Kesetimbangan Termal Tubuh Manusia Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan Termal Kepmenaker No.51 Tahun 1999 Tentang Nilai Ambang Batas NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja

3. Pertanyaan harus singkat. 4. Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan pilihan bahasa tingkat bawah. 5. Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam pertanyaan – pertanyaan yang menyulitkan. 6. Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat maksudnya orang-orang yang mampu merespons. Jangan berasumsi mereka tahu banyak. 7. Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat sebelum menggunakannya. 8. Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah tepat bagi responden.

3.7. Definisi Kenyamanan

Termal ASHRAE 55-2004 mendefinisikan kenyamanan termal sebagai kondisi pikiran yang mengungkapkan kepuasan tertentu terhadap lingkungan termal. Berdasarkan definisi ini kenyamanan termal merupakan proses persepsi yang terdiri dari beberapa variabel input dan hasil dalam bentuk fisikal dan psikologikal.

3.7.1. Kesetimbangan Termal Tubuh Manusia

Agar tubuh berada dalam kesetimbangan termal, jumlah kalor yang diproduksi ataupun diabsorbsi harus sama dengan kalor yang dibebaskan. Sistem kontrol termoregulator tubuh akan mencoba mempertahankan kesetimbangan Universitas Sumatera Utara energi, menjaga tubuh berada pada kisaran temperatur 37°C. Hal ini melibatkan dua tipe mekanisme regulator: 1. Sistem otonomi, misalnya pengembangan pembuluh darah, produksi keringat dan menggigilnya tubuh; 2. Regulasi kebiasaan, misalnya pengaturan corak berpakaian dan tingkat perubahan aktivitas. Jumlah kalor yang dihasilkan dan dilepaskan secara jelas bervariasi menurut aktivitas dan corak berpakaian. Walaupun kesetimbangan termal dapat dicapai melalui suatu kondisi lingkungan yang cukup variatif, rentang di mana kenyamanan termal yang tercapai akan jauh lebih sempit.

3.7.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan Termal

Parameter-parameter yang mempengaruhi proses pertukaran kalor dari tubuh ke lingkungan merupakan hal yang paling mempengaruhi kenyamanan termal. Parameter-parameter lingkungan tersebut adalah: 1. Temperatur bola kering udara 2. Temperatur radiasi rata-rata 3. Kecepatan udara 4. Kelembaban relatif Dan parameter-parameter lainnya adalah: 1. Tingkat aktivitas 2. Corak berpakaian 3. Umur dan jenis kelamin Universitas Sumatera Utara 4. Faktor psikologis: kemampuan untuk mengendalikan lingkungan; stres dan upaya kejiwaan 5. Ritme musiman 6. Fluktuasi temperatur Ketidaknyaman termal lokal dapat disebabkan oleh: 1. Aliran udara, misalnya kecepatan udara lebih dari 0,15 ms pada temperatur udara 20°C atau lebih dari 0,1 ms apabila berada pada punggung leher 2. Radiasi termal yang asimetris depan ke belakang atau kepala ke kaki 3. Perbedaan temperatur udara vertikal

3.7.3. Kepmenaker No.51 Tahun 1999 Tentang Nilai Ambang Batas NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja

19 Beberapa definisi yang terdapat dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Kepmenaker No.51 Tahun 1999 Pasal 1 adalah sebagai berikut : 1. Tenaga Kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 2. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. 19 http:www.iips-online.comPenerapan_ISBB_TL_ITS_ok.pdf Universitas Sumatera Utara 3. Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB adalah standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. 4. Faktor fisika adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat tisika yang dalam keputusan ini terdiri dari iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. 5. Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban. kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya. 6. Suhu kering Dry Bulb Temperature adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer suhu kering. 7. Suhu basah alami Nat Wet Bulb Temperature adalah suhu yang ditunjukkan oleh thermometer bola basah alami Natural Wet bulb Thermometer. 8. Suhu bola Globe Temperature adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola Globe Thermometer. 9. Indeks Suhu Basah dan Bola Wet Bulb Globe Temperature Index yang disingkal ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola. Universitas Sumatera Utara

3.7.4. ISSB sebagai Nilai Ambang Batas NAB

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Perancangan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Quality Function Deployment (QFD) pada Industri Keripik Ubi

6 104 284

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227