Partisipasi Kelompok Belajar yang Diberikan Pendidik pada

82 pernah mengenyam di bangku sekolah, namun adik VV ini berhenti di kelas 6 Sekolah Dasar karena disebabkan adanya tambang timah yang begitu mempengaruhi dirinya. Semenjak adanya Kelompok Belajar adik VV merasa banyak manfaat yang didapatkan. g. Adik SR Adik SR salah satu peserta di kelompok Belajar sore hari. Adik SR memiliki keinginan dan semangat yang sangat besar mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar. Adik SR merasa dengan diadakannya Kelompok Belajar sore hari ini dia memiliki wawasan dan pengalaman yang lebih luas. Adik SR ini merupakan salah satu peserta didik yang tidak lagi mengenyam bangku sekolah semenjak duduk di Kelas 6 Sekolah Dasar. B. DATA HASIL PENELITIAN

1. Partisipasi Kelompok Belajar yang Diberikan Pendidik pada

Anak Putus Sekolah di Desa Jalan Laut Pendidikan Nonformal merupakan pendidikan yang tidak terkait dengan pendidikan formal yang dapat diikuti oleh siapa pun, dimana pun, dan kapan pun. Pendidikan nonformal dilaksanakan dengan berstruktur dan berjenjang sama halnya dengan pendidikan formal. Salah satu contoh ranah pendidikan nonformal adalah kelompok belajar. Kelompok belajar merupakan kegiatan yang dimanfaatkan sebagai alat bertukar pengalaman dan memberi 83 perubahan positif pada tingkah laku anak di suatu wilayah desa. Di wilayah tersebut memiliki perkumpulan atau kelompok atau yang lebih dikenal dengan istilah kelompok belajar. Hubungan yang harmonis diciptakan antara pendidik dan peserta didik akan berdampak positif bagi keduanya. Partisipasi yang harus dilakukan kelompok belajar demi kemajuan peserta didik yaitu diantaranya: memberikan perubahan sikap, menciptakan insentif, meningkatkan peran peserta didik, memberikan tanggung jawab yang nyata, memberikan pengajaran dan didikan, dan memberi contoh tauladan. Dari beberapa partisipasi yang harus dilaksanakan oleh kelompok belajar terhadap anak putus sekolah seperti yang disebutkan di atas, maka peneliti mencoba menggali partisipasi-partisipasi kelompok belajar yang ada di Desa Jalan Laut dalam mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa sejarah terbentuknya Kelompok Belajar Sore Hari karena ketidak pedulian anak usia sekolah terhadap pendidikan. Tokoh masyarakat yang mempelopori lahirnya Kelompok Belajar Sore Hari sendiri yang berperan sebagai pendidik. Partisipasi kelompok belajar menjadi pihak yang sangat penting keberadaannya bagi anak-anak yang putus sekolah. Kesuksesan yang diraih oleh peserta didik tidak lepas dari 84 partisipasi Kelompok Belajar. Adapun berbagai partisipasi kelompok belajar yang diberikan kepada anak yang telah putus sekolah agar lebih mementingkan pendidikannya yaitu, diantaranya: 1 Partisipasi Kelompok Belajar secara Formal Partisipasi kelompok belajar secara formal yang diberikan terhadap anak usia sekolah yang tidak memperdulikan pendidikan antara lain : a. Mengajar dan Mendidik Pendidik pada kelompok belajar selalu mengajar dan mendidik peserta didik yang mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar sore hari supaya pembelajaran yang didapat lebih bisa bermanfaat dan lebih bisa mengarah pada tujuan pendidikan. Mengajar dan mendidik merupakan kegiatan yang menanamkan pengetahuan kepada anak didik dengan suatu harapan terjadi proses pemahaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Phz, berikut ini : “ya kita mengajar dan mendidik peserta didik di Kelompok Belajar sore hari supaya pembelajaran- pembelajaran itu lebih bisa bermanfaat dan harus lebih mengarah kepada pendidikan formal. Hal ini dikarenakan anak-anak sudah terlalu lama mengabaikan sekolahnya demi tambang timah tradisional.” Hal: 144, point D, No 4 85 Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Adik VV, bahwa : “kelompok belajar sangat memberikan pengaruh besar kepada kami. Pendidik- pendidik disini mendidik dan mengajar peserta didik agar anak yang putus sekolah tetap menjadi anak yang berilmu dan berkembang sesuai dengan tujuan Kelompok Belajar ini.” Hal: 167, point D, No 1 Partisipasi kelompok belajar sebagai pendidik dan pengajar seperti yang dikemukakan oleh Bapak AJ berikut ini : “mendidik dan mengajar agar peserta didik memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam memperoleh pendidikan yang disitu nanti contohnya dalam kegiatan pembelajaran yang nanti kalau suatu saat nanti mereka ditanyakan tentang pengetahuan oleh orang lain mereka sudah bisa menjawab dan mereka juga memperoleh bekal dasar apabila mereka ingin melanjutkan pendidikan dasar mereka ke jenjang yang lebih tinggi.” hal: 152, point D, No 4 Bapak Sn selaku orang tua peserta didik yang mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar sore hari juga mengemukakan hal yang sependapat dengan Bapak AJ tentang partisipasi kelompok belajar sebagai pendidik dan pengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat beliau yaitu : “ketika anak saya mengikuti pembelajaran dan mendapatkan didikan khusus dari pendidik di Kelompok Belajar mereka lebih mengerti akan pentingnya pendidikan untuk masa depan mereka.” hal: 173, point B, No 2 86 Selaku peserta didik, Adik SR juga memberi komentar yang sama dengan Bapak Sn tentang partisipasi kelompok belajar sebagai pendidik dan pengajar, yaitu : “partisipasi apa ya kak, banyak memberikan pelajaran kepada kami baik yang pendidikan maupun bukan misalnya apa yang belum kita ketahui tentang ilmu pengetahuan yang belum dipelajari pendidik senantiasa mengajarkan kami sampai kami mengerti dan mendidik kami agar apa yang tidak patut dilakukan jangan dilakukan”. hal: 171, point D, No 1 Dari beberapa pernyataan subyek dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi Kelompok Belajar sangat memberikan manfaat yang baik dan pendidiknya selalu memperhatikan peserta didik melalui pembelajaran dan pendidikan dengan terus mengajar dan mendidik Kelompok Belajar agar tetap memberikan dampak positif sesuai dengan tujuan Kelompok Belajar. Pembelajaran yang diberikan para pendidik ini berlangsung dari proses perencanaan hingga pelaksanaan pembelajaran Kelompok Belajar. Pembelajaran dan Pendidikan ini ditujuan kepada peserta didik terkait dengan ilmu pengetahuan umum, meliputi pembelajaran tentang Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika, dan Ilmu Agama Islam. 87 Proses mendidik dan mengajar yang dilakukan pendidik pada Kelompok Belajar tidak sepenuhnya dalam setiap kegiatan perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan peserta didik. Namun hasil keputusan akan rencana pembelajaran sesuai dengan kepentingan bersama dan lebih memberdayakan peserta didiknya. Dimana setiap rancangan pembelajaran disusun oleh pihak pendidik dan kemudian dikonsultasikan kepada pengurus Kelompok Belajar. Partisipasi dari Kelompok Belajar terhadap anak putus sekolah berdampak positif karena pada kenyataannya pembelajaran dan kegiatan yang telah disusun pengurus dan pendidik Kelompok Belajar kebanyakan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan baik oleh Kelompok Belajar maupun pengurus, pendidik dan orang tua peserta didik. b. Membina dan Membimbing Pendidik dan pengurus pada Kelompok Belajar selalu membina dan membimbing peserta didik supaya proses kegiatan pembelajaran Kelompok Belajar dapat memberikan manfaat positif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh Kelompok Belajar. Membina dan membimbing sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan. 88 Pendidik harus berlaku membina dan membimbing dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan dapat memecahkan persoalan- persoalan atau kesulitan yang dialami peserta didik. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh bapak AJ selaku wakil ketua, berikut ini: “kita memang selalu memberikan pembinaan kepada peserta didik di Kelompok Bejar ini supaya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan lebih mengarah pada tujuan pendidikan. Agar peserta didik juga memiliki wawasan yang luas dan lebih dapat membedakan mana yang harus mereka lakukan dan mana yang harus mereka tinggalkan.”hal: 153, point E, No 1 Pernyataan lain yang dapat memperkuat hal di atas disampaikan oleh Saudari SW, bahwa : “membimbing atau mengarahkan peserta didik agar menggali bakat-bakat yang disitu nanti contohnya dalam kegiatan bersosialisasi antar sesama teman sebaya dan orang tua. Yang nanti apabila ingin ikut bersosialisasi pada sebuah kelompok yang lain sudah memiliki bekal dasar atau mental yang telah yang didapat di Kelompok Belajar sore hari di Desa Jalan Laut”. hal: 160, point D, No 4 Selaku anggota, Adik SR juga mengemukakan hal yang sama dengan Saudari SW tentang partisipasi Kelompok Belajar sebagai pembimbing, yaitu : “perannya begini mba, pendidik disini banyak memberi bimbingan kepada kami dalam bersosialisasi misalnya pada waktu diskusi 89 kelompok kita diarahkan cara berdiskusi dengan baik dan diberi pengarahan, seringnya bimbingan itu dalam bentuk cerita si kak, biar kita ngerti.” hal: 170, point C, No 1 Dari beberapa pernyataan subyek penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi Kelompok Belajar yang pendidiknya sangat memperhatikan peserta didiknya melalui sosialisasi kelompok dan diskusi-diskusi kelompok kecil dengan terus membina dan membimbing peserta didik agar terus tetap berkembang sesuai dengan tujuan Kelompok Belajar. Pembinaan dan bimbingan yang diberikan para pendidik ini berlangsung dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Kelompok Belajar. Pembinaan dan bimbingan ini ditujjukan kepada peserta didik terkait dengan tata cara bersosialisasi, menghargai lingkungan, dan menjaga lingkungan agar tetap lestari. Proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan pendidik tidak sepenuhnya dalam setiap kegiatan perencanaan program kerja sesuai dengan keinginan atau kebutuhan peserta didi. Namun hasil keputusan akan rencana kegiatan harus sesuai dengan kepentingan bersama dan lebih memberdayakan peserta didik. Dimana setiap rancangan kegiatan disusun oleh pendidik Kelompok Belajar kemudian dikonsultasikan kepada pengurus. Setetelah disetujui, pendidik menyampaikan beberapa 90 kegiatan kepada peserta didik, hal ini dilakukan agar kegiatan tersebut memilik dampak-dampak positif. Pada kenyataannya perjalanan dan kegiatan pembelajaran serta program yang ada di Kelompok Belajar kebanyakan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan baik oleh pengurus dan pendidik di Kelompok Belajar. c. Memberi Motivasi Pendidik di Kelompok Belajar dirasa memilki banyak pengalaman dalam mendidik dan mengajar baik secara formal maupun nonformal. Hal ini yang menjadi salah satu pendorong berkembangnya peserta didik. Salah satu contohnya Bapak AJ yang menjabat sebagai pendidik. Beliau merupakan sosok pendidik yang sabar dalam hal mendidik dan mengajar peserta didiknya ketika mereka merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Beliau mengajarkan pembelajaran dan sesekali memberikan ceramah serta masukan kepada anak, agar anak tidak merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Dengan melihat kesabaran dan keikhlasan tersebut, peserta didik mulai berantusias mengikuti pembelajaran dan kegiatan yang telah diatur oleh pengurus Kelompok Belajar. Hal ini juga dapat dilihat dari kepercayaan diri 91 peserta didik untuk selalu percaya diri dengan ilmu yang mereka miliki sekarang. Hasil penelitian yang menyebutkan bahwa pendidik pada Kelompok Belajar berperan sebagai sumber motivasi diungkapkan oleh Adik VV, yaitu : “pendidik disini sangat baik, mereka selalu member motivasi dan menyemangati kami ketika kami malas untuk menuntut ilmu.”hal: 166, point C, No 1 Adik SR juga mengungkapkan bahwa : “ketika kita mengalami kesulitan pembelajaran itu kita selalu bertanya, lalu pendidik disini selalu memberikan masukan dan arahan. Juga ketika kita ada permasalahan itu bapak ibu disini memberikan solusi.”hal: 171 point C, No 3 Sesuai dengan pengungkapan sumber penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi pendidik di kelompok belajar sebagai sumber motivasi didasarkan karena berbagai pengajaran dan pendidikan yang disampaikan beliau di dalam proses belajar. Partisipasi tersebut didapat sebagian besar melalui konsultasi pada perencanaan program yang akan dijalankan. Ketika peserta didik mengalami hambatan dalam pembelajaran yang dijalankan, pendidik memberikan masukan dan arahan untuk kelancaran dan keberhasilan proses belajar. Meskipun demikian dalam prakteknya, peserta didik tidak selalu berani menyampaikan kesulitan kepada 92 pendidik. Keterlibatan pendidik akan dihadirkan ketika peserta didik benar-benar sudah tidak bisa lagi menyelesaikan masalahnya sendiri. Melihat kejadian tersebut pendidik selalu memberikan motivasi kepada peserta didik agar peserta didik menjadi lebih bertanggung jawab dan memiliki keterbukaan antar sesama, baik antar teman sebaya maupun yang lebih tua. d. Pemberi Tanggung Jawab yang Nyata Tanggung jawab sendiri dalam hal yang terkait dengan kegiatan pembebelajarn yang akan dilaksanakan peserta didik. Kegiatan pembelajaran tersebut seperti berdiskusi kelompok, belajar menanam kembali pohon, merawat pohon, dan kebersihan lingkungan. Disini peran pendidik memberikan tanggung jawab kepada peserta didik menajalankan program pmbelajaran yang telah direncanakan. Telah diketahui sebelumnya bahwa di Desa Jalan Laut pohon-pohon yang ada sudah ditebang oleh pihak yang tidak bertsnggung jawab demi kepentingan sendiri. Peserta didik diberi tanggung jawab menanam dan merawat pohon serta menjag kelestarian lingkungan sekitar mereka. Disini juga terdapat partisipasi pendidik yang ikut berperan dan berkontribusi dalam mendorong kegiatan 93 peserta didik. Pendidik mengajarkan tata cara merawat pohon yang baik dan pendidik mengajarkan kepada anak wajib menjaga lingkungan. Hasil penelitian yang mengungkapkan hal tersebut disampaikan oleh Bapak Phz selaku Ketua Kelompok Belajar yaitu sebagai berikut: “kita disini berusaha merangkul peserta didik dan memberi kepercayaan kepada mereka untuk melakukan suatu hal yang bermanfaat untuk kita semua.”hal: 146, point E, No 2 Berbagai tanggung jawab yang diberikan pendidik agar peserta didik merasa lebih merasa ada di sekitar tempat mereka tinggal. Saudari SW selaku pendidik juga mengungkapkan sebagai berikut : “peserta didik disini selalu ingin dianggap ada, dengan demikian pendidik memiliki ide cemerlang untuk memberikan salah satu tanggung jawab untuk belajar menjaga kelestarian lingkungan.”hal: 161, point E, No 1 2 Partisipasi Kelompok Belajar Sore Hari secara Informal dan Nonformal Dari keseluruhan partisipasi kelompok belajar yang diberikan seperti yang telah dijelaskan di atas, lebih cenderung mengarah pada pembelajaran formal. Namun dalam prakteknya, pembelajaran informal dan nonformal 94 juga memiliki peran penting dalam partisipasi kelompok belajar sore hari guna mengatasi anak yang tidak memperdulikan pendidikan. Pembelajaran informal yang memiliki pembelajaran secara resmi lebih banyak membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal tersebut biasanya sangat berpengaruh dalam usaha pendidik menggerak dan mempengaruhi peserta didik dalam memberi pembelajaran. Partisipasi Kelompok Belajar secara informal dan nonformal ini, dari hasil penelitian seperti apa yang disampaikan oleh Bapak Phz sebagai berikut: “jadi partisipasi kelompok belajar disini yang nonformal dan informal ini pembelajarannya hampir sama. Kita disini bersama pendidik yang lainnya merangkul anak yang putus sekolah untuk bersama- sama mengikuti program pembelajaran yang telah kami rencanakan sebelumnya.” hal: 146, point E, No 3 Bapak AJ selaku wakil ketua Kelompok Belajar juga mengungkapkan pembelajaran di kelompok belajar yang informal dan nonformal yang diberikan dalam mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan. Bapak AJ mengungkapkan bahwa: “pembelajaran pada program ini baik secara formal, informal maupun nonformal hampir sama, disini pendidik berbagi tugas untuk memberi pengajaran kepada peserta didik tentang tata cara menjaga dan melestarikan lingkungan dengan semestinya bukan malah merusak dan tidak bertanggung jawab 95 mengembalikan lingkungan seperti semula. Hal yang seperti ini harus kita ajarkan sejak sekarang mba, dan nanti apabila mereka sudah cukup dewasa mereka mengerti apa yang akan terjadi ketika lingkungan mereka rusak.”hal: 154, point E, No 3 Adik VV juuga menyampaikan bahwa pembelajaran informal dalam Kelompok Belajar, dengan mengungkapkan: “kita selalu berantusias mengikuti pembelajaran disini mba, pendidik selalu berperan serta dalam mengajarkan kami untuk melestarikan lingkungan. Dalam kegiatan ini juga mereka sering memberikan masukan dan nasihat yang baik kepada kami.” hal: 166, point C, No 2 Dari hasil penelitian yang diungkapkan subjek penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi pembelajaran secara informal dan nonformal terhadap peserta didik adalah: a. Pemberi Tanggung Jawab yang Nyata b. Membina dan Mengarahkan c. Membimbing dan Mengajar d. Penggerak dan Pemberi Pengaruh terhadap Peserta Didik Partisipasi yang didapatkan dari pembelajaran informal dan nonformal disini lebih terkait sesuai dengan kebutuhan peserta didik seperti bidang keagamaan pendidikan, pelestarian lingkungan, dan lain 96 sebagainya. Dimana dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran program Kelompok belajar menyentuh berbagai aspek kehidupan peserta didik dan masyarakat lainnya seperti keagamaan dengan program ceramah dan tata cara mendirikan shalat, menjaga kelestarian lingkungan seperti belajar menanam pohon, merawat pohon dan menjaga kelestarian lingkungan. Partisipasi yang diberikan pendidik melalui pembelajaran nonformal maupun informal lebih kepada mengarahkan, menggerakkan, dan mempengaruhi peserta didik karena pembelajaran informal dan nonformal diakui lebih cepat mempengaruhi kreatifitas anak-anak. Pembelajaran ini juga memberi pengaruh yang baik terhadap anak. Partisipasi Kelompok Belajar bertujuan untuk lebih menciptakan peserta didik menjadi anak yang lebih mandiri dan berdaya dengan mementingkan ilmu pendidikan serta kelestarian lingkungan demi kepentingan bersama. Dalam perencanaan program pembelajaran di Kelompok Belajar, gagasan awal adalah muncul dari pihak pengurus dan pendidik sendiri. Partisipasi pendidik dalam perencanaan dan pelaksanaan program adalah memberikan masukan 97 berupa arahan dan bimbingan serta bantuan ketika peserta didik yang mengalami kendala dan masalah dalam proses pembelajaran di Kelompok Belajar Sore Hari di Desa Jalan Laut. Dengan demikian segala hal menyangkut perencanaan dan pelaksanaan program Kelompok Belajar, dominasi peserta didik tetaplah yang terbesar dalam berkontribusi. Peran penting partisipasi pendidik bermanfaat untuk lebih menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran dengan mengedepankan kepentingan pendidikan peserta didik.

2. Bentuk Program Kelompok Belajar yang diberikan bagi Anak