POBO Kondisi yang dicapai saat ini , Prosentase capaian penanganan komplain Kondisi yang dicapai:

44 I K U Satuan TAHUN 2015 TAHUN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN Perspektif Pengembangan personil dan organisasi Level Integrasi RS Level Basic Basic Basic Siloed 1 Basic Basic Permasalahan, Tenaga programmer untuk pengembangan SIMRS hanya satu orang dan banyaknya fasilitas aplikasi SIMRS yang dikerjakan terutama pada rekam medis elektronik sehingga memerlukan waktu. Usul Pemecahan Masalah, Kerjasama dan koordinasi seluruh unit untuk membantu memperlancar implementasi SIMRS dan pengembangan dilakukan bertahap.

20. POBO Kondisi yang dicapai saat ini ,

Penurunan Rasio POBO terjadi akibat penurunan pendapatan pada tahun 2016 dari tahun 2015 dan peningkatan beban pada tahun 2016 I K U Satuan TAHUN 2015 TAHUN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN Perspektif Financial POBO 51 54,18 54,18 57 43,52 43,52 Permasalahan Penurunan pendapatan karena ranap BPJS turun 11, pelayanan rawat inap turun5 jamkesda turun 22, IPWL turun 15 , penerimaan diklat turun 5 dan penerimaan sewa sewa lainnya juga turun 6. Peningkatan beban karena realisasi THR, gaji 13, kenaikan gaji non PNS sesuai UMK, beban pengamanan dan CS, kenaikan langganan daya jasa, bahan makanan, obat, realisasi remunerasi IKT, pemeliharaan gedung bangunan dan sarana prasarana , kenaikan harga BBM karena penambahan kendaraan. Usul pemecahan masalah Melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan melalui berbagai sumber, terumama dalam pelayanan medik dan melakukan efisiensi pengeluaran belanja beban. Mengupayakan alternatif lainnya sebagai sumber pendapatan baru rumah sakit. 21 Tingkat pertumbuhan pendapatan Kondisi yang dicapai saat ini , Pencapaian target pendapatan rumah sakit tahun 2016 tidak tercapai 83 sedangkan terjadi penurunan pendapatan sekitar 5,5 dari tahun 2015. IKU Sat TAHUN 2015 TAHUN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN Perspektif Financial Tingkat pertumbuhan pendapatan 5 42.482.000.000 50.258.972.758 118 57.426.538.000 47.658.335.319 83 Permasalahan Adanya penurunan pendapatan di Rawat inap jumlah pasien berkurang, penurunan di IPWL, BPJS, diklat dan penerimaan lain – lain. 45 Usul pemecahan masalah Core bisnis utama adalah di medik keperawatan sehingga dilakukan peningkatan pelayanan teruma pasien rawat inap menaikkan BOR , juga melakukan upaya pemasaran untuk penerimaan lain – lainnya misalnya : Sewa gedung, KSO pemanfaatan aset, biaya diklat dll.

2. Capaian Program Unit Kerja DIREKTORAT MEDIK DAN KEPERAWATAN

No Kategori Indikator Indikator Target Capaian Analisis 1 Kepatuhan dalam pelaksana an standard pelayanan Kepatuhan terhadap Clinical Pathway CP 100 100 Target tercapai 2 Prosentase kejadian pasien jatuh 100 99,7 - Kurang optimalnya dukungan sarana prasarana yang diperlukan untuk pencegahan pasien jatuh, misalnya belum semua tempat tidur pasien ada pengamannya. - Kurang optimalnya pengawasan risiko jatuh oleh SDM di ruangan Tindak Lanjut : - Melakukan usulan pengadaan sarana prasarana yang kondusif untuk pencegahan risiko jatuh. - Meningkatkan komitmen SDM untuk melakukan pengawasan pasien risiko jatuh dengan lebih baik. 3 Cederatrauma fisik akibat fiksasi CAF di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri Psychiatric Intensive Care Unit UPIP 1,5 0,33 Target tercapai 4 Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional 80 98.6 Target tercapai 5 Pengendal ian Infeksi di RS Infeksi Aliran Darah Primer IADP Phlebitis 5 3,24 Target tercapai 6 Angka Kematian Nett Death Rate NDR 24 ‰ 5promil Target tercapai 7 Capaian Indikator Medik Tidak ada Pasien yang Dilakukan Fiksasi Setelah Masa rawat 24 jam di UPIP 95 78,31 Variasi severity level dari kasus-kasus yang dirawat di UPIP sangat luas, tidak sebanding dengan ketersediaan SDM, sehingga pelaksanaan perawatan pasien kurang efektif. Di samping itu, respons pasien terhadap terapi juga sangat bervariasi. Tindak lanjut: mengusulkan tambahan SDM 8 Keselamat an Pasien Tidak ada Kejadian Pasien Bunuh Diri di Rawat Inap Psikiatri 100 100 Target tercapai 9 Keselamat an Pasien Penerapan keselamatan Electro Convulsive Teraphy ECT 100 100 Target tercapai AREA MANAGERIAL 10 Utilisasi Bed Occupancy Rate BOR 70-80 66,9 Target tidak tercapai karena beberapa daerah sudah mulai ada Rumah Sakit dan Puskesmas yang dapat menangani kasus psikiatrik, misalnya Tulungagung, Trenggalek, Probolinggo, Kediri, dan sebagainya 46 BIDANG MEDIK DAN KEPERAWATAN 11 Ketepatan waktu pelayanan Emergency Psychiatric Response Time EPRT ≤ 75 menit 120 menit 87.6 menit Target tercapai 12 Waktu Tunggu Rawat Jalan WTRJ 60 menit 55,26 menit Waktu tunggu di Klinik Psikiatri sudah sesuai dengan standar, namun di klinik non psikiatri belum sesuai standar, dikarenakan jumlah dokter yang bertugas terbatas, sehingga harus membagi waktu untuk pelayanan di rawat jalan dan rawat inap. Selanjutnya akan dilakukan penetapan jadwal poliklinik sesuai dengan ketersediaan SDM. 13 Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi WTPR 3 jam 1,53 jam Adanya pemanfaatan teknologi komunikasi berupa Whatsapp mempercepat proses pemberian ekspertisi dari radiolog, sehingga waktu tunggu hasil radiologi menjadi lebih singkat. 14 Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium WTPL 2 jam 0,74 jam Target tercapai 15 Waktu Tunggu Obat Jadi WTOJ 30 menit 18,59 menit Target tercapai 16 Pengembalian RM dlm 1x24 jam PRM 80 97,66 Target tercapai Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Analisis Target Realisasi Target Realisasi Capaian Implementasi pelayanan sesuai SPM standar pelayanan minimal Instalasi di lingkup pada Direktorat Medik dan Keperawatan Analisis SPM Inst. Rawat Inap 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Rawat Jalan 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Gizi 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Farmasi 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Laboratorium 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Rekam Medis 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Rehabilitasi Medik 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Psikogeriatri 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Rawat Inap Intensif 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Rawat Inap Umum IPU 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Elektro Medik 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Radiologi 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Gawat Darurat IGD 12 12 12 12 100 Target tercapai Analisis SPM Inst. Farmasi 12 12 12 12 100 Target tercapai 47 Analisis: - Komitmen SDM terkait dengan pelaksanaan mutu pelayanan cukup baik - Ketepatan pengisian data dan pelaporan berjalan dengan baik SEKSI PELAYANAN MEDIK Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Analisis Target Capaian Target Realisasi Capaian Koordinasi lintas sektor Dinas Sosial Komunikasi dan kunjungan ke Dinas Sosial 2 2 2 2 100 Target tercapai Koordinasi instalasi yang berada di ruang lingkup pelayanan medik Merekap dan menyusun jadwal jaga dokter IGD 12 12 12 12 100 Target tercapai Merekap dan menyusun usulan honor dokter jaga IGD 12 12 12 12 100 Target tercapai Menyusun laporan kegiatanbulanan, semesteran, tahunan 14 14 14 14 100 Target tercapai Koordinasi penanganan korban pasung 4 2 4 4 100 Target tercapai Fasilitasi kebutuhan logistik unit kerja 12 12 12 12 100 Target tercapai Fasilitasi permintaan barang cito 8 10 12 12 100 Target tercapai Koordinasi dan fasilitasi pelayanan transportasi pasien 12 12 12 12 100 Target tercapai Rapat koordinasi Sie Yanmed 4 4 4 4 100 Target tercapai Fasilitasi buku laporan unit kerja 4 2 4 4 100 Target tercapai Pemenuhan sarana prasarana pelayanan Sie Yan Medis 3 2 3 3 100 Target tercapai Fasilitasi rujukan pasien 48 53 48 58 120,8 Adanya keterbatasan pelayanan menyebabkan rujukan menin gkat, agar tatalaksana pasien lebih maksimal Fasilitasi pemulangan pasien non dinsos 84 kegiatan 143 kegiatan 84 83 98,8 Meningkatnya kesadaran dari penanggungjawab pasien untuk menjemput pasien yang dirawat di RSJ Koordinasi lintas sektor Dinas Sosial Fasilitasi kegiatan pemulangan dan penjemputan pasien Dinsos 38 kegiatan 24 kegiatan 40 28 70 Awal tahun anggaran 2016, program pemulangan dan penjemputan pasien Dinsos, didapatkan permasalahan administrasi 48 SEKSI PELAYANAN PENUNJANG MEDIK Indikator Kinerja 2015 2016 target realisasi target realisasi Capaian Koordinasi pelayanan penunjang medik Gizi, Farmasi, Laboratorium, Rekam M, Radiologi, Elektromedik 1. Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi pelayanan Laboratorium, Farmasi, Gizi, Rekam Medik 12 12 12 12 100 2. Kordinasi Penyusunan RBA Lab, Gizi, Farmasi, RM 1 1 1 1 100 3. Koordinasi penyusunan SPO, SPM, Format evaluasi Kepada pelanggan, penanganan komplain pelanggan 2 2 2 2 100 4. Laporan kegiatan Sie Jang Med 12 12 12 12 100 5. Mengikuti Rakor Dir Medik dan Kep Bidang Medik 12 12 12 12 100 6. Pengembangan SDM 12 12 12 12 100 7. Koordinasi Pemenuhan Sarana Prasarana 12 12 12 12 100 8. Koordinasi pelayanan Inst. Farmasi, Gizi, Laborat, Rekam Medik 12 12 12 12 100 9. Studi Banding 1 1 1 100 10. Rakor Sie Jang Med 12 12 12 12 100 SEKSI PELAYANAN KEPERAWATAN RAWAT INAP Indikator Kinerja 2015 2016 realisasi capaian target realisasi capaian Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana pelayanan keperawatan rawat inap Mempelajari bahan penyusunan rencana, mensinkronisasi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana, mengkompilasi bahan penyusunan rencana, mengkonsultasikan hasil penyiapan bahan penyusunan rencana dan memfinalisasi hasil penyiapan bahan penyusunan rencana 100 100 100 100 100 Melaksanakan koordinasi pelaksanaan Pelayanan Keperawatan rawat inap Mengumpulkan data pelaksanaan kegiatan, memverifikasi data pelaksanaan kegiatan, mengkompilasi data pelaksanaan kegiatan, mengkonsultasikan data pelaksanaan kegiatan dan memfinalisasi data pelaksanaan kegiatan 100 100 100 100 100 Melaksanakan penyusunan program pengembangan seksi Pelayanan keperawatan rawat inap Mempelajari kegiatan program pengembangan, mensinkronisasikan kegiatan program pengembangan, mengevaluasi fasilitas yang ada, mengkonsultasikan hasil evaluasi fasilitas dan memfinalisasi hasil evaluasi fasilitas 100 100 100 100 100 Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Seksi Pelayanan Keperawatan rawat inap dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang. Mempelajari pelaksanaan kegiatan tugas bawahan, menginventarisir permasalahan dalam pelaksanaan tugas, mendiskusikan kemajuan pelaksanaan kegiatan dengan bawahan dan memberikan langkah-langkah perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan 100 100 100 100 100 49 Melaporkan pelaksanaan kegiatan Seksi Pelayanan Keperawatan rawat inap sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk pertanggung jawaban yang akan datang Menganalisis laporan yang diterima bawahan, membahas bahan laporan dengan bawahan, membuat konsep laporan hasil pelaksanaan tugas, mengkonsultasikan konsep laporan kepada atasan dan memfinalisasi laporan pelaksanaan tugas. 100 100 100 100 100 Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis Mempelajari tugas, menjalankan tugas, dan melaporkan hasil pelaksanaan tugas. 100 100 100 100 100 SEKSI PELAYANAN KEPERAWATAN RAWAT JALAN Indikator Kinerja 2015 2016 Analisis target realisasi target realisasi capaian Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana pelayanan keperawatan rawat jalan Mempelajari bahan penyusunan rencana pelayanan keperawatan rawat jalan tahun lalu. 1 1 1 1 100 tercapai Mensinkronisasikan kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana pelayanan dengan kebutuhan pelayanan keperawatan rawat jalan. 1 1 1 1 100 tercapai Memkompilasi bahan penyusunan rencana pelayanan dengan kebutuhan pelayanan keperawatan rawat jalan. 1 1 1 1 100 tercapai Mengkonsultasikan hasil penyiapan bahan penyusunan rencana pelayanan keperawatan rawat jalan kepada pimpinan. 1 1 1 1 100 tercapai Memfinalisasi hasil penyiapan bahan penyusunan rencana pelayanan keperawatan rawat jalan. 1 1 1 1 100 tercapai Melaksanakan koordinasi pelaksanaan Pelayanan Keperawatan rawat jalan Mengumpulkan data pelaksanaan kegiatan Pelayanan Keperawatan rawat jalan 12 12 13 13 100 tercapai Memverifikasi data pelaksanaan kegiatan Pelayanan Keperawatan rawat jalan 12 12 13 13 100 tercapai Memkompilasi data pelaksanaan kegiatan Pelayanan Keperawatan rawat jalan 12 12 13 13 100 tercapai Mengkonsultasikan data pelaksanaan kegiatan Pelayanan Keperawatan rawat jalan kepimpinan 12 12 13 13 100 tercapai Memfinalisasi data pelaksanaan kegiatan Pelayanan Keperawatan rawat jalan 1 1 1 1 100 tercapai 50 Melaksanakan penyusunan program pengembangan seksi Pelayanan keperawatan rawat jalan Mempelajari kegiatan program pengembangan seksi Pelayanan keperawatan rawat jalan 12 12 13 13 100 tercapai Mensinkronisasikan kegiatan program pengembangan seksi Pelayanan keperawatan rawat jalan 12 12 13 13 100 tercapai Mengevaluasi fasilitas yang ada, disesuaikan dengan kebutuhan dan standar yang ditetapkan. 12 12 13 13 100 tercapai Mengkosultasikan hasil evaluasi fasilitas kepada pimpinan 12 12 13 13 100 tercapai Memfinalisasi hasil evaluasi fasilitas. 1 1 1 1 100 tercapai Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Seksi Pelayanan Keperawatan rawat jalan dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang. Mempelajari pelaksanaan kegiatan tugas bawahan 12 12 13 13 100 Tercap ai Menginventarisir permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan 12 12 13 13 100 tercapai Mendiskusikan kemajuan pelaksanaan kegiatan dengan bawahan 12 12 13 13 100 tercapai Memberikan langkah- langkah perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan. 12 12 13 13 100 tercapai Melaporkan pelaksanaan kegiatan Seksi Pelayanan Keperawatan rawat jalan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk pertanggung jawaban yang akan datang Menganalisis laporan yang diterima dari bawahan 12 12 13 13 100 tercapai Membahas bahan laporan dengan bawahan 12 12 13 13 100 tercapai Membuat konsep laporan hasil pelaksanaan tugas 12 12 13 13 100 tercapai Mengkonsultasikan konsep laporan kepadaatasan 12 12 13 13 100 tercapai Memfinalisasi laporan pelaksanaan tugas 1 1 1 1 100 tercapai Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis Mempelajari tugas 1 1 1 1 100 tercapai Menjalankan tugas 1 1 1 1 100 tercapai Melaporkan hasil pelaksanaan tugas 1 1 1 1 100 tercapai 51 Kunjungan klinik gizi Konsultasi Gizi 53 60 42 29 69 Penuru nan rujukan dari klinik rawat jalan Tindak lanjut: mening katkan kesadar an SDM untuk merujuk pasien yang membut uhkan konsult asi Gizi INSTALASI RAWAT JALAN Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Target Realisasi Capaian Renovasi dan Redesain Klinik Penataan Ulang Klinik Jiwa 2 kegiatan 2 kegiatan 100 3 3 100 Pemindahan dan pengaturan ulang Klinik Rawat Jalan 3 ke Gedung Rawat Jalan 2 1 1 100 1 1 100 Pengusulan pembuatan layanan Assesment Center yang terdiri dari Psikologi, Psikiater dan Dokter umum 1 1 100 1 1 100 Perncapaian Kliniik rawat jalan Unit Pelayanan Pencapaian 2015 Target 2016 Pencapaian 2016 Rerata Pertumbuhan K. KESEHATAN JIWA 20.575 21.604 23258 1,13 K. ANAK DAN REMAJA 1.599 1.679 2149 1,05 K. GERIATRI 756 794 967 1,28 K. MENTAL ORGANIK 461 484 564 1,23 K. NAPZA 186 195 193 1,04 K. FORENSIK 707 742 821 1,17 K. AUTIS 401 421 635 1,59 K. UMUM 963 524 884 0,96 K. PENYAKIT DALAM 3.256 3.419 1853 0,57 K. BEDAH 272 286 438 1,61 K. SARAF 3.951 4.149 3337 0,85 K. Konsultasi GIZI 40 42 29 0,75 K. PSIKOLOGI 1.342 1.409 1356 1,02 K. T H T 106 111 1 0,009 K. GIGI 1.477 1.551 1409 0,96 K. FISIOTERAPI 11.377 11.718 11848 1,05 K. KULIT KECANTIKAN 578 607 521 0,96 Total 48.047 49.735 50263 1,05 Beberapa klinik yang menyumbangkan kenaikan kinerja rawat jalan antara lain :  Klinik kesehatan jiwa, karena adanya peningkatan jumlah promosi kesehatan di luar Rumah Sakit, peningkatan jejaring pelayanan dengan PPK 1  Klinik Autis, Geriatri, dan Psikiatri Anak-Remaja, karena adanya konsultan psikiater anak yang sudah mendapat kepercayaan konsumen, serta posisi 52 strategis RSJRW sebagai satu-satunya provider untuk layanan ini di wilayah Malang Utara.  Klinik Bedah : Dokter bedah bisa rutin melayani pasien sehingga angka kunjungan meningkat  Klinik Fisioterapi : sebagai satu-satunya provider layanan fisioterapi di wilayah Kabupaten Malang sebelah Utara, semua konsumen menyatakan rasa puasnya atas pelayanan di Klinik Fisioterapi RSJRW. Beberapa klinik yang mengalami penurunan antara lain:  Klinik Penyakit Dalam: satu dokter Penyakit Dalam sekolah konsultan, hari buka klinik penyakit dalam berkurang yang semula 5 lima hari menjadi 3 tiga hari  Klinik Saraf : dokter spesialis saraf menjadi petugas kesehatan haji,rumah sakit umum di sekitar RSJ sudah mempunyai dokter spesialis saraf,sehingga sebagian rujukan ada yang ke RSUD Lawang  Klinik THT: menurunnya kunjungan klinik THT dikarenakan dokter spesialis THT sedang dalam proses pindah  Klinik Gigi: RSJ tidak bisa melayani pasien BPJS karena RSJ belum mempunyai dokter spesialis gigi sebagai persaratan dari BPJS, tindak lanjut meningkatkan promosi pentingnya kesehatan gigi, meningkatkan kepatuhan pelaksanaan Clinical Pathway tentang pemeriksaan gigi pasien rawat inap  Klinik Kulit Kencantikan: kurangnya promosi tentang jenis layanan di klinik Kulit Kencantikan Instalasi Rawat Inap Tabel . Kinerja Pelayanan Instalasi Rawat Inap Tahun 2016 Parameter Realisasi 2015 Target 2016 Realisasi 2016 Tingkat Pencapaian ∑ Pasien MRS 4.349 4.668 4.446 Tidak tercapai BOR 73,93 70 - 80 66,95 Tidak Tercapai AvLOS 43,14 42 40,06 Tercapai TOI 14,51 7 19,87 Tercapai BTO 6,56 8 6,09 Tidak Tercapai GDR ‰ , ‰ ‰ , ‰ Tercapai NDR ‰ , ‰ ‰ 1,88 Tercapai Secara umum, BOR 2016 ini menurun. Beberapa hal yang berkontribusi terhadap hal ini adalah:  Perubahan kebijakan Badan Narkotika Nasional, yang pada tahun 2015 mentargetkan penangkapan 1.000 penyalahguna NAPZA dalam setahun, tahun ini sudah tidak melakukan lagi hal itu, sementara Ruangan Pemulihan Ketergantungan NAPZA menduduki 10 dari total kapasitas tempat tidur di RSJRW. 53  Perubahan Pembiayaan rehabilitasi NAPZA yang tahun ini dialihkan sepenuhnya ke Kementerian Kesehatan, belum diketahui oleh stakeholders, sehingga tingkat rujukan kasus sangat rendah.  Target tidak tercapai karena beberapa daerah sudah mulai ada Rumah Sakit dan Puskesmas yang dapat menangani kasus psikiatrik, misalnya Tulungagung, Trenggalek, Probolinggo, Kediri,Sidoarjo dan beberapa Rumag sakit Swasta di Malang dan Surabaya  Sistem rujukan berjenjang dan regionalisasi rujukan juga diperkirakan merupakan penyebab penurunan BOR di semester ini. Dari segi kualitas severity level, kasus-kasus yang dirawat makin mengarah ke tingkat kesulitan yang lebih tinggi. INSTALASI PSIKOGERIATRI Indikator Kinerja 2015 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Operasionalisasi klinik geriatri terpadu di gedung induk RSJRW; 2. Penelitian Perencanaan 1 1 1 100 Membangun klinik geriatri terpadu di gedung induk RSJRW 1 1 100 1 1 100 Membangun Klinik Day care Terpadu untuk Usia Lanjut 1 1 100 1 1 100 Merintis Home Care Merintis Home Care 1 1 100 1 1 100 Penyelenggaraan pelayanan Paliatif Penyelenggaraan pelayanan Paliatif 1 1 100 1 1 100 Penambahan Terapi Okupasi Pasien Aktifitas misal Gardening 1 1 100 1 1 100 Membuat kerajinan, misal : kerajinan dari limbah plastikkertas 1 1 100 1 1 100 Penelitian berbasis RS Melakukan penelitian yang bersifat inovatif dan berkontribusi untuk peningkatan mutu layanan 1 1 100 1 1 100 Publikasi hasil penelitian 1 1 100 1 1 100 Caregiver training. 1 1 1 100 Pengembangan jejaring pelayanan pendidikan Mengembangkan jejaring pelayanan dan pendidikan dengan Residen Psikiatri di Jawa Timur 1 1 Caregiver Training Caregiver Training 1 1 100 1 1 100 Memperingati Hari Lansia Mei Memperingati Hari Lansia Mei 2015 1 1 100 1 1 100 Membagi tugas antar simpul pelayanan psikogeriatri Membagi tugas antar simpul pelayanan psikogeriatri 1 1 1 100 Penelitian Penelitian 1 1 1 100 54 berbasis komunitas tentang berbagai aspek psikososial usia lanjut bisa dilakukan secara mandiri maupun dalam bentuk kerjasama dengan institusi mitra Pembinaan LansiaKarang WredaPosyandu Pembinaan pendampingan fasilitasi inisiatif LansiaKarang WredaPosyandu 1 1 100 6 8 133 Kegiatan Promosi IPU dan Kegiatan Rutin pengembangan promosi 2 1 50 3 3 100 Merealisasikan MoU pelayanan 1 100 1 1 100 Merealisasikan MOU pendidikan Merealisasikan MOU pendidikan PPDS dengan Unibra-RSSA 1 100 1 Melaksanakan Pemberdayaan Layanan PPK Primer dan Sekunder Telemedicine Psikogeriatri 1 100 1 1 100 Melaksanakan Kerjasama dengan Sister Hospital LN dan DN Melaksanakan Kerjasama dengan Sister Hospital dengan Institute of Mental Health Singapore 1 100 1 1 100 Sejak tahun 2016 ada kerjasama pendidikan dalam hal psikogeriatri dengan Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Widya Mandala Surabaya yang berjalan dengan baik.Direncanakan untuk memperluas kerjasama dalam hal pendidikan Psikogeriatri dengan PPDS Psikiatri FK Universitas Brawijaya yang semula akan mulai beroperasi tahun 2016 di RS Dr. Saiful Anwar Malang, namun ternyata operasionalisasi tersebut ditunda karena kurangnya homebase doctor di RS Dr. Saiful Anwar Malang. Usul Pemecahan Masalah, Mencari institusi lain yang berminat untuk pendidikan psikogeriatri INSTALASI GAWAT DARURAT Indikator 2015 2016 Target Realisasi Target Realisasi Pencapaian Pelayanan IGD Jumlah kunjungan pasien IGD 4.756 5.164 5164 93,78 4.756 Jumlah kunjungan pasien IGD tahun 2016 tidak mencapai target .Adapun faktor yang menjadi penyebabnya adalah : - Adanya kebijakan rujukan berjenjang, di mana pasien dari PPK I diharuskan menjalani rujukan ke PPK II. Untuk pasien-pasien non psikiatrik, maka PPK II yang dipilih untuk merujuk adalah RSU Tipe D yang berada di Kecamatan yang sama dengan RSJRW. - Adanya kebijakan regionalisasi rujukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. 55 - Di beberapa daerah sudah mulai ada Rumah Sakit dan Puskesmas yang dapat menangani kedaruratan psikiatrik, misalnya Tulungagung, Trenggalek, Probolinggo, Kediri, Sampang dan Sumenep Tindak Lanjut : - Membangun komunikasi dan kerjasama yang lebih intensif dengan PPK 1. - Melakukan inovasi terkait dengan promosi pelayanan IGD. Instalasi Radiologi Tabel . Kinerja Pelayanan Instalasi Radiologi Tahun 2016 ∑ Kunjungan Pasien 2015 Target ∑ Kunjungan Pasien 6 Realisasi 2016 Tingkat Pencapaian 1.774 1.863 1458 78,6 Pelayanan di Instalasi Radiologi menunjukkan penurunan, karena terjadi kerusakan alat USG, kerusakan alat panoramik yang membutuhkan waktu untuk perbaikan sehingga berkontribusi terhadap penurunan jumlah pelayanan radiologi INSTALASI REHABILITASI MENTAL Kinerja 2015 2016 Target Realisasi Target realisasi capaian Jumlah kunjungan pasien rehabilitasi mental yang mendapatkan seleksi 1591 2.972 2214 2422 109,39 Analisis Masalah : - Jumlah kunjungan pasien rehabilitasi mental yang mendapatkan seleksi tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan target tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh :  Terjadinya peningkatan komunikasi dan koordinasi antara petugas rehabilitasi mental dengan unit awat inap.  Adanya upaya perbaikan sistem pelayanan rehabilitasi mental - Tetapi bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2015 mengalami penurunan, dikarenakan Average length of stay AVLOS pendek, sehingga paket rehabilitasi mental tidak memenuhi target INSTALASI LABORATORIUM Indikator Kinerja 2015 2016 Target Realisasi Target Realisasi Pencapaian Pelaksanaan Pemeriksaan Pemeriksaan Terlampir Pelaksanaan Pemeriksaan 52136 44.572 44.992 47866 106,39 Quality Control Internal 1848 2.160 2268 2472 108,99 Pelaksanaan Pengambilan Sampel 11960 8.912 9357,6 9536 101,9 Terdapat peningkatan capaian laboratorium karena: - Realisasi pemeriksaan laboratorium meningkat dibandingkan dengan target, tapi bila dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami penurunan 56 - Lebih optimalnya komunikasi dan koordinasi dengan unit keperawatan rawat inap dan rawat jalan terkait pemeriksaan laboratorium berkala untuk monitoring efek samping obat. - Meningkatnya kepatuhan terhadap assesemant awal medis - Adanya peningkatan screening laboratorium saat pasien yang akan masuk rumah sakit - Meningkatnya kepatuhan terhadap Clinical Pathway - Sistem monitoring dan evaluasi kinerja berjalan cukup optimal. INSTALASI FARMASI Kegiatan Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Indikator Kinerja 2016 Analisis RTL Target realisasi capaian peningkatan jumlah pasien IGD JumlahLayanan total Resep individual gawat darurat 125.388 26.005 97,88 Adanya penurunan kunjungan pasien IGD ke satelit farmasi 24 jam Mengoptimalkan komunikasi dan koordinasi dengan Ka IGD terkait dengan penetapan target. JumlahLayanan total Resep persediaan ruangan IGD 408 559 137 Penggunaan emergency kit dan operasional IGD meningkat. Komunikasi dan koordinasi dengan Ka IGD terkait dengan penetapan target. JumlahLayanan Resep generik individual gawar darurat 16.186 8966 55,39 Adanya penurunan kunjungan pasien IGD ke satelit farmasi 24 jam Mengoptimalkan komunikasi dan koordinasi dengan Ka IGD terkait dengan penetapan target. JumlahLayanan Resep generik persediaan IGD 13.284 8.875 66,81 Persentase Layanan Resep individual dan persediaan IGD sesuai Formularium Rumah Sakit 1 00 100 100 Target tercapai Dipertahankan Persentase Layanan Resep individual JKN pasien gawat darurat sesuai ForNas 98 99,04 101,06 Target tercapai Dipertahankan perencanaan usulan pemakaian obat,alkes, bmhp pasien BPJS persediaan ruangan IGD 314.917. 908 284.490.534 90,34 Adanya peningkatan kunjungan pasien IGD ke satelit farmasi 24 jam dibanding tahun sebelumnya Mengoptimalkan komunikasi dan koordinasi dengan Ka IGD terkait dengan penetapan target. perencanaan usulan pemakaian obat,alkes, bmhp pasien umum IGD 92.443.4 04 97.211.972 105,16 Target tercapai Dipertahankan pelayanan farmasi klinikasuhan kefarmasian pasien IGD 730 622 85,2 Kebutuhan SDM apoteker belum terpenuhi Pengusulan kembali di tahun 2017 Peningkatan kualitas sdm farmasi gawat 4 2 50 Adanya pergeseran peruntukan, di mana dana Pengusulan kembali di tahun 2017 57 darurat melalui pelatihan internal dan eksternal pelatihan pegawai dialihkan untuk capacity building bagi semua pegawai RSJ INSTALASI FARMASI Kegiatan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan Indikator Kinerja 2015 2016 target realisasi target realisasi capaian Peningkatan jumlah kegiatan layanan penunjang rawat inap JumlahLayanan total Resep individual Rawat Inap 164.721 125.543 138.096 131.050 94,90 JumlahLayanan total Resep persediaan ruanganRawat Inap 3.136 2030 2.232 2.781 124,60 JumlahLayanan Resep generik individual Rawat Inap 131.777 60.575 84.197 66.915 79,47 JumlahLayanan Resep generik persediaan poli Rawat Inap 2.509 24 1.116 185 16,58 Persentase Layanan Resep individual dan persediaan poli Rawat Inap sesuai Formularium Rumah Sakit 100 100 100 100 100 Persentase Layanan Resep individual JKN Rawat Inap sesuai ForNas 100 97 98 97,42 99,41 perencanaan usulan pemakaian obat,alkes, bmhp pasien BPJS persediaan ruanganpoli rawat Inap 3.222.495.625 2.685.487.350 2.954.036.088 2.867.631.338 97,08 perencanaan usulan pemakaian obat,alkes, bmhp pasien umum rawat Inap 1.043.018.319 383.998.127 422.397.936 371.637.193 87,98 pelayanan farmasi klinikasuhan kefarmasian pasien rawat Inap 730 90 158.400 1848 1,17 Peningkatan kualitas sdm farmasi rawat Inap melalui pelatihan internal dan eksternal 4 4 4 2 50 Peningkatan jumlah kegiatan layanan penunjang JumlahLayanan total Resep individual Rawat Jalan 139.234 133.009 124.308 114.812 92,36 58 rawat jalan JumlahLayanan total Resep persediaan ruanganRawat Jalan 1.387 976 1.080 1.234 114,26 JumlahLayanan Resep generik individual Rawat Jalan 111.387 57.964 75.233 69.445 92,1 JumlahLayanan Resep generik persediaan poli Rawat Jalan 1.110 26 12 24 200 Persentase Layanan Resep individual dan persediaan poli Rawat Jalan sesuai Formularium Rumah Sakit 100 100 100 99,99 99,99 Persentase Layanan Resep individual JKN Rawat Jalan sesuai ForNas 100 98 98 97,42 99,41 perencanaan usulan pemakaian obat,alkes, bmhp pasien BPJS persediaan ruanganpoli rawat jalan 2.577.996.500 4.268.581.813 4.695.439.992 5.453.854.901 116,15 perencanaan usulan pemakaian obat,alkes, bmhp pasien umum rawat jalan 834.414.655 982.824.857 1.081.107.348 954.342.936 88,27 pelayanan farmasi klinikasuhan kefarmasian pasien rawat jalan 730 1321 4800 3600 75 Peningkatan kualitas sdm farmasi rawat jalan melalui pelatihan internal dan eksternal 4 4 4 2 50 INSTALASI FARMASI analisis capaian kegiatan di rawat inap dan rawat jalan Indikator Pencapaian Analisis Usulan Tindak Lanjut Jumlah Layanan total Resep individual Rawat Inap 94,90 Penurunan BOR rawat inap Peningkatan promosi pelayanan kesehatan jiwa di RSJ Lawang Jumlah layanan total resep persediaan ruang rawat inap 124,6 Penurunan BOR rawat inap Peningkatan promosi pelayanan kesehatan jiwa di RSJ Lawang Jumlah layanan total resep generik individual rawat inap 96,64 Obat generik banyak yang kosong pabrik Peningkatan promosi pelayanan kesehatan jiwa di RSJ Lawang dan penurunan target penggunaan obat generik dari 80 menjadi 50 Presentasi layanan resep JKN rawat inap sesuai formularium nasional 97,42 Adanya kebijakan Dirut bahwa pasien rawat inap dapat diresepkan obat diluar fornas yang diatur dalam SK MenKes dengan dilampiri Meneruskan kebijakan sebelumnya 59 form khusus Realisasi perencanaan usulan pemakaian obat,alkes, bmhp pasien BPJS persediaan ruanganpoli rawat Inap 87,98 Penurunan BOR rawat inap Peningkatan promosi pelayanan kesehatan jiwa di RSJ Lawang Realisasi perencanaan usulan pemakaian obat,alkes, bmhp pasien umum rawat Inap 97,08 Penurunan BOR rawat inap dan adanya pasien yang beralih dari Umum ke JKN Peningkatan promosi pelayanan kesehatan jiwa di RSJ Lawang Realisasi pelayanan farmasi klinikasuhan kefarmasian pasien rawat Inap 1,17 Kekurangan apoteker standar 1 apoteker 1 TTK : 30 TT Usulan penambahan apoteker TTK sesuai analisis beban kerja Jumlah Layanan total Resep individual Rawat Jalan 92,36 Penurunan jumlah pasien di poli umum Penyempurnaan software farmasi yang dapat menghemat waktu pelayanan JumlahLayanan total Resep persediaan ruangan Rawat Jalan 114,26 Penggunaan emergency kit dan operasional poli meningkat. Penambahan SDM farmasi rawat jalan. Pengadaan fasilitas ruang tunggu. kursi dan perbaikan ruang tunggu Penyempurnaan software farmasi yang dapat menghemat waktu pelayanan JumlahLayanan Resep generik individual Rawat Jalan 111,68 Obat generik untuk pelayanan resep rajal tersedia dengan baik Evaluasi target JumlahLayanan Resep generik persediaan poli Rawat Jalan 200 Obat generik untuk pelayanan resep rajal tersedia dengan baik Evaluasi target Persentase Layanan Resep individual JKN Rawat Jalan sesuai ForNas 99,04 Konsistensi apoteker dan TTK di satfar rajal dalam menskrining resep dokter untuk pasien penjamin yang harus sesuai ForNas Mengajukan usulan kepada Kemenkes RI untuk penambahan item obat baru dan kelonggaran dosis untuk obat yang dibatasi. Perencanaan usulan pemakaian obat,alkes, bmhp pasien BPJS persediaan ruanganpoli rawat jalan 116,15 Peningkatan kunjungan pasien dengan pembiayaan penjamin di Rajal Usulan penambahan SDM. Penambahan anggaran obat Rajal sesuai dengan prediksi target kunjungan pasien Rajal. Penambahan fasilitas satelit farmasi Rajal Perencanaan usulan pemakaian obat,alkes, bmhp pasien umum rawat jalan 88,27 Penurunan kunjungan pasien umum di unit Rajal. Usulan penambahan item obat baru, maupun kelonggaran dosis untuk obat yang dibatasi atau biaya obat diluar paket ditanggung oleh RS pelayanan farmasi klinikasuhan kefarmasian pasien rawat jalan 75 Tuntutan pelayanan farmasi klinik yang lebih komprehensif sementara masih kekurangan tenaga 1 apoteker dan satu TTK untuk 50 pasien rajal Penyempurnaan software farmasi yang dapat menghemat waktu pelayanan Usulan penambahan SDM apoteker dan TTK Penambahan anggaran obat Rajal sesuai dengan prediksi target kunjungan pasien Rajal. Penambahan fasilitas satelit farmasi Rajal INSTALASI GIZI Indikator Kinerja 2015 2016 target realisasi Target realisasi capaian analisis Pelayanan Gizi Porsi pelayanan gizi rawat inap dan poprsi diet rawat inap 759.352 564.336 592.553 515.355 86,97 Disebabkan oleh penurunan hari perawatan. Jumlah pasien rawat inap menurun dibanding tahun 2015 Asuhan gizi rawat inap 10.567 10.875 10.567 10.186 96,39 60 Analisa penurunan pencapaian instalasi gizi: - Kinerja pelayanan Instalasi Gizi bersifat sebagai unit pendukung. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh kinerja unit utama. Kinerja Instalasi Rawat Inap tahun 2016 mengalami penurunan, BOR yang dicapai sebesar 66,95, lebih rendah dibandingkan tahun 2015. Kondisi ini secara otomatis berdampak pada jumlah kebutuhan pelayanan makanan yang harus difasilitasi oleh Instalasi Gizi. Instalasi Elektromedis Tabel . Kinerja Pelayanan Instalasi Elektromedis Tahun 2016 Pelayanan Pencapaian 2015 TARGET 2016 Pencapaian 2016 Tingkat Pencapaian 2016 ECG 429 450 636 141,3 EEG 116 122 201 164,75 ECT 373 392 289 73,72 HITOP 86 90 4 4,4 TOTAL 1.004 1.054 1130 107,2 Sebagian kinerja Instalasi Elektromedis sudah mencapai target yang ditentukan, yaitu pelayanan pemeriksaan ECG dan EEG. Pelayanan pemeriksaan ECT dan HITOP belum mencapai target, disebabkan oleh faktor : - Alat ECT yang mengalami kerusakan menyebabkan penghentian layanan ECT sejak bulan September 2015. Setelah dilakukan pembelian alat baru, layanan ECT kembali aktif pada akhir bulan Juni 2016 sampai sekarang. - Menurunnya pemeriksaan HITOP karena efektifitasnya kurang dibanding dengan ECT Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit PKRS Kinerja Pelayanan Instalasi PKRS Pelaksanaan Penyuluhan di luar Tahun 2016 Pelaksanaan Penyuluhan di Luar RS di tahun 2015 Target Pelaksanaan Penyuluhan di Luar RS di tahun 2016 Pencapaian 2016 Tingkat Pencapaian 2016 13 12 12 100 Pencapaian kinerja Instalasi PKRS tentang Pelaksanaan Penyuluhan di luar RS sudah sesuai dengan target yang direncanakan, namun secara kualitas belum tercapai. Karena beberapa daerah penyuluhan yang direncanakan sebagai sasaran penyuluhan belum memberi respontanggapan terhadap permintaan kerja sama pelaksanaan penyuluhan. Pencapaian target ini ditunjang oleh permintaan penyuluhan diluar sasaran penyuluhan yang telah direncanakan.. Kinerja Pelayanan Instalasi PKRS tentang Layanan penyuluhan di Rumah Sakit Tahun 2016 61 Layanan Penyuluhan di RS di tahun 2015 Target Layanan Penyuluhan di RS di tahun 2016 Pencapaian 2016 Tingkat Pencapaian 2016 93 72 80 111 Pencapaian kinerja Instalasi PKRS tentang Layanan penyuluhan di Rumah Sakit melebihi dari target yang telah ditentukan yaitu sebesar 80. Hal ini ditunjang banyaknya penyuluhan di rawat inap tahun 2016 Tabel . Kinerja Pelayanan Unggulan Instalasi PKRS Tahun 2016 Kegiatan Realisasi tahun 2015 Target Layanan di tahun 2016 Pencapaian 2016 Tingkat Pencapaian 2016 Pembinaan Lansia 5 6 10 166 Pembinaan Layanan di PPK primer dan sekunder 40 48 48 100 Pembinaan KPSI Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia 3 3 3 100 Pencapaian kinerja unggulan Instalasi PKRS untuk pembinaan lansia melebihi dari target yang ditetapkan, sedangkan pembinaan Layanan di PPK primer dan sekunder sesuai dengan target yang ditetapkan.Peningkatan pembinaan lansia karena tingginya permintaan untuk pembinaan. Sedangkan pembinaan KPSI sesuai dengan target yang direncanakan, karena agenda pembinaan dilaksanakan 3 bulan sekali yang dimulai di bulan Maret 2016 dan pembinaan kedua dan ketiga pada bulan Juli dan Oktober 2016. KOMITE MEDIK Rencana Kegiatan 1. Subkomite Mutu Profesi a. Memberikan perlindungan terhadap pasien agar senantiasa ditangani oleh staf medis yang bermutu, kompeten, etis, dan profesional, dengan melakukan i. pengaturan tugas staf medis sesuai dengan kompetensi dan kewenangan klinis yang dimiliki ii. visite besar b. Memberikan asas keadilan bagi staf medis untuk memperoleh kesempatan memelihara kompetensi, dengan kegiatan i. Kuliah penyegaran ii. RTD iii. Pelatihan c. Mencegah terjadinya kejadian yang tak diharapkan, dengan kegiatan melakukan analisis proaktif terhadap SPO barurevisi SPO yang terkait pelayanan medis beresiko tinggi d. Memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf medis melalui upaya pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi yang berkesinambungan, maupun evaluasi kinerja profesi yang terfokus, dengan kegiatan i. Audit Medis ii. Laporan pagi 62 iii. Laporan kasus sulit iv. Laporan kematian 2. Subkomite Kredensial a. Kredensial b. Re-kredensial 3. Subkomite Etik dan Disiplin Profesi 4. Analisa SPM Realisasi Kegiatan 1. Subkomite Mutu Profesi a. Pengaturan tugas staf medis secara rutin sesuai dengan kompetensi dan kewenangan klinis yang dimiliki, dilakukan rutin setiap bulan melalui SMF masing- masing. b. Round Table Discussion, tidak terlaksana selama tahun 2016 c. Pelatihan, tidak dilaksanakan oleh komite medik namun mengikuti yang telah direncanakan oleh bagian direktorat SDM RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat d. Tidak ada pembuatan ataupun revisi SPO yang terkait dengan pelayanan e. Audit Medis, terlaksana 2 kali audit medis Clinical Pathway pada tahun 2016 Juli dan November 2016 f. Laporan Pagi, belum terlaksana pada tahun 2016 g. Laporan Kasus Sulit, terlaksana 1 kali pada tahun 2016 10 Mei 2016 h. Laporan Kematian, terlaksana 1 kali pada tahun 2016 17 Maret 2016, 3 kasus kematian 2. Subkomite Kredensial 1. Kredensial 7 Dokter spesialis baru RSJRW 4 psikiater, 1 internist, 1 patologi klinis, dan 1 neurologist 2. Re-kredensial, tidak dilaksanakan pada tahun 2016, karena semua dokter mengikuti kredensial. 3. Subkomite Etik dan Disiplin Profesi a. Monitoring SIP dan STR Dokter RS Jiwa dr. Radjiman Wediodingrat Lawang b. Ada 1 satu laporan komlain etik dan disiplin profesi medis namun penangan etik dan disiplin profesi staf medis masih dalam tahap pembahasan. 4. Analisa SPM a. SPM Kredensial dan rekredensial setiap 6 bulan, dibuat bulan Januari dan Juli 2016 b. SPM Kehadiran DPJP dan Case Manager di ruang rawat inap setiap bulan. Kehadiran DPJP di ruangan rawat inap melebihi target 100 yang ditentukan dalam analisa SPM bulan April hingga November 2016, karena adanya perubahan sistem untuk ruangan subspesialis psikiater sebagai DPJP merangkap pula sebagai case manager. Kehadiran case manager di ruangan rawat inap tidak mencapai target 100 karena kurangnya kedisiplinan dalam mengisi daftar hadir di ruangan dan kesulitan dalam pengumpulan data dari ruang rawat inap. Analisis dan Rencana Tindak Lanjut 1. Meningkatkan koordinasi intra komite medik dan dengan unit terkait agar kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan rencana kegiatan 63 2. Ketentuan pemerintah tentang gratifikasi yang belum dipahami dengan baik membuat agenda RTD kerjasama dengan farmasi tidak dapat dilaksanakan 3. Mengusulkan SPM baru agar lebih biSsa terlaksana dan bisa dievaluasi KOMITE KEPERAWATAN Indikator Kinerja 2015 2016 Target Realisasi Target Realisasi capaian Analisis Audit dan Supervisi 4 4 2 1 50 Melaksanakan kredensialrekredensial perawat 2 2 2 1 50 pengembangan dan peningkatan mutu SDM Komite Keperawatan 4 4 1 1 100 Program komite keperawatan pada tahun 2016 meliputi; 1 pengembangan dan peningkatan mutu SDM Komite Keperawatan, 2 Audit dan Supervisi Asuhan Keperawatan, 3 KredensialRekredensial perawat RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang Adapun evaluasi hasil dari ketiga program tersebut berdasarkan target yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan dan Peningkatan Mutu SDM Komite Keperawatan a. Dari 4 empat target pelaksanaan selama satu tahun ini 2016, terlaksana 4 empat kegiatan pengembangan dan peningkatan mutu SDM Komite Keperawatan tercapai 100 b. Hal ini terlaksana karena adanya kerjasama yang solid diantara pengurus komite keperawatan dan koordinasi yang solid dengan unit terkait. 2. Audit dan Supervisi Asuhan Keperawatan a. Dari 2 dua target pelaksanaan audit asuhan keperawatan di tahun ini 2016, terlaksana 1 satu kegiatan audit asuhan keperawatan tercapai 50 b. Hal ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya, belum adanya tenaga khusus yang terlatih sebagai auditor Asuhan Keperawatan dan kurangnya monitoring dari program kerja yang telah direncanakan 3. KredensialRekredensial perawat RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang a. Dari 2 dua target pelaksanaan kredensial di tahun ini 2016, terlaksana 1 satu kegiatan kredensial tercapai 50 b. Hal ini terjadi karena belum adanya program tentatif yang terjadwal dalam rencana kegiatan komite keperawatn yang diperuntukkan bagi tenaga perawat, mutasipindahan dari rumah sakitorganisasi lain RENCANA TINDAK LANJUT 1. Penyempurna program kerja kredensialrekrendensial yang mencakup kegiatan kredensial yang bersifat tentatifinsidentalmendadak 2. Mengusulkan pelatihan untuk auditor asuhan keperawatan 3. Mengusulkan pelatihan asesor keperawatan 4. Meningkatkan konsolidasi diantara pengurus komite keperawatan 5. Meningkatkan koordinasi dengan direksi RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang terutama Bidang Keperawatan, Direktur Medik dan Keperawatan serta Direktur Utama 64 KOMITE PPI a. luka fiksasi Kejadian Infeksi luka fiksasi 3,7 2016 2015 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 kejadian Infeksi luka fiksasi pada tahun 2016 tercapai 3,7 o oo , pada tahun 2015 belum dilakukan pemantauan infeksi luka fiksasi. Capaian ini masih di bawah target capaian yaitu 5 oo , kejadian luka fiksasi terbanyak terjadi di ruang IPCU dimana kondisi pasien yang masih gaduh gelisah. Pencegahan penyakit: - Pemantauan pada pasien yang dilakukan fiksasi - Evaluasi terapi segera pada pasien yang dilakukan fiksasi - Perawatan luka fiksasi dengan teknik aseptik terkendala set rawat luka steril tidak selalu tersedia. - Pemantauan fiksasi pada pasien sesuai dengan SPO yang sudah ditentukan. - Set rawat luka disterilkan bila diperlukan b. Kejadian hipotensi postural Tidak ada kejadian hipotensi postural Pencegahan penyakit:  Pemantauan tekanan darah pada pasien yang mendapatkan terapi psikofarmaka tidak dilaksanakan secara konsisten  Keluhan hipotensi postural tidak dilaporkan  Monitoring tekanan darah terhadap pasien yang mendapatkan obat psikofarmaka setiap hari  Bila ada gejala hipotensi postural segera dilaporkan c. Kejadian scabies Kejadian skabiess 0,14 2016 0,06 2015 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 65 Kejadian skabies pada tahun 2016 sebanyak 0,14 o oo , terjadi peningkatan kejadian dari pada tahun sebelumnya, capaian ini masih di bawah standart yaitu 5 o oo . Hal ini dimungkinkan perilaku pasien bertukar linen baju, handuk, tempat tidur. Pencegahan penyakit: - Screening pasien dengan scabies tidak dilakukan. Pasien dari dinas sosial baru datang langsung masuk ruang rawat inap, rata-rata didapatkan gatal dan bisa salah satunya disebabkan oleh skabies. - Penggunaan linen terutama handuk tidak dipisahkan. - Penegakan diagnosa scabies dan pemberian obat tidak segera - Obat diberikan di waktu pagi hari, sehingga tidak efektif, seharusnya diberikan sore hari menjelang malam. - Deteksi dini tanda dan gejala skabies pada pasien. d. Kejadian dermatomikosis Kejadian dermatomikosis 0,17 2016 2015 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 Capaian kejadian dermatomikosis pada tahun 2016 sebesar 0,17 o oo , capaian pada tahun 2015 belum ada data karena belum dilakukan pemantauan. Capaian ini masih di bawah standar yaitu 5 o oo . Pencegahan penyakit: - Ganti pakaian pasien setiap hari sulit terwujud, terkendala dengan jadwal pencucian. - Pengobatan jamur kulit pagi dan sore jangka waktu lama tidak selalu konsisten. - Pasien bertukar pakaian, bertukar tempat tidur sulit dicegah. - Ganti pakaian pasien harus setiap hari untuk menghindari kulit lembab. - Pengobatan jamur kulit harus konsisten. - Penggunaan sabun dengan sulfur sabun hijau untuk pasien dengan dermatomikosis. e. Angka kepatuhan kebersihan tangan secara umum tahun 2016 adalah 93,69, sebagai berikut: - Sebelum kontak dengan pasien 82,77 petugas patuh - Sebelum melakukan tindakan aseptik 95,11 petugas patuh - Sesudah kontak dengan pasien 94,91 petugas patuh 66 - Setelah terpapar cairan tubuh pasien 99,37 petugas patuh - Sesudah kontak dengan lingkungan pasien 96,3 petugas patuh Secara umum Kepatuhan petugas dalam melaksanakan kebersihan tangan pada tahun 2016 cenderung meningkat namun belum maksimal. Moment sebelum kontak dengan pasien masih menempati urutan paling rendah dalam hal ini Evaluasi dan Tindak lanjut: Sosialisasi dengan disertai supervisi harus dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan petugas f. Angka kepatuhan penggunaan APD Tahun 2015 rata-rata 67,34. Hal ini dimungkinkan petugas pelaksana pelayanan belum memahami prinsip secara utuh indikasi penggunaan APD sesuai panduan APD. Pada tahun 2016 angka kepatuhan penggunaan APD 76,33. Ini meningkat dibandingkan dengan angka kepatuhan penggunaan APD pada tahun 2015. Tindak lanjut: Petugas K3 dan PPI memberikan sosialisasi lanjutan terkait penggunaan APD di masing-masing unit kerja. KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN KINERJA Indikator Kinerja 2015 2016 Target Realisasi Target Realisasi Capaian Implemen program ISO Pelaksanaan dan evaluasi program ISO 12 12 12 12 100 Implementasi IKI dan IKU Pelaksanaan dan evaluasi program IKI dan IKU 12 12 12 12 100 Implementasi program akreditasi Pemenuhan dokumen akreditasi sesuai dengan standar terbaru 1 1 1 1 100 Pelaksanaan dan evaluasi program akreditasi 9 kegiatan 9 kegiatan 9 kegiatan 9 kegiatan 100 Pelaksaan kegiatan penjaminan melalui program ISO 9001 : 2008 dan Akreditasi Rumah Sakit versi 2012, berjalan dengan baik., ditandai dengan sertifikat dari KARS dengan predikat PARIPURNA pada bulan November 2015 dan pelaksanaan re visitasi survey verifikasi pada bulan November 2016. a. Monitoring indikator mutu prioritas rumah sakit Hasil monitoring dan evaluasi indikator mutu periode Januari-Desember 2016 pada tabel di bawah ini: RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Tahun 2016 67 Terdapat 17,64 indikator mutu prioritas kategori area klinis yang tidak mencapai target yang ditetapkan, yaitu 1 Indikator Pemantauan Kejadian yang Tidak Diharapkan pada Pemakaian Obat Psikofarmaka ≤ 5. Hal ini disebabkan karena sempat terjadinya kekosongan obat-obatan yang diperlukan dalam menangani efek samping obat dalam hal ini ekstrapiramidal syndrome. Untuk itu perlu dilakukan studi dan analisis akar masalah agar dapat dilakukan upaya perbaikan; 2 Indikator Kejadian Infeksi Aliran Darah Tepi Phlebitis ≤ 5‰. Untuk itu direkomendasikan untuk melakukan studi dan analisis akar masalah agar dapat dilakukan upaya perbaikan; 3 Pertumbuhan Penelitian yang Dipublikasikan tercapai nol dari targe t ≥ 1,1. Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang belum mempunyai Tim Ethical Clearance sebagai salah satu persyaratan pelaksanaan penelitian dan publikasi hasil penelitian. Hal tersebut disebabkan belum terpenuhinya persyaratan pelatihan Good Clinical Practice GCP, karena kendala anggaran biaya. Sebagai upaya perbaikan, dibentuk Tim Asesmen Penelitian sejak awal tahun 2015. Terdapat sebanyak empat proposal penelitian sedang dilakukan proses asesmen sampai saat ini. Terdapat 5,88 indikator mutu prioritas kategori area klinis yang tidak dilakukan pengukuran adalah Indikator Waktu Lapor Tes Kritis Radiologi 60 menit. Berdasarkan hasil penelusuran di unit kerja, tidak dilakukannya pengukuran tersebut disebabkan karena kurangnya pemahaman unit kerja atas penerapan indikator tersebut. Untuk hal tersebut disarankan unit kerja terkait melaukan tinjau ulang atas kesesuaian indikator terhadap pelayanan sehingga bisa dibuat revisi sesuai dengan yang diperlukan. Terdapat 27,78 indikator mutu prioritas kategori area manajerial yang tidak mencapai target. Prosentase ini lebih baik dibandingkan tahun 2015 lalu yaitu 33,3. 1 Indikator Ketepatan Waktu Kalibrasi Alat tercapai 62 naik dari tahun sebelumnya yaitu 56 meskipun belum memenuhi target 100. Sudah ada usulan dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit IPSRS, termasuk upaya untuk kalibrasi oleh vendor diluar BPFK. 2 Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan tidak tercapai di Klinik Neuro, Interna dan Bedah. Untuk itu direkomendasikan melakukan studi dan analisis akar masalah agar dapat dilakukan upaya perbaikan diiringi oleh monitoring dan evaluasi periodik agar tidak berulang. 3 Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD Saat Melaksanakan Tugas tercapai 76, naik dari tahun 2015 yaitu 60 meskipun belum mencapai target 75. Hal ini disebabkan oleh anggapan sebagian besar karyawan bahwa tidak ada penularan infeksi di rumah sakit jiwa dan ketidaknyamanan petugas dalam menggunakan APD saat menjalankan tugas. Pendidikan kesehatan dan penyediaan APD menjadi salah satu faktor yang meningkatkan capaian indikator ini. Terdapat 33,3 indikator sasaran keselamatan pasien yang tidak mencapai target yang ditetapkan. Terdapat dua indikator pada Indikator Prioritas Area Sasaran 68 Keselamatan Pasien yang tidak mencapai target, yaitu Indikator Identifikasi Pasien Sedikitnya dengan Dua Kombinasi Cara Identifikasi yang tercapai 99 dari target 100. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman secara keseluruhan atas implementasi identifikasi pasien dan metode pengukuran atas indikator. Untuk hal ini diperlukan studi dan analisis akar masalah agar dapat dilakukan upaya perbaikan. Penatalaksanan yang efektif telah ditunjukkan dalam Indikator Angka Pemberian Label pada Obat High Alert yang naik dari 10 di tahun 2015 menjadi 100 di tahun 2016 sesuai target 100. Pemberian label pada obat - obat high alert dilakukan sebagai upaya peningkatan keamanan penggunaan obat yang harus diwaspadai serta sebagai pemenuhan standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012. Indikator Kepatuhan terhadap Hand Hygiene tercapai 94, naik dari capaian di tahun 2015 yaitu 74 dari target 100. Hal ini menunjukkan pendidikan kesehatan dan ketersediaan sarana cuci tangan sudah mulai efektif untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya cuci tangan yang belum baik pada sebagian besar karyawan rumah sakit jiwa. Diharapkan pada tahun selanjutnya capaian bisa sesuai dengan target. Dari keseluruhan indikator mutu prioritas, terdapat beberapa indikator mutu yang memerlukan tinjau ulang atas profilnya. Sesuai dengan prinsip continous improvement, diperlukan upaya peningkatan monitoring dan evaluasi secara periodik atas masing- masing indikator oleh unit yang terkait. Hal ini sebagaimana telah disepakati dalam Rapat Tinjauan Manajemen pada 28 Desember 2016 lalu, bahwa setiap direktorat akan melakukan tinjau ulang atas indikator mutu masing-masing dan berkoordinasi dengan Komite Mutu Keselamatan dan Kinerja. Sistem pelaporan indikator mutu sesuai SPO Pelaporan RS belum cukup efektif sebagai sarana perolehan data monitoring dan evaluasi. Hal ini disebabkan sosialisasi tentang sistem pelaporan melalui QNAP ini belum cukup meningkatkan kemampuan unit kerja untuk mengunggah data. Salah satu tindakan perbaikan yang dilakukan oleh Sub Bag TU dan Pelaporan telah melakukan survei atas hal-hal yang menghambat sistem pelaporan ini. Diharapkan pada tahun selanjutnya prosentase pelaporan data melalui QNAP dapat meningkat, misalnya dengan pelatihan pengolahan data dan analisis statistik untuk petugas pengumpul data di unit kerja. b. Monitoring Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien Laporan Insiden Keselamatan Pasien IKP periode Januari sd Desember 2016 yang terlaporkan ke Sub Komite Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko sebanyak 56 laporan dari 18 unit kerja. Analisa : a. Secara kuantitatif, jumlah ini naik dari laporan yang masuk di tahun 2015 yaitu 14 laporan dari 7 unit kerja. Terdapat peningkatan kesadaran melaporkan Insiden Keselamatan Pasien dibandingkan tahun 2015. b. Terjadi peningkatan IKP pada triwulan III tahun 2016 c. Terdapat penurunan trend kategori IKP 69 Insiden terbanyak sepanjang periode Januari-Desember 2016 adalah kejadian pasien lari pasien tersesat yaitu sebanyak 55 31 kasus. Penyebab : a. Peningkatan pemahaman tentang keselamatan pasien b. Salah satu faktor yang mampu menurunkan tren kejadian lari ini adalah penyelesaian beberapa perbaikan sarana yang teridentifikasi menjadi penyebab pasien lari, misalnya perbaikan pagar yang rusak dan pembangunan pagar pembatas. Masih cukup tingginya kejadian pasien lari ini perlu menjadi perhatian khusus, dengan memperhatikan berbagai sumber daya yang ada di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat yang sekira dapat menjadi kontributor untuk menurunkan angka kejadian ini. c. Peningkatan komitmen manajemen terkait isu mengenai insiden keselamatan pasien, ditandai dengan terselenggaranya proses root cause analysis melibatkan lintas direktorat. Rekomendasi : a. Meningkatkan budaya keselamatan pasien b. Menerapkan manajemen risiko secara lebih komprehensif c. Pemantauan indikator mutu unit kerja 1. Direktorat Medik dan Keperawatan Di lingkup Direktorat Medik dan Keperawatan, pencapaian indikator mutu unit kerja sesuai target sebesar 84, meningkat dari tahun 2015 yaitu 71, namun hal ini perlu dilakukan validasi lebih lanjut. Indikator Re-Asesmen Pasien Risiko Jatuh dan Risiko Bunuh Diri di Rawat Inap tercapai 97 belum mencapai target yaitu 100. Hal ini disebabkan oleh kurang efektifnya sosialisasi terkait asesmen pasien. Untuk hal ini disarankan untuk melakukan sosialisasi ulang dan monitoring implementasi secara intensif oleh masing-masing penanggungjawab pelayanan pasien. Indikator Ketepatan Penyimpanan Obat dan Perbekalan Farmasi capaian 97 dari target 100. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya temuan hasil audit internal ISO 9001:2008 Agustus 2016 tentang pengendalian, monitoring suhu dan kelembapan di ruang penyimpanan sediaan farmasi. 70 Indikator Kelengkapan Informed Consent sesudah Mendapatkan Informasi yang Jelas tercapai rata-rata 92 naik dari capaian 90 di tahun 2015 dari target 100. Hal ini menunjukkan peningkatan kesadaran petugas dalam memberikan penjelasan yang jelas kepada pasien, sesudah penerapan Form Edukasi Pasien dan standar pengisian rekam medis sesuai dengan syarat Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012. Terdapat 3 tiga indikator mutu di Instalasi Rekam Medik yang tidak dilakukan pengukuran, yaitu 1 Waktu Penyediaan Rekam Medik Rawat Jalan, 2Waktu Penyediaan Rekam Medik Rawat Inap, 3 Tidak Ada Rekam Medik yang Hilang. Implementasi SIMRS dan Rekam Medik Elektronik RME dinilai melatarbelakangi tidak diukurnya indikator ini karena sudah tidak relevan dengan kondisi yang ada. Untuk itu, disarankan unit kerja terkait untuk melakukan revisi indikator sehingga lebih berdaya ungkit dalam layanan rekam medik. Indikator Waktu Tunggu Layanan Fisioterapi ≤120 menit tercapai 28 dari total kunjungan. Hal ini disebabkan Dokter konsultan rehabilitasi medik hanya datang satu kali seminggu sehingga pasien menumpuk dalam satu hari, sehingga sebagai upaya perbaikan diperlukan rencana tindak lanjut usulan ke Direktur Medik Keperawatan dan usulan ke Direktur SDM dan Pendidikan terkait tenaga. 2. Direktorat SDM dan Pendidikan Terdapat 80 indikator mutu yang mencapai target yang ditetapkan. Indikator yang tidak mencapai target adalah : 1 Ketepatan Waktu Pengusulan Surat Keputusan Pensiun, 2 Pertumbuhan Peserta Didik Kedokteran, dan 3 Supervisi Pendidikan dari Institusi Pasangan Pendidikan Kedokteran. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya faktor-faktor eksternal, disarankan untuk melakukan analisis akar masalah agar ditemukan tindak lanjut yang paling tepat. 3. Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum Indikator Pelaporan RS tercapai 91 dari target 100. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor pemahaman SDM tentang analisis data dan pelaporan belum maksimal. Disarankan untuk memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dalam sistem pelaporan didukung oleh peningkatan kemampuan SDM dalam mengolah data dan menggunakan sarana teknologi yang ada. Indikator Ketepatan Pengelolaan dan Penatausahaan Barang Milik Negara tercapai 86 dari target 100. Pengelolaan dan penatausahaan barang milik negara dikelola oleh Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan, sedangkan realisasi pengadaan barang milik negara tergantung oleh kinerja program dan anggaran, sehingga terdapat realisasi barang milik negara yang tidak tercapai dan hal tersebut tidak dapat dikendalikan oleh Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan. Sebagai upaya perbaikan diperlukan peninjauan kembali dan revisi definisi operasional indikator mutu yang diukur. Indikator Hasil Survei Kepuasan Pelanggan tercapai 84,98, naik dari capaian tahun 2015 yaitu 76 dengan target minimal 80. Hal ini menunjukkan efektivitas 71 perbaikan yang dilakukan sebelumnya untuk memberikan umpan balik kepada masing- masing unit kerja sesuai dengan pernyataan ketidakpuasan responden. Rekomendasi terhadap peningkatan mutu hasil survei kepuasan pelanggan adalah melakukan analisa secara lebih detil di tingkat unit kerja sehingga permasalahan dapat teridentifikasi secara lebih tepat. Indikator Hasil Pemeriksaan Air Limbah Sesuai Baku Mutu yang Ditetapkan pada bulan Februari 2015 tercapai sesuai target yaitu 100 naik dari capaian tahun 2015 yaitu 85,71. Hal ini menunjukkan tindakan perbaikan yang dilakukan sebelumnya cukup efektif yaitu koordinasi dengan Instalasi Binatu untuk pengendalian penggunaan detergen. Target Waktu Layanan Perbaikan Perangkat Komputer tanpa spare part selesai 48 jam tercapai 96, naik dari capaian tahun 2015 yaitu 75 dari target 100. Hal ini disebabkan antara lain: 1 Perangkat komputer masih dalam masa garansi, sehingga pengecekan dan perbaikan sistem menunggu dari penyedia barang; 2 Diperlukan waktu lebih lama untuk jenis kerusakan tertentu, misalnya perbaikan mekanik printer, pembersihan sensor printer yang disebabkan kesalahan pengguna, dan perbaikan bad sector hardisk. Indikator Ketepatan Waktu Pelayanan Pemeliharaan Alat oleh IPSRS tercapai 92,54 dari 100 target yang ditetapkan. Hal tersebut dapat disebabkan karena waktu pemeliharaan yang sudah direncanakan bersamaan dengan kejadian kerusakan alat. Indikator mutu di Instalasi Binatu tidak dilakukan pengukuran oleh unit kerja yaitu : 1 Indikator Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Bersih untuk Ruang Rawat Inap dan Ruang Pelayanan, 2 Indikator Ketepatan Pengelolaan Linen Infeksius. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran unit kerja akan pentingnya indikator mutu sebagai alat ukur menilai performa layanan. Disarankan untuk melakukan monitoring berjenjang terhadap unit kerja sehingga dapat dipastikan setiap unit kerja melakukan pengukuran atas performa layanannya melalui pengukuran indikator mutu yang tepat. 4. Komite dan SPI Terdapat 56,25 indikator mutu tercapai, 12,5 indikator mutu tidak tercapai dan 31,25 indikator mutu tidak dilakukan pengukuran datanya. Dari semua indikator mutu Komite dan SPI yang tidak tersedia data, lebih disebabkan karena kurangnya kesadaran unit kerja akan pentingnya indikator mutu sebagai alat ukur menilai performa layanan. Disarankan untuk melakukan monitoring berjenjang terhadap unit kerja sehingga dapat dipastikan setiap unit kerja melakukan pengukuran atas performa layanannya melalui pengukuran indikator mutu yang tepat. Indikator Mutu di Komite Etik dan Hukum yaitu Penanganan Masalah Etik dan Hukum tidak dapat diaplikasikan karena tidak adanya masalah etik dan hukum di RS. Untuk hal tersebut disarankan untuk melakukan tinjau ulang terhadap uraian tugas Komite Etik dan Hukum untuk dapat mencari indikator mutu lain yang mempunyai daya ungkit terhadap kinerja komite. 72 Indikator Verifikasi Laporan Ketidaksesuaian oleh Komite Mutu Keselamatan dan Kinerja hanya tercapai 88 dari target 100. Hal ini disebabkan oleh: 1 Keterbatasan waktu anggota Komite Mutu Keselamatan dan Kinerja untuk melakukan verifikasi, karena tidak ada anggota purna waktu; 2 Sulitnya koordinasi dengan unit kerja berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan ketidaksesuaian di semua unit kerja. Untuk Komite Keselamatan dan Kesehatan RS K3RS yang belum menetapkan indikator mutu disarankan untuk merumuskan indikator mutu yang mempunyai daya ungkit terhadap kinerja komite sesuai dengan uraian tugas yang ditetapkan. 68 DIREKTORAT SDM DAN PENDIDIKAN Pencapaian Bagian SDM : Implementasi dan evaluasi Retensi Pegawai : Kondisi yang dicapai : INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 TAHUN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN Terlaksananya capacity building 1 pktthn pktthn 3 pktth 7 pktth 233,33 Terlaksananya benchmarking 1 pktthn pktthn 1 pktth 1 pktth 100 Terlaksananya Peringatan Hari Kartini hari Ibu 1 pktth 1 pktth 100 1 pktth 1 pktth 100 Jumlah pengelolaan kesejahteraan SDM 6 kegth 6 kegth 100 7 kegth 7 kegth 100 Permasalahan : 1. Terlaksananya capacity building Kegiatan melebihi target yang telah di tetapkan karena untuk memberikan reward kepada seluruh pegawai atas komitmen dan kerjasamanya dalam mensukseskan Akreditasi versi 2012 dengan Lulus Paripurna , namun pada pelaksanaanya mengalami kendala pada beberapa pegawai ada yang pelaksananya tidak sesuai dengan jadwal yang di rancanakan. 2. Terlaksananya benchmarking Kegiatan tercapai sesuai target yang telah ditetapkan, namun dalam pelaksanaanya tergantung sesuai kebutuhan rumah sakit, 3. Terlaksananya Peringatan Hari Kartini hari Ibu Kegiatan belum terlaksana secara maksimal khususnya kegiatan hari Ibu, karena terbentur dengan padatnya kegiatan di rumah sakit, 4. Jumlah pengelolaan kesejahteraan pegawai Kegiatan tercapai sesuai target yang telah di tetapkan, namun dalam pelaksanaanya mengalami kendala karena edaran tentang cuti bersama sebelum dan sesudah hari besar dari Sesditjen belum sepenuhnya dipahami oleh pegawai dan sering berubahnya aturan tentang pelaksanaan BPJS Kesehatan maupun Ketenagakerjaan. Usulan Pemecahan Masalah : 1. Terlaksananya capacity building ,direncanakan secara berkala setiap tahun 2. Terlaksananya benchmarking, tetap direncanakan dijadwalkan minimal setiap tahun sekali 3. Terlaksananya Peringatan Hari Kartini hari Ibu .Tetap direncanakan dijadwalkan minimal setiap tahun sekali 4. Jumlah pengelolaan kesejahteraan SDM . 69 Kegiatan kesejahteraan pegawai tahun 2015 terdapat 6 kegiatan namun di tahun 2016 menjadi 7 kegiatan hal ini dikarenakan adanya pengelolaan uang makan yang belum dimasukkan dalam kesejahteraan pegawai. Kegiatan kesejahteraan pegawai tahun 2016 tercapai sesuai target yang telah ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya mengalami kendala sehingga perlu dilakukan sosialisasi terhadap edaran berkaitan dengan cuti bersama dan pelaksanaan BPJS Kesehatan Ketenagakerjaan. Pelaksanaan program unit kerja Kondisi yang dicapai : INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 TAHUN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN Jumlah kegiatan mutasi pegawai 7 kegth 7 kegth 100 7 kegth 7 kegth 100 Jumlah kegiatan Penatausahaan Pegawai 12 kegth 12 kegth 100 10 kegth 10 kegth 100 Jumlah kegiatan koordinasi Internal dan Eksternal 24 pktth 29 pktth 121 24 pktth 18 kegth 75 Permasalahan : 1. Jumlah kegiatan mutasi pegawai : a. Kegiatan tercapai sesuai target yang ditetapkan , namun dalam pelaksanaanya ada keterlambatan usulan mutasi internal dari unit kerja ke Bagian SDM, b. Terjadinya kelonggaran dalam proses mutasi eksternal ke luar rumah sakit meskipun ABK kurang, c. Proses kenaikan pangkat reguler, fungsional dan pensiun di Kementerian Kesehatan prosesnya memerlukan waktu yang lama, d. Kurangnya kesadaran pegawai terhadap penyusunan DUPAK. 2. Jumlah kegiatan Penatausahaan Pegawai : a. Kegiatan penatausahaan pada tahun 2015 sejumlah 15 kegiatan namun pada tahun 2016 menjadi 10 kegiatan dan ini dikarenakan kegiatan pengusulan gaji CPNS dialihkan ke bagian gaji dan kegiatan usulan sarana prasarana digabung menjadi satu usulan di Direktorat SDM dan Pendidikan. Kegiatan tercapai sesuai target yang di tetapkan , namun pada pelaksanaanya ada kendala tentang Pembuatan SK Dirut pada konsideran tentang perundang-undangan harus dicari dulu, dan materi dari pengusul kurang lengkap, b. Pendistribusian surat kurang terkendali, c. Kurangnya data pendukung dalam Update SIMKA karena pegawai tidak melapor jika terjadi perubahan. 70 3. Jumlah kegiatan koordinasi Internal dan Eksternal a. Koordinasi internal kadang tidak dilakukan karena padatnya kegiatan, b. Koordinasi eksternal tergantung apabila ada undangan dan sering mendadak sehingga tidak bisa diikuti. Usulan Pemecahan Masalah : 1. Jumlah kegiatan mutasi pegawai : a. Meningkatkan koordinasi dengan unit-unit yang akan mengadakan mutasi internal, b. Konsistensi terhadap Analisis Beban Kerja ABK, c. Dilakukan follow up secara berkala ke Biro Kepegawaian dan Dirjen Yankes. 2. Jumlah kegiatan Penatausahaan Pegawai : a. Mempelajari perundang-undangan yang berhubungan dengan pembuatan SK Dirut dan berkoordinasi dengan unit kerja yang mengusulkan dan berkoordinasi dengan HUKORMAS, b. Mengoptimalkan pelaksanaan pendistribusian surat sesuai dengan SOP, c. Sosialisai tentang kelengkapan administrasi kepegawaian. 3. Jumlah kegiatan koordinasi Internal dan Eksternal : a. Melaksanakan sesuai jadwal, b. Sering memonitar undangan dari email. Implementasi budaya kinerja Kondisi yang dicapai : NO INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 TAHUN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1.. Jumlah internalisasi budaya kinerja 6 pktth 0 pktth 2 pktth 2.. Terlaksananya survei budaya kinerja 2 pktth 0 pktth 2 pktth 3.. Jumlah dialog Kinerja supervisi manajerial 12 pktth 8 pktth 67 12 pktth 8 pktth 67 4. Jumlah kegiatan 5R 12 pktth 12 pktth 100 12 pktth 12 pktth 100 5. Jumlah kegiatan Pelayanan prima 2 pktth 2 pktth 100 2 pktth 2 pktth 100 6. Jumlah konseling pegawai 12 pktth 0 pktth 12 pktth 0 pktth 7. Jumlah kegiatan penilain kinerja pegawai 12 pktth 12 pktth 100 12 pktth 12 pktth 100 8. Jumlah kegiatan pengelolaan absensi pegawai 12 kegth 12 kegth 100 12 kegth 12 kegth 100 Permasalahan : 1. Jumlah internalisasi budaya kinerja Lemahnya pemahaman tentang kegiatan internalisasi budaya kinerja 71 2. Terlaksananya survei budaya kinerja Penilaian implementasi budaya kerja pegawai Belum dilakukan karena belum adanya rumusan indikator penilaiannya 3. Jumlah dialog Kinerja supervisi manajerial Tidak bisa dilaksanakan sesuai jadwal karena padatnya kegiatan yang bersamaan dengan supervisi manajerial, 4. Jumlah kegiatan 5R. Kegiatan tercapai sesuai target yang di tetapkan, namun dalam dalam perjalananya mengalami kendala karena kurangnya kedisiplinan dalam mengisi cek list sebagai bukti pelaksanaan 5. Jumlah kegiatan pelayanan prima Kegiatan tercapai sesuai target yang di tetapkan, namun dalam pelaksanaanya mengalami kendala karena kurangnya kepedulian dari sebagian pegawai dalam melakukan implementasi pelayanan prima dikarenakan padatnya kegiatan 6. Jumlah konseling pegawai Belum adanya pegawai yang memerlukan konseling khusus 7. Jumlah kegiatan penilaian kinerja pegawai Kegiatan tercapai sesuai dengan target yang telah di tatapkan, namun dalam pelaksanaanya mengalami kendala karena penilaian kinerja individu dilakukan dengan program baru secara on line berupa Elektronik Performance Individu EPI yang diberlakukan sejak bulan November 2016. 8. Jumlah kegiatan pengelolaan absensi pegawai Kegiatan tercapai sesuai target yang telah di tetapkan , namun dalam pelaksanaanya mengalami kendala karena masih kurangnya kesadaran dari sebagian pegawai dalam mematuhi jam kerja Usulan Pemecahan Masalah : 1. Jumlah internalisasi budaya kinerja a. Mengusulkan untuk mengundang konsultan budaya kinerja b. Mencari informasi tentang kegiatan internal budaya kinerja 2. Terlaksananya survei budaya kinerja a. Menyusun indikator value organisasi, b. Pentahapan implementasi budaya kerja c. melakukan pengukuran perilaku budaya kerja dengan mengundang konsultan budaya kerja. 72 3. Jumlah dialog Kinerja supervisi manajerial Melaksanakan kegiatan supervisi manajerial sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan mengalihkan jadwal pada hari yang lain apabila bersamaan dengan kegiatan lain 4. Jumlah kegiatan 5R Memberikan motivasi untuk melengkapi cek list 5. Jumlah kegiatan Pelayanan prima Memberikan motivasi kepada pegawai 6. Jumlah konseling pegawai Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pegawai yang bermasalah 7. Jumlah kegiatan penilaian kinerja pegawai Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil penilaian kinerja pegawai secara on line 8. Jumlah kegiatan pengelolaan absensi pegawai Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pengelolaan absensi pegawai Penerapan reward dan punishment sesuai dengan peraturan perundangan yg berlaku Kondisi yang dicapai : NO INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 TAHUN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1.. Jumlah pengahargaan Satya Lencana Karya Satya dan Bhakti Karya Husada 42 orgth 40 orgth 95 100 orgth 148 orgth 148 2.. Jumlah sosialisasi peraturan kepegawaian 6 pktth 8 pktth 130 6 pktth 1 pktth 16 3.. Jumlah pembinaan pegawai indisipliner 0,5 th 1,6 th 320 0,5 th 2,26 th 452,38 4. Jumlah penghargaan pegawai berprestasi 16 orgth 1 orgth 6,2 12 orgth 20 orgth 166,67 Permasalahan : 1. Jumlah penghargaan Satya Lencana Karya Satya dan Bhakti Karya Husada Kegiatan melebihi dari target yang di tetapkan hal ini di karenakan data pegawai yang mendapatkan penghargaan turun langsung dari pusat Kemenkes namun dalam pelaksanaanya mengalami kedala karena adanya anggapan pegawai bahwa penghargaan itu merupakan hak 2. Jumlah sosialisasi peraturan kepegawaian Menunggu peraturan baru yang diterbitkan dari pusat 3. Jumlah pembinaan pegawai indisipliner Kegiatan melebihi target yang telah di tetapkan, karena banyaknya pegawai yang melakukan proses perceraian 4. Jumlah penghargaan pegawai berprestasi 73 Kegiatan melebihi target yang di tetapkan, namun dalam pelaksanaanya ada kendala terlambatnya pengusulan dari unit terkait. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya pegawai yang mempunyai prestasi lebih dari pegawai lainnya Usulan Pemecahan Masalah : 1. Jumlah pengahargaan Satya Lencana Karya Satya dan Bhakti Karya Husada Memberikan informasi kepada pegawai yang menuntut haknya tentang pemberian penghargaan. 2. Jumlah sosialisasi peraturan kepegawaian a. Aktif mencari peraturan-peraturan kepegawaian yang baru b. Melaksanakan apabila terbit peraturan baru 3. Jumlah pembinaan pegawai indisipliner Memberikan penjelasan dan pembinaan terhadap pegawai yang indisipliner 4. Jumlah penghargaan pegawai berprestasi Meningkatkan motivasi pegawai untuk selalu berprestasi Implementasi sistem remunerasi yang berbasis kinerja Kondisi yang dicapai : NO INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 TAHUN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1.. Revisi pedoman remunerasi 1 pktth 1 pktth 100 1 pktth 1 pktth 100 2.. Implementasi pembagian remunerasi 13 pktth 13 pktth 100 13 pktth 13 pktth 100 Permasalahan : 1. Revisi pedoman remunerasi Kegiatan tercapai sesuai target yang telah ditetapkan, tetapi dalam pelaksanaannya terdapat aturan-aturan baru untuk disesuaikan dengan usulan remunerasi 2. Implementasi pembagian remunerasi Kegiatan tercapai sesuai target yg telah ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya ada terkendala pelaksaan rapat tim remunerasi bersamaan dengan kegiatan lain sehingga tidak terlaksana tepat waktu, terlambatnya unit kerja dalam menyetorkan IKIIKU namun sejak diberlakukannya sistem on line pada bulan November tahun 2016 implementasipembagian remunerasi sudah tepat waktu. 74 Usulan Pemecahan Masalah : 1. Revisi pedoman remunerasi Melakukan revisi setiap ada perubahan 2. Implementasi pembagian remunerasi Sosialisasi melalui edaran dan pengumuman tentang batas waktu penyetoran IKIIKU. Pengembangan kompetensi pegawai Kondisi yang dicapai : NO INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 TAHUN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1.. Terlaksananya revisi profiling kompetensi dan TNA 2 pktth 2 pktth 100 6 kgtnth 6 kgtnth 100 2.. Jumlah pegawai yang diusulkan diklat pengembangan penjenjangan karier 33 orgth 24 orgth 73 29 orgth 9 orgth 31.03 Permasalahan : 1. Kegiatan tercapai sesuai target yang telah ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya ada kendala beberapa pegawai belum sesuai standar kompetensi yang ditetapkan. 2. Jumlah pegawai yang diusulkan diklat pengembangan penjenjangan karier a. Formasi PNS dibatasi b. Penentuan target yang terlalu tinggi Usulan Pemecahan Masalah : 1. Terlaksananya revisi profiling kompetensi dan TNA Melakukan evaluasi sesuai dengan standar yang telah ditentukan 2. Jumlah pegawai yang diusulkan diklat pengembangan penjenjangan karier Dilakukan revisi penentuan target Pemenuhan kebutuhan pegawai sesuai analisis beban kerja Kondisi yang dicapai : NO INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 TAHUN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1.. Terlaksananya revisi dokumen analisa beban kerja 1 pktth 1 pktth 100 1 pktth 0 pktth 2.. Terpenuhinya kebutuhan tenaga PNS dan Non PNS melalui : bezetting, desk, penetapan dan seleksi 4 pktth 4 pktth 100 4 pktth 0 pktth Permasalahan : 1. Terlaksananya revisi dokumen analisa beban kerja a. Tidak dapat dilakukan revisi setiap 1 tahun sekali oleh karena padatnya kegiatan 75 b. Adanya aplikasi baru online yang mengharuskan melakukan entri ulang ABK 2. Terpenuhinya kebutuhan tenaga PNS dan Non PNS melalui : bezetting, desk, penetapan dan seleksi : a. PNS : Kegiatan tergantung dari pusat tentang penetapan formasi dan seleksi b. Non PNS : Dilakukan seleksi apabila ada kebutuhan dan ketersediaan anggaran Usulan Pemecahan Masalah : 1. Terlaksananya revisi dokumen analisa beban kerja a. Dilakukan revisi setiap tahun b. Dilakukan workshop untuk melakukan entri ulang ABK online 2. Terpenuhinya kebutuhan tenaga PNS dan Non PNS melalui : bezetting, desk, penetapan dan seleksi a. PNS : Menunggu undangan dari pusat b. Non. PNS : Melakukan monitoring terhadap pegawai yang pensiun, pindah keluar dan realisasi pengadaan CPNS Pencapaian Indikator Mutu Bagian SDM Kondisi yang dicapai : NO INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 TAHUN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1.. Kelengkapan Pengisian Jabatan 90 100 100 90 99 100 2. Ketepatan Waktu Penyetoran Data Insentif Pegawai 100 100 100 100 100 100 3. Ketepatan Waktu Pengusulan Kenaikan Pangkat 100 100 100 100 100 100 4. Ketepatan Waktu Penerbitan Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala 100 100 100 100 99 99 5. Ketepatan Waktu Terbitnya Surat Keputusan Pensiun 100 100 100 100 97 97 6. Kinerja Pegawai Yang Baik, Sangat Baik dan Excellent 95 96,7 102 95 97 97 7. Program Reward dan Punishment Ada Program dilakukan sepenuhnya Ada Program Dilakukan sepenuhnya Ada program dilakukan sepenuhnya Ada program dilakukan sepenuhnya Ada program dilakukan sepenuhnya Ada program dilakukan sepenuhnya 76 Pencapaian Bagian Diklit Jumlah pegawai yang melaksanakan pendidikan berkelanjutan Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian PPDS Sp Keperawatan Jiwa S2 Manajemen RS S3 Sub spesialis Psikiatri anak dan remaja S3 Sub Spesialis Geriatri Sub spesialis jiwa perawat S2 Hukum Kesehatan Perawat gerontik S1 Komputer S1 Akuntansi S2 Gizi D4 Okupasi Terapi D III Farmasi S2 Keperawatan S2 Farmasi S1 Keperawatan S2 Manajamen kesehatan S1 Administrasi Publik S1 Hukum S2 Magister Manajemen SDM D4 Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi 9 1 1 1 2 4 1 1 2 1 10 1 1 1 2 4 1 1 1 111 100 100 100 100 100 100 100 100 100 10 1 1 1 1 1 1 1 2 6 1 5 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 2 6 1 5 1 1 1 150 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 23 23 35 38 Tingkat pencapaian kegiatan pendidikan berkelanjutan untuk PPDS tercapai 150 karena kebutuhan RS akan tenaga psikiater sehingga peminat tugas belajar disetujui saat mengajukan permohonan. Anggaran: Anggaran dari program pendidikan yg dialokasikan dari DIPA RSJ RW sebesar Rp. 72.900.000,- dan terealisasi sebesar Rp 71.600.000,- 98,2 a. Pengembangan kompetensi pegawai: Kondisi yang dicapai: Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi pegawai sesuai matriks kompetensi serta monitoring dan evaluasi dalam implementasi kompetensinya. Pengembangan kompetensi pegawai Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Pendidikan berkelanjutan Dokter Spesialis Penyakit Dalam K.Ger, perawat spesialis gerontik, dll - - - 1 1 100 Monitoring Evaluasi tenaga terlatih - - - 1 1 100 77 Pengurusan surat ijintugas belajar 28 3 10,7 33 18 54,5 Peningkatan kompetensi CI - - - 1 1 100 Permasalahan: Tingkat pencapaian kegiatan pengurusan ijintugas belajar 54,5 disebabkan ada usulan tugas belajar yang belum lolos seleksi Usulan Pemecahan Masalah: 1 Mengusulkan kembali peserta yang belum lolos seleksi 2 Revisi target Anggaran: Dukungan pembiayaaan atas kegiatan ini dialokasikan dari biaya peningkatan kompetensi. Mekanisme pelaporan dan standar biaya mengikuti regulasi yang berlaku di rumah sakit b. Pelatihan internal dan eksternal Kondisi yang dicapai: Sesuai dengan TNA , telah disepakati program pelatihan internal dan eksternal, baik,untuk memenuhi gap kompetensi SDM sesuai standar akreditasi RS versi 2012. Program program pelatihan internal dan eksternal yang dilaksanakan di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang ditetapkan melalui SK Direktur Utama RS dan hasil pelaksanaan kegiatan pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Jumlah Pegawai yang mendapatkan Pelatihan Internal dan External Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Penyusunan prioritas alokasi anggaran peningkatan SDM - - - 1 1 100 Pelatihan internal dan eksternal mendukung pengembangan pelayanan rumah sakit 836 Orang 757 orang 91.56 1726 orang 2597 orang 150 Analisa capaian: Tingkat pencapaian kegiatan melampaui target yang ditetapkan,dikarenakan banyaknya pelatihan in house training yang wajib diikuti oleh pegawai ditambah pelatihan untuk memenuhi standar akreditasi . 78

c. Pelatihan dokdiknis

Pelatihan Dokdiknis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Penyelenggaraan pelatihan dodiknis dan CI yang dilaksanakan bekerjasama dengan institusi pasangan - - - 1 4 400 Analisa capaian: Tingkat pencapaian kegiatan melampaui target yang ditetapkan,dikarenakan adanya pelatihan dokdiknis yang diselenggarakan oleh institusi pasangan yang tidak dikenakan kontribusi biaya.

d. Penelitian yang berbasis pelayanan RS Kondisi yang dicapai:

Pada tahun 2016 ada 2 kegiatan penelitian internal, dengan demikian tingkat pencapaian dari kegiatan ini adalah 100. Capaian penelitian berbasis layanan RS Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Melakukan penelitian yang bersifat inovatif dan berkontribusi untuk peningkatan mutu layanan 1 1 Publikasi hasil penelitian 2 2 100 2 2 100 Permasalahan: Tingkat pencapaian kegiatan penelitian yang bersifat inovatif dan berkontribusi untuk peningkatan mutu layanan belum mencapai target yang ditetapkan,dikarenakan: 1 Belum tersosialisasikannya program penelitian bagi pegawai di RSJ dr.Radjiman Wediodiningrat 2 Belum memiliki tim laik etik penelitian sendiri Usulan pemecahan masalah: 1 Mensosialisasikan program penelitian bagi pegawai di RSJ dr.Radjiman Wediodiningrat untuk menumbuhkan minat pegawai untuk meneliti 2 Menyelenggarakan mengirimkan peserta untuk mengikuti pelatihan Good Clinical Practice sebagai syarat membentuk tim laik etik penelitian di RS sehingga memungkinkan RS untuk bekerja sama dengan peneliti dari luar 3 Mengadakan kerjasama penelitian dengan institusi pendidikan dari luar 79

e. Merealisasikan MoU pendidikan psikogeriatri dan pendidikan lainnya

Kegiatan layanan pendidikan di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang meliputi kegiatan layanan praktikan, layanan magang tenaga kesehatan, layanan kunjungan, layanan studi banding, layanan perpustakaan dan layanan penelitian. 1 Kegiatan Layanan Praktikan: Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Kegiatan layanan Praktikan PPDS - - - 3 Kegiatan layanan PraktikanPKL S1 Kedokteran 460 Orgthn 508 Orgthn 110,6 506 Orgthn 441 Orgthn 87,15 Kegiatan layanan Praktikan PKL S1 Keperawatan 3650 Orgthn 3525 Orgthn 96 3525 Orgthn 3541 Orgthn 100.5 Kegiatan layanan praktikanPKL D3 Keperawatan 2950 orgthn 2.373 orgthn 80 2373 orgth 2836 orgth 119.5 Kegiatan layanan praktikanPKL S1 Psikologi 30 orgthn 42 orgthn 140 42 orgthn 25 Orgthn 59,52 Kegiatan layanan praktikanPKL S2 Psikologi 90 orgthn 75 orgthn 83,3 75 orgthn 100 orgthn 133,3 Kegiatan layanan praktikanPKL lain-lain 150 Orgthn 297 Orgthn 198 297 Orgthn 175 Orgthn 58 Pelaksanaan kegiatan layanan magang 10 orgthn 6 orgthn 60 6 orgthn 17 orgthn 283 Analisa capaian dan permasalahan: 1 Pada tahun 2016 ada penurunan kerjasama dengan institusi kedokteran dari 6 Fakultas kedokteran menjadi 5 fakultas kedokteran sehingga jumlah mahasiswa kedokteran mengalami penurunan 2 Layanan pendidikan DIII Keperawatan melebihi target yang ditetapkan. Hal ini hanya dikarenakan peningkatan jumlah mahasiswa dari institusi 3 Layanan praktikan S1 psikologi 2016 menurun sebesar 80,5 dikarenakan untuk praktek S1 psikologi dialihkan menjadi kunjungan sehari oleh institusi 4 Layanan praktikan S2 psikologi 2016 meningkat sebesar 50 dikarenakan untuk praktek S2 psikologi diwajibkan melakukan praktek klinis oleh institusi 5 layanan praktek Non Medis tahun 2016 tercapai 58 menurun 140 dikarenakan sebagaian institusi dialihkan menjadi kunjungan sehari oleh institusi Usulan pemecahan masalah: 1 Menjajaki kerjasama dengan institusi pendidikan kedokteran lainnya 2 Revisi target untuk D III keperawatan, S1 dan S2 psikologi serta non medis lainnya di tahun berikutnya Anggaran: Anggaran untuk kegiatan ini, sepenuhnya dibebankan pada institusi pasangan yang diatur pada pola tarif yang telah disepakati kedua belah pihak dan ditetapkan melalui SK Direktur Utama. Pendapatan hasil kegiatan tersebut menjadi bagian pendapatan BLU 80 rumah sakit. Sedangkan alokasi biaya pelaksanaan kegiatan merupakan bagian dari anggaran belanja rumah sakit 2 Kegiatan Layanan magang, kunjungan dan studi banding Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Pelaksanaan kegiatan layanan magang 10 orgthn 6 orgthn 60 6 orgthn 17 orgthn 283 Jumlah Layanan Kunjungan Sehari 1.750 Orgthn 2801 Orgthn 115.6 1800 Orgthn 3113 Orgthn 172 Jumlah Layanan Studi Banding 55 Orgthn 13 Orgthn 24 13 Orgthn 26 Orgthn 200 Analisa capaian: 1 Capaian layanan magang tahun 2016 meningkat 223 dikarenakan ada beberapa kabupaten dan kota yang akan membuka layanan kesehatan jiwa sehingga instansi tersebut mengirimkan pesertanya ke RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat untuk magang tentang layanan kesehatan jiwa 2 Layanan kunjungan tahun 2016 meningkat sebesar 56,40 dikarenakan ada beberapa institusi khususnya S 1 Psikologi yang mengalihkan kegiatan praktiknya menjadi kegiatan kunjungan sehari 3 Capaian layanan studi banding tahun 2016 meningkat sebesar 176 dikarenakan ada beberapa institusi yang melakukan studi banding tentang Akreditasi RS setelah RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat terakreditasi paripurna tahun 2015 Anggaran: Anggaran untuk kegiatan layanan magang, kunjungan dan studi banding sesuai pola tarif dan pendapatan hasil kegiatan tersebut menjadi bagian pendapatan BLU rumah sakit, sedangkan alokasi biaya pelaksanaan kegiatan merupakan bagian dari anggaran belanja rumah sakit. 3 Pelaksanaan Pengelolaan Asrama Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah pengguna Asrama 85.500 Orgthn 91.692 orgthn 107,2 91.692 orgthn 110.728 orgthn 120 Analisa capaian: Jumlah pengguna asrama meningkat 120 seiring dengan pningkatan jumlah mahasiswa Anggaran: Anggaran untuk kegiatan ini sesuai pola tarif dan pendapatan hasil kegiatan tersebut menjadi bagian pendapatan BLU rumah sakit, sedangkan alokasi biaya pelaksanaan kegiatan merupakan bagian dari anggaran belanja rumah sakit 81 DIREKTORAT KEUANGAN DAN ADMINISTRASI UMUM Pencapaian Bagian Keuangan : Sub Bagian Program dan Anggaran a. Pelaksanaan Penyusunan RBA Kondisi yang dicapai: RBA Rumah Sakit Jiwa dr Radjiman Wediodiningrat Lawang adalah bagian dari RSB Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Tahun 2015 – 2019, menggambarkan program kerja strategis merupakan upaya kongkrit utama yang akan dilakukan untuk mewujudkan sasaran strategis sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjalankan kegiatan usaha tahun anggaran 2016, Rencana Bisnis Anggaran merupakan perencanaan tahunan berisi program, kegiatan,target kinerja dan anggaran telah tersusun dan terealisasi tepat waktu sesuai dengan Perarturan Menteri Kesehatan nomor 4 tahun 2013, dokumen RBA telah disusun dan dilaporkan tepat waktu Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Pelaksanaan Penyusunan RBA 1 1 100 1 1 100 Permasalahan:  Belum semua unit kerja memahami betapa pentingnya Rencana Bisnis Anggaran  Penyusunan Rencana Bisnis Anggaran masih dikerjakan secara manual sehingga membutuhkan proses yang lama untuk kompilasi usulan unit kerja Usulan Pemecahan Masalah:  Perlunya sosialisasi secara inten terkait pentingnya penyusunan RBA khusunya usulan dari unit kerja  Perlunya dibangun Sistem Aplikasi dan Informasi terkait penyusunan RBA RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang b. Pelaksanaan Penyusunan RKAKL Kondisi yang dicapai: Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga RKAKL merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari RBA Rumah Sakit yang berisi kebutuhan biaya dalam rangka operasinal rumah sakit, terdiri dari kebutuhan belanja gaji, belanja barang maupun belanja modal, dimana penganggaran sudah berubah dari base lane menjadi penganggaran berbasis kinerja. Penyusunan RKAKL sudah tersusun secara tepat waktu dan di reviu oleh Bagian PI , Biro Perencanaan dan Anggaran juga dari Inspektorat Jenderal Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan 82 Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Pelaksanaan Penyusunan RKAKL 1 1 100 1 1 100 Permasalahan: Masih banyak usulan unit kerja yang tidak dilengkapi dengan data dukung maupun spesifikasi yang kurang jelas dan masih ada unit kerja terlambat menyerahkan usulan Usulan Pemecahan Masalah: Perlunya sosialiasi pada semua unit kerja terkait usulan dan data dukung yang harus dilenkapi terkait penyusunan perencanaan tahunan c. Pelaksanaan Penyusunan RPK Kondisi yang dicapai: Rencana Pelaksanaan Kegiatan RPK merupakan dokumen yang disusun berisi rincian dari seluruh kegiatan operasional rumah sakit dan telah terusun 100 pada tahun 2016, sehingga pelaksanaan kegitan dapat berjalan secara tepat sasaran Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Pelaksanaan Penyusunan RPK 1 1 100 1 1 100 Permasalahan: Dengan adanya pergantian pejabat pengelola keuangan mengakibatkan kurangnya pemahaman terhadap pelaksanaan pengelolaan anggaran Usulan Pemecahan Masalah: Perlunya koordinasi secara intensif untuk mengatasi segala persoalan pelaksanaan pengelolaan anggaran d. Pelaksanaan Penyusunan RUP Kondisi yang dicapai: Rencana Umum Pengadaan RUP merupakan perencanaan yang disusun dalam rangka pelaksanaan pengadaan pada tahun 2016 Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Pelaksanaan Penyusunan RUP 1 1 100 1 1 100 83 Permasalahan: RUP tahun 2016 disusun di Sub Bagian Program dan Anggaran sehingga kurang optimal dalam pelaksanaanya. Usulan Pemecahan Masalah: Perlunya dibentuk Tim Penyusun Rencana Umum pengadaan yang melibatkan usur dari Sub Bagian Program dan Anggaran, Unit Layanan Pengadaan dan Pejabat Pembuat Komitmen PPK e. Pelaksanaan Penyusunan RPD 2016 Kondisi yang dicapai: Rencana Penarikan Dana RPD merupakan gambaran penarikan dana dalam 1 tahun anggaran berjalan dan dibreakdown dalam penarikan dana bulanan. Disusun setiap tahun sehingga didapat gambaran tentang kebutuhan anggaran bulanan. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Pelaksanaan Penyusunan RPD 2016 1 1 100 1 1 100 Permasalahan: Kurang optimalnya penyusunan Rencana Umum Pengadaan berdampak pada Rencana Penarikan Dana, juga realisasi penyerapan anggaran. Usulan Pemecahan Masalah: Melakukan koordinasi secara intensif dengan unit terkait khususnya dengan Pejabat Pembuat Komitmen, Unit Layanan Pengadaan dan bedahara pengeluaran f. Melaksanakan Pengawasan Anggaran Kondisi yang dicapai: Pengawasan anggaran dilaksanakan secara rutin baik di Sub Bagian Program dan anggaran , Sub Bagian Perbendaharaan dan Akuntansi, maupun pengawasan anggaran oleh pejabat pembuat komitmen Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Melaksanakan Pengawasan Anggaran 12 12 100 12 12 100 Permasalahan: Penyerapan anggaran pada semester I masih dibawah 40 menggambarkan kurang optimalnya pelaksanaan pengadaan maupun penyerapan anggaran masih kurang optimal. 84 Usulan Pemecahan Masalah: Dilakukan rekonsiliasi rutin penyerapan anggaran dengan unit terkait Bagian Keuangan ,PPK ,Unit Layanan Pengadaan maupun Bagian Administrasi Umum dan Panitia Penerima Barang dan Jasa g. Melaksanakan Revisi Anggaran Kondisi yang dicapai: Pada tahun 2016 terjadi peningkatan jumlah revisi anggaran dari target 4 kegiatan terealisasi 6 kegiatan revisi anggaran akan tetapi pada tahun 2016 terjadi penurunan kegiatan revisi anggaran dari tahun 2015. Revisi dikarenakan adanya, revisi pencantuman saldo awal, revisi administrasi,revisi pergeseran antar keluaran dalam 1 kegiatan , revisi penggunaan saldo awal, efisiensi selfbloking juga revisi gaji minus. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Melaksanakan Revisi Anggaran 4 7 175 4 6 150 Permasalahan:  Kondisi Keuangan Negara yang kurang baik sehingga perlu dilakukan efisiensi selfblocking pada semua kementerian lembaga juga pada satuan kerja  Revisi anggaran sudah menggunakan single sistem dari pengalaman proses selfblocking yang dilakukan kementerian lembaga ke DJA membutuhkan waktu dan proses yang lama sehingga satker yang akan melakukan revisi ke kanwil DJPB tidak bisa dilakukan sebelum ada digitamp stamp yang baru Usulan Pemecahan Masalah:  Melakukan antisipasi terhadap semua kemungkinan dari perubahan kebijakan pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada satuan kerja h. Melaksanakan Monev BUK Kondisi yang dicapai: Pada tahun 2016 Monitoring dan evaluasi secara rutin disampaikan kepada Dijend Bina Upaya Kesehatan Dirjend Yakes sebagai bahan laporan penyerapan satuan unit kerja. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Melaksanakan Monev BUK 12 12 100 12 12 100 85 Permasalahan: Permasalahan listrik mati juga masalah hubungan ke server internet menjadi kendala diluar kemampuan kita sebaga SDM akan mempengaruhi ketidak tepatan penyampaian Laporan penyerapan anggaran maupun monev. Usulan Pemecahan Masalah: Laporan disampaikan baik melalui email maupun media social lainnya

i. Melaksanakan Monev DJA Kondisi yang dicapai:

Pada tahun 2016 Monitoring dan evaluasi secara rutinsetiap bulan juga disampaikan kepada Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI. sebagai bahan informasi laporan penyerapan satuan unit kerja. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Melaksanakan Monev DJA 12 12 100 12 12 100 Permasalahan: Permasalahan listrik mati juga masalah hubungan ke server internet menjadi kendala diluar kemampuan kita sebaga SDM akan mempengaruhi ketidak tepatan penyampaian Laporan penyerapan anggaran maupun monev melalui aplikasi gagal upload Usulan Pemecahan Masalah: Membuat jadwal dan mengupayakan penyampaian monev DJA secara rutin dan tepat waktu j. Melaksanakan Monev PP39 Kondisi yang dicapai: Penyampaian laporan monev PP39 kepada Bapenas dilakukan setiap tribulan , pada tahun 2016 RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang telah melaporkan 100 secara rutin dan tepat waktu. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Melaksanakan Monev PP39 4 4 100 4 4 100 Permasalahan: Permasalahan listrik mati juga masalah hubungan ke server internet menjadi kendala diluar kemampuan kita sebaga SDM akan mempengaruhi ketidak tepatan penyampaian Laporan penyerapan anggaran maupun monev melalui aplikasi gagal upload juga menjadi kendala monev PP39 86 Usulan Pemecahan Masalah: Mengupayakan penyampaian Monev PP39 setiap tribulan dapat terupload sebelum batas akhir penyampaian laporan. k. Membuat Surat Perintah Pelaksanaan Kegiatan SPPK Kondisi yang dicapai: Pada tahun 2016 terjadi peningkatan jumlah Surat Perintah Pelaksanaan Kegiatan dalam rangka efisiensi anggaran juga adanya pemaketan pengadaan melalui E Catalog, selain itu juga untuk mengatisipasi masalah kedaluarsa beberapa barang bahan yang mempunyai masa ekspayed yang terbatas. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Membuat Surat Perintah Pelaksanaan Kegiatan SPPK 50 56 112 60 90 150 Permasalahan: Usulan spesifikasi dari unit kerja yang tidak lengkap mempengaruhi proses pengadaan menjadi kurang efektif Usulan Pemecahan Masalah: Sosialisasi kepada unit kerja terkait kelengkapan data dukung termasuk spesifikasi usulan harus jelas Sub Bagian Perbendaharaan dan Akuntansi

a. Melaksanakan tugas kebendaharaan Kondisi yang dicapai:

Pelaksanaan tugas kebendaharaan pada tahun 2016 khusunya bendahara pengeluaran di bawah Sub Bagian Perbendaharaan dan Akuntansi berjalan cukup baik karena dibantu oleh beberapa pembantu bendahara dalam rangka tugas kebendaharaan. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Melaksanakan tugas kebendaharaan 12 12 100 12 12 100 Permasalahan:  Tugas kebendaharaan selalu menumpuk di akhir tahun sehingga rawan terjadi kesalahan baik pembukuan maupun salah hitung.  Ada bebera penyedia tidak mencairkan dana tepat waktu sehingga mempengaruhi penyerapan anggaran 87 Usulan Pemecahan Masalah: Perbaikan dari sisi perencanaan dan pelaksanaan pengadaan juga intensitas koordinansi dengan yang terkait baik dengan PPK, ULP maupun Sub Bagian Program dan Anggaran  Evaluasi permasalahan di tahun 2016 untuk perbaikan di tahun berikutnya

b. Mengelola administrasi belanja pegawai Kondisi yang dicapai:

Pada tahun 2016 pengelolaan administrasi kepegawaian cukup berjalan dengan baik sehingga penyerapan alokasi untuk belanja pegawai bisa terserap 99,94 . Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Mengelola administrasi belanja pegawai 12 12 100 12 12 100 Permasalahan:  Ada beberapa permasalahan pegawai harus mengembalikan kelebihan bayar khusunya tunjangan dikarenakan terbitnya SK dari pusat yang terlambat diterima bagian pengelola gaji .  Masih ada hutang pegawai lembur bulan Desember belum terbayar karena banyak pegawai mengajukan pekerjaan lembur untuk pekerjaan yang tidak bisa dilaksanakan pada jam kerja Usulan Pemecahan Masalah:  Koordinasi dengan Bagian SDM dan Dijend Pelayanan Kesehatan terkait beberapa permasalahan yang menyangkut kepegawaian.  Hasil koordinasi dengan KPPN Malang untuk dialokasikan di tahun 2017

c. Menyusun Laporan Keuangan BLU Kondisi yang dicapai:

Sesuai PMK nomor 76 PMK.052008 tentang pedoman Akuntasi dan pelaporan Keuangan BLU telah terlaksana sesuai target 100 Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Menyusun Laporan Keuangan BLU 4 4 100 4 4 100 Permasalahan: Pengumpulan data dari unit terkait terlalu dekat dengan batas penyampaian laporan keuangan bLU sehingga penyusunan dilakukan diluar jam kerja 88 Usulan Pemecahan Masalah: Dilakukan rekonsiliasi untuk menyepakati tanggal cutoff dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan BLU d. Menyusun Laporan SAI Kondisi yang dicapai: Sesuai PMK nomor 222 PMK.052016 tentang pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan kementerian Negara atau Lembaga terlaksana sesuai target 100 Pada tahun 2016 Laporan SAI terlaksana sesuai target dan terealisasi 100 Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Menyusun Laporan SAI 12 12 100 12 12 100 Permasalahan: Pengumpulan data dari unit terkait terlalu dekat dengan batas penyampaian laporan keuangan bLU sehingga penyusunan dilakukan diluar jam kerja Usulan Pemecahan Masalah: Dilakukan rekonsiliasi untuk menyepakati tanggal cutoff dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan BLU

e. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Kondisi yang dicapai:

Monitoring Evaluasi pelaksanaan anggaran dilakukan rutin setiap bulan , dengan melakukan rekonsiliasi dengan unit terkait tercapai sesuai target Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran 12 12 100 12 12 100 Permasalahan: Permasalahan listrik mati juga masalah hubungan ke server internet menjadi kendala diluar kemampuan kita sebaga SDM akan mempengaruhi ketidak tepatan penyampaian Laporan penyerapan anggaran maupun monev. Usulan Pemecahan Masalah: Mengantisipasi dan mengupayakan penjadwalan penyampaian monev dilakaukan sebelum batas akhir penyampaian laporan 89 Sub Bagian Mobilisasi Dana a. Tatalaksana pengelolaan piutang Kondisi yang dicapai: Terlaksananya kegiatan pengelolaan piutang pasien untuk kegiatan administrasi, penyusunan laporan piutang, pernyataan hutang dan tagihan piutang terlaksana dengan baik . Untuk penyerahan pengurusan penagihan oleh PUPNKPKNL telah dilakukan proses pengumpulan data yang sudah dinyatakan telah optimal dan sebagai PSBDT untuk selanjutnya akan diusulkan penghapusan bersyarat kepada Direktur Utama tanpa menghapuskan hak tagih Negara Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Tatalaksana pengelolaan piutang 12 12 100 12 12 100 Permasalahan: Permasalahan saat ini adalah bahwa pembuatan surat pernyataan hutang pada saat pasien pulang oleh penanggungjawab pasien yang masih meninggalkan sisa pembayaran layanan kesehatan oleh keluarga pasien adalah suatu bentuk kelonggaran untuk mengambil pulang tanpa harus melunasi pembayaran. Usulan Pemecahan Masalah: Mengefektifkan billing system tentang informasi jumlah piutang pasien pada tempat- tempat layanan baik rawat jalan, IGD maupun Kasir pada saat pasien datang kembali untuk kontrol.

b. Penyelenggaraan administrasi Penerimaan RS Kondisi yang dicapai:

Pelaksanaan tugas kebendaharaan pada tahun 2016 khususnya bendahara penerima berjalan cukup baik, lancer san tepat waktu sesuai ketentuan laporan keuangan. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Penyelenggaraan administrasi penerimaan RS 12 12 100 12 12 100 Permasalahan: Kemudahan sistem pembayaran melalui transfer bank, tapi tanpa mencantumkan identitas pasienpengirim, hal ini masih belum bisa menjadi penerimaan layanan oleh karena terlebih dahulu harus cek data di bank . 90 Usulan Pemecahan Masalah: Memberikan lembaran tertulis pada saat pasien pulang yang masih meninggalkan hutangnya dan mencantumkan informasi cara melakukan pembayaran melalui banktransfer pada surat tagihan I, II dan III

c. Penyusunan Target Penerimaan Kondisi yang dicapai:

 Dokumen Target Penerimaan 2016 telah tersusun dan dibahas dengan Bagian Keuangan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan  Realisasi penerimaan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp.47.658.335.318 atau sebesar 106,94 dari target penerimaan yang telah ditetapkan sebesar Rp.44.563.616.000,,penerimaan tersebut terdiri dari penerimaan jasa layanan kesehatan, sewa lahangedung, Diklit dan penerimaan jasa bank Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Penyusunan Target Penerimaan 1 1 100 1 1 100 Permasalahan: Usulan target dari revenue center kurang realistis akan berdampak pada penyusunan Target Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak menjadi tidak realistis. Usulan Pemecahan Masalah: Perlunya sosialisasi dan koordinasi dengan revenue center terkait usulan Target Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak berdasarkan volume dikali tarif 91 Pencapaian Bagian Administrasi Umum : Sub Bagian Tata Usaha dan Pelaporan

a. Jumlah pendokumentasian surat masuk Kondisi yang dicapai:

Pada tahun 2016 terjadi peningkatan jumlah penerimaan surat-surat masuk yaitu sebesar 118 dan dibanding tahun 2015 jumlahnya meningkat 3 .Surat masuk berisi tentang peningkatan pelayanan, jejaring, promosi, dan kerjasama khususnya dengan institusi pendidikan. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Pendokumentasian Surat Masuk 4.320 4.982 115 4.330 5.124 118 Permasalahan: Setiap tahun surat masuk selalu meningkat yang berkaitan tentang pelayanan, jejaring, promosi, dan kerjasama operasional khususnya dengan institusi pendidikan. Usulan Pemecahan Masalah:  Mempertahankan capaian kinerja dengan peningkatan kecermatan, ketepatan,dan kecepatan, dengan mengikuti pedoman tata persuratan yang berlaku.  Tahun 2016 sudah dilakukan pendokumentasian surat masuk dan keluar untuk lebih memudahkan dalam penelusuran apabila dibutuhkan. b. Jumlah Pendokumentasian Surat Keluar Kondisi yang dicapai: Jumlah surat keluar Tahun 2016 mencapai kenaikan 113, dibanding tahun 2015, jumlah surat keluar pada tahun 2016 mengalami penurunan jumlah 4 . Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Pendokumentasian Surat Keluar 4.300 5.080 118 4.310 4.891 113 Permasalahan: Sudah dilakukan sosialisasi mengenai Verbal Konsep ke unit, sebagian surat dilakukan pengiriman melelui media elektronik Upload, email dll . Perlu dilakukan penyusunan Tata Naskah Dinas internal. Usulan Pemecahan Masalah: - Meningkatkan efisiensi pelayanan dengan komputerisasi pendokumentasian surat masuk dan keluar. 92 - Mengoptimalkan penggunaan Teknologi Informasi untuk pengiriman surat, kecuali memang surat asli hard copy masih diperlukan. c. Jumlah Pengiriman Surat ke Kantor Pos Kondisi yang dicapai: Tahun 2016 terjadi penurunan jumlah pengiriman surat melalui kantor pos dibanding tahun 2015 karena agenda kegiatan Tahun 2016 yaitu re visitasi akreditasi. Pencapaian pengiriman surat Tahun 2016 adalah 98 . Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Pengiriman Surat ke Kantor Pos Lawang 1.680 2.366 141 1.700 1.659 98 Permasalahan: Jumlah permintaan menurun dan agenda kegiatan Tahun 2016 tidak sepadat Tahun 2015 dengan adanta survey Akreditasi KARS. Usulan Pemecahan Masalah: 1. Mengoptimalkan penggunaan teknologi Informasi Internet dalam pengiriman surat dan dokumen kecuali dokumen tersebut memang harus disampaikan secara tertulis. 2. Pengiriman paket dokumen juga melalui Jasa pengiriman yang lain selain Kantor Pos yaitu : TIKI, JNE dan lain lain.

d. Jumlah Surat yang Tidak Dikembalikan Kondisi yang dicapai:

Jumlah surat yang kembali hanya 12 surat dari 1.659 surat , atau sekitar 0,7 sehingga realisasi surat yang tidak dikembalikan 99,3 . Capain ini meningkat labih baik di bandiung tahun 2015. Dibanding tahun sebelumnya surat pos yang tidak kembali mengalami kenaikan . Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Surat yang Tidak Dikembalikan 100 97,68 98 100 99,3 99,3 Permasalahan:  Masih adanya alamat tidak dapat ditemukan biasanya yang berkaitan dengan dropping pasien, tagihan piutang biaya perawatan pasien bahkan alamat rumah pindah tanpa pemberitahuan. Usulan Pemecahan Masalah:  Konfirmasi ulang tentang alamat penanggung jawab secara berkala.  Meningkatkan ketelitian petugas dalam pencatatan alamat keluarga Penanggung Jawab pasien disertai data pendukung identitas terbaru 93

e. Jumlah Penggandaan Dokumen Fotokopi Kondisi yang dicapai:

Kegiatan penggandaan foto copy untuk unit tercapai 108 tahun 2016 dan hanya meningkat 3 dibanding tahun 2015. Permintaan kegiatan ini masih banyak untuk mencukupi kebutuhan dari unit unit yang memerlukan. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Penggandaan Dokumen Fotokopi 130.000 138.000 106 131.500 142.500 108 Permasalahan: Masih diperlukannya hard copy dalam menunjang kegiatan, walaupun senantiasa dilakukan kegiatan meminimalisir dokumen dan undangan surat dinas melalui whats Up, email dan sms Gateway dalam rangka mengurangi penggunaan kertas. Usulan Pemecahan Masalah:  Meminimalisir jumlah penggunaan kertas dengan mengoptimalkan pelaporan kegiatan melalui WA, email dan Data Center.  Mengoptimalkan sms gateway untuk berbagai undangan dinas internal.

f. Jumlah Penggandaan Dokumen Kertas HVS Kondisi yang dicapai:

Jumlah penggandaan dokumen dengan mesin reso tahun 2016 hanya mencapai 1.342 lembar atau 0,13 dari target. Hal ini terkait penggunaan teknologi informasi dimana permintaan form untuk pelayanan sudah dilakukan secara On Line menggunakan SIM RS. Sebagian dokumen sudah dibuat melalui E-Book. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Penggandaan Dokumen Kertas HVS 990.000 1.140.000 115 995.500 1.342 0,13 Permasalahan: 1. Adanya perubahan form yang dicetak manual kemudian melalui On Line dengan aplikasi SIM RS. Misalnya : form Rekam Medis, rujuk, CPPT dll 2. Secara kinerja tidak tercapai tetapi pendokumentasian sudah mulai menggunakan Teknologi Informasi untuk mendukung Green Hospital. Usulan Pemecahan Masalah:  Perlu dicermatinya perubahan form-form baru untuk kegiatan pelayanan saat ini sudah menggunakan system elektronik SIM RS, Sipermonev, email,dsb sehingga penggunaan kertas bisa dapat ditekan  Mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk sharing dokumen bagi pejabat dilingkungan RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang 94

g. Jumlah Penggandaan Dokumen Kertas BC Kondisi yang dicapai:

Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Penggandaan Dokumen Kertas BC 180.100 280.950 156 19.000 3.605 19 Permasalahan: Jumlah penggandaan dokumen kertas BC tahun 2016 hanya mencapai 3.605 lembar atau hanya 19 dari target. Sudah menggunakan paperless dan pembuatan buku dengan E Book guna mendukung Green Hospital. Usulan Pemecahan Masalah: Mengoptimalkan penggunaan buku dokumen dengan soft copy E Book.

h. Jumlah Penjilidan Kondisi yang dicapai:

Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Penjilidan 26.700 42.555 159 26.800 19.465 73 Permasalahan: Kegiatan penjilidan tercapai 73 dari target yang ditetapkan pada tahun 2016 dan menurun 46 dari realisasi tahun 2015. Kegiatan ini berhubungan dengan percetakan, penggandaan dokumen dan pembuatan buku form form layanan. Usulan Pemecahan Masalah: Dalam rangka pelaksanaan kegiatan efisiensi dalam penggunaan kertas ATK ke depan akan dilakukan menggunakan Teknologi Informasi, misalnya dengan pusat data, dengan Buku Electronik dll.

i. Jumlah Laminating

Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Laminating 18.200 54.130 297 1.850 1.460 79 Permasalahan: Kegiatan permintaan laminating hanya tercapai 79 , kegiatan ini juga berhubungan dengan percetakan , penjilidan dan agenda pembuatan buku di Rumah Sakit. Tahun 2016 agenda di instansi re-visitasi Akreditasi RS dan Survey ISO 9001 : 2008. Usulan Pemecahan Masalah: Kegiatan ini mendukung pelayanan di Rumah Sakit , banyaknya kegiatan sesuai dengan permintaan unit. Unit percetakan di Tata Usaha dan Pelaporan seiring dengan kemajuan teknologi maka kegiatannya akan semakin menurun. 95

j. Jumlah Pelaporan RS Kondisi yang dicapai:

Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Pelaporan RS 16 16 100 16 16 100 Permasalahan: Dalam hal penyampaian pelaporan ke Kementerian Kesehatan dan kementerian Keuangan dan dinas terkait lainnya tidak terjadi keterlambatan, dalam pengumpulan data dari setiap unit kadang dari unit tertentu masih terjadi keterlambatan. Dengan adanya data.rsjlawang.com diharapkan mempermudah komunikasi data semua unit. Usulan Pemecahan Masalah: Meningkatkan tatalaksana dokumen pelaporan secara tertib dan cermat sesuai dengan SOP Pelaporan Pusat data agar pelaporan terlaksana tepat waktu. Menaati jadwal penyampaian laporan dari unit dan penyampaian ke unit atasan dengan PIC masing masing pelaporan.

k. Pengelolaan rapat – rapat internal

Pengelolaan rapat – rapat internal telah dijadwalkan dengan sesuai dengan kepentingan Rumah Sakit. Rapat koordinasi struktural dilaksanakan satu minggu sekali setiap selasa dalam 1 bulan, Rapat Koordinasi Struktural fungsional komite SPI dilaksanakan sebulan sekali pada selasa minggu terakhir. Disamping setap direktorat dan instalasi juga melaksanakan rapat koordinasi tersendiri. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan. a. Jumlah Kegiatan Rekonsiliasi Pengelolaan Aset oleh wilayah dan pusat Kondisi yang dicapai: Kondisi yang dicapai sudah sesuai dengan PMK Nomor 181PMK.062016 tentang Penata usahaan Barang Milik Negara dalam rangka penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Kegiatan Rekonsiliasi Pengelolaan Aset oleh wilayah dan pusat 17 kegthn 17 kegthn 100 17 kegthn 17 kegthn 100 Permasalahan: Terjadi peningkatan volume kegiatan rekonsiliasi baik di tingkat daerah, wilayah dan pusat yang telah terjadwal dan kurangnya sumbar daya manusia dalam pengelolaan SIMAK BMN baik secara kualitas maupun kuantitas 96 Usulan Pemecahan Masalah:  Mengikuti jadwal yang telah ditetapkan baik oleh daerah, wilayah maupun pusat dengan selalu berkomunikasi b. Jumlah Laporan Pengelolaan BMN Secara Cermat dan Tepat Waktu Semester Dan Tahunan. Kondisi yang dicapai: Pengelolaan Barang Milik Negara secara cermat dan tepat dengan mengacu pedoman yang berlaku dalam pembuatan dan penyusunan laporan semester dan tahunan tercapai. IndikatorKinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Laporan Pengelolaan BMN secara cermat dan tepat waktu semester dan tahunan 3 lapthn 3 lapthn 100 3 lapthn 3 lapthn 100 Permasalahan: - Petugas pengelola Barang Milik Negara masih belum secara keseluruhan memahami pengelolaan BMN - Terjadinya perubahan Aplikasi Usulan Pemecahan Masalah: - Mengusulkan petugas pengelola Barang Milik Negara - Mengusulkan dan mengikutsertakan petugas diklat tentang pengelolaan BMN

c. Komputerisasi Laporan Logistik Bulanan, Semester, Tahunan Kondisi yang dicapai:

Komputerisasi laporan Logistik Bulanan, Semesteran dan tahunan tencapai IndikatorKinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Komputerisasi laporan Logistik bulanan,semester, tahunan 14 lapthn 14 lapthn 100 14 lapthn 14 lapthn 100 Permasalahan: - Ketidak disiplinannya para penyedia dalam pengiriman barang yang sesuai dengan surat pesanan dan jadual pengiriman Usulan Pemecahan Masalah: - Unit Layanan Pengadaan diharapkan untuk terus mengingatkan kepada para penyedia agar pengiriman barang sesuai jadwal yang ditetapkan.

d. Jumlah Kegiatan Pelayanan Distribusi Barang Alat Tulis Kantor

97 Kondisi yang dicapai: Pelayanan distribusi barang alat tulis kantor di gudang ATK Rumah Sakit tercapai IndikatorKinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Kegiatan Pelayanan Distribusi Barang Alat Tulis Kantor 864 lapthn 1920 lapthn 222 1920 lapthn 330 lapthn 57 Permasalahan : - Capaian tahun 2016 hanya 57 karena sudah dilakukan efisiensi penggunaan ATK dengan adanya paperless elektronik dokumen. - Telah dilakukan koordinasi dengan unit kerja Usulan Pemecahan Masalah: Koordinasi dilakukan dengan unit kerja dan dilakukan secara terus menerus.

e. Jumlah Kegiatan Pelayanan Distribusi Barang Alat Rumah Tangga Kondisi yang dicapai:

Pelayanan distribusi barang alat rumah tangga di gudang rumah tangga Rumah Sakit tercapai IndikatorKinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Kegiatan Pelayanan Distribusi Barang Alat Rumah Tangga 774lap thn 477 lapthn 61 472 lapthn 330 lapthn 70 Permasalahan: - Ketidakdisiplinannya para penyedia dalam pengiriman barang yang sesuai dengan surat pesanan dan jadual pengiriman Usulan Pemecahan Masalah: - Koordinasi dilakukan dengan berkesinambungan - PPK diharapkan untuk terus memperingatkan kepada para penyedia sehingga pengiriman barang sesuai dengan jadwal pesanan

f. Jumlah Kegiatan Pelayanan Distribusi Barang Perlengkapan Ruangan Kondisi yang dicapai:

Pelayanan distribusi barang perlengkapan ruangan di gudang tekstil Rumah Sakit tercapai IndikatorKinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Kegiatan Pelayanan Distribusi Barang Perlengkapan Ruangan 1041 lapthn 1156 lapthn 111 1154 lapthn 335 lapthn 29 Permasalahan: - Terjadinya penurunan pasien rawat inap sehingga pemenuhan permintaan barang dari unit kerja terlayani - kurangnya koordinasi proses pengadaan 98 Usulan Pemecahan Masalah: - Koordinasi dilakukan dengan berkesinambungan - Penambahan sarana penunjang untuk kelancaran kegiatan tersebut berupa komputerisasi persediaan berupa aplikasi - Perlu adanya gudang transit guna nenudahkan pengecekan dan penomoran barang sebelum didistribusikan.

g. Jumlah Kegiatan Pelayanan Distribusi Bahan Makanan Kondisi yang dicapai:

Pelayanan distribusi bahan makanan di gudang makanan Rumah Sakit tercapai IndikatorKinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Kegiatan Pelayanan Distribusi Bahan Makanan 1620 lapthn 1824 lapthn 113 1824lapt hn 1.772 lapthn 97 Permasalahan:  Kurangnya Sumber daya manusia yang berkompeten dalam pengelolaan persediaan di RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang secara kualitas maupun kantitas Usulan Pemecahan Masalah:  Penambahan Sumber daya manusia baik secara kualitias maupun kuantitas dan pengusulan menjadi tenaga fungsional umum di tahun 2017.

h. Jumlah Kegiatan Pelayanan Distribusi Gula dan Kopi Kondisi yang dicapai:

Pelayanan distribusi gula dan kopi di gudang makanan Rumah Sakit tercapai IndikatorKinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Pelayanan Distribusi Gula dan Kopi 990 lapthn 772 lapthn 78 750 lapthn 749 Lapthn 99 Permasalahan:  Kurangnya Sumber daya manusia yang berkompeten dalam pengelolaan persediaan di RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang secara kualitas maupun kuantitas Usulan Pemecahan Masalah:  Penambahan Sumber daya manusia baik secara kualitias maupun kuantitas dan pengusulan menjadi tenaga fungsional di tahun 2016  Penambahan sarana penunjang untuk kelancaran kegiatan tersebut berupa komputerisasi persediaan berupa aplikasi

i. Jumlah Kegiatan Pelayanan Distribusi Bama Mahasiswa Kegiatan ini mulai Tahun 2016.

99 Pelayanan distribusi Bama Mahasiswa di gudang makanan Rumah Sakit tercapai. Kegiatan ini mulai dilakukan pada tahun 2016. IndikatorKinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Pelayanan distribusi BAMA Mahasiswa 792 363 46 360 lapthn 364 lapthn 101 Permasalahan:  Kurangnya Sumber daya manusia yang berkompeten dalam pengelolaan persediaan di RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang secara kualitas maupun kuantitas Usulan Pemecahan Masalah:  Penambahan Sumber daya manusia baik secara kualitias maupun kuantitas dan pengusulan menjadi tenaga fungsional di tahun 2016  Penambahan sarana penunjang untuk kelancaran kegiatan tersebut berupa komputerisasi persediaan berupa aplikasi

j. Jumlah Kegiatan Pelayanan Permintaan Kendaraan Dinas Kondisi yang dicapai:

Pelayanan permintaan kendaraan dinas baik dipergunakan untuk kegiatan di daerah maupun ke wilayah tercapai IndikatorKinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Kegiatan Pelayanan Permintaan Kendaraan Dinas 140 lapthn 134 lapthn 96 899 lapthn 2760 lapthn 307 Permasalahan:  Kurangnya kualitas sumber daya manusia yang berkompeten terutama di bagian IGD dalam hal kendaraan ambulance dan kondisi kesehatan driver yang sakit.  Capaian kegiatan pelayanan kendaraan dinas mencapai lebih dari 300 melebihi target yag ditetapkan, karena pada tahun 2016 banyak kegiatan besar yang dilaksanakan dan melibatkan penjemputan dan pengantaran tamu, seperti survey akreditasi rumah sakit, kunjungan DPR pusat dan survey ISO, pendampingan beberapa kegiatan dari Kemenkes, kegiatan pembebasan pasien pasung, kegiatan droping dan roling pasien, dinas luar yang dihadiri baik pejabat struktural maupun pejabat fungsional, penggunaan kendaraan oleh Instalasi Gizi untuk pengantaran makanan pasien. Usulan Pemecahan Masalah:  Peningkatan Sumber daya manusia baik secara kualitias maupun kuantitas  Penentuan target tahun 2017 disesuaikan dengan realisasi tahun 2016

k. Jumlah Kegiatan Penataan Aset Kondisi yang dicapai:

100 Pelayanan penataan aset baik dipergunakan untuk kegiatan di daerah maupun ke wilayah tercapai IndikatorKinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Kegiatan Penataan Aset 9 kegthn 10 kegthn 111 90 kegthn 90 100 Permasalahan:  Kurangnya Sumber daya manusia yang berkompeten dalam pengelolaan kegiatan penataan aset di RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang secara kualitas maupun kantitas  Terjadinya peningkatan volume kegiatan penyetoran barang afkir.  Belum adanya penghapusan barang yang sudah rusak menunggu terbitnya PSP Penetapan Status Penggunaan dan SK Tim Penghapusan dari pusat Usulan Pemecahan Masalah:  Peningkatan Sumber daya manusia baik secara kualitias maupun kuantitas dan pengusulan menjadi tenaga fungsional di tahun 2017  Penambahan sarana penunjang untuk kelancaran kegiatan tersebut  Menunggu terbitnya PSP Penetapan Status Penggunaan dan SK Tim Penghapusan dari pusat

l. Jumlah Pemintaan Pemindahaan UserPindah Ruang Kondisi yang dicapai:

Permintaann pemindahaan user pindah ruang di dalam lokasi Rumah Sakit terpenuhi IndikatorKinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Jumlah Pemintaan Pemindahaan UserPindah Ruang 7 kegthn 9 kegthn 129 25 kegthn 32 kegthn 128 Permasalahan:  tidak terjadwal perencanaan dalam melakukan pelaksanaan kegiatan renovasi dan rehabilitasi gedung dan bangunan di RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang secara kualitas maupun kantitas  Terjadinya peningkatan volume kegiatan pemindahan dikarenakan adanya renovasi dan rehabilitas gedung pelayanan

m. Usulan Pemecahan Masalah:

 Penambahan sarana penunjang untuk kelancaran kegiatan tersebut Kinerja Satuan Keamanan IndikatorKinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Kegiatan Satuan 13 13 100 13 13 100 101 Pengamanan melaksanakan Pengamanan Permasalahan:  Kurangnya kualitas Sumber daya manusia yang berkompeten dalam keamanan dan ketertiban Rumah sakit Usulan Pemecahan Masalah:  Peningkatan Sumber daya manusia baik secara kualitias maupun kuantitas dan pengusulan menjadi tenaga pihak ketiga di tahun 2017  Penambahan sarana penunjang untuk kelancaran kegiatan tersebut HT, CCTV Sub Bagian Hukum organisasi dan Humas. 1. Prosentase capaian pelaksanaan survey kepuasan pasien dan masyarakat Kondisi yang dicapai: Implementasi dan evaluasi indikator kinerja kepuasan pasien dan masyarakat tahun 2016 tercapai 82,2 . Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Prosentase survei kepuasan pasien dan masyarakat 80 80,6 80,6 80 82,2 82,2 Permasalahan: Dalam pelaksanaan survey kepuasan pasien dan masyarakat berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM, KepMen PAN No.KEP25M.PAN22004, dan target 80 berdasarkan tingkat penilaian kesehatan rumah sakit perdirjen PB kemkeu nomor 34 tahun 2014 terealisasi 82,2,. Mencapai target yang ditetapkan walaupun di dalamnya masih diperlukan adanya pemantauan dan koordinasi dengan unit kerja terkait dikarenakan di beberapa unit kerja ruang rawat inap walet, mawar, camar,betet, nusa indah, merpati, atau sejumlah 6 dari 29 ruang rawat inap dan penunjang gizi,elektromedik belum melaksanakan survey. Dan bagi yang sudah melaksanakan survey belum melakukan analisis sesuai dengan SOP yang ditetapkan. Usulan Pemecahan Masalah - Melakukan koordinasi dengan direktoratunit kerja yang terkait langsung dengan pelayanan pasien dan masyarakat baik di unit kerja rawat jalan, rawat inap dan penunjang lain untuk berpartisipasi aktif dalam keterlibatan pelaksanaan survey serta analisisnya sesuai SOP. 102 - Pelaksanaan survei kepuasan pasien dan masyarakat masih berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM, KepMen PAN No.KEP25M.PAN22004 sesuai Indeks Kinerja Terpilih IKT Direktur Utama RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, Sedangkan rekomendasi ISO 9001 implementasi survey mengacu pada PerMenPAN nomor 16 tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggara Pelayanan Publik

2. Prosentase capaian penanganan komplain Kondisi yang dicapai:

Implementasi dan evaluasi penanganan komplain yang di tindaklanjuti tercapai 100. Keluhan komplain berasal dari saran isian pada form IKM, form komplain, laporan Duty Manager, SMS gateway no.0857 7750 0000, kotak saran dan di sampaikan secara langsung melalui lisan maupun telepon. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Prosentase penanganan komplain 100 100 100 100 100 100 Permasalahan: Dalam pelaksanaan penanganan komplain tercapai sesuai target yang di tetapkan yaitu 100, dalam hal ini terkait kecepatan respon terhadap komplain serta melakukan koordinasi dengan unit kerja yang menjadi sumber komplain. Usulan Pemecahan Masalah - Bila keluhan atau komplain terjadi pada unit kerja hendaknya di dokumentasikan dan dikelola, baik komplain yang sudah dapat terselesaikan maupun yang belum dapat terselesaikan yang teridentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko dengan penetapan grading merah, kuning, hijau selanjutnya di koordinasikan dengan subbagian hukormas untuk di laporkan. Karena kecepatan respon terhadap komplain KRK merupakan bagian dari kepuasan pelanggan dan menjadi Indikator Kinerja Terpilih IKI Direktur Utama RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang.

3. Jumlah capaian pembuatan MoU Kondisi yang dicapai: