langkahnya siswa dituntut mampu dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan, hal tersebut dapat tercapai apabila siswa
mengalami sendiri sehingga siswa akan menjadi lebih memahami materi yang diterimanya.
Di dalam komponen pembelajaran kontekstual ada salah satu komponen utama dalam pembelajaran kontekstual yaitu learning community
atau masyarakat belajar yang menekankan bahwa siswa harus dapat bekerja sama yang baik dengan teman sebayanya. Pada saat siswa bekerja sama
dengan teman sebayanya diperlukan keterampilan, yaitu keterampilan berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi itu sendiri adalah kemampuan
seseorang dalam menyampaikan pendapat kepada orang lain sehingga pesan yang akan disampaikan akan diterima atau dipahami oleh lawan bicara. Dalam
mununjang keberhasilan keterampilan berkomunikasi tidak lepas dari bantuan orang tua dan guru, sehingga siswa mampu berkomunikasi dengan baik dan
benar dan dapat menunjang prestasi siswa di sekolah maupun di lingkungan sosialnya. Keterampilan berkomunikasi siswa akan membantu siswa dalam
menyampaikan sebuah temuan baru di dalam kelas kepada teman sebayanya. Proses dalam mencari dan mendapatkan sebuah hal baru atau informasi yang
tidak lepas dari proses pengumpulan informasi. Dalam penyampaian dan pengumpulan informasi, siswa dapat menyampaikannya dengan informasi
yang sesungguhnya atau sebenarnya tanpa ada kebohongan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tumbuhnya integritas pribadi kejujuran siswa sangatlah bermanfaat dalam pembangunan karakter siswa. Dengan pembelajaran kontekstual
melalui salah satu komponen utamanya yaitu menemukan atau inquiry. Komponen ini diharapkan pengetahuan yang didapatkan oleh siswa tidak
hanya sekedar mengingat saja melainkan hasil dari menemukan sendiri, sehingga siswa mampu memahami pengetahuan yang disampaikan oleh guru.
Misalkan guru memberikan tugas kepada siswa tentang jurnal pengeluaran kas, pada tugas ini siswa diminta untuk mempresentasikan. Pada tugas ini
siswa akan mencari tahu hal-hal apa saja yang berhubungan dengan jurnal pengeluaran kas melalui internet, buku, atau datang ke toko yang mempunyai
data keuangan, sehingga siswa mampu menjelaskan dengan detail dan apa adanya tanpa ada kebohongan di dalam penyampaiannya. Dengan demikian,
pembelajaran yang mengacu pada salah satu komponen utama pembelajaran kontekstual yaitu menemukan atau inquiry, maka dapat menumbuhkan atau
membangun karakter siswa yaitu kejujuran. Di dalam pembelajaran kontekstual ada beberapa ciri-ciri, yaitu
menyenangkan, tidak membosankan, dan belajar dengan bergairah. Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat menumbuhkan minat siswa dalam
menunjang prestasi siswa di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Minat itu sendiri adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang meminta, contohnya misalkan pada materi akuntansi seorang guru menggunakan model make a match, dengan model
yang diterapkan oleh guru tersebut akan menumbuhkan kegairahan siswa terhadap materi yang diajarkan dan mencari jawaban apabila ada tugas atau
hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi. Tumbuhnya kegairahan siswa maka akan menumbuhkan minat siswa pada materi akuntansi. Dengan
demikian, pembelajaran kontekstual dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan judul
penelitian Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual pada Materi Akuntansi Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Keterampilan
Berkomunikasi, Integritas Pribadi, dan Minat Belajar Siswa ”.
B. Batasan Masalah
Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah yaitu: Hubungan tingkat keterlaksanaan
pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar
siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan yang positif antara tingkat keterlaksanaan
pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dan keterampilan berkomunikasi siswa?
2. Apakah ada hubungan yang positif antara tingkat keterlaksanaan
pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dan integritas pribadi kejujuran siswa?
3. Apakah ada hubungan yang positif antara tingkat keterlaksanaan
pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dan minat belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang ingin di capai penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan
pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dan keterampilan berkomunikasi siswa
2. Untuk mengetahui hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan
pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dan integritas pribadi kejujuran siswa
3. Untuk mengetahui hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan
pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dan minat belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperluas pengetahuan di bidang akuntansi terutama dalam bidang pendidikan yang
terkait dengan hubungan antara minat belajar siswa, integritas pribadi kejujuran,
dan keterampilan
berkomunikasi dengan
tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual. Wawasan pengetahuan ini juga
dapat menjadi wacana pengetahuan bagi mahasiswa di lingkungan pendidikan, khususnya bidang pendidikan akuntansi dalam mempelajari
akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2.
Manfaat praktis 1
Bagi Mahasiswa Penelitian ini merupakan penelitian yang dikhususkan
mempelajari hubungan antara keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa dengan tingkat keterlaksanaan
pembelajaran kontekstual. Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai wahana penerapan ilmu yang
diperoleh selama kuliah dan dapat memperbanyak ilmu pengetahuan yang didapat sehingga dapat menjadi bekal dimasa depan.
2 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan akan pentingnya hubungan antara minat belajar siswa,
integritas pribadi kejujuran, dan keterampilan berkomunikasi dengan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual serta dapat
bermanfaat bagi peningkatan kualitas lulusan yang dicetak oleh SMA N 1 Wonosari dan SMA N 2 Playen.
3 Bagi Siswa
Penelitian ini dimaksudkan agar siswa dapat mengetahui dan menyampaikan pendapatnya mengenai apa yang mereka rasakan.
Bagaimana hubungan antara minat belajar siswa, integritas pribadi kejujuran, dan keterampilan berkomunikasi dengan tingkat
keterlaksanaan pembelajaran
kontekstual. Apakah
terdapat hubungannya antara ketiga variabel tersebut dengan pembelajaran
kontekstual atau hanya ada beberapa variabel yang mempunyai hubungan atau bahkan tidak ada hubungannya sama sekali antara tiga
variabel tersebut dengan pembelajaran kontekstual. 4
Bagi Guru Penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan guru dalam
hal melaksanakan pembelajaran kontekstual. Agar guru mengetahui adanya beberapa hal yang akan muncul dari pembelajaran kontekstual
tersebut serta guru dapat mengetahui bagaimana hubungan antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minat belajar siswa, integritas pribadi kejujuran, dan keterampilan berkomunikasi
dengan tingkat
keterlaksanaan pembelajaran
kontekstual. Dengan demikian, maka diharapkan para guru untuk terus meningkatkan kompetensinya yang telah diprasyaratkan. Karena guru
merupakan faktor penentu dalam kemajuan pendidikan bangsa agar dapat tercipta gerenasi penerus bangsa yang berkualitas.
5 Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada peneliti selanjutnya dalam rangka melakukan penelitian. Diharapkan
dengan penelitian ini, peneliti selanjutnya dapat mengambil sebuah pelajaran, pengalaman, serta dapat mengambil hikmah atau
kekurangan dari penelitian sebelumnya untuk dijadikan sebuah referensi guna melakukan penelitian yang lebih baik lagi.