Komponen-komponen Karakter yang Baik

3. Ciri-ciri Kejujuran

Perilaku anak yang suka berbohong atau mendapatkan toleransi kebohongan dari pihak orang lain, maka secara tidak langsung telah terbentuk dalam diri seorang anak karakter toleran terhadap kebohongan, bahkan anak akan menganggap “harus berbohong”. Hal ini menjadi berbahaya untuk penguatan karakter anak. Beberapa ciri- ciri orang jujur Kesuma, 2011: 17, yaitu sebagai berikut: a. Jika bertekad inisiasi keputusan untuk melakukan sesuatu, tekadnya dalam melakukan adalah kebenaran dan kemaslahatan. b. Jika berkata tidak berbohong benar apa adanya c. Jika adanya kesamaan antara apa yang dikatakan hatinya dengan apa yang dilakukannya. Ciri-ciri orang jujur Mulyasa, 2013: 148 a. Mengemukakan apa adanya tanpa ada kebohongan b. Berbicara secara terbuka sesuai dengan kenyataan c. Menunjukkan fakta atau bukti yang sebenarnya d. Menghargai data e. Mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya. Ciri-ciri orang jujur Pupuh, 2013: 107 a. Melaksanakan atau melakukan tugas sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di sekolah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Menyebutkan secara tegas keunggulan dan kelemahan suatu pokok bahasan tanpa ragu sehingga dapat diterima dengan baik oleh orang lain c. Mau bercerita tentang permasalahan dirinya dan mampu menerima pendapat temannya d. Mengemukakan pendapat tentang sesuatu sesuai dengan yang diyakininya dan tidak memaksakan kehendak agar semua orang mau menerima pendapatnya. e. Membayar barang yang dibeli dengan jujur f. Mengembalikan barang yang atau ditemukan di tempat umum. Seseorang yang memiliki karakter jujur akan di sukai orang lain, baik dalam konteks persahabatan, bisnis, rekanmitra kerja, dan sebagainya. Karakter kejujuran menjadi salah satu karakter pokok untuk menjadikan seseorang cinta kebenaran, apapun resiko yang akan diterima dirinya dengan kebenaran yang dia lakukan.

E. Minat

1. Pengertian Minat

Dalam kehidupan seseorang minat memiliki peran penting dan mempunyai dampak besar atas perilaku dan sikap seseorang. Masa anak-anak minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu misalkan mata pelajaran, permainan, dan pekerjaan maka seseorang itu akan berusaha lebih keras untuk belajar daripada dengan seseorang yang kurang berminat atau merasa bosan. Minat dapat memengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi seseorang. Minat sendiri mempunyai beberapa pengertian dari para ahli yaitu: Menurut Slameto, 1991 Syaiful, 2011: 191 minat adalah suatu rasa lebih suka atau rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang meminta. Menurut Wingkel 2004: 212 minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materinya. Menurut Kamisa Khairani, 2015: 87 minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan. Menurut Gunarso Khairani, 2015: 87 minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Menurut Hurlock Khairani, 2015: 87 minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Menurut Sutjipto Khairani, 2015: 87 minat adalah kesadaran seseorang terhadap objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya atau bisa diartikan lebih singkat minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Berdasarkan beberapa pengertian dari minat dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat pengertian subyek terhadap objek yang menjadi sasaran karena objek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada objek tersebut. Berdasarkan definisi minat di atas dapat dikemukakan bahwa minat mengandung unsur-unsur Khairani Makmun, 2015: 89 sebagai berikut: a. Minat adalah suatu gejala psikologis b. Adanya pemusatan perhatian, perasaan, dan pikiran dari subyek karena tertarik terhadal sesuatu hal c. Adanya perasaan senang terhadap objek yang menjadi sasaran d. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan. Menurut Dalyono, 1997 Syaiful, 2011:192 suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan model yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminatinya. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Kalau remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan yang tinggi, maka pendidikan yang harus ditempuh akan dianggap sebagai batu loncatan. Slameto berkesimpulan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Dengan kata lain, Slameto ingin mengatakan bahwa minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada diri seorang anak didik. Caranya adalah dengan jalan memberikan informasi pada anak didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan di berikan dengan bahan pengajaran yang lalu atau menguraikan kegunaannya di masa depan bagi anak didik.

2. Cara Membangkitkan Minat

Ada beberapa macam cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat siswa, yaitu sebagai berikut Syaiful, 2011: 167: a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan

0 2 219

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi Akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di wilayah Kota Yogyakarta.

0 2 199

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada Materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di Kabupaten Gunungkidul.

0 0 211

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa Kelas XII IIS SMA Negeri di Kabupaten Bantul.

0 0 232

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 169

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan kecerdasan emosional siswa

0 0 158