4. 1. 2. Teknis 4. 1. 2. 1. Perencanaan Direktorat Jenderal Perkebunan - Kementerian Pertanian
K K
e e
m m
e e
n n
t t
e e
r r
i i
a a
n n
P P
e e
r r
t t
a a
n n
i i
a a
n n
10 Rencana kegiat an belum didukung oleh kebun induk sebagai sumber bahan unt uk benih sebar siap t anam;
11 Rencana Revit alisasi Pabrik Gula khususnya milik BUMN belum sinergis dengan rencana pengembangan t ebu secara keseluruhan.
Karena dit angani oleh Inst ansi yang berbeda; 12 Tumpang t indih lahan dan RTRWP RTRWK yang belum selesai;
13 Persyarat an bank dan syarat -syarat sebagai avalis yang menyulit kan perusahaan mit ra;
14 Beberapa kegiat an masih menunggu dan menyesuaikan dengan musim huj an;
15 Terj adinya anomali iklim. 3. 4. 1. 2. 2. Pengorganisasian
1 Terlambat nya proses pengadaan benih dan dist ribusi pupuk;
2 SDM Pet ugas kurang prof esional, penempat an pet ugas yang t idak
t epat , Sebagian Pemandu lapang PL memasuki usia pensiun; 3
Kurangnya koordinasi t ransparansi dan sinergi ant ara KPA, PPK, pelaksana kegiat an dan pelaksana Monev dan Pelaporan;
4 Kapabilit i UPTD pada umumnya masih belum opt imal;
5 Pet unj uk t eknis seringkali t idak sampai ke t ingkat lapangan
pet ugas dan pet ani; 6
Sist em Inf ormasi dan Dokument asi belum baik;
144
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015
K K
e e
m m
e e
n n
t t
e e
r r
i i
a a
n n
P P
e e
r r
t t
a a
n n
i i
a a
n n
7 Terbat asnya sumber benih yang legal dan bermut u, sehingga pet ani
sulit mendapat kan benih bermut u; 8
Terj adinya alih f ungsi pemanf aat an lahan; 9
Perij inan dan t at a ruang di Provinsi maupun Kabupat en belum berj alan dengan baik;
10 lembaga Penj aminan Kredit Pet ani belum memadai;
11 Kurangnya pendampingan pada pet ani yang t elah mendapat kan
pelat ihan Pemberdayaan; 12
Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupat en;
13 Aset yang dimanf aat kan oleh pihak lain Pemerint ah Daerah t anpa
dukungan administ rasi sesuai ket ent uan yang berlaku dan t idak opt imal pemanf aat annya;
14 Banyaknya inst ansi t erkait yang t erlibat dalam penanganan
gangguan usaha.
3. 4. 1. 2. 3. Pelaksanaan
1 Terkait dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 t ent ang Kelompok Tani penerima Bansos harus berbadan hukum dan t erkait
dengan at uran bahwa pet ani kelompok t ani penerima Bansos t idak diperbolehkan lebih dari 2 dua kali bert urut -t urut menerima
bant uan;
145
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015
K K
e e
m m
e e
n n
t t
e e
r r
i i
a a
n n
P P
e e
r r
t t
a a
n n
i i
a a
n n
2 Dinas yang menangani perkebunan di Kabupat en Kot a menangalami ket erlambat an kesulit an dalam menyiapkan dan melengkapi
persyarat an CP CL dan adanya pet ani penerima Bansos t ahun sebelumnya yang t erj erat aparat hukum;
3 Kurangnya koordinasi dan sosialisasi ant ara Dinas yang menangani Perkebunan di Provinsi dengan Kabupat en Kot a, sehingga
Implement asi Teknologi belum sepenuhnya dit erapkan dan belum t ersosialisasi dengan baik;
4 Pelaksanaan pemupukan mengalami ket erlambat an karena proses pencairan dana ke rekening kelompok t ani t erlambat ;
5 Pelaksanaan kegiat an bongkar rat oon dan perluasan t ebu t idak berj alan opt imal, dikarenakan t idak t ersedianya benih sesuai
st andar t eknis; 6 Belum seluruhnya lokasi merealisasikan benih kulj ar unt uk t ebu dan
merivisi menj adi KBD konvensional; 7 Penyediaan bibit kulj ar oleh P3GI t erbat as dan masih belum
memenuhi pesanan pet ani, sehingga t erj adi carry over; 8 Proses pengadaan alat dan mesin t erlambat , mengakibat kan
pelaksanaan kegiat an pengolahan t anah t erlambat ; 9 Banyaknya permasalahan dan luasnya wilayah gangguan usaha yang
harus dit angani dengan wakt u yang t erbat as; 10 Penget ahuan dan ket erampilan pet ani sebagian besar pet ani belum
memadai;
146
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015