Faktor Internal 1 Faktor Fisiologis Jasmaniah
Berkaitan dengan minat orang tua menjadi penentu untuk terbentuknya minat pada anak, karena keluargalah proses
pendidikan yang pertama. Dalam proses perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga
khususnya orang tua. Sebab minat itu sendiri bukanlah sesuatu yang dimiliki anak begitu saja, melainkan sesuatu
yang dapat dikembangkan sehingga orang tua harus mampu memotivator bagi anak.
b Suasana Rumah Terkait dengan orang tua suasana rumah juga
berpengaruh terhadap kondisi siswa dalam belajar yaitu suasana rumah. M
enurut Jamaludin “hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis, akan menimbulkan suasana
kaku dan tegang dalam keluarga yang menyebabkan anak kurang bersemangat untuk belajar”.
26
Suasana rumah merupakan kejadian-kejadian yang terjadi didalam keluarga
yang akan mempengaruhi kondisi belajar siswa. Misalnya suasana rumah yang menyenangkan dan penuh kasih sayang
akan memberikan sebuah dorongan belajar yang kuat bagi anak tersebut.
c Kemampuan Ekonomi Keluarga Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Jamaludin
bahwa: Bagi orang tua yang keadaan ekonominya kurang
memadai, sudah barang tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya itu secara memuaskan.
Apabila keadaan ini terjadi pada orang tua murid, maka murid yang bersangkutan akan menanggung risiko yang
tidak diharapkan.
27
26
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, h. 177
27
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, h. 178
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar siswa. Siswa yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya misalnya makan, pakaian, perlindungan, kesehatan, dll juga membutuhkan fasilitas
belajar seperti ruang belajar, peralatan tulis, dll. Fasilitas tersebut hanya dapat terpenuhi kebutuhan jika keluarga
mempunyai cukup uang. Jika semua itu terpenuhi maka siswa bisa belajar dengan baik.
2 Faktor Sekolah
a Strategi dan Metode Pembelajaran Menurut
Sanjaya “Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
28
Jadi strategi pembelajaran merupakan sebuah perencanaan, metode atau cara mengajar dan aktivitas yang dilakukan oleh
guru guna membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah
minat kepada bahan pelajaran bagaimana metode mengajar yang dapat menarik siswa dalam belajar. Dengan demikian
apabila siswa tidak berminat kepada bahan pelajaran dan metode mengajar yang dipakai oleh guru maka dipastikan
siswa tidak akan memberikan perhatiannya dalam belajar. Menurut
Sanjaya “media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan,
seperti radio,
televisi, buku,
koran, majalah,
dan sebaga
inya”.
29
Menggunakan media belajar yang baik dan lengkap adalah perlu, agar guru dapat mengajar dengan baik
28
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2011, h. 186
29
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2011, h. 204
dan siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.
Oleh karena itu apabila siswa tidak berminat sebaiknya dibangkitkan sikap positif kepada bahan pelajaran melalui
metode pengajaran yang menarik agar siswa tertarik perhatiannya
untuk memperhatikan
pelajaran yang
disampaikan. b Kurikulum
Menurut Djamarah,
“kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik
disekolah”.
30
Kurikulum bisa dikatakan sebagai perencanaan dalam sebuah pembelajaran yang akan menyajikan bahan
pelajaran agar
siswa menerima,
menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Jadi, kurikulum diartikan sebagai jumlah kegiatan yang diberikan sekolah
kepada siswa. Jelaslah bahan pelajaran mempengaruhi minat belajar siswa.
c Interaksi Guru dan Murid Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa,
proses tersebut juga dipengaruhi oleh interaksi yang ada dalam proses pembelajaran itu sendiri. Sejalan dengan yang
dikutip oleh Siregar, yaitu: Guru yang kurang interaksi dengan murid secara rutin
akan menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar, dan menyebabkan anak didik merasa ada jarak
dengan guru, sehingga segan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
31
Maka jika didalam kelas guru kurang dalam berinteraksi maka akan terjadi jarak yang akan menyebabkan anak murid
sulit untuk aktif dalam pembelajaran.
30
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, cet. 3, h. 181
31
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, h. 178