Perbandingan Siswa Kelas Eksperimen dengan Siswa Kelas Kontrol

lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar dengan metode konvensional. Dengan pembanding yang sama kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa siswa yang memiliki level kognitif yang lebih tinggi akan memiliki kemampuan berpikir analitis matematis yang lebih baik pula. Hal ini berdasar pada nilai rata-rata yang diperoleh siswa level kognitif rendah dan siswa level kognitif sedang.

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Analitis Matematis Siswa Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji lilliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria L- hitung ≤ L-Tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.

a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Level Kognitif Sedang

Hasil pengujian untuk kelompok eksperimen level kognitif sedang diperoleh nilai L-hitung = 0,1899 lampiran 22, sedangkan dari tabel nilai kritis uji lilliefors diperoleh nilai L-tabel = 0,2 untuk n = 18 pada taraf signifikan 05 ,   lampiran 29. Karena L- hitung ≤ L-Tabel 0,1899 0,2, maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelas eksperimen level kognitif sedang berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Level Kognitif Rendah

Hasil pengujian untuk kelompok eksperimen level kognitif rendah diperoleh nilai L-hitung = 0,1672 lampiran 23, dan dari tabel nilai kritis uji lilliefors diperoleh nilai L-tabel = 0,195 untuk n = 19 pada taraf signifikan 05 ,   . Karena L- hitung ≤ L-Tabel 0,1672 0,195 maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen level kognitif rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

c. Uji Normalitas Kelompok Kontrol Level Kognitif Sedang

Hasil pengujian untuk kelompok kontrol level kognitif sedang diperoleh nilai L-hitung = 0,0,2046 lampiran 24, dan dari tabel nilai kritis uji lilliefors diperoleh nilai L-tabel = 0,271 untuk n = 9 pada taraf signifikan 05 ,   . Karena L-hi tung ≤ L-Tabel 0,2046 0,271 maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok kontrol level kognitif sedang berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

d. Uji Normalitas Kelompok Kontrol Level Kognitif Rendah

Hasil pengujian untuk kelompok kontrol level kognitif rendah diperoleh nilai L-hitung = 0,1743 lampiran 25, dan dari tabel nilai kritis uji lilliefors diperoleh nilai L-tabel = 0,195 untuk n = 21 pada taraf signifikan 05 ,   . Karena L-hit ung ≤ L-Tabel 0,1743 0,195 maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok kontrol level kognitif rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil dari uji normalitas antara kelompok eksperimen level kognitif sedang, kelompok eksperimen level kognitif rendah, kelompok kontrol level kognitif sedang dan kelompok kontrol level kognitif rendah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelompok Jumlah Sampel L-Hitung L-Tabel α=0,05 Kesimpulan Kelompok 1 18 0,1899 0,2 Berdistribusi Normal Kelompok 2 19 0,1672 0,195 Berdistribusi Normal Kelompok 3 9 0,2046 0,271 Berdistribusi Normal Kelompok 4 21 0,1743 0,195 Berdistribusi Normal Keterangan: Kelompok 1 : kelompok eksperimen level kognitif sedang Kelompok 2 : kelompok eksperimen level kognitif rendah Kelompok 3 : kelompok kontrol level kognitif sedang Kelompok 4 : kelompok kontrol level kognitif rendah Karena L-hitung pada keempat kelompok kurang dari L-tabel maka dapat disimpulkan bahwa data sampel keempat kelompok berasal dari populasi berdistribusi normal. 2 Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Analitis Matematis Siswa Setelah keempat kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya kita uji homogenitas varians keempat populasi tersebut dengan menggunakan uji Bartlett. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah keempat varians populasi homogen. Hasil perhitungan diperoleh nilai = 6,65 lampiran 26 dan = 7,82 pada taraf signifikansi 05 ,   lampiran 30. Hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Kelompok Jumlah Sampel Kesimpulan Kelompok 1 18 6,65 7,82 Terima H Kelompok 2 19 Kelompok 3 9 Kelompok 4 21 Karena lebih kecil dari 6,65 ≤ 7,82 maka H diterima, artinya keempat varians populasi homogen.

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE TAPPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

3 27 213

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Dengan Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps)

8 37 157

Pengaruh Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 25 Pamulang)

3 26 192

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA

34 139 204

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

PENERAPAN STRATEGI THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI Penerapan Strategi Think Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis (PTK Bagi Siswa Kelas VIII Semester Ganjil S

0 2 18

PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA.

0 3 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENERAPAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DISERTAI HYPNOTEACHING (HYPNO-TAPPS.

7 24 42

STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KELANCARAN BERPROSEDUR DAN KOMPETENSI STRATEGIS MATEMATIS SISWA SMP.

2 8 62

PENGARUH STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHDAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP.

6 17 132