Phylum Ctenopora Phylum Nemertea

Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas X 130

c. Classis Cestoda

Classis terakhir dari phylum Platyhelminthes adalah Cestoda. Classis ini disebut juga cacing pita karena memiliki bentuk seperti pita dan pipih panjang. Cacing pita ini merupakan parasit. Cacing dewasa classis Cestoda kebanyakan parasit pada Vertebrata termasuk manusia. Pada bagian kepala terdapat skoleks. Pada bagian posterior belakang hingga skoleks cacing hati terdapat proglotid. Skoleks sendiri memiliki fungsi sebagai senjata untuk mengisap dan juga memiliki kait untuk menancapkan diri pada organ inangnya, yaitu pada usus halus. Penularan cacing pita dapat melalui daging hewan yang terinfeksi oleh cacing tersebut dan tidak dimasak dengan benar. Panjang cacing ini dapat mencapai 20 m atau lebih dan dapat menyumbat usus halus serta menyerap nutrien dari usus halus, khususnya manusia. Akibatnya, manusia yang terinfeksi cacing ini dapat mengalami defisiensi nutrisi. Contoh speciesnya adalah Taenia saginata dan Taenia solium. Logika Biologi Jika cacing pita dewasa termakan oleh Anda, apakah cacing tersebut akan hidup dalam tubuh Anda? Pengait Pengisap Skoleks Proglotid 6 1 2 3 4 5 Sumber: Biology Concepts Connections,2006; www.astrographics; www.sciencetific-art.com Gambar 7.10 Daur hidup pada cacing Taenia saginata Kata Kunci • Proglotid • Skoleks Dalam hati ternak, cacing bertelur reproduksi secara seksual Serkaria berubah menjadi larva metaserkaria Serkaria keluar dari tubuh siput, berenang, dan menempel pada rumput Telur yang matang keluar bersama kotoran ternak Mulut Alat penghisap ventral Telur menetas menjadi larva mirasidium Mirasidium masuk ke tubuh siput Di dalam tubuh siput, larva berkembang biak secara aseksual Sumber: Heath Biology, 1985 Gambar 7.9 Daur hidup Fasciola hepatica yang membutuhkan siput Lymnea sp. sebagai inang perantara. Cacing dewasa Proglotid Kingdom Animalia 131 Keterangan: 1. Cacing Taenia saginata menghasilkan telur. 2. Telur tersebut disebarkan ke luar lingkungannya. 3. Telur akan menempel dirumput. 4. Rumput yang mengandung telur cacing T. saginata dimakan oleh hewan ternak. 5. Setelah termakan, telur cacing tersebut akan berkembang di dalam tubuh ternak. 6. Daging yang telah terinfeksi cacing dikonsumsi oleh manusia. Cacing tersebut berkembang di dalam tubuh manusia, yaitu di usus halus. Cacing yang telah dewasa akan terbawa keluar dengan feces. Cacing akan mengalami daur hidupnya kembali dari awal.

5. Phylum Nemertea

Nemertea disebut juga cacing belalai Proboscis worms Gambar 7.11. Cacing ini memiliki bentuk seperti belalai dan pipih. Anggota cacing ini memiliki panjang yang bervariasi, dari yang berukuran 1 mm hingga lebih dari 30 m. Nemertea memiliki jumlah sekitar 900 spesies. Sebagian besar hidup di perairan laut. Hanya sedikit spesies yang hidup di air tawar dan tanah yang lembap. Beberapa dari phylum Nemertea bergerak aktif dengan berenang dan lainnya membuat lubang di dalam tanah. Sistem sirkulasi pada cacing ini telah memiliki pembuluh dan beberapa spesies memiliki sel darah merah yang mengandung hemoglobin untuk transportasi oksigen. Nemertea belum memiliki jantung, tetapi memiliki otot yang dapat memompa darah.

6. Phylum Rotifera

Phylum Rotifera memiliki jumlah sekitar 1.800 spesies. Rotifera merupakan hewan kecil yang sebagian besar hidup di air tawar meskipun beberapa spesies ada yang hidup di laut ataupun tanah yang lembap. Ukuran dari phylum ini berkisar antara 0,05–2 mm, lebih kecil dari Protozoa. Rotifera merupakan organisme multiselular dan memiliki alat pencernaan yang lengkap serta terdapat sistem-sistem organ lain yang terspesialisasi menjadi fungsi-fungsi tertentu. Rotifera termasuk hewan pseudoselomata. Reproduksi hewan ini secara partenogenesis, yaitu perkembangan gamet tidak mengalami fertilisasi, biasanya sel telur berkembang menjadi individu baru.

7. Phylum Nematoda

Nematoda dikenal juga sebagai cacing gilig karena tubuhnya ber- bentuk bulat panjang dan seperti benang. Nematoda termasuk hewan pseudoselomata. Hewan ini ditemukan di habitat air, tanah lembap, jaringan tumbuhan serta pada cairan dan jaringan hewan lainnya. Menurut Campbell 1998: 602, sekitar 80.000 spesies Nematoda telah diketahui. Nematoda yang ada, jumlahnya 10 kali lipat dari nematoda yang telah diketahui. Ukuran nematoda berkisar dari yang berukuran kurang dari 1 mm hingga lebih dari 1 m. Nematoda ada yang hidup bebas dan juga parasit pada hewan lainnya. Nematoda umumnya bereproduksi secara seksual. Kelamin jantan dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Ukuran tubuh betina biasanya lebih besar dari jantan. Fertilisasi terjadi secara internal dan betina mampu menghasilkan telur sebanyak 100.000 butir atau lebih setiap harinya. Sumber: www.mbari Gambar 7.11 Bentuk tubuh hewan dari phylum Nemertea yang menyerupai belalai. Gambar 7.12 Contoh spesies dari phylum Rotifera. Sumber: www.scilib.ucsd Invertebrata atau avertebrata adalah sesuai istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup semua hewan, kecuali hewan Vertebrata Pisces, Reptillia, Amfibia, Aves, dan Mammalia. Contoh invertebrata adalah serangga, ubur- ubur, Hydra, cumi-cumi, dan cacing. Invertebrata mencakup sekitar 97 persen dari seluruh anggota kingdom Animalia. Sumber: www.wikipedia.org Fakta Biologi Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas X 132 Sekitar 50 spesies Nematoda hidup parasit pada manusia. Contoh spesies yang hidup parasit pada manusia adalah Ascaris lumbricoides cacing perut, Wuchereria brancofti cacing rambut, Ancylostoma duodenale cacing tambang, Oxyuris vermicularis cacing kremi, dan Trichinella spiralis. Semua spesies tersebut menyebabkan penyakit pada manusia. Sumber: www.drnatura; www.smittskyddsinstitutet Gambar 7.13 Contoh spesies dari phylum Nematoda, yaitu a Cacing kremi Oxyuris vermicularis dan b cacing rambut Wuchereria brancofti. b

8. Phylum Mollusca

Sebanyak 50.000 spesies phylum Mollusca telah dikenal. Umumnya, Mollusca hidup di air laut, tetapi ada juga yang hidup di air tawar dan daratan. Mollusca berasal dari bahasa Latin molluscus, yang berarti lunak. Oleh karena struktur tubuhnya yang lunak inilah, Mollusca dikelompokkan ke dalam hewan lunak. Hewan lunak ini tubuhnya ada yang dilindungi oleh cangkang dan ada pula yang tidak. Mollusca juga memiliki simetri tubuh bilateral. Mollusca memiliki tiga bagian tubuh yang utama, yaitu kaki yang berfungsi sebagai alat gerak; massa visera; tempat terdapatnya organ dalam; dan mantel, yang membentuk rongga berisi cairan tempat lubang insang dan anus. Mollusca yang hidup di perairan bernapas menggunakan insang, sedangkan yang hidup di daratan menggunakan rongga mantel berpembuluh darah sebagai pengganti paru-paru. Mollusca merupakan hewan heterotrof. Hewan ini memakan hewan kecil lainnya, seperti ganggang, udang, dan Mollusca lainnya. Mollusca makan dengan menggunakan struktur seperti lidah yang memiliki gigi untuk menggerus makanannya. Lidah bergigi ini disebut radula. Mollusca bereproduksi secara seksual. Organ reproduksi terdapat dalam massa visera. Organ kelamin jantan dan betina terpisah. Mollusca dikelompokkan menjadi empat classis, yaitu Polyplacophora, Gastropoda, Bivalvia, dan Cephalopoda.

a. Classis Polyplacophora

Classis Polyplacophora diwakili oleh genus Chiton Gambar 7.14. Chiton adalah hewan lunak yang hidup di laut. Chiton memiliki ciri, tubuh berbentuk oval, pada bagian dorsal terdapat cangkang yang berjumlah 8 Gambar 7.14 Genus Chiton, mewakili classis Polyplacophora Sumber: www.faculty.clintoncc.suny a Kata Kunci • Mantel • Massavisera • Radula Kingdom Animalia 133 keping, tetapi tidak membentuk segmen pada tubuhnya. Chiton dapat ditemukan menempel pada bebatuan di tepi pantai pada saat air laut surut. Chiton merupakan hewan pemakan ganggang. Hewan ini menggunakan radula untuk memotong serta mencerna makanannya.

b. Classis Gastropoda

Classis Gastropoda memiliki jumlah spesies yang cukup banyak, yaitu sekitar 40.000 spesies. Gastropoda berasal dari bahasa Latin, yaitu gaster yang berarti perut dan podos berarti kaki. Dari asal kata tersebut Anda tentu dapat membayangkan bagaimana spesies ini bergerak. Gastropoda merupakan kelompok Mollusca yang bergerak menggunakan perut. Seluruh tubuhnya mengandung lendir yang berfungsi memudahkannya dalam pergerakan. Gastropoda umumnya memiliki cangkang. Cangkang ini berfungsi sebagai pelindung dari gangguan pemangsanya. Akan tetapi, ada juga Gastropoda yang tidak bercangkang, contohnya Kimax. Umumnya Gastropoda memakan ganggang. Hewan ini juga menggunakan gigi radula untuk memotong dan mencerna makanannya. Umumnya gastropoda bersifat hermafrodit. Contoh spesies dari classis ini adalah bekicot Achatina fulica Gambar 7.15. Bekicot merupakan Gastropoda yang memiliki cangkang. c. Classis Bivalvia Bivalvia merupakan classis dari phylum Mollusca yang memiliki dua cangkang pipih dan berkaki pipih Gambar 7.16. Dua cangkang pada hewan ini dihubungkan oleh ligamen. Cangkang pada Bivalvia tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan luar periostrakum, lapisan tengah prismatik, dan lapisan dalam nakreas. Air keluar dan masuk melalui sifon. Classis Bivalvia bernapas menggunakan lembaran insang. Makanan dan air yang masuk melalui sifon akan disaring oleh lembaran insang. Reproduksi pada Bivalvia terjadi secara seksual. Organ reproduksi terdapat pada dua individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal dan eksternal.

d. Classis Cephalopoda

Cephalopoda adalah Mollusca yang memiliki kaki yang terletak pada kepalanya cephal berarti kepala dan podos berarti kaki. Tidak seperti Gastropoda dan Bivalvia, Cephalopoda teradaptasi untuk bergerak dengan cepat. Contoh spesies classis ini adalah cumi-cumi dan gurita. Hewan ini hidup melayang di perairan dan merayap di dasar laut. Cephalopoda memakan hewan-hewan kecil dan invertebrata lainnya. Di samping itu, semua anggotanya tidak memiliki cangkang, kecuali spesies Nautilus Gambar 7.17. Kaki Cephalopoda termodifikasi membentuk sifon yang berotot. Mulut Cephalopoda dilengkapi dengan radula dan dua buah rahang. Rahang memiliki bentuk seperti catut yang memudahkan Chepalopoda untuk merobek mangsanya. Cephalopoda memiliki lengan atau tentakel yang berjumlah delapan atau sepuluh. Tentakel tersebut merupakan modifikasi dari kaki yang berfungsi sebagai penangkap mangsa. Dalam tentakel-tentakel ini terdapat alat pengisap agar mangsanya tidak lepas. Cephalopoda adalah satu-satunya Mollusca yang memiliki sistem sirkulasi tertutup. Hewan ini juga telah memiliki sistem saraf dan otak yang berkembang baik. Cephalopoda bernapas menggunakan insang yang Gambar 7.15 Contoh spesies dari classis Gastropoda, yaitu bekicot Achatina fulica. Sumber: www.earlham.edu Sumber: www.infusion.allconet.org Gambar 7.16 Contoh spesies dari classis Bivalvia . Kata Kunci • Natreas • Periostrakum • Prismatik • Sifon