Tingkat Leverage TINJAUAN PUSTAKA

membagi laba bersih dengan ekuitas saham biasa. Total asset turnover adalah rasio yang menunjukkan seberapa efisien aset yang ada di perusahaan digunakan untuk menghasilkan penjualan, yang dihitung dengan cara membandingkan besarnya aset yang dimiliki perusahaan dengan penjualan yang dicapai. Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Hal ini dapat dilakukan apabila perusahaan dapat memperoleh keuntungan dalam setiap perioede. Oleh karena itu, menurut Golshan dan Rasid 2012, perlu ditekankan langkah-langkah penting bagi profitabilitas perusahaan, karena tindakan tersebut jelas memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pendapatan dan berpengaruh positif bagi para pemegang saham perusahaan.

2.7. Tingkat Leverage

Menurut Gumanti 2011:113, rasio leverage atau rasio kecukupan hutang sama dengan rasio solvabilitas. Istilah lain dari rasio ini adalah rasio gearing. Pada prinsipnya, rasio ini memberikan gambaran tentang tingkat kecukupan hutang perusahaan. Artinya, seberapa besar porsi hutang yang ada di perusahaan jika dibandingkan dengan modal atau aset yang ada. Rasio leverage adalah jenis rasio yang seringkali dijadikan dasar dalam mengevaluasi risiko, sehingga dapat ditentukan seberapa berisikonya suatu perusahaan. Menurut Muslich 1997:49, rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan utang untuk membiayai sebagian daripada aktiva perusahaan. Sedangkan menurut Van Horne dan Wachowicz 2012:180, rasio leverage atau rasio utang adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage tinggi, berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah, lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri Sari, 2013. Beberapa proksi untuk mengukur leverage perusahaan yaitu debt to equity ratio, debt to asset ratio, serta long term debt to total equity Anisa, 2012. Debt to equity ratio merupakan rasio utang terhadap ekuitas. Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar, dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam untuk pemilik perusahaan atau untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang digunakan untuk jaminan utang. Debt to asset ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Sedangkan long term debt to total equity merupakan rasio utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi Jensen and Meckling, 1976. Sedangkan berdasarkan teori stakeholder, perusahaan diharapkan dapat memberikan pengungkapan risiko agar dapat memberikan pembenaran dan penjelasan atas apa yang terjadi dalam perusahaan. Ketika perusahaan memiliki tingkat risiko utang yang lebih tinggi dalam struktur modal, kreditur dapat memaksa perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih lanjut Ahn dan Lee, 2004. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat risiko utang perusahaan berarti semakin tinggi pula kemungkinan perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban utangnya. Sehingga perusahaan harus mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai manajemen risiko untuk meyakinkan kreditur bahwa perusahaan mampu untuk melunasi hutang-hutangnya.

2.8. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Laba Pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 64 85

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2013-2015)

3 24 117

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL (Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Industri Keuangan dan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014)

2 30 121

Pengaruh Enterprise Risk Management dan Faktor Internal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

3 28 89

PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE MANAJEMEN RISIKO, REPUTASI AUDITOR, KONSENTRASI KEPEMILIKAN, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) PADA PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 10 37

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 42

PENGUNGKAPAN INFORMASI KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN BERBASIS INTERNET PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 15

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pelaksanaan Enterprise Risk Manegement pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN- PERUSAHAAN NON-FINANCIAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2013: A REVISIT

1 4 17