Stakeholder Theory Grand Theory

kemungkinan terdapatnya pemegang saham outsider, baik yang berbentuk institusi ataupun perseorangan. Karena berbentuk institusi dan berbadan hukun sehingga posisinya lebih kuat dibanding pemegang saham perseorangan, institusional ownership dapat turut serta memonitor kinerja manajemen perusahaan sehingga terjadinya asimetri informasi dapat dihindari.

2.1.2. Stakeholder Theory

Teori stakeholder menjelaskan bahwa dalam beroperasi, perusahaan tidak hanya mementingkan pencapaian tujuannya saja, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan dan memberikan manfaat bagi para stakeholdernya. Yang termasuk dalam stakeholder perusahaan adalah pemegang saham, kreditur, supplier, konsumen, pemerintah, klien, masyarakat, dan pihak lainnya yang turut serta memberikan dukungan dengan berbagai bentuk dalam pencapaian tujuan perusahaan. Sehingga kemakmuran perusahaan sangat bergantung pada dukungan dari stakeholder. Stakeholder merupakan pemangku kepentingan di dalam sebuah perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan suatu perusahaan Anisa, 2012. Menurut Clarkson 1994, terdapat dua golongan stakeholder, yaitu stakeholder sukarela dan stakeholder non-sukarela. Stakeholder sukarela adalah suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis risiko karena kelompok atau individu tersebut telah melakukan investasi di dalam suatu perusahaan. Sedangkan stakeholder non-sukarela adalah suatu kelompok atau individu yang mengalami risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa stakeholder adalah pihak-pihak yang berpengaruh atau dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan. Pada dasarnya, stakeholder theory adalah mengenai hubungan yang dinamis dan kompleks antara perusahaan dengan lingkungan di sekitarnya, yaitu stakeholder Gray et al., 1996 dalam Amran et al., 2009. Ulman 1985 mengatakan bahwa organisasi akan memilih stakeholder yang dipandang penting, dan mengambil tindakan yang dapat mengendalikan hubungan harmonis antara perusahaan dengan stakeholdernya Ghozali dan Chariri, 2007. Lebih lanjut, ketika stakeholder menyediakan dukungan terhadap perusahaan dengan mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara memuaskan kepentingan para stakeholdernya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memuaskan kepentingan para stakeholder yaitu dengan melakukan pengungkapan informasi perusahaan dengan lebih transparan dan lebih luas. Dan salah satu informasi yang penting bagi para stakeholder adalah informasi mengenai manajemen risiko perusahaan. Informasi tentang risiko disampaikan perusahaan melalui pengungkapan risiko. Jika informasi risiko dapat dipahami stakeholder melalui pengungkapan risiko, diharapkan informasi tersebut akan memuaskan keinginan stakeholder. Kepuasan stakeholder akan berdampak dalam pengendalian sumber ekonomi sehingga menyediakan dukungan terhadap perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan Ruwita, 2012. Berdasarkan teori stakeholder, perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi akan mengungkap pembenaran dan penjelasan mengenai apa yang terjadi dalam perusahaan Amran et al., 2009. Sehingga semakin tinggi tingkat risiko perusahaan, maka semakin banyak informasi manajemen risiko yang diungkapan. Semakin banyak informasi manajemen risiko yang diungkapkan, maka stakeholder akan menganggap risiko perusahaan tersebut berkurang karena perusahaan mampu mengantisipasi risiko tersebut.

2.2. Enterprise Risk Management

Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Laba Pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 64 85

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2013-2015)

3 24 117

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL (Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Industri Keuangan dan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014)

2 30 121

Pengaruh Enterprise Risk Management dan Faktor Internal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

3 28 89

PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE MANAJEMEN RISIKO, REPUTASI AUDITOR, KONSENTRASI KEPEMILIKAN, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) PADA PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 10 37

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 42

PENGUNGKAPAN INFORMASI KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN BERBASIS INTERNET PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 15

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pelaksanaan Enterprise Risk Manegement pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN- PERUSAHAAN NON-FINANCIAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2013: A REVISIT

1 4 17