakan terkait
materi pembelajaran yang dipelajari.
- Siswa mengumpulkan lembar jawaban serta lembar kerja kelompok untuk diberi penilaian
oleh guru. Konfirmasi:
- Siswa melakukan tanya jawab kepada guru terkait
kesulitan yang
dihadapi selama
mengerjakan soal. Guru dan siswa membahas soal-soal tersebut.
Penutup
- Guru bersama
dengan siswa
membuat rangkuman dan kesimpulan materi yang telah
dipelajari dan didiskusikan. - Siswa diminta untuk mempelajari materi
selanjutnya. - Guru dan siswa menutup pelajaran dengan
salam.
C. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas, sedangkan
peran siswa dalam pembelajaran tidak terlibat aktif yaitu masih dikatakan pasif. Pembelajaran konvensional ini walaupun sudah banyak digunakan oleh para guru
bukan berarti pembelajaran konvensional ini merupakan model pembelajaran yang terbaik digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Model pembelajaran konvensional yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan strategi pembelajaran ekspositori. Strategi pembelajaran
ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
20
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori, yaitu: 1. menyampaikan materi secara verbal.
2. biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.
3. tujuan utama pembelajaran aadalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
21
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
22
1. Persiapan. Langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting karena langkah ini
berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. 2. Penyajian
Langkah penyajian merupakan langkah inti dalam strategi pembelajaran ekspositori, karena dalam langkah ini guru menyampaikan materi pelajaran
melalui bahasa verbal proses komunikasi yang efektif. 3. Korelasi
Pada langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. 4. Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan.
5. Mengaplikasikan Mengaplikasikan adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak penjelasan guru.
20
Wina, a, op. cit, h. 189
21
Wina Sanjaya, b, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008, h. 179
22
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama, 2009, h149-152
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini dikarenakan strategi ini memiliki
beberapa keunggulan, diantaranya: 1. guru bisa mengontrol sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran
yang disampaikan. 2. dianggap sangat efektif ketika menyampaikan materi yang cukup luas,
sementara waktu yang dimilki untuk belajar terbatas. 3. siswa dapat mendengar melalui penuturan kuliah tentang suatu materi
pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi melalui pelaksanaan demonstrasi.
4. strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
23
D. Level Kognitif Siswa
Kemampuan berpikir analitis membutuhkan level kognitif siswa tingkat tinggi. Siswa terlebih dahulu harus memiliki kemampuan pengetahuan,
pemahaman, dan aplikasi untuk dapat mengembangkan kemampuan analisis siswa seperti yang diungkapkan oleh Benyamin S. Bloom dalam taksonomi Bloom yang
menempatkan kemampuan analisis pada tingkatan keempat.
24
Kata “kognisi” berasal dari bahasa Latin “cognoscere” yang artinya
“mengetahui”, atau “sebagai pemahaman terhadap pengetahuan” atau “kemampuan untuk memperoleh suatu pengetahuan tertentu
”.
25
Pengertian kognisi mencakup aspek-aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu, dan perwujudan
fungsi kognitif dapat dilihat dari kemampuan anak dalam menggunakan bahasa dan matematika.
26
Level kognitif siswa dalam pembelajaran dapat berdasarkan dari kemampuan materi prasyarat siswa sesuai materi yang ingin dipelajari.
23
Wina, b, op. cit, h. 190-191
24
Ruseffendi, op. cit, h. 220-224
25
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 79
26
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:Rineka Cipta, 1999, h. 169
Kemampuan materi prasyarat yang didapat akan dikelompokkan menjadi tiga level kognitif yang diadaptasi dari Bloom dan Levine yang tersusun secara hirarki
yang pembagian level kognitif ini untuk memanfaatkan bahwa dalam menyelesaikan suatu kasus yang menggunakan kemampuan level kognitif tinggi
juga membutuhkan kemampuan level kognitif rendah.
27
Tiga level dari perilaku kognitif yang diadaptasi dari Bloom dan levine, yaitu:
1. Level 1: Knowledge, pada level ini hanya melibatkan kemampuan mengingat dan memahami pembelajaran pada materi sebelumnya, sebuah pengetahuan
yang memerlukan individu untuk memahami keterkaitan antara fakta yang diberikan.
2. Level 2: Interpretation, pada level ini kemampuan kognitif dibangun pada kedalaman pemahaman teori. Siswa diberikan suatu masalah yang memerlukan
aplikasi dan ekstrapolasi dari suatu teori. Masalah yang diberikan pada level ini mungkin juga memerlukan suatu analisis. Siswa dapat memahami masalah dan
cara-cara yang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan tersebut. 3. Level 3: Problem Solving and Evaluation, pada level ini kemampuan kognitif
melibatkan sintesis dari bagian-bagian yang menjadi satu kesatuan yang kompleks. Pada level problem solving and evaluation ini siswa dapat
merumuskan rencana untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan. Untuk sampai pada proses atau rencana siswa membutuhkan informasi yang dapat
digunakan untuk proses dalam penyelasaian masalah yang diberikan tersebut. Kemudian mengevaluasi rencana-rencana yang telah disusun untuk mencapai
suatu solusi dari permasalahan.
28
Daftar kata kerja dari ketiga level kognitif agar dapat membedakan antara kegiatan yang membutuhkan tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah dari
level kognitif. Kata kerja dari ketiga level kognitif tersebut dapat dipaparkan pada tabel berikut.
29
27
Professional Examination Service, Three Levels Of Cognitive Behavior, 2007,
www.bpsweb.orgpdfsthreelevels.pdf
28
Ibid
29
Ibid