31
c Pendidikan Luar Sekolah sebagai Program Pelatihan
Pendidikan luar
sekolah memberikan
pelengkap pengetahuan yang sudah diperoleh dari pendidikan formal. Pengetahuan pelengkap tersebut
berupa keterampilan yang dapat diberikan melalui pelatihan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran pendidikan pendidikan nonformal bagi anak putus sekolah
adalah sebagai pendidikan dasar, sebagai sarana informasi dan pendidikan nonformal dapat dilakukan sebagai sarana pelatihan.
3. Anak Usia Sekolah
a. Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas
merupakan suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan
yang dialami anak, baik dalam masalah kesehatan, moral, tumbuh kembang dan proses belajar sangat menentukan kualitas anak di
kemudian hari. Menurut devinisi WHO World Health Organization anak
usia sekolah yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.
32
Menurut Wong 2009 anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun yang artinya sekolah merupakan pengalaman inti
anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua
mereka, teman sebaya, dan orang lain. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli tentang pengertian anak usia sekolah dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah
merupakan anak yang berumur 6-12 tahun yang masih sangat memerlukan perhatian orang tua baik secara moral, fisik, tumbuh
kembang, kesehatan dan proses belajar. Anak pada usia ini harus sudah bisa belajar memiliki tanggung jawab terhadap orang tua,
teman sebaya maupun orang lain.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak
Anak belajar, tumbuh dan berkembang dari pengalaman yang diperolehnya dari kehidupan keluarga, untuk sampai pada
penemuan bagaimana anak menempatkan dirinya ke dalam keseluruhan kehidupan di mana anak berada. Setiap anak
dilahirkan dengan perbedaan kemampuan, bakat dan minat. Untuk memberikan kesempatan mendapatkan perolehan sehingga anak
dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan bakat dan
33
minat mereka, sehingga timbul beberapa macam faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar anak.
Menurut Hall 1983 dalam R. Semiawan Conny 2008: 11 menyatakan ada dua mekanisme yang mempengaruhi belajar anak
pada setiap tindakan yaitu akomodasi dan asimilasi. Akomodasi adalah perubahan respons terhadap tuntutan lingkungan anak
yang mencakup perkembangan skema yang baru dari adaptasi yang sudah ada. Asimilasi merupakan proses memberi respons
terhadap stimulus anak. R. Semiawan Conny 2008: 11-14 menjelaskan beberapa
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak, yaitu: 1
Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Secara umum diketahui bahwa dalam
perkembangan anak perlu dipenuhi berbagai kebutuhan, yaitu kebutuhan primer, pangan,
sandang, dan perumahan serta kasih sayang, perhatian, penghargaan terhadap dirinya dan
peluagn mengkualitaskan dirinya. Lingkungan sekolah dan lingkungan sosial merupakan bekal
yang baik untuk anak dalam menghadapi masa depan. Pendidikan yang potensial berakar dari
pergaulan biasa, khususnya orang tua dan anak. Setiap pergaulan merupakan suatu lapangan yang
memiliki kemungkinan kesiapan untuk berubah menjadi situasi pendidikan dimana mendidik
dilandasi oleh nilai moral tertentu dan mengacu pada perwujudan potensi bakat tertentu, yaitu suatu
tindakan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan psikologis.
2 Inteligensi, Emosi, dan Motivasi
Prestasi belajar
anak bukan
hanya dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang
bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor nonkognitif seperti emosi, motivasi,
kepribadian serta sebagian memiliki pengaruh dari
34
lingkungan. Keseimbangan antara intelektual dan emosional diperlukan untuk berkonsentrasi terhadap
materi pelajaran yang dihadapi, mengatasi stres atau kecemasan dalam persoalan tertentu.
3 Pengembangan Kreatif
Seiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan yang berbeda-beda
dan terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan.
Berbagai
kemampuan yang
teraktualisasikan beranjak dari berfungsinya otak anak.
Berdasarkan penjelasan di atas tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak dapat disimpulkan bahwa
peran orang tua sangat mempengaruhi prestasi belajar anak. Orang tua harus memperhatikan pemenuhan kebutuhan psikologis
pada anak, intelegensi, emosi dan motivasi, serta pengembangan kreativitas anak agar anak dengan mudah beradaptasi di
lingkungan masyarakat dan lingkungan sosial.
c. Kepedulian Anak terhadap Pendidikan