bagaimana risiko timbul, tujuan, kebijakan, dan proses pengelolaan risiko serta metode pengukuran risiko. Sedangkan untuk pengungkapan kuantitatif, entitas
disyaratkan mengungkapkan risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar, termasuk membuat analisa sensitivitas setiap jenis risiko pasar.
Menurut Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431BL2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik,
pengungkapan manajemen risiko merupakan bagian dari pengungkapan corporate governance. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa sistem manajemen risiko
yang diterapkan oleh perusahaan, paling kurang mengenai: a gambaran umum mengenai sistem manajemen risiko perusahaan; b jenis risiko dan cara
pengelolaannya; serta c reviu atas efektivitas sistem manajemen risiko perusahaan.
Pada perusahaan sektor keuangan, juga terdapat beberapa peraturan mengenai pengungkapan manajemen risiko untuk masing-masing sub sektor.
Antara lain Peraturan Bank Indonesia Nomor 1414PBI2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank; Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 2POJK.052014 tentang Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian; dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
30POJK.052014 tentang Tata Kelola yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan.
2.4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menggambarkan besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Proksi yang biasa digunakan untuk mewakili ukuran
perusahaan di antaranya yaitu total penjualan, total aset, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar nilai total penjualan, total aset, dan kapitalisasi pasar, maka
semakin besar ukuran perusahaan Ruwita, 2012. Dari ketiga pengukuran tersebut, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai kapitalisasi
pasar dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan Sari, 2013. Perusahaan besar memiliki banyak pemegang kepentingan. Oleh karena
itu, semakin besar perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi untuk memenuhi kebutuhan para pemegang kepentingan Amran et al., 2009. Hal ini
dikarenakan perusahaan dengan ukuran besar memiliki kegiatan usaha yang lebih kompleks yang mungkin akan menimbulkan dampak yang lebih besar terhadap
masyarakat luas dan lingkungannya. Sehingga dilakukan pengungkapan informasi yang lebih banyak untuk menunjukkan pertanggungjawaban perusahaan kepada
publik Cowen et al., 1987 dalam Anisa, 2012. Meningkatnya total aset akan diikuti dengan meningkatnya modal yang
ditanam, sehingga tingkat penjualan semakin tinggi. Ketika penjualan meningkat, perputaran uang akan semakin besar sehingga menyebabkan tingginya kapitalisasi
pasar. Kapitalisasi pasar yang tinggi akan membuat perusahaan semakin dikenal dalam masyarakat sehingga menyebabkan pengungkapan risiko yang dilakukan
perusahaan semakin besar Sudarmadji dan Sularto, 2007. Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih banyak dalam melakukan pengungkapan risiko
dibandingkan perusahaan berskala kecil. Semakin banyak suatu perusahaan dalam mengungkapkan risiko yang dimilikinya, maka semakin besar kemampuan untuk
menghindari risiko tersebut. Perusahaan besar juga akan mengungkapkan
informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil karena perusahaan besar akan menghadapi risiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil Sari,
2013.
2.5. Kepemilikan Institusional