Tingkat Profitabilitas TINJAUAN PUSTAKA

pengawasan terhadap tindakan manajer dapat dilakukan dengan efektif. Selain dengan penempatan dewan ahli, pengawasan lain dapat dilakukan dengan memberikan masukan-masukan sebagai bahan pertimbangan bagi manajer dalam menjalankan operasional perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Novita 2010 menyebutkan bahwa apabila dibandingkan dengan investor individual, investor institusional memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan- kelebihan tersebut yaitu: 1 investor institusional memiliki sumber daya yang lebih banyak untuk mendapatkan informasi; 2 investor institusional memiliki profesionalisme dalam menganalisa informasi, sehingga dapat menguji tingkat keandalan informasi; 3 secara umum, investor institusional memiliki relasi bisnis yang lebih kuat dengan manajemen; 4 investor institusional memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan; dan 5 investor institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham sehingga dapat meningkatkan jumlah informasi secara cepat yang tercermin di tingkat harga.

2.6. Tingkat Profitabilitas

Menurut Brigham dan Houston 2001:89, profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Sedangkan rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil operasi. Menurut Gumanti 2011:114, rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan seberapa mampu perusahaan dalam menghasilkan laba, baik dari penjualan yang ada maupun dari aset total yang dimiliki. Sedangkan menurut Van Horne dan Wachowicz 2012:180, rasio profitabilitas adalah rasio yang menghubungkan laba dengan penjualan dan investasi. Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Tingkat profitabilitas merupakan indikator keberhasilan perusahaan, terutama kemampuannya dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dimilikinya seperti aset atau ekuitas Taures, 2010. Terdapat beberapa proksi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas. Brigham dan Houston 2001:89 menyebutkan proksi profitabilitas adalah Net Profit Margin NPM, Basic earning power ratio BEP, Return on Asset ROA, dan Return on Equity ROE. Sedangkan Gumanti 2011:115 menyebutkan proksi profitabilitas adalah NPM, Total Asset Turnover, ROA, dan ROE. NPM atau margin laba bersih adalah rasio yang menunjukkan pencapaian laba atas per rupiah penjualan yang dihitung dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan penjualan yang dihasilkan. BEP adalah rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Rasio ini dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak EBIT dengan total aktiva. ROA merupakan pengembalian atas total aktiva. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aktiva. ROE atau pengembalian atas ekuitas saham biasa merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan ekuitas saham biasa. Total asset turnover adalah rasio yang menunjukkan seberapa efisien aset yang ada di perusahaan digunakan untuk menghasilkan penjualan, yang dihitung dengan cara membandingkan besarnya aset yang dimiliki perusahaan dengan penjualan yang dicapai. Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Hal ini dapat dilakukan apabila perusahaan dapat memperoleh keuntungan dalam setiap perioede. Oleh karena itu, menurut Golshan dan Rasid 2012, perlu ditekankan langkah-langkah penting bagi profitabilitas perusahaan, karena tindakan tersebut jelas memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pendapatan dan berpengaruh positif bagi para pemegang saham perusahaan.

2.7. Tingkat Leverage

Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Laba Pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 64 85

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2013-2015)

3 24 117

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL (Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Industri Keuangan dan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014)

2 30 121

Pengaruh Enterprise Risk Management dan Faktor Internal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

3 28 89

PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE MANAJEMEN RISIKO, REPUTASI AUDITOR, KONSENTRASI KEPEMILIKAN, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) PADA PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 10 37

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 42

PENGUNGKAPAN INFORMASI KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN BERBASIS INTERNET PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 15

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pelaksanaan Enterprise Risk Manegement pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN- PERUSAHAAN NON-FINANCIAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2013: A REVISIT

1 4 17