dan siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.
Oleh karena itu apabila siswa tidak berminat sebaiknya dibangkitkan sikap positif kepada bahan pelajaran melalui
metode pengajaran yang menarik agar siswa tertarik perhatiannya
untuk memperhatikan
pelajaran yang
disampaikan. b Kurikulum
Menurut Djamarah,
“kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik
disekolah”.
30
Kurikulum bisa dikatakan sebagai perencanaan dalam sebuah pembelajaran yang akan menyajikan bahan
pelajaran agar
siswa menerima,
menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Jadi, kurikulum diartikan sebagai jumlah kegiatan yang diberikan sekolah
kepada siswa. Jelaslah bahan pelajaran mempengaruhi minat belajar siswa.
c Interaksi Guru dan Murid Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa,
proses tersebut juga dipengaruhi oleh interaksi yang ada dalam proses pembelajaran itu sendiri. Sejalan dengan yang
dikutip oleh Siregar, yaitu: Guru yang kurang interaksi dengan murid secara rutin
akan menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar, dan menyebabkan anak didik merasa ada jarak
dengan guru, sehingga segan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
31
Maka jika didalam kelas guru kurang dalam berinteraksi maka akan terjadi jarak yang akan menyebabkan anak murid
sulit untuk aktif dalam pembelajaran.
30
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, cet. 3, h. 181
31
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, h. 178
d Hubungan Antar Murid Menciptakan hubungan yang baik antar siswa adalah
perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa dengan cara memberikan pembinaan agar
didalam kelas tidak terjadi persaingan yang kurang sehat antar siswa. Sejalan dengan yang dikatakan oleh Siregar
“guru yang kurang bisa mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan mengetahui bahwa didalam kelas
ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat”.
32
Seharusnya guru harus mampu membina kelas agar dapat bergotong-royong dalam belajar bersama.
e Waktu Belajar Waktu belajar adalah waktu terjadinya proses belajar
mengajar di sekolah, waktu belajar mempengaruhi minat siswa dalam belajar IPS-Sejarah. Jika ada siswa yang harus
terpaksa sekolah disiang hingga sore hari sedangkan waktu tersebut seharusnya digunakan untuk beristirahat, tetapi harus
masuk sekolah. Sehingga mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk. Berbeda dengan anak yang belajar dipagi
hari, pikiran dan jasmani mereka masih segar dalam kondisi kuat.
f Keadaan Gedung atau Tata Ruang Kelas Menurut Djamarah
“gedung sekolah sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di
sekolah”.
33
Salah satu untuk membuat sekolah adaah adanya pemilikan gedung sekolah yang di dalamnya ada ruang kelas,
ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang tata usaha, dan halaman sekolah yang memadai. Dengan
jumlah siswa yang banyak serta karakteristik yang bervariasi
32
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, h. 178
33
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, cet. 3, h. 183
keadaan gedung dan tata ruang kelas haruslah memadai. Sehingga mereka dapat belajar dengan baik.
3 Faktor Lingkungan Masyarakat a Teman Bergaul
Menurut Siregar “teman pergaulan sangat dibutuhkan
dalam membuat dan membentuk kepribadian dan sosialisasi anak”.
34
Jadi melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minatnya oleh teman-temannya, khususnya
teman akrabnya. Apabila seseorang bergaul dengan orang yang berkepribadian baik tentunya orang tersebut akan
terpengaruh menjadi baik pula. Begitu pula dalam hal minat orang yang bergaul dengan orang mempunyai minat yang
besar dalam belajar tentu orang tersebut akan dapat terpengaruh. Karena teman pergaulan sangat berpengaruh
terhadap kepribadian siswa.
b Kegiatan Dalam Masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan
terhadap perkembangan pribadinya. Akan tetapi perlu kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan
sampai menggangu belajarnya. Hal serupa didukung oleh J
amaludin “bila kegiatan tersebut dilakukan secara berlebihan tentu akan menghambat kegiatan belajarnya”.
35
34
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, h. 179
35
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, h. 179
B. Hasil Belajar 1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar
Menurut Siregar penilaian hasil belajar merupakan “segala macam
prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai unjuk kerja performance siswa atau seberapa jauh siswa dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran yang tel ah ditetapkan”.
36
Jadi dapat dijelaskan bahwa nilai yang diperoleh siswa dalam kegiatan belajar
merupakan hasil yang didapat dalam proses kegiatan belajar tersebut. Menurut Sudjana
“penilaian merupakan proses memberikan nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu
”.
37
Sehingga nilai tersebut dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi mereka, untuk melakukan perubahan aktivitas belajar mengajar yang lebih baik
dari sebelumnya. Dengan adanya informasi berupa nilai akan merubah bagaimana mereka belajar dari yang tadinya biasa-biasa saja menjadi
lebih bersungguh-sungguh. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah bahwa dengan
mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi dan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu
mengalami
kemajuan, anak
didik berusaha
untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya
guna mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik dikemudian hari.
38
Sehingga dengan mengetahui hasil belajar yang diperoleh karena adanya aktivitas dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan akan
menambah semangat dalam mempelajarinya lagi. Sedangkan hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar dikelas maupun diluar
kelas karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan hasil belajar merupakan sebuah hasil dari proses tersebut.
36
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, cet. 2, h. 144
37
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, h. 3
38
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, Ed. 2, h. 163
Menurut Zurinal dan Wahdi
penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar guru dapat
mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pembelajar learner telah mengerti bahan
yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuankompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai.
39
Jadi tugas guru mengetahui bagaimana siswa sudah mengerti atau belum mengenai bahan pelajaran yang sudah diajarkan. Dan menentukan
letak kesulitan siswa dalam belajar. Hasil belajar juga akan menentukan apakah siswa tersebut sebenarnya sudah paham atau belum mengenai
materi yang sudah diajarkan. Dan didalam pembelajaran ada yang namanya standar untuk hasil belajar atau biasa disebut dengan KKM.
Menurut Suyono “belajar tuntas merupakan suatu upaya belajar dengan pendekatan siswa harus menguasai seluruh bahan ajar. Biasanya setiap
jenis mata pelajaran menetapkan tingkat ketuntasan yang berbeda sesuai dengan persepsi terhadap tingkat tingkat kesukaran mata pelajaran
tersebut ”.
40
Dengan adanya belajar tuntas, maka siswa diharapkan bisa mempunyai target dalam pencapaian hasil belajar. Konsep ini disebut
sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. KKM disetiap sekolah, disetiap mata pelajaran umumnya memang berbeda, penentuan KKM
biasanya ditetapkan dalam rapat guru sesuai pengalaman sekolah masing- masing serta standar yang ditetapkan dalam standar kelulusan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:
a. Faktor Internal faktor dari dalam siswa, yakni keadaan kondisi jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor Ekternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
39
Zurinal Z dan Wahdi, Ilmu Pendidikan Jakarta: UIN Press, 2006, h. 134
40
Suyono Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 132
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi- materi pelajaran.
41
Faktor-faktor di atas saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Faktor internal yang timbul dari dalam anak itu sendiri, baik itu
aspek fisiologis dan psikologis. Sebagaimana dikatakan Syaiful Bahri bahwa aspek fisiologis ini “meliputi kondisi tubuh peserta didik termasuk
organ tubuh dan kondisi alat indera, sedangkan aspek psikologis mencakup
intelegensi kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motivasi”.
42
Sedangkan untuk faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar diri individu yang terdiri dari lingkungan dan sekitarnya, misalnya faktor
keluarga, masyarakat, dan faktor dari sekolah yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa disekolah baik itu dari segi motivasi, materil dll. Dan
yang terakhir faktor pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode untuk mempermudah siswa dalam mempelajari materi yang akan
mempengaruhi hasil belajar.
3. Tujuan Penilaian
Menurut Sudjana, menyatakan bahwa tujuan penilaian sebagai
berikut:
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang
studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran
disekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang
diharapkan.
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan
dan pengajaran serta strategi pelaksanannya. d. Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
43
41
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosdakarya, 2014, cet. 19, h. 129
42
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, Cet. 3, h. 191
43
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, h. 4
Sehubungan dengan tujuan yang dikemukanan di atas, kesuksesan dalam pembelajaran melalui penilaian diperuntukkan bagi guru maupun
siswa. Guru dituntut memiliki wawasan dan kemampuan yang memadai tentang pembelajaran, misalnya perencanaan dan penetapan tujuan
pembelajaran, sehingga
siswa termotivasi
untuk memperbaiki
pembelajarannya.
4. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Syah “Evaluasi berarti penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.
44
Evaluasi biasanya dipandang sebagai ujian untuk menilai hasil pembelajaran para siswa pada
akhir materi atau jenjang pendidikan tertentu.
Menurut Zurinal “dengan penilaian, guru akan mengetahui
perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik
”.
45
Dengan adanya evaluasi ini guru akan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi, bukan hanya pemahaman saja tetapi sikap, minat, kepribadiannya, dll.
Menurut Grounlund dalam buku Psikologi Pedidikan, “evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa”.
46
Sebelum memulai pembelajaran, guru pastinya membuat sebuah rancangan dalam mengajar, jika ingin mengetahui apakan rancangan
tersebut sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan maka cara yang tepat yaitu mengevaluasinya.
44
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, cet. 15, h. 139
45
Zurinal Z dan Wahdi, Ilmu Pendidikan Jakata: UIN Press, 2006, h. 134
46
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006, h. 397