16
b. Bentuk Partisipasi Pendidikan Nonformal
Bentuk partisipasi menurut Effendi yang dikutip oleh Siti Irene Astuti D 2011: 58, terbagi atas :
1 Partisipasi Vertikal
Partisipasi vertikal pada pendidikan nonformal terjadi dalam bentuk kondisi tertentu masyarakat terlibat atau
mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan dimana masyarakat berada sebagai status
bawahan, pengikut atau klien. 2
Partisipasi Horizontal Partisipasi horizontal, masyarakat mempunyai prakarsa
dimana dimana setiap anggota atau kelompok masyarakat berpartisipasi horizontal atau dengan yang lainnya.
Menurut Basrowi yang dikutip Siti Irene Astuti D 2011: 58 partisipasi yang melibatkan masyarakat dalam membetuk
program pendidikan nonformal, yaitu : 1
Partisipasi Fisik Partisipasi fisik adalah partisipasi masyarakat orang tua
dalam bentuk menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan untuk anaknya seperti mendirikan dan menyelenggarakan
usaha sekolah.
17
2 Partisipasi Non Fisik
Partisipasi non fisik adalah partisipasi keikutsertaan masyarakat dalam menentukan arah dan pendidikan
nasional dan merata animo masyarakat untuk ilmu pengetahuan melalui penididikan, sehingga pemerintah
tidak ada kesulitan mengarahkan rakyat untuk bersekolah. Berdasarkan pendapat beberapa parah ahli
yang memaparkan tentang partisipasi pendidikan nonformal yakni
pendidikan nonformal
selalu membutuhkan
partisipasi masyarakat begitu juga sebaliknya masyarakat sangat
membutuhkan pendidikan agar memperoleh ilmu pengetahuan yang layak serta masyarakat mampu memilih pendidikan yang
layak agar pemerintah tidak memiliki kesulitan mengarahkan rakyat untuk bersekolah.
c. Macam-macam Partisipasi dalam Masyarakat
Cohen dan Uphoff Siti Irene Astuti D, 2011: 61-62 membedakan partisipasi menjadi empat jenis, yaitu: pertama,
partisipasi dalam pengambilan keputusan, kedua, partisipasi dalam pelaksanaan, ketiga, partisipasi dalam pengambilan
kemanfaatan, dan keempat, partisipasi dalam evaluasi. Keempat jenis partisipasi tersebut bila dilakukan bersama-sama
akan memunculkan aktivitas pembangunan yang terintegrasi secara potensial.
18
1 Partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Partisipasi ini
berkaitan dengan
penentuan alterrnatif dengan masyarakat berkaitan dengan
gagasan yang menyangkut kepentingan bersama. Wujud
partisipasi ini
antara lain
ikut menyumbangkan gagasan atau pemikiran, kehadiran
dalam rapat, diskusi dan tanggapan atau penilaian terhadap program yang ditawarkan.
2 Partisipasi dalam pelaksanaan.
Partisipasi ini meliputi menggerakkan sumber daya dan dana, kegiatan administrasi, koordinasi dan
penjabaran program. 3
Partisipasi dalam pengambilan pemanfaatan. Partisipasi dalam pengambilan manfaat tidak lepas
dari hasil pelaksanaan yang telah dicapai baik yang berkaitan dengan kualitas maupun dengan kuantitas.
Dari segi kualitas dapat dilihat dari outputsedangkan dari segi kuantitas dapat dilihat dari presentase
keberhasilan program. 4
Partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi dalam evaluasi berkaitan dengan
pelaksanaan program yang sudah direncanakan sebelumnya, yang bertujuan untuk mengetahui
19
ketercapaian program yang sudah direncanakan sebelumnya.
Secara singkat partisipasi menurut Cohen dan Uphoff pada tabel di bawah ini:
Tahap Deskripsi
1. Pengambilan Keputusan Penentuan alternatif
dengan masyarakat untuk menuju sepakat
dari berbagai
gagasan yang
menyangkut kepentingan bersama. 2. Pelaksanaan
Penggerakan sumber daya dan dana. Dalam
pelaksanaan merupakan
penentu keberhasilan program yang dilaksanakan.
3. Pengambilan Manfaat Partisipasi berkaitan dari kualitas dan
kuantitas hasil pelaksanaan program yang bisa dicapai.
4. Evaluasi Berkaitan
dengan pelaksanaan
program secara
menyeluruh. Partisipasi ini bertujuan mengetahui
bagaimana pelaksanaan
program berjalan.
Tabel 1. Tahap Pelaksanaan Program Partisipasi
20
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa esensi partisipasi adalah keterlibatan sikap dan perbuatan nyata
dala kegiatan menyusun rencana, melaksanakan, memanfaatkan hasil, dan mengevaluasi, atas suatu program.
d. Partisipasi Pendidik