Classis Trematoda Phylum Platyhelminthes

Kingdom Animalia 131 Keterangan: 1. Cacing Taenia saginata menghasilkan telur. 2. Telur tersebut disebarkan ke luar lingkungannya. 3. Telur akan menempel dirumput. 4. Rumput yang mengandung telur cacing T. saginata dimakan oleh hewan ternak. 5. Setelah termakan, telur cacing tersebut akan berkembang di dalam tubuh ternak. 6. Daging yang telah terinfeksi cacing dikonsumsi oleh manusia. Cacing tersebut berkembang di dalam tubuh manusia, yaitu di usus halus. Cacing yang telah dewasa akan terbawa keluar dengan feces. Cacing akan mengalami daur hidupnya kembali dari awal.

5. Phylum Nemertea

Nemertea disebut juga cacing belalai Proboscis worms Gambar 7.11. Cacing ini memiliki bentuk seperti belalai dan pipih. Anggota cacing ini memiliki panjang yang bervariasi, dari yang berukuran 1 mm hingga lebih dari 30 m. Nemertea memiliki jumlah sekitar 900 spesies. Sebagian besar hidup di perairan laut. Hanya sedikit spesies yang hidup di air tawar dan tanah yang lembap. Beberapa dari phylum Nemertea bergerak aktif dengan berenang dan lainnya membuat lubang di dalam tanah. Sistem sirkulasi pada cacing ini telah memiliki pembuluh dan beberapa spesies memiliki sel darah merah yang mengandung hemoglobin untuk transportasi oksigen. Nemertea belum memiliki jantung, tetapi memiliki otot yang dapat memompa darah.

6. Phylum Rotifera

Phylum Rotifera memiliki jumlah sekitar 1.800 spesies. Rotifera merupakan hewan kecil yang sebagian besar hidup di air tawar meskipun beberapa spesies ada yang hidup di laut ataupun tanah yang lembap. Ukuran dari phylum ini berkisar antara 0,05–2 mm, lebih kecil dari Protozoa. Rotifera merupakan organisme multiselular dan memiliki alat pencernaan yang lengkap serta terdapat sistem-sistem organ lain yang terspesialisasi menjadi fungsi-fungsi tertentu. Rotifera termasuk hewan pseudoselomata. Reproduksi hewan ini secara partenogenesis, yaitu perkembangan gamet tidak mengalami fertilisasi, biasanya sel telur berkembang menjadi individu baru.

7. Phylum Nematoda

Nematoda dikenal juga sebagai cacing gilig karena tubuhnya ber- bentuk bulat panjang dan seperti benang. Nematoda termasuk hewan pseudoselomata. Hewan ini ditemukan di habitat air, tanah lembap, jaringan tumbuhan serta pada cairan dan jaringan hewan lainnya. Menurut Campbell 1998: 602, sekitar 80.000 spesies Nematoda telah diketahui. Nematoda yang ada, jumlahnya 10 kali lipat dari nematoda yang telah diketahui. Ukuran nematoda berkisar dari yang berukuran kurang dari 1 mm hingga lebih dari 1 m. Nematoda ada yang hidup bebas dan juga parasit pada hewan lainnya. Nematoda umumnya bereproduksi secara seksual. Kelamin jantan dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Ukuran tubuh betina biasanya lebih besar dari jantan. Fertilisasi terjadi secara internal dan betina mampu menghasilkan telur sebanyak 100.000 butir atau lebih setiap harinya. Sumber: www.mbari Gambar 7.11 Bentuk tubuh hewan dari phylum Nemertea yang menyerupai belalai. Gambar 7.12 Contoh spesies dari phylum Rotifera. Sumber: www.scilib.ucsd Invertebrata atau avertebrata adalah sesuai istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup semua hewan, kecuali hewan Vertebrata Pisces, Reptillia, Amfibia, Aves, dan Mammalia. Contoh invertebrata adalah serangga, ubur- ubur, Hydra, cumi-cumi, dan cacing. Invertebrata mencakup sekitar 97 persen dari seluruh anggota kingdom Animalia. Sumber: www.wikipedia.org Fakta Biologi Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas X 132 Sekitar 50 spesies Nematoda hidup parasit pada manusia. Contoh spesies yang hidup parasit pada manusia adalah Ascaris lumbricoides cacing perut, Wuchereria brancofti cacing rambut, Ancylostoma duodenale cacing tambang, Oxyuris vermicularis cacing kremi, dan Trichinella spiralis. Semua spesies tersebut menyebabkan penyakit pada manusia. Sumber: www.drnatura; www.smittskyddsinstitutet Gambar 7.13 Contoh spesies dari phylum Nematoda, yaitu a Cacing kremi Oxyuris vermicularis dan b cacing rambut Wuchereria brancofti. b

8. Phylum Mollusca

Sebanyak 50.000 spesies phylum Mollusca telah dikenal. Umumnya, Mollusca hidup di air laut, tetapi ada juga yang hidup di air tawar dan daratan. Mollusca berasal dari bahasa Latin molluscus, yang berarti lunak. Oleh karena struktur tubuhnya yang lunak inilah, Mollusca dikelompokkan ke dalam hewan lunak. Hewan lunak ini tubuhnya ada yang dilindungi oleh cangkang dan ada pula yang tidak. Mollusca juga memiliki simetri tubuh bilateral. Mollusca memiliki tiga bagian tubuh yang utama, yaitu kaki yang berfungsi sebagai alat gerak; massa visera; tempat terdapatnya organ dalam; dan mantel, yang membentuk rongga berisi cairan tempat lubang insang dan anus. Mollusca yang hidup di perairan bernapas menggunakan insang, sedangkan yang hidup di daratan menggunakan rongga mantel berpembuluh darah sebagai pengganti paru-paru. Mollusca merupakan hewan heterotrof. Hewan ini memakan hewan kecil lainnya, seperti ganggang, udang, dan Mollusca lainnya. Mollusca makan dengan menggunakan struktur seperti lidah yang memiliki gigi untuk menggerus makanannya. Lidah bergigi ini disebut radula. Mollusca bereproduksi secara seksual. Organ reproduksi terdapat dalam massa visera. Organ kelamin jantan dan betina terpisah. Mollusca dikelompokkan menjadi empat classis, yaitu Polyplacophora, Gastropoda, Bivalvia, dan Cephalopoda.

a. Classis Polyplacophora

Classis Polyplacophora diwakili oleh genus Chiton Gambar 7.14. Chiton adalah hewan lunak yang hidup di laut. Chiton memiliki ciri, tubuh berbentuk oval, pada bagian dorsal terdapat cangkang yang berjumlah 8 Gambar 7.14 Genus Chiton, mewakili classis Polyplacophora Sumber: www.faculty.clintoncc.suny a Kata Kunci • Mantel • Massavisera • Radula