27 j ut a t on at au mengalami peningkat an sebesar 3, 47. Jika

K K e e m m e e n n t t e e r r i i a a n n P P e e r r t t a a n n i i a a n n St rat egis RENSTRA Direkt orat Jenderal Perkebunan Tahun 2015 - 2019, maka capaian t ahun 2015 mencapai 83, 01. Sedangkan capaian luas areal tanaman, j ika dibandingkan dengan RKT t ahun 2015 yang nilainya 23, 61 j ut a hekt ar, maka capaiannya sebesar 135, 67. Apabila dibandingkan dengan t ahun 2014, luas areal perkebunan mengalami peningkat an sebesar 1, 45 atau mencapai 101, 45 dari 23, 27 j ut a hekt ar menj adi 23, 60 j ut a hekt ar unt uk t ahun 2015. Terhadap t arget Renst ra 2015-2019 yang besarnya 18, 29 j ut a ha, maka kinerj a t ahun 2015 sudah mencapai 129, 09. Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkat an Produksi dan Produkt ivit as Tanaman Perkebunan Berkelanj ut an pada t ahun 2015 sebesar Rp. 3. 567. 602. 932. 924, - dari t ot al pagu sebesar Rp. 4. 497. 268. 026. 000, - at au keuangan mencapai 79, 33 dengan capaian fisik seluruhnya 86, 97. Permasalahan yang mengakibat kan kurang ef ekt if dalam pencapaian sasaran pembangunan perkebunan t ahun 2015 secara umum adalah adanya perubahan iklim akibat pemanasan global implikasi t erhadap munculnya bencana alam dan peningkat an serangan 0PT, kondisi keberlangsungan kelembagaan pet ani pekebun implikasi lemahnya posisi t awar lembaga pet ani pekebun, permodalan pet ani yang masih sulit di akses, sarana dan prasarana t erut ama j alan, j embat an, pelabuhan yang belum memadai. Permasalahan t ersebut dapat dikelompokkan menj adi administ rasi dan t eknis. Lebih lanj ut unt uk t eknis diuraikan lagi menj adi t eknis perencanaan, 158 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015 K K e e m m e e n n t t e e r r i i a a n n P P e e r r t t a a n n i i a a n n pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Permasalahan t ersebut sebagian besar t elah mampu diat asi dengan baik.

4. 2. Saran Rekomendasi

Laporan Kinerj a Direkt orat Jenderal Perkebunan Tahun 2015 yang disusun dengan Sist em Akunt abilit as Kinerj a Inst ansi Pemerint ah SAKIP merupakan laporan pert anggungj awaban pimpinan pada akhir t ahun anggaran dan merupakan t ahun ke 1 pert ama dari periode 5 lima t ahun Pemerint ahan Presiden Joko Widodo dengan Kabinet Kerj a, Kerj a dan Kerj a di lingkungan Kement erian Pert anian. Laporan ini merupakan sist em yang sangat aspirat if dalam mendukung penilaian kinerj a suat u unit kerj a sepert i Direkt orat Jenderal Perkebunan. Berdasarkan pengalaman penyusunan laporan yang t elah dibuat , perlu dilakukan beberapa perbaikan dalam proses penilaian mulai dari penyusunan perencanaan, perekaman penyelenggaraan kegiat an, sampai dengan kompilasi pelaporan penyelenggaraan maupun cara penilaiannya. Berdasarkan permasalahan dan t arget yang dit et apkan, maka direkomendasikan sebagai berikut : 1 Pemenuhan penyediaan bahan baku t ebu, perlu disiapkan secara cermat dengan penyediaan benih unggul bermut u melalui pembangunan Kebun Benih Induk KBI dan Kebun Benih Dat ar KBD menggunakan t eknik kult ur j aringan, bant uan alat dan mesin pert anian, bongkar rat oon, rawat rat oon dan perluasan areal pada daerah pot ensial pengembangan t ebu; 2 Revit alisasi perkebunan, capaiannya hingga saat ini masih j auh dari t arget semula yang 2 j ut a hekt ar. Provinsi yang t idak 159 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015 K K e e m m e e n n t t e e r r i i a a n n P P e e r r t t a a n n i i a a n n menunj ukkan kemaj uan dalam pelaksanaan program ini sebaiknya t idak perlu lagi dialokasikan anggaran unt uk t ahun berikut nya; 3 Pengembangan t embakau perlu dit inj au ulang karena produkt ivit asnya yang hanya mencapai 955 kg ha at au 93, 63 dari t arget 1. 020 kg ha, padahal diberikan secara penuh benihnya dan sebagian pupuk. Sebaiknya penggunaan benih virginia dialihkan ke benih lainnya yang bersert if ikat unt uk dapat mengungkit peningkat an produkt ivit as; 4 Pengembangan t anaman penghasil bahan bakar nabat i, khususnya kemiri sunan yang capaian produkt ivit asnya sangat rendah bahkan t idak t erlaksana padahal t elah dit arget kan sebesar 16. 000 kg ha. Sepanj ang produk t ersebut t idak dapat bersaing, maka pengembangan komodit i t ersebut kurang bermanf aat dan cenderung dit inggalkan oleh pet ani; 5 Pengembangan kelapa sawit yang merupakan komodit i ekspor, namun produkt ivit asnya masih rendah yait u mencapai 3. 679 kg ha at au 92, 18 dari t arget 3. 991 kg ha. Hal ini perlu perhat ian pihak st akeholders t erut ama dalam pemilihan bibit unggul yang akan dibudidayakan dan pangsa pasarnya. 6 Pengembangan kakao unt uk peningkat an produkt ivit as kakao yang t elah dilakukan dengan Gernas kakao yait u kegiat an peremaj aan yang hasilnya semula 150 kg ha mej adi 600kg ha pada TM 4, rehabilit asi yang hasilnya semula 350 kg ha menj adi 950kg ha, int ensif ikasi dengan hasil semula 400 kg ha menj adi 600kg ha. Kegiat an rehabilit asi kakao melalui sambung samping mampu 160 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015