Pembelajaran Konvensional LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN

Kemampuan materi prasyarat yang didapat akan dikelompokkan menjadi tiga level kognitif yang diadaptasi dari Bloom dan Levine yang tersusun secara hirarki yang pembagian level kognitif ini untuk memanfaatkan bahwa dalam menyelesaikan suatu kasus yang menggunakan kemampuan level kognitif tinggi juga membutuhkan kemampuan level kognitif rendah. 27 Tiga level dari perilaku kognitif yang diadaptasi dari Bloom dan levine, yaitu: 1. Level 1: Knowledge, pada level ini hanya melibatkan kemampuan mengingat dan memahami pembelajaran pada materi sebelumnya, sebuah pengetahuan yang memerlukan individu untuk memahami keterkaitan antara fakta yang diberikan. 2. Level 2: Interpretation, pada level ini kemampuan kognitif dibangun pada kedalaman pemahaman teori. Siswa diberikan suatu masalah yang memerlukan aplikasi dan ekstrapolasi dari suatu teori. Masalah yang diberikan pada level ini mungkin juga memerlukan suatu analisis. Siswa dapat memahami masalah dan cara-cara yang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan tersebut. 3. Level 3: Problem Solving and Evaluation, pada level ini kemampuan kognitif melibatkan sintesis dari bagian-bagian yang menjadi satu kesatuan yang kompleks. Pada level problem solving and evaluation ini siswa dapat merumuskan rencana untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan. Untuk sampai pada proses atau rencana siswa membutuhkan informasi yang dapat digunakan untuk proses dalam penyelasaian masalah yang diberikan tersebut. Kemudian mengevaluasi rencana-rencana yang telah disusun untuk mencapai suatu solusi dari permasalahan. 28 Daftar kata kerja dari ketiga level kognitif agar dapat membedakan antara kegiatan yang membutuhkan tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah dari level kognitif. Kata kerja dari ketiga level kognitif tersebut dapat dipaparkan pada tabel berikut. 29 27 Professional Examination Service, Three Levels Of Cognitive Behavior, 2007, www.bpsweb.orgpdfsthreelevels.pdf 28 Ibid 29 Ibid Tabel 2.2 Level Fungsi Kognitif Level Kognitif Kata kerja Level 1: Knowledge Define Repeat Record List Recall Translate Restate Discuss Describe Recognize Level 2: Interpretation Interpret Apply Employ Use Demonstrate Dramatize Analyze Operate Calculate Solve Level 3: Problem solving dan evaluation Compose Plan Propose Design Formulate Construct Create Prepare Evaluate Choose Berdasarkan pada paparan level kognitif di atas, maka dapat dirumuskan definisi bahwa level kognitif dalam penelitian ini adalah tingkatan pengetahuan siswa berdasarkan kemampuan materi prasyarat yang dikategorikan menjadi 3 yaitu knowledge, interpretation, problem solving dan evaluation

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Supardi dengan judul “meningkatkan kemampuan analisis matematika siswa melalui reciprocal teaching” Tesis pada pendidikan matematika UPI Bandung yang dilakukan di SMA Negeri 1 Lembang kabupaten Bandung. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan analisis matematika siswa lebih tinggi yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran reciprocal teaching daripada yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. 30 Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan Ruzyta Nur dengan judul “Pembelajaran Matematika Melalui Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Tipe Soal Analisis.” Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan dalam tipe soal analisis lebih meningkat yang diajarkan dengan menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS daripada yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. 31

F. Kerangka Berpikir

Matematika adalah pelajaran yang diajarkan setiap jenjang pendidikan. Ini berarti matematika sangat penting kedudukannya dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran sekarang ini yang lebih berorientasi pada tujuan jangka pendek yang hanya mengembangkan kemampuan dasar dengan pertanyaan tingkat rendah dan soal-soal rutin. Sehingga membuat kemampuan berpikir analitis siswa tidak berkembang. Kemampuan berpikir analitis matematis adalah kemampuan dalam menguraikan permasalahan matematis menjadi bagian-bagian sub masalah yang lebih kecil yang saling terkait untuk diselesaikan secara parsial dan keseluruhan. Permasalahan matematis adalah suatu permasalahan yang tidak dapat diselesaikan secara langsung yang hanya sekedar memindahkan informasi, tetapi terlebih dahulu mendata informasi yang terdapat dalam masalah tersebut. Adapun indikator dari kemampuan berpikir analitis matematis adalah: menguraikan masalah menjdi sub masalah, menghubungkan antara sub masalah matematis yang 30 Supardi, “Meningkatkan Kemampuan Analisis Matematika Siswa Melalui Reciprocal Teaching”, Tesis pada Pendidikan Matematika UPI Bandung, Bandung, 2009, h. 2, tidak dipublikasikan 31 Ruzyta Nur H, “Pembelajaran Matematika Melalui Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS da lam Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Tipe Soal Analisis”, Skripsi pada Pendidikan Matematika UPI Bandung, Bndung, 2010, h. 20, Tidak dipublikasikan

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE TAPPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

3 27 213

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Dengan Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps)

8 37 157

Pengaruh Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 25 Pamulang)

3 26 192

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA

34 139 204

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

PENERAPAN STRATEGI THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI Penerapan Strategi Think Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis (PTK Bagi Siswa Kelas VIII Semester Ganjil S

0 2 18

PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA.

0 3 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENERAPAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DISERTAI HYPNOTEACHING (HYPNO-TAPPS.

7 24 42

STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KELANCARAN BERPROSEDUR DAN KOMPETENSI STRATEGIS MATEMATIS SISWA SMP.

2 8 62

PENGARUH STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHDAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP.

6 17 132