Kemampuan Berpikir Analitis Matematis Siswa
pembelajaran yang mengkombinasikan dari berpikir keras dan teknik mengungkapkan kembali.
12
David mengungkapkan metode ini melibatkan siswa bekerjasama dengan cara berpasangan dalam menyelesaikan suatu masalah, setiap
siswa mempunyai tugas masing-masing yaitu menjadi problem solver dan listener.
13
Problem solver bertugas untuk mengungkapkan semua hal yang terpikirkan dalam menyelesaikan suatu masalah dalam soal tersebut kepada
pendengar atau listener, sedangkan listener bertugas untuk mendengarkan semua pendapat dari problem solver, memahami setiap langkah maupun kesalahan yang
dibuat problem solver, jika menemukan kesalahan, listener hanya menunjukkan kesalahan tetapi tidak berusaha untuk memperbaikinya, Listener harus terus
mengajukan pertanyaan kepada problem solver untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan problem solver terhadap masalah yang ia hadapi.
14
Menurut Harry Benham, peran listener lebih sulit daripada peran problem solver, dikarenakan listener harus terlibat penuh dalam proses
pemecahan masalah yang diungkapkan oleh problem solver.
15
Metode ini melibatkan siswa bekerja secara berpasangan dengan tugas yang berbeda untuk setiap siswa. Satu pihak siswa bertugas memecahkan masalah
yang secara tidak langsung membantu proses berpikir analitis siswa dan menjelaskan seluruh langkah pemecahan masalah yang dilakukan siswa tersebut
kepada pasangannya. Serta satu pihak siswa lainnya bertugas sebagai pendengar dari penjelasan yang dikemukakan temannya.
Langkah-langkah dalam metode pembelajaran Thinking Aloud pair Problem Solving TAPPS yaitu:
1. memberikan suatu masalah yang terkait dalam pembelajaran kepada siswa yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu terbatas. Masalah harus
melibatkan siswa
dalam keterampilan
pemecahan masalah
seperti
12
David H. Jonassen, Learning to solve Problems An Instructional Design Guide, San Fransisco: 2004, h. 139
13
Ibid
14
Ibid
15
Harry Benham, Using “Talking Aloud Pair Problem Solving” to Enhance Student
Performance in Productivity Software Course, Vol. X, 2009, h. 150
mengidentifikasi sifat dari masalah, menganalisis pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai solusi, mengidentifikasi solusi,
memilih solusi terbaik dan mengevaluasi hasil. Untuk lebih efektif, masalah yang diberikan harus menantang siswa, mengharuskan mereka untuk
berkonsentrasi dan fokus, apakah mereka bertugas sebagai problem solver atau listener.
2. memberikan lembar kerja 3. meminta siswa untuk membentuk pasangan dan menjelaskan kepada siswa
peran problem solver dan listener. Tugas seorang problem solver PS sebagai berikut:
1 membaca soal dengan cukup keras. 2 mulai menyelesaikan dengan cara sendiri. Problem solver mengemukakan
semua pendapat serta gagasan yang terpikirkan, mengemukakan semua langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut serta
menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana langkah tersebut diambil agar listener mengerti penyelesaian yang dilakukan problem solver.
3 problem solver harus lebih berani dalam mengungkapkan segala hasil pemikirannya. Anggaplah bahwa listener tidak sedang mengevaluasi.
4 mencoba untuk terus menyelesaikan masalah sekalipun problem solver menganggap masalah tersebut sulit.
Tugas seorang listener L sebagai berikut: 1 menuntun problem solver untuk tetap berbicara dan menjelaskan langkah-
langkah untuk memecahkan masalah. 2 listener juga dapat mengajukan pertanyaan klarifikasi dan menawarkan
saran, tetapi harus menahan diri dari benar-benar memecahkan masalah 3 seteleh suatu masalah selesai terpecahkan, kedua siswa diminta untuk
bertukar tugas. 4 selesai ketika siswa telah memecahkan semua masalah.
16
16
Elizabeth F. Barkley, Student Engagement Techniques A Handbook for College Faculty, San Fransisco: 2010, h.260