67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah Provinsi Indonesia yang teridiri dari Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta beberapa
pulau kecil yang terletak di bagian Timur Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Ibu Kota Provinsi ini adalah Pangkal
Pinang. Provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Provinsi
Sumatera Selatan dan akhirnya menjadi Provinsi sendiri. Bangka Belitung sendiri memiliki 7 Kabupaten dan memiliki banyak daerah
yang mencagkup di dalam Kabupaten tersebut. Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kepulauan Bangka
Belitung usia 15 tahun atau yang termasuk Penduduk Usia Kerja PUK sebanyak 766.428 jiwa atau 69,25 persen dari total penduduk.
Sebesar 66,28 persen dari PUK termasuk dalam penduduk angkatan kerja bekerja danatau mencari kerja dan sisanya 33,72 persen adalah
penduduk bukan angkatan kerja sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.
Mata pencaharian masyarakat Bangka Belitung sebagia besar masih bergantung dengan sektor pertambangan namun sudah ada
sebagian yang beralih ke sektor perkebunan terutama perkebunan
68
kelapa sawit, karet, lada dan kayu senon. Pulau Bangka Belitung merupakan Pulau penghasil timah terbesar di Indonesia bahkan di
Dunia. Penggalian timah terdapat dimana-mana di seluruh daratan pulau sampai di perairan lepas pantai, sehingga pekerjaan sebagai
buruh bukan lagi merupakan masyarakat kota, tetapi juga dilakukan oleh penduduk di desa-desa dan di daerah pesisir. Penggalian timah
juga banyak dilakukan secara ilegal karena hasil pertambangan tersebut sangat menggiurkan dibandingkan pekerjaan-pekerjaan
lainnya seperti bercocok tanam,nelayan dan bahkan PNS. Hal ini juga terjadi di salah satu Desa di Bangka Belitung yakni Desa Jalan Laut.
Desa Jalan
Laut merupakan
Desa yang
mayoritas penduduknya bekerja sebagai penambang timah tradisional. Dalam
masyarakat yang majemuk inilah segala gerak langkah kehidupan berkisar pada usaha pencaharian nafkah. Setiap individu yang
menetap di Desa Jalan Laut tampaknya selalu sibuk dan giat bekerja tanpa mengenal lelah dari muda hingga yang tua, dari anak yang
masih berusia sekolah hingga anak yang sudah menyelesaikan sekolahnya yang bingung akan pekerjaan mereka sendiri.
Pendidikan anak di Desa Jalan Laut masih terbilang cukup memprihatinkan, hanya sekitar 60 persen saja anak-anak di Desa Jalan
Laut yang masih mengenyam pendidikan. Hal ini terjadi bukan karena orang tua anak tidak mampu untuk memfasilitasi mereka untuk
bersekolah, namun faktor yang paling besar mempengaruhi
69
menurunnya kemauan anak untuk tidak melanjutkan sekolah lagi adalah hasil penambangan timah yang sangat menggiurkan.
Melihat keadaan anak usia sekolah di Desa Jalan Laut yang kurang memperdulikan pendidikan beberapa tokoh masyarakat di sana
membentuk sebuah Kelompok Belajar sederahana. Kelompok Belajar sebagai satuan pendidikan non formal yang berbasis pada
pemanfaatan potensi lokal dan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan sebagai bentuk pemberdayaan anak usia sekolah.
Pengajaran yang diberikan Kelompok Belajar sore hari pada anak usia sekolah yang kurang memperdulikan pendidikan seperti ilmu
pengetahuan umum, tata cara menjaga dan merawat lingkungan, ilmu tentang agama dan cara bersosialisasi antar teman dan orang yang
lebih tua.
2. Deskripsi Lembaga