Phylum Cnidaria Coelenterata Klasifikasi Kingdom Animalia

Kingdom Animalia 129 Platyhelminthes terbagi menjadi tiga classis, yaitu Turbellaria cacing berambut getar, Trematoda cacing isap, dan Cestoda cacing pita.

a. Classis Turbellaria

Turbellaria adalah classis dari phylum Platyhelminthes yang hidup nonparasit serta sebagian besar hidupnya di laut. Turbellaria memiliki struktur tubuh yang bersilia. Silia ini berfungsi sebagai alat gerak. Selain menggunakan silia, hewan dari classis ini bergerak menggunakan otot tubuhnya yang menyerupai gelombang. Contoh hewan classis Turbellaria adalah Dugesia atau lebih dikenal dengan planaria. Planaria memiliki morfologi tubuh di bagian anterior depan berbentuk segitiga dan terdapat bintik mata. Bintik mata ini memiliki fungsi membedakan keadaan gelap dan terang. Untuk reproduksinya, planaria bereproduksi secara aseksual dan seksual. Secara aseksual terjadi dengan cara fragmentasi, di mana setiap belahan tubuh hasil fragmentasi dapat menjadi individu baru yang utuh. Adapun reproduksi seksualnya, terjadi fertilisasi secara silang antara dua individu. Hal ini karena planaria adalah hewan hermafrodit, setiap individunya dapat menghasilkan sel telur dan sel sperma. Gambar 7.7 Morfologi tubuh planaria Sumber: Biological Science, 1986 Kata Kunci • Fragmentasi • Sucker

b. Classis Trematoda

Classis Trematoda merupakan anggota phylum Platyhelminthes. Classis ini disebut juga sebagai cacing isap. Cacing ini memiliki sucker alat isap yang terletak di mulut bagian anterior tubuhnya. Alat isap ini berfungsi sebagai pengisap cairan tubuh inangnya. Oleh karena itu, Trematoda digolongkan sebagai hewan parasit. Contoh spesies classis ini adalah cacing darah Schistosoma mansoni dan cacing hati Fasciola hepatica. Cacing darah dapat mengakibatkan badan sakit, anemia, dan disentri Gambar 7.8. Cacing classis Trematoda memiliki daur hidup yang kompleks. Contohnya pada cacing hati. Cacing hati tersebut hidup parasit dan memiliki dua inang, yaitu hewan ternak dan siput. Reproduksi seksual cacing ini terjadi pada manusia dan reproduksi aseksualnya terjadi pada saat inangnya berupa siput. Perhatikan gambar berikut. Gambar 7.8 Contoh classis Trematoda adalah Fasciola hepatica. Sumber: Biological Science, 1986 Sekilas Biologi Nikolaas Tinbergen 1907–1988 Nikolaas Tinbergen adalah seorang ahli Etologi yang lahir di Hague, Belanda. Dia meneliti tingkah laku pada beberapa hewan dan mempelajari autisme yang terjadi pada anak-anak. Pada 1973 dia memperoleh Nobel di bidang fisiologi dan kedokteran. Sumber: www.allbiographies.com Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas X 130

c. Classis Cestoda

Classis terakhir dari phylum Platyhelminthes adalah Cestoda. Classis ini disebut juga cacing pita karena memiliki bentuk seperti pita dan pipih panjang. Cacing pita ini merupakan parasit. Cacing dewasa classis Cestoda kebanyakan parasit pada Vertebrata termasuk manusia. Pada bagian kepala terdapat skoleks. Pada bagian posterior belakang hingga skoleks cacing hati terdapat proglotid. Skoleks sendiri memiliki fungsi sebagai senjata untuk mengisap dan juga memiliki kait untuk menancapkan diri pada organ inangnya, yaitu pada usus halus. Penularan cacing pita dapat melalui daging hewan yang terinfeksi oleh cacing tersebut dan tidak dimasak dengan benar. Panjang cacing ini dapat mencapai 20 m atau lebih dan dapat menyumbat usus halus serta menyerap nutrien dari usus halus, khususnya manusia. Akibatnya, manusia yang terinfeksi cacing ini dapat mengalami defisiensi nutrisi. Contoh speciesnya adalah Taenia saginata dan Taenia solium. Logika Biologi Jika cacing pita dewasa termakan oleh Anda, apakah cacing tersebut akan hidup dalam tubuh Anda? Pengait Pengisap Skoleks Proglotid 6 1 2 3 4 5 Sumber: Biology Concepts Connections,2006; www.astrographics; www.sciencetific-art.com Gambar 7.10 Daur hidup pada cacing Taenia saginata Kata Kunci • Proglotid • Skoleks Dalam hati ternak, cacing bertelur reproduksi secara seksual Serkaria berubah menjadi larva metaserkaria Serkaria keluar dari tubuh siput, berenang, dan menempel pada rumput Telur yang matang keluar bersama kotoran ternak Mulut Alat penghisap ventral Telur menetas menjadi larva mirasidium Mirasidium masuk ke tubuh siput Di dalam tubuh siput, larva berkembang biak secara aseksual Sumber: Heath Biology, 1985 Gambar 7.9 Daur hidup Fasciola hepatica yang membutuhkan siput Lymnea sp. sebagai inang perantara. Cacing dewasa Proglotid