63
merupakan sumber informasi yang kaya, d keduanya merupakan sumber resmi yang tidak dapat disangkal, yang menggambarkan
pernyataan formal, dan e tida seperti pada sumber manusia, baik dokumen
maupun catatan
nonreactive, tidak
memberi reaksirespon atas perlakuan peneliti.
Dokumentasi diperlukan bagi peneliti guna memperkaya data yang didapat, sehingga data yang diperoleh dari pendidik dan
masyarakt yang terkait pada partisipasi kelompok belajar lebih dapat dipertanggungjawabkan keabsahan datanya.
G. Instrumen Penelitian
Sugiyono 2010: 148 mengemukakan bahwa instrumen penelitian kualitatif adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati. Berdasarkan pada teknik yang digunakan pada penelitian ini, maka peneliti dalam mengumpulkan data
menggunakan alat penelitian: 1.
Lembar Observasi Lembar observasi ini dalam proses pengumpulan data berfungsi
untuk mencatat peristiwa, situasi, kondisi, dah hal-hal yang berguna dalam penelitian. Hasilnya yaitu informasi yang berupa catatan harian,
daftar checklist dan lembar kemungkinan. 2.
Lembar Wawancara Lembar wawancara dalam penelitian ini berisikan pertanyaan-
pertanyaan yang sifatnya terbuka agar responden memberikan
64
informasi sebanyak mungkin dari pertanyaan yang diajukan peneliti. Lembar wawancara ini merupakan pedoman utama dalam
pengumpulan data dari responden yang digunakan sebagai bahan analisis dari informasi bersifat umum ke informasi bersifat khusus.
3. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi digunakan untuk menggali informasi subyek yang telah tercatat sebelumnya. Hal ini dapat berupa catatan
tertulis, foto, surat-surat, dan lain sebagainya.
H. Teknik Analisis Data
Bogdan dan
Biklen Lexy.
J. Moleong,
2011: 248
mengungkapkan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikam data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,
dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdassarkan data yang diperoleh, selanjutnya diimpretasikan secara deskriptif kualitatif
untuk mengambil kesimpulan. Dalam penelitian ini kegiatan analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang diperoleh dari sumber
data terkait dengan partisipasi kelompok belajar sore hari terhadap ketidak pedulian anak pada pendidikan, faktor pendukung dan penghambat dari
65
partisipasi kelompok belajar terhadap ketidak pedulian anak pada pendidikan di desa Jalanlaut.
Aktivitas yang dilakukan dalam analisis data yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data berarti memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang
yang tidak perlu. Dengan demikian pada penelitian ini data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untukk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
bila diperlukan 2.
Penyajian Data Penyajian data ini merupakan kumpulan data dari sumber data atau
informan dan memberikan kemungkinan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan selanjutnya. Dengan memahami sajian
data ini, peneliti akan mengetahui apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan untuk menganalisis dan mengambil
tindakan lain. 3.
Penarikan Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
66
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual ata interaktif, hipotesis atau teori.
Berdasarkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis data secara kualitatif. Analisa data secara kualitatif diguna
untuk menjaring data tentang peran kelompok belajar serta faktor pendukung dan penghambat partisipasi kelompok belajar terhadap
ketidak pedulian anak pada pendidikan.
I. Keabsahan Data
Dalam menetapkan keabsahan trustworthiness data yang diperlukan teknik pemeriksaan keabsahan data. Untuk menguji keabsahan
data peneliti ini menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu di luar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembandung data itu. Penelitian ini mengadakan triangulasi dengan
sumber dan metode Lexy. J. Moleong, 2011: 331. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan keabsahan data dengan
sumber data yang berbeda di lapangan. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh memiliki jaminan kepercayaan data menghindari subjektifitas
dari peneliti, serta melakukan cross checkdata dengan sumber dan teknik yang berbeda.
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah Provinsi Indonesia yang teridiri dari Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta beberapa
pulau kecil yang terletak di bagian Timur Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Ibu Kota Provinsi ini adalah Pangkal
Pinang. Provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Provinsi
Sumatera Selatan dan akhirnya menjadi Provinsi sendiri. Bangka Belitung sendiri memiliki 7 Kabupaten dan memiliki banyak daerah
yang mencagkup di dalam Kabupaten tersebut. Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kepulauan Bangka
Belitung usia 15 tahun atau yang termasuk Penduduk Usia Kerja PUK sebanyak 766.428 jiwa atau 69,25 persen dari total penduduk.
Sebesar 66,28 persen dari PUK termasuk dalam penduduk angkatan kerja bekerja danatau mencari kerja dan sisanya 33,72 persen adalah
penduduk bukan angkatan kerja sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.
Mata pencaharian masyarakat Bangka Belitung sebagia besar masih bergantung dengan sektor pertambangan namun sudah ada
sebagian yang beralih ke sektor perkebunan terutama perkebunan
68
kelapa sawit, karet, lada dan kayu senon. Pulau Bangka Belitung merupakan Pulau penghasil timah terbesar di Indonesia bahkan di
Dunia. Penggalian timah terdapat dimana-mana di seluruh daratan pulau sampai di perairan lepas pantai, sehingga pekerjaan sebagai
buruh bukan lagi merupakan masyarakat kota, tetapi juga dilakukan oleh penduduk di desa-desa dan di daerah pesisir. Penggalian timah
juga banyak dilakukan secara ilegal karena hasil pertambangan tersebut sangat menggiurkan dibandingkan pekerjaan-pekerjaan
lainnya seperti bercocok tanam,nelayan dan bahkan PNS. Hal ini juga terjadi di salah satu Desa di Bangka Belitung yakni Desa Jalan Laut.
Desa Jalan
Laut merupakan
Desa yang
mayoritas penduduknya bekerja sebagai penambang timah tradisional. Dalam
masyarakat yang majemuk inilah segala gerak langkah kehidupan berkisar pada usaha pencaharian nafkah. Setiap individu yang
menetap di Desa Jalan Laut tampaknya selalu sibuk dan giat bekerja tanpa mengenal lelah dari muda hingga yang tua, dari anak yang
masih berusia sekolah hingga anak yang sudah menyelesaikan sekolahnya yang bingung akan pekerjaan mereka sendiri.
Pendidikan anak di Desa Jalan Laut masih terbilang cukup memprihatinkan, hanya sekitar 60 persen saja anak-anak di Desa Jalan
Laut yang masih mengenyam pendidikan. Hal ini terjadi bukan karena orang tua anak tidak mampu untuk memfasilitasi mereka untuk
bersekolah, namun faktor yang paling besar mempengaruhi
69
menurunnya kemauan anak untuk tidak melanjutkan sekolah lagi adalah hasil penambangan timah yang sangat menggiurkan.
Melihat keadaan anak usia sekolah di Desa Jalan Laut yang kurang memperdulikan pendidikan beberapa tokoh masyarakat di sana
membentuk sebuah Kelompok Belajar sederahana. Kelompok Belajar sebagai satuan pendidikan non formal yang berbasis pada
pemanfaatan potensi lokal dan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan sebagai bentuk pemberdayaan anak usia sekolah.
Pengajaran yang diberikan Kelompok Belajar sore hari pada anak usia sekolah yang kurang memperdulikan pendidikan seperti ilmu
pengetahuan umum, tata cara menjaga dan merawat lingkungan, ilmu tentang agama dan cara bersosialisasi antar teman dan orang yang
lebih tua.
2. Deskripsi Lembaga
a. Sejarah Berdirinya Kelompok Belajar Sore Hari di Desa
Jalan Laut
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, hampir semua orang di Desa Jalanlaut menambang, tua, muda, dan anak-anak.
Apalagi sejak pertambangan timah liar semakin marak dalam 11 tahun terakhir. Tanpa disadari isi perut pulau itu semakin
terkuras.
70
Gambar 3: Pulau Bangka Belitung Kegiatan pertambangan berlangsung dari pagi hingga sore
hari dan kegiatan penambangan ini sangat banyak dilakukan oleh anak-anak usia sekolah yang bertujuan untuk membantu
pamannya serta orang tua mereka dan tidak banyak untuk kepentingan pribadi mereka sendiri. Hal ini disebabkan
penghasilan tambang timah yang menggiurkan, sehingga anak- anak rela meninggalkan bangku pendidikan. Selain dari
kemauan diri anak untuk mencari uang, anak pun mendapat dukungan penuh dari orang tua. Sebagian besar orang tua
beranggapan bahwa jenjang pendidikan yang tinggi belum tentu memperoleh uang yang banyak, sehingga anak mereka menjadi
korban membantu mereka mencari uang. Melihat keadaan anak-anak yang sudah lupa akan bangku
sekolah dan para orang tua yang kurang memperdulikan masa depan anak-anak mereka, beberapa tokoh masyarakat di Desa
Jalanlaut bercita-cita ingin membentuk sebuah kelompok
71
belajar. Kemudian pada tahun 2012 Kelompok Belajar sore hari mulai dirintis. Tokoh masyarakat yang mempunyai ide tersebut
antara lain; 1 Bpk. Phz, 2 Bpk. AJ, 3 Bpk. Sdr, 4 Ibu. PG. dan 5 Bpk. FY
Maka dari itu pada tanggal 5 Mei 2012 para tokoh masyarakat tersebut mengadakan suatu pertemuan guna usaha
mendirikan kelompok belajar yang dicita-citakan. Dalam pertemuan tersebut terbentuklah suatu kelompok belajar untuk
anak usia sekolah yang diberi nama “Kelompok Belajar Ceria”. Dalam
pembentukan lembaga
tersebut disusun
pula kepengurusan kelompok belajar dengan diketuai Bapak
Pahrurazi. Pada awal terbentuknya kelompok belajar di Desa
Jalanlaut belum mendapat respon positif dari pihak orang tua maupun anak-anak di sekitar dan tidak jarang pengurus dan
pendidik pada kelompok belajar mendapat celaan dari penduduk sekitar. Namun, pengurus dan pendidik berusaha mempengaruhi
penduduk sekitar agar anak mereka memperoleh pengajaran di Kelompok Belajar. Sehingga beberapa orang tua mulai
terpengaruh dan mengizinkan anak mereka untuk mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar sore hari.
Pada awal tahun 2013, Kelompok Belajar sore hari dianggap kurang berjalan dengan baik menurut para tokoh-tokoh
72
pendirinya, dan pembelajaran yang telah dirancang kurang memiliki daya tarik anak-anak sehingga setiap minggunya ada
yang tidak mengikuti pembelajaran lagi. Pada pertengahan tahun 2013 tokoh-tokoh tersebut mengganti strategi pembelajaran agar
lebih menarik perhatian anak untuk mengikuti kelompok belajar di desa Jalan Laut. Strategi-strategi kecil yang dilakukan
pengurus diantaranya adalah menyediakan makanan kecil disaat proses pembelajaran berlangsung, menyediakan peralatan
belajar anak dan tidak jarang pengurus memberi sedikit uang jajan bagi anak yang rajin mengikuti kegiatan pembelajaran.
Strategi kecil ini memiliki daya tarik tersendiri terhadap anak- anak.
Sejak berdirinya Kelompok Belajar sore hari di Desa Jalan Laut telah terjadi banyak perubahan menuju ke arah mutu
pendidikan yang lebih baik. Menjadikan anak-anak mengerti akan
pentingnya pendidikan
dan anak-anak
lebih memperdulikan lingkungan sekitar. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada anak setelah mengikuti pembelajaran pada Kelompok
Belajar diantaranya;
1 anak
lebih dapat
mengembangkan rasa sosial di antara sesama teman, orang tua dan masyarakat, 2 anak lebih pandai berkomunikasi, 3 anak
lebih pandai mengembangkan sikap dan kerja sama kepada
73
siapapun, 4 anak dapat berbagi ilmu pengetahuan sesama teman, orang tua, masyarakat dan lingkungan.
b. Letak Geografis Kelompok Belajar Sore Hari
Kelompok Belajar sore hari terletak di Desa Jalan Laut No. 3, Kelurahan Matras, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten
Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Kelompok Belajar terletak 3 KM tidak jauh dari pusat kota dan 2KM dari tempat pariwisata
keluarga.
c. Visi, Misi, Tujuan, dan Susunan Pengurus Kelompok
Belajar Sore Hari
1. Visi
Terwujudnya anak-anak yang cerdas, aktif dan harmonis.
2. Misi
Mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia menuju terwujudnya anak yang maju, cerdas, dan mandiri.
3. Tujuan
Mendidik dan membina anak-anak agar dapat berkembang kearah yang lebih baik.
74
4. Susunan Pengurus Kelompok Belajar Sore Hari
BeB
Gambar 4 : Bagan kepengurusan Kelompok Belajar sore hari Berikut merupakan susunan kepengurusan Kelompok
Belajar sore hari di desa Jalan Laut : Jabatan
Nama Umur
Pendidikan Terakhir
Status
Ketua Pahrurazi
54 S1
PNS Wakil Ketua
Achmad Jawahir 56
S1 PNS
Sekretaris Parni Gesta
46 S1
PNS Bendahara
Ferry Yanto 42
SMA Wiraswasta
Pendidik Sri Wati
23 SMP
IRT Pendidik
Bayu Wira Kusuma 21 SMA
Mahasiswa Tabel 2 : Kepengurusan Kelompok di Desa Jalanlaut
Ketua Wakil Ketua
Bendahara Sekretaris
Pendidik III Pendidik II
Pendidik I
75
Berikiut ini merupakan daftar nama peserta didik yang mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar di Desa Jalan Laut:
NO Nama
Umur tahun
Nama Ayah
Alamat Pekerjaan
Ayah Pendidikan
Terakhir 1
Maya Zahira 12
Zuhamra Kp. Pasir
Buruh Harian
SD 2
Dinda Rahmawati
12 Zulkarnain
Kp. Pasir Supir
SD 3
Madu Arista 14
Al Hidayat Jalan Laut Buruh
Harian SD
4 Cesilia
12 Romli
Kp. Pasir Buruh
Harian SD
5 Vivi Vidya
12 Zohri
Jalan Laut Buruh
Harian SD
6 Apriyansah
17 Sudarno
Jalan Laut Buruh
Harian SD
7 Sardiki
Ramadhani 16
Abdul Jalan Laut
Buruh Harian
SD 8
Delly Diansyah
16 Sapri
Jalan Laut Buruh
Harian SD
9 Rido
17 Sudirman
Jalan Laut Buruh
Harian SD
10 Meldy
Apriandy 18
Huyanto Kp. Pasir
Buruh Harian
SD 11
Syahrudin 18
Amit Kp. Pasir
Buruh Harian
SD
12 Nuryani Pria
15 Yarman
Kp. Pasir Buruh
Harian SD
13 Ena Yunita
19 Zohri
Jalan Laut Buruh
Harian SMP
14 Zulhak
16 Endang
Kp. Pasir Buruh
Harian SD
Tabel 3 : Daftar nama peserta didik Kelompok Belajar di Desa Jalan Laut.
76
d. Kegiatan Pembelajaran Kelompok Belajar Sore Hari di
Desa Jalan Laut
Dalam menjalankan
kepengurusannya, pengurus
Kelompok Belajar sore hari memiliki beberapa kegiatan pembelajaran dalam mendorong kemajuan anak-anak usia
sekolah yang kurang memperdulikan pendidikan. Kegiatan pembelejaran sendiri merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian kegiatan pendidik dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun beberapa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pengurus Kelompok Belajar
sore hari, yaitu meliputi : 1
Pembelajaran tentang Pengetahuan Umum Pembelajaran
tentang pengetahuan
umum merupakan program pokok yang dijalankan pengurus
Kelompok Belajar setiap harinya. Adapun pengetahuan umum yang diajarkan pengurus kepada peserta didik
adalah pengetahuan
tentang Bahasa
Indonesia, Matematika,
Ilmu Pengetahuan
Alam, dan
Ilmu Pengetahuan Sosial. Pembelajaran tentang pengetahuan
umum ini dibentuk agar anak dapat merasakan pendidikan pada sekolah formal.
77
2 Pembelajaran tentang Kerohanian
Kerohanian merupakan
kegiatan rutin
yang diselenggarakan oleh pengurus Kelompok Belajar pada
setiap hari Jum’at. Peserta didik diajarkan tentang tata cara shalat dan membaca Al-
Qur’an dengan baik dan tidak jarang setiap hari Jum’at peserta didik mendapatkan
siraman rohani yang bertujuan untuk menanamkan jiwa keagamaan antar sesama.
3 Pembelajaran tentang Lingkungan Hidup
Pembelajaran Lingkungan
Hidup merupakan
pembelajaran yang dilaksanakan setiap satu kali dalam seminggu, biasanya kegiatan ini dilaksanakan pada hari
sabtu. Pendidikan berwawasan lingkungan ini menjadi penting dijalankan karena lingkungan sekitar Desa Jalan
Laut sudah
mengalami ketidakseimbangan
karena penambangan liar. Pembelajaran ini bertujuan untuk
menanamkan rasa tanggung jawab anak terhadap lingkungan tempat tinggal mereka. Serta adapun manfaat
dari pembelajaran lingkungan hidup yaitu, agar anak lebih mengetahui seberapa besar kekayaan alam, anak dapat
memahami, mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara berkelanjutan dan anak lebih bisa
melestarikan lingkungan dengan baik.
78
e. Sarana dan Prasarana dan Pendanaan Kelompok Belajar
Sore Hari
Sarana dan prasarana yang dimiliki Kelomppok Belajar Desa Jalan Laut meliputi :
1 Ruang Belajar
Ruang belajar merupakan ruang dimana peserta didik gunakan untuk belajar dan bermain. Ruang belajar sendiri
bertempat di rumah ketua RT 03. 2
Perlengkapan Belajar Perlengkapan belajar yang didapatkan peserta didik
berupa buku dan alat tulis. 3
Peralatan Belajar Peralatan belajar yang dimiliki Kelompok Belajar
yaitu papan tulis, spidol, penghapus papan tulis, sound system, microphone, kabel, dan CD.
Pendanaan Kelompok
Belajar berdasarkan
penelitian didapat dari beberapa sumber, diantaranya : 1.
Kas Peserta Didik Penarikan kas peserta didik dilaksanakan pada
setiap satu bulan sekali dan system pemabayaran seikhlasnya. Sistem ini dilakukan agar orang tua anak yang
mengikuti kegiatan di Kelompok Belajar tidak terbebani.
79
2. Sukarelawan
Pada setiap
bulannya kelompok
belajar mendapatkan bantuan dari sukarelawan.
3. Jimpitan Warga
Jimpitan dari warga yang masuk ke dalam keuangan Kelompok Belajar adalah sebesar Rp 200.000bulan.
3. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi subjek adalah pengurus, peserta didik Kelompok Belajar dan Orang Tua peserta didik yang
berkaitan dengan keberadaan Kelompok Belajar sore hari di Desa Jalan Laut. Berikut ini disajikan subjek penelitian berdasarkaan
pengumpulan data :
a. Bapak Phz
Beliau adalah ketua RT 03 di Desa Jalan Laut yang sangat memperhatikan anak usia sekolah yang tidak mementingkan
pendidikannya demi uang. Keseharian beliau adalah menjadi seorang guru sekolah dasar di SD Negeri 18 Sungailiat.
Kehadiran beliau sebagai pelopor, pendidik, dan pelindung di Kelompok Belajar sore hari di Desa Jalan Laut sangat
berpengaruh bagi perkembangan dan kelancaran pelaksanaan
pembelajaran Kelompok Belajar. Bapak Phz dipilih sebagai
ketua Kelompok Belajar karena beliau lebih banyak pengalaman dan lebih memahami apa yang diinginkan anak. Beliau selalu
80
menjadi sosok penting dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
memberi banyak
pengetahuan, arahan,
bimbingan, berbagai pemikiran yang bermanfaat serta mendidik anak-anak dengan penuh kesabaran. Bapak Phz juga menjadi
sumber motivasi bagi para pengurus dan peserta didik Kelompok Belajar.
b. Bapak AJ
Beliau adalah seorang guru Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Sungailiat yang menjabat sebagai wakil ketua
kepengurusan pada Kelompok Belajar sore hari. Bapak AJ merupakan salah satu pelopor terbentuknya Kelompok Belajar
ini dan menjadi sosok penting bagi keberadaan Kelompok Belajar di Desa Jalan Laut. Sesuai dengan keahlian beliau,
peserta didik selalu dituntut untuk lebih giat lagi memperdalam ilmu agama dengan tidak meninggalkan sholat dan mengaji serta
tidak jarang beliau member nasihat dan ceramah agama kepada peserta didik agar lebih bersemangat dalam menuntut ilmu.
Arahan, bimbingan, dan berbagai didikan dari beliau sangat bermanfaat
positif bagi
perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran pada Kelompok Belajar.
c. Saudari SW
Beliau merupakan pendidik di Kelompok Belajar yang merupakan lulusan sebuah SMA di Sungailiat. Saudari SW juga
81
merupakan pendidik yang aktif Kelompok Belajar sering kali memberikan gagasan dan ide-ide yang bermanfaat bagi
kesuksesan program pembelajaran Kelompok Belajar. Beliau juga telah banyak mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya
yang didapatkannya dari bangku pendidikan kepada Kelompok Belajar, diantaranya dibidang berbahasa dan berbudi pekerti.
d. Bapak Sn
Bapak Sn merupakan salah satu orang tua peserta didik di Kelompok Belajar sore hari. Beliau salah satu orang tua yang
mendukung adanya Kelompok Belajar dan berantusias untuk selalu memberikan dorongan anaknya untuk mengikuti
pembelajaran dan kegiatan di Kelompok Belajar. Menurut beliau pembelajaran dan kegiatan pada Kelompok Belajar sangat
bermanfaat khususnya dalam mendidik para anak-anak mereka yang telah putus sekolah akibat penambangan timah serta
banyak menambah ilmu dan pengalaman. e.
Ibu As Ibu As adalah merupakan salah satu orang tua peserta didik
Kelompok Belajar. Beliau sebagian kecil orang tua murid yang sangat mendukung adanya pembelajaran di Kelompok Belajar.
f. Adik VV
Adik VV merupakan salah satu peserta didik di Kelompok Belajar sore hari. Adik VV adalah salah satu peserta didik yang
82
pernah mengenyam di bangku sekolah, namun adik VV ini berhenti di kelas 6 Sekolah Dasar karena disebabkan adanya
tambang timah yang begitu mempengaruhi dirinya. Semenjak adanya Kelompok Belajar adik VV merasa banyak manfaat
yang didapatkan. g.
Adik SR Adik SR salah satu peserta di kelompok Belajar sore hari.
Adik SR memiliki keinginan dan semangat yang sangat besar mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar. Adik SR merasa
dengan diadakannya Kelompok Belajar sore hari ini dia memiliki wawasan dan pengalaman yang lebih luas. Adik SR ini
merupakan salah satu peserta didik yang tidak lagi mengenyam bangku sekolah semenjak duduk di Kelas 6 Sekolah Dasar.
B. DATA HASIL PENELITIAN
1. Partisipasi Kelompok Belajar yang Diberikan Pendidik pada
Anak Putus Sekolah di Desa Jalan Laut
Pendidikan Nonformal merupakan pendidikan yang tidak terkait dengan pendidikan formal yang dapat diikuti oleh siapa pun,
dimana pun, dan kapan pun. Pendidikan nonformal dilaksanakan dengan berstruktur dan berjenjang sama halnya dengan pendidikan
formal. Salah satu contoh ranah pendidikan nonformal adalah kelompok belajar. Kelompok belajar merupakan kegiatan yang
dimanfaatkan sebagai alat bertukar pengalaman dan memberi
83
perubahan positif pada tingkah laku anak di suatu wilayah desa. Di wilayah tersebut memiliki perkumpulan atau kelompok atau yang
lebih dikenal dengan istilah kelompok belajar. Hubungan yang harmonis diciptakan antara pendidik dan peserta didik akan
berdampak positif bagi keduanya. Partisipasi yang harus dilakukan kelompok belajar demi
kemajuan peserta didik yaitu diantaranya: memberikan perubahan sikap, menciptakan insentif, meningkatkan peran peserta didik,
memberikan tanggung jawab yang nyata, memberikan pengajaran dan didikan, dan memberi contoh tauladan. Dari beberapa
partisipasi yang harus dilaksanakan oleh kelompok belajar terhadap anak putus sekolah seperti yang disebutkan di atas, maka peneliti
mencoba menggali partisipasi-partisipasi kelompok belajar yang ada di Desa Jalan Laut dalam mengatasi ketidak pedulian anak
terhadap pendidikan. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa sejarah
terbentuknya Kelompok Belajar Sore Hari karena ketidak pedulian anak usia sekolah terhadap pendidikan. Tokoh masyarakat yang
mempelopori lahirnya Kelompok Belajar Sore Hari sendiri yang berperan sebagai pendidik.
Partisipasi kelompok belajar menjadi pihak yang sangat penting keberadaannya bagi anak-anak yang putus sekolah.
Kesuksesan yang diraih oleh peserta didik tidak lepas dari
84
partisipasi Kelompok Belajar. Adapun berbagai partisipasi kelompok belajar yang diberikan kepada anak yang telah putus
sekolah agar
lebih mementingkan
pendidikannya yaitu,
diantaranya:
1 Partisipasi Kelompok Belajar secara Formal
Partisipasi kelompok belajar secara formal yang diberikan terhadap anak usia sekolah yang tidak
memperdulikan pendidikan antara lain : a.
Mengajar dan Mendidik Pendidik pada kelompok belajar selalu mengajar
dan mendidik peserta didik yang mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar sore hari supaya pembelajaran yang
didapat lebih bisa bermanfaat dan lebih bisa mengarah pada tujuan pendidikan. Mengajar dan mendidik merupakan
kegiatan yang menanamkan pengetahuan kepada anak didik dengan suatu harapan terjadi proses pemahaman. Hal ini
sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Phz, berikut ini :
“ya kita mengajar dan mendidik peserta didik di Kelompok Belajar sore hari supaya pembelajaran-
pembelajaran itu lebih bisa bermanfaat dan harus lebih mengarah kepada pendidikan formal. Hal ini
dikarenakan
anak-anak sudah
terlalu lama
mengabaikan sekolahnya demi tambang timah tradisional.” Hal: 144, point D, No 4
85
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Adik VV, bahwa :
“kelompok belajar sangat memberikan pengaruh besar kepada kami. Pendidik- pendidik disini
mendidik dan mengajar peserta didik agar anak yang putus sekolah tetap menjadi anak yang berilmu
dan berkembang sesuai dengan tujuan Kelompok
Belajar ini.” Hal: 167, point D, No 1 Partisipasi kelompok belajar sebagai pendidik dan
pengajar seperti yang dikemukakan oleh Bapak AJ berikut ini :
“mendidik dan mengajar agar peserta didik memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam
memperoleh pendidikan yang disitu nanti contohnya dalam kegiatan pembelajaran yang nanti kalau suatu
saat nanti mereka ditanyakan tentang pengetahuan oleh orang lain mereka sudah bisa menjawab dan
mereka juga memperoleh bekal dasar apabila mereka ingin melanjutkan pendidikan dasar mereka
ke jenjang yang lebih tinggi.” hal: 152, point D, No 4
Bapak Sn selaku orang tua peserta didik yang mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar sore hari juga
mengemukakan hal yang sependapat dengan Bapak AJ tentang partisipasi kelompok belajar sebagai pendidik dan
pengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat beliau yaitu : “ketika anak saya mengikuti pembelajaran dan
mendapatkan didikan khusus dari pendidik di Kelompok Belajar mereka lebih mengerti akan
pentingnya pendidikan untuk masa depan mereka.” hal: 173, point B, No 2
86
Selaku peserta didik, Adik SR juga memberi komentar yang sama dengan Bapak Sn tentang partisipasi
kelompok belajar sebagai pendidik dan pengajar, yaitu : “partisipasi apa ya kak, banyak memberikan
pelajaran kepada kami baik yang pendidikan maupun bukan misalnya apa yang belum kita
ketahui tentang ilmu pengetahuan yang belum dipelajari pendidik senantiasa mengajarkan kami
sampai kami mengerti dan mendidik kami agar apa
yang tidak patut dilakukan jangan dilakukan”. hal: 171, point D, No 1
Dari beberapa pernyataan subyek dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi Kelompok
Belajar sangat memberikan manfaat yang baik dan pendidiknya selalu memperhatikan peserta didik melalui
pembelajaran dan pendidikan dengan terus mengajar dan mendidik Kelompok Belajar agar tetap memberikan
dampak positif sesuai dengan tujuan Kelompok Belajar. Pembelajaran yang diberikan para pendidik ini berlangsung
dari proses perencanaan hingga pelaksanaan pembelajaran Kelompok Belajar. Pembelajaran dan Pendidikan ini
ditujuan kepada peserta didik terkait dengan ilmu pengetahuan umum, meliputi pembelajaran tentang Ilmu
Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika, dan Ilmu Agama Islam.
87
Proses mendidik dan mengajar yang dilakukan pendidik pada Kelompok Belajar tidak sepenuhnya dalam
setiap kegiatan perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan peserta didik. Namun
hasil keputusan akan rencana pembelajaran sesuai dengan kepentingan bersama dan lebih memberdayakan peserta
didiknya. Dimana setiap rancangan pembelajaran disusun oleh pihak pendidik dan kemudian dikonsultasikan kepada
pengurus Kelompok Belajar. Partisipasi dari Kelompok Belajar terhadap anak putus sekolah berdampak positif
karena pada kenyataannya pembelajaran dan kegiatan yang telah disusun pengurus dan pendidik Kelompok Belajar
kebanyakan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan baik oleh Kelompok Belajar maupun pengurus, pendidik
dan orang tua peserta didik. b.
Membina dan Membimbing Pendidik dan pengurus pada Kelompok Belajar
selalu membina dan membimbing peserta didik supaya proses kegiatan pembelajaran Kelompok Belajar dapat
memberikan manfaat positif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh Kelompok Belajar. Membina dan
membimbing sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan.
88
Pendidik harus berlaku membina dan membimbing dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan
mengarahkan perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan dapat memecahkan persoalan-
persoalan atau kesulitan yang dialami peserta didik. Hal
ini sesuai
dengan pernyataan
yang dikemukakan oleh bapak AJ selaku wakil ketua, berikut ini:
“kita memang selalu memberikan pembinaan kepada peserta didik di Kelompok Bejar ini supaya
kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan lebih
mengarah pada tujuan pendidikan. Agar peserta didik juga memiliki wawasan yang luas dan lebih
dapat membedakan mana yang harus mereka lakukan
dan mana
yang harus
mereka tinggalkan.”hal: 153, point E, No 1
Pernyataan lain yang dapat memperkuat hal di atas disampaikan oleh Saudari SW, bahwa :
“membimbing atau mengarahkan peserta didik agar menggali bakat-bakat yang disitu nanti contohnya
dalam kegiatan bersosialisasi antar sesama teman sebaya dan orang tua. Yang nanti apabila ingin ikut
bersosialisasi pada sebuah kelompok yang lain sudah memiliki bekal dasar atau mental yang telah
yang didapat di Kelompok Belajar sore hari di Desa
Jalan Laut”. hal: 160, point D, No 4 Selaku anggota, Adik SR juga mengemukakan hal
yang sama dengan Saudari SW tentang partisipasi Kelompok Belajar sebagai pembimbing, yaitu :
“perannya begini mba, pendidik disini banyak memberi
bimbingan kepada
kami dalam
bersosialisasi misalnya
pada waktu
diskusi
89
kelompok kita diarahkan cara berdiskusi dengan baik dan diberi pengarahan, seringnya bimbingan
itu dalam bentuk cerita si kak, biar kita ngerti.”
hal: 170, point C, No 1 Dari beberapa pernyataan subyek penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa partisipasi Kelompok Belajar yang pendidiknya sangat memperhatikan peserta didiknya
melalui sosialisasi kelompok dan diskusi-diskusi kelompok kecil dengan terus membina dan membimbing peserta didik
agar terus tetap berkembang sesuai dengan tujuan Kelompok Belajar. Pembinaan dan bimbingan yang
diberikan para pendidik ini berlangsung dari perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran
Kelompok Belajar.
Pembinaan dan bimbingan ini ditujjukan kepada peserta didik terkait dengan tata cara bersosialisasi, menghargai
lingkungan, dan menjaga lingkungan agar tetap lestari. Proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan
pendidik tidak sepenuhnya dalam setiap kegiatan perencanaan program kerja sesuai dengan keinginan atau
kebutuhan peserta didi. Namun hasil keputusan akan rencana kegiatan harus sesuai dengan kepentingan bersama
dan lebih memberdayakan peserta didik. Dimana setiap rancangan kegiatan disusun oleh pendidik Kelompok
Belajar kemudian dikonsultasikan kepada pengurus. Setetelah disetujui, pendidik menyampaikan beberapa
90
kegiatan kepada peserta didik, hal ini dilakukan agar kegiatan tersebut memilik dampak-dampak positif. Pada
kenyataannya perjalanan dan kegiatan pembelajaran serta program yang ada di Kelompok Belajar kebanyakan telah
sesuai dengan tujuan yang diharapkan baik oleh pengurus dan pendidik di Kelompok Belajar.
c. Memberi Motivasi
Pendidik di Kelompok Belajar dirasa memilki banyak pengalaman dalam mendidik dan mengajar baik
secara formal maupun nonformal. Hal ini yang menjadi salah satu pendorong berkembangnya peserta didik. Salah
satu contohnya Bapak AJ yang menjabat sebagai pendidik. Beliau merupakan sosok pendidik yang sabar dalam hal
mendidik dan mengajar peserta didiknya ketika mereka merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Beliau
mengajarkan pembelajaran dan sesekali memberikan ceramah serta masukan kepada anak, agar anak tidak
merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Dengan melihat kesabaran dan keikhlasan tersebut,
peserta didik mulai berantusias mengikuti pembelajaran dan kegiatan yang telah diatur oleh pengurus Kelompok
Belajar. Hal ini juga dapat dilihat dari kepercayaan diri
91
peserta didik untuk selalu percaya diri dengan ilmu yang mereka miliki sekarang.
Hasil penelitian yang menyebutkan bahwa pendidik pada Kelompok Belajar berperan sebagai sumber motivasi
diungkapkan oleh Adik VV, yaitu : “pendidik disini sangat baik, mereka selalu member
motivasi dan menyemangati kami ketika kami malas untuk menuntut ilmu.”hal: 166, point C, No 1
Adik SR juga mengungkapkan bahwa :
“ketika kita mengalami kesulitan pembelajaran itu kita selalu bertanya, lalu pendidik disini selalu
memberikan masukan dan arahan. Juga ketika kita ada permasalahan itu bapak ibu disini memberikan
solusi.”hal: 171 point C, No 3
Sesuai dengan pengungkapan sumber penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi pendidik
di kelompok belajar sebagai sumber motivasi didasarkan karena berbagai pengajaran dan pendidikan
yang disampaikan beliau di dalam proses belajar. Partisipasi
tersebut didapat sebagian besar melalui konsultasi pada perencanaan program yang akan dijalankan. Ketika peserta
didik mengalami hambatan dalam pembelajaran yang dijalankan, pendidik memberikan masukan dan arahan
untuk kelancaran dan keberhasilan proses belajar. Meskipun demikian dalam prakteknya, peserta didik
tidak selalu berani menyampaikan kesulitan kepada
92
pendidik. Keterlibatan pendidik akan dihadirkan ketika peserta
didik benar-benar
sudah tidak
bisa lagi
menyelesaikan masalahnya sendiri. Melihat kejadian tersebut pendidik selalu memberikan motivasi kepada
peserta didik agar peserta didik menjadi lebih bertanggung jawab dan memiliki keterbukaan antar sesama, baik antar
teman sebaya maupun yang lebih tua. d.
Pemberi Tanggung Jawab yang Nyata Tanggung jawab sendiri dalam hal yang terkait
dengan kegiatan pembebelajarn yang akan dilaksanakan peserta didik. Kegiatan pembelajaran tersebut seperti
berdiskusi kelompok, belajar menanam kembali pohon, merawat pohon, dan kebersihan lingkungan. Disini peran
pendidik memberikan tanggung jawab kepada peserta didik menajalankan
program pmbelajaran
yang telah
direncanakan. Telah diketahui sebelumnya bahwa di Desa Jalan Laut pohon-pohon yang ada sudah ditebang oleh
pihak yang tidak bertsnggung jawab demi kepentingan sendiri. Peserta didik diberi tanggung jawab menanam dan
merawat pohon serta menjag kelestarian lingkungan sekitar mereka.
Disini juga terdapat partisipasi pendidik yang ikut berperan dan berkontribusi dalam mendorong kegiatan
93
peserta didik. Pendidik mengajarkan tata cara merawat pohon yang baik dan pendidik mengajarkan kepada anak
wajib menjaga lingkungan. Hasil penelitian yang mengungkapkan hal tersebut
disampaikan oleh Bapak Phz selaku Ketua Kelompok Belajar yaitu sebagai berikut:
“kita disini berusaha merangkul peserta didik dan memberi kepercayaan kepada mereka untuk
melakukan suatu hal yang bermanfaat untuk kita
semua.”hal: 146, point E, No 2 Berbagai tanggung jawab yang diberikan pendidik
agar peserta didik merasa lebih merasa ada di sekitar tempat mereka tinggal.
Saudari SW selaku pendidik juga mengungkapkan sebagai berikut :
“peserta didik disini selalu ingin dianggap ada, dengan demikian pendidik memiliki ide cemerlang
untuk memberikan salah satu tanggung jawab untuk
belajar menjaga kelestarian lingkungan.”hal: 161, point E, No 1
2 Partisipasi Kelompok Belajar Sore Hari secara
Informal dan Nonformal
Dari keseluruhan partisipasi kelompok belajar yang diberikan seperti yang telah dijelaskan di atas, lebih
cenderung mengarah pada pembelajaran formal. Namun dalam prakteknya, pembelajaran informal dan nonformal
94
juga memiliki peran penting dalam partisipasi kelompok belajar sore hari guna mengatasi anak yang tidak
memperdulikan pendidikan. Pembelajaran informal yang memiliki pembelajaran secara resmi lebih banyak
membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal tersebut biasanya sangat berpengaruh dalam usaha pendidik
menggerak dan mempengaruhi peserta didik dalam memberi pembelajaran.
Partisipasi Kelompok Belajar secara informal dan nonformal ini, dari hasil penelitian seperti apa yang
disampaikan oleh Bapak Phz sebagai berikut: “jadi partisipasi kelompok belajar disini yang
nonformal dan informal ini pembelajarannya hampir sama. Kita disini bersama pendidik yang lainnya
merangkul anak yang putus sekolah untuk bersama- sama mengikuti program pembelajaran yang telah
kami rencanakan sebelumnya.” hal: 146, point E, No 3
Bapak AJ selaku wakil ketua Kelompok Belajar juga mengungkapkan pembelajaran di kelompok belajar
yang informal dan nonformal yang diberikan dalam mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan.
Bapak AJ mengungkapkan bahwa: “pembelajaran pada program ini baik secara formal,
informal maupun nonformal hampir sama, disini pendidik berbagi tugas untuk memberi pengajaran
kepada peserta didik tentang tata cara menjaga dan melestarikan lingkungan dengan semestinya bukan
malah merusak dan tidak bertanggung jawab
95
mengembalikan lingkungan seperti semula. Hal yang seperti ini harus kita ajarkan sejak sekarang
mba, dan nanti apabila mereka sudah cukup dewasa mereka mengerti apa yang akan terjadi ketika
lingkungan mereka rusak.”hal: 154, point E, No 3 Adik VV juuga menyampaikan bahwa pembelajaran
informal dalam
Kelompok Belajar,
dengan mengungkapkan:
“kita selalu berantusias mengikuti pembelajaran disini mba, pendidik selalu berperan serta dalam
mengajarkan kami untuk melestarikan lingkungan. Dalam kegiatan ini juga mereka sering memberikan
masukan dan nasihat yang baik kepada kami.” hal: 166, point C, No 2
Dari hasil penelitian yang diungkapkan subjek penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi
pembelajaran secara informal dan nonformal terhadap peserta didik adalah:
a. Pemberi Tanggung Jawab yang Nyata
b. Membina dan Mengarahkan
c. Membimbing dan Mengajar
d. Penggerak dan Pemberi Pengaruh terhadap Peserta
Didik Partisipasi yang didapatkan dari pembelajaran
informal dan nonformal disini lebih terkait sesuai dengan kebutuhan peserta didik seperti bidang
keagamaan pendidikan, pelestarian lingkungan, dan lain
96
sebagainya. Dimana
dalam perencanaan
dan pelaksanaan program pembelajaran program Kelompok
belajar menyentuh berbagai aspek kehidupan peserta didik dan masyarakat lainnya seperti keagamaan dengan
program ceramah dan tata cara mendirikan shalat, menjaga
kelestarian lingkungan
seperti belajar
menanam pohon, merawat pohon dan menjaga kelestarian lingkungan.
Partisipasi yang
diberikan pendidik
melalui pembelajaran nonformal maupun informal lebih kepada
mengarahkan, menggerakkan, dan mempengaruhi peserta didik karena pembelajaran informal dan nonformal diakui
lebih cepat
mempengaruhi kreatifitas
anak-anak. Pembelajaran ini juga memberi pengaruh yang baik
terhadap anak. Partisipasi Kelompok Belajar bertujuan untuk lebih
menciptakan peserta didik menjadi anak yang lebih mandiri dan berdaya dengan mementingkan ilmu pendidikan serta
kelestarian lingkungan demi kepentingan bersama. Dalam perencanaan program pembelajaran di Kelompok Belajar,
gagasan awal adalah muncul dari pihak pengurus dan pendidik sendiri. Partisipasi pendidik dalam perencanaan
dan pelaksanaan program adalah memberikan masukan
97
berupa arahan dan bimbingan serta bantuan ketika peserta didik yang mengalami kendala dan masalah dalam proses
pembelajaran di Kelompok Belajar Sore Hari di Desa Jalan Laut.
Dengan demikian
segala hal
menyangkut perencanaan dan pelaksanaan program Kelompok Belajar,
dominasi peserta didik tetaplah yang terbesar dalam berkontribusi.
Peran penting
partisipasi pendidik
bermanfaat untuk lebih menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran dengan mengedepankan
kepentingan pendidikan peserta didik.
2. Bentuk Program Kelompok Belajar yang diberikan bagi Anak
Putus Sekolah di Desa Jalan Laut
Partisipasi Kelompok Belajar di Desa Jalan Laut seperti telah dijelaskan di atas memiliki banyak peran dalam pengajaran
anak usia sekolah yang tidak memperdulikan pendidikan. Partisipasi tersebut diwujudkan baik melalui materi maupun tidak
nyata, secara fisik maupun nonfisik. Berbagai macam partisipasi tersebut telah sangat membantu dalam mengajar, mendidik, dan
membimbing peserta didik sehingga peserta didik tetap mengenyam pendidikan dan terus berkembang.
98
Berbagai macam bentuk partisipasi pendidik di Kelompok Belajar dalam usaha mengatasi ketidak pedulian anak terhadap
pendidikan di Desa Jalan Laut yaitu diantaranya:
a. Ikut berpartisipasi dalam pembelajaran
Dalam setiap kesempatan pembelajaran yang dilaksanakan, pendidik selalu berusaha ikut dalam pembelajaran peserta didik.
Hal ini bertujuan untuk mengkonsultasikan dan mengetahui perkembangan pembelajaran peserta didik. Hal ini seperti telah
diungkapkan oleh Saudari SW selaku pendidik Kelompok Belajar sebagai berikut:
“jadi kalau proses pembelajaran berlangsung,kita selalu ikut membaur kepada anak-anak, agar mereka merasa kita
sebagai teman mereka. Dengan seperti itu, kita akan mudah menarik perhatian mereka untuk sedikit demi sedikit
meninggalkan kebiasaan mereka menambang timah tr
adisional.”hal: 159, point D, No 2 Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
proses pembelajaran peserta didik mendapat partisipasi dan dukungan dari pendidik Kelompok Belajar.
b. Menberikan Pembinaan dan Bimbingan
Telah dijabarkan di atas mengenai partisipasi yang diberikan pendidik Kelompok Belajar terhadap peserta didik yaitu
berupa pembinaan dan bimbingan. Bentuk partisipasi berupa pembinaan dan bimbingan tersebut sering diberikan ketika
pembelajaran di waktu senggang.
99
Pembinaan dan bimbingan tersebut diwujudkan dengan arahan, masukan, dan nasehat yang dikemukakan oleh pendidik
dalam mendukung pembelajaran peserta didik pada Kelompok Belajar. Berbagai bimbingan dan arahan ini sangat bermanfaat bagi
peserta didik sebagai motivasi dan solusi dalam pemecahan masalah yang dihadapi peserta didik yang kurang memperdulikan
pendidikan. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dikatakan oleh Adik
SR berikut ini: “ya itu mba, pendidik disini memberikan contoh yang baik,
mengarahkan, dan selalu memberikan saran yang baik. Ketika kita belajar dan tidak mengerti kita selalu bertanya
kepada pendidik.”hal: 171, point C, No 4
c. Membantu Memfasilitasi Peserta Didik
Kelompok Belajar sore hari di Desa Jalan Laut selalu berusaha memfasilitasi fasilitas pendukung kepada peserta didik
seperti buku belajar buku panduan dan perlengkapan belajar. Fasilitas tersebut banyak diperoleh dari dukungan orang tua dan
masyarakat lainnya sebagai wujud partisipasi orang tua kepada anak mereka.
Hasil penelitian yang menyebutkan mengenai wujud partisipasi pendidik dalam membantu memfasilitasi peserta didik
ini diungkapkan oleh Bapak Phz sebagai berikut: “disini kita telah menyiapkan perlengkapan belajar
mengajar walaupun tempat belajar kita sangatlah sederhana. Namun, suatu saat nanti kita sebagai pengurus kelompok
100
Belajar akan berusaha mencari tempat yang layak dan lebih luas untuk belajar anak.”hal: 146, point E, No 4
d. Bermusyawarah kepada Orang Tua untuk Memperkecil
Masalah
Partisipasi Kelompok Belajar sore hari sebagai mediator dalam penyelesaian masalah atau hambatan yang dialami peserta
didik sesuai dengan apa yang telah diungkapkan di atas dalam berbagai macam partisipasi yang dihadirkan oleh pengurus dan
pendidik Kelompok Belajar sore hari di Desa Jalan Laut terhadap peserta didik yang kurang memperdulikan pendidikan.
Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak AJ sebagai berikut:
“kalau ada masalah dengan peserta didik menyangkut masalah pembelajaran di tempat kita, kita mengadakan
musyawarah kepada orang tua mereka. Walaupun terkadang dalam musyawarah kita mendapatkan hambatan
namun disitu juga kita mendapatkan solusi. hal: 155, point E, No 7
Bapak Sn juga mengungkapkan tentang permasalahan anak mereka melalui jalur musyawarah, beliau mengungkapkan bahwa:
“pendidik disini sering mengadakan pertemuan kepada kita orang tua anak, maklum mba anak kita sering
meninggalkan pembelajaran disana. Pamit kepada kita belajar namun faktanya mereka malah menambang timah.
Dengan musyawarah ini kita mendapatkan solusi dan apa
yang telah disepakati nanti kita jalankan.”hal: 174, point C, No 2
101
e. Mengarahkan, Membimbing, dan Mempengaruhi Peserta
Didik
Menggerakkan, membimbing, dan mempengaruhi peserta didik seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai
partisipasi Kelompok Belajar dalam pembelajaran nonformal dan informal. Pembelajaran nonformal dan informal ini akan lebih
terasa fungsinya pada saat pendidik memberikan arahan untuk melakukan pembelajaran terkait program yang telah direncanakan.
Dalam kegiatan di bidang pelestarian lingkungan dan pendidikan misalnya, pendidik kerap kali member arahan dan idenya untuk
mendukung kelancaran dan kesuksesan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran informal dan nonformal juga berperan dalam
mempengaruhi peserta didik pada Kelompok Belajar aga peserta didik lebih mudah mengikuti pembelajaran yang diajarkan. Peran
pendidik ini lebih bisa efektif karena pendidik memiliki pengetauan dan ilmu serta kepercayaan orang tua terhadap para
pendidik tersebut. Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh Adik VV,
sebagai berikut: “pendidik disini selalu mengajarkan kami seperti apa yang
kami inginkan. Kami diajarkan menanam dan merawat pohon serta menjaga lingkungan dari hal yang kecil sampai
hal yang bes
ar.”hal: 167, point C, No 3
102
3. Manfaat yang diperoleh dari adanya Partisipasi Kelompok
Belajar pada Anak Putus Sekolah di Desa Jalan Laut
Berbagai partisipasi yang diberikan pendidik terhadap peserta didik dalam usaha mengatasi ketidak pedulian anak
terhadap pendidikan memberikan dampak positif terhadap berbagai pihak. Berbagai manfaat tersebut diantaranya dirasakan oleh
Kelompok Belajar keberadaan dan perkembangannya, pengurus dan pendidik, peserta didik dan orang tua peserta didik serta
masyarakat di Desa Jalan Laut secara umum.
a Manfaat terhadap Peserta Didik di Kelompok Belajar Sore
Hari
Manfaat yang di dapat anak yang putus sekolah di Desa Jalan Laut setelah mengikuti Kelompok Belajar yaitu menyangkut
ilmu pengetahuan dan perkembangan rasa ingin tahu anak tentang pendidikan. Bagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa
pembinaan dan bimbingan dari pendidik membuat peserta didik lebih bersemangat, menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran
yang baru, serta menemukan teman-teman baru di Kelompok Belajar. Semangat pendidik sangat penting untuk tetap menjaga
keberlangsungan peserta didik kedepannya karena peserta didik akan lebih bergairah untuk terus mengikuti pembelajaran dan juga
wawasan yang bermanfaat untuk kreatifitas dan inovasi dalam mengembangkan peserta didik.
103
Saudari SW salah satu pendidik di Kelompok Belajar sendiri mengungkapkan alasan akan selalu mendidik dan
mengajarkan peserta didik dengan teliti agar peserta didik mendapatkan pembelajaran dengan layak. Beliau mengungkapkan
bahwa: “jadi kenapa kita sebagai pendidik di Kelompok Belajar ini
tetap mendidik dan mengajar peserta didik dengan teliti, karena kita menyadari bahwa anak usia sekolah di daerah
kita ini sudah tidak peduli dengan pendidikan. Nah, dengan kita sedikit demi sedikit mendidik dan merangkul mereka
agar mereka mau mengikuti pembelajaran di tempat kita.” hal:162, point E, No 5
Berbagai bentuk partisipasi yang diberikan pendidik dan pengurus di Kelompok Belajar sore hari terhadap peserta didik
memberikan dampak positif terhadap banyak aspek. Peserta didik sendiri lebih giat untuk menuntut ilmu dan mereka sedikit
menyadari banyak kerugian yang mereka dapat dengan mencari timah di tambang tradisional untuk seumuran mereka.
b Manfaat terhadap Orang Tua Peserta Didik
Manfaat positif banyak dirasakan oleh orang tua peserta didik di desa Jalan Laut dari adanya partisipasi Kelompok Belajar
Sore Hari. Manfaat tersebut diantaranya adalah; 1 orang tua merasakan anaknya lebih pandai berkreatifitas di dalam
masyarakat, 2 sedikit meningkatkan derajat orang tua ketika anak memiliki ilmu lebih, 3 orang tua juga merasakan anaknya lebih
memperdulikan pendidikan dibandingkan uang.
104
Ibu As selaku orsng tua peserta didik mengakui bahwa manfaat positif yang beliau dapatkan setelah anaknya mengikuti
pembelajaran di Kelompok Belajar. Berikut pengungkapan Ibu As: “Kelompok Belajar disini saya rasa sudah merubah
pendirian anak saya dalam hal mencari uang, ntah kenapa dia sekarang lebih giat untuk belajar. Saya merasa sedikit
lega dengan dia mengikuti pembelajaran di sini, soalnya kalau dia setiap hari mencari timah saya takut di terjadi
apa-
apa mba. Disana terlalu berbahaya.” hal: 177, point B, No 3
c Manfaat terhadap Warga Masyarakat Desa Jalan Laut
Kehadiran Kelompok Belajar sore hari di tengah masyarakat Desa Jalan Laut memberikat banyak manfaat bagi
warga masyarakatnya. Partisipasi dari kelompok belajar yang terus diberikan kepada anak yang putus sekolah dan membina anak-anak
agar terus memiliki pengetahuan dalam pembelajaran yang telah disiapkan, inilah yang mebuat masyarakat Desa Jalan Laut ikut
merasakan manfaat dari peran kelompok belajar. Sebagai contohnya orang tua tidak perlu lagi bertindak
keras dan melarang anaknya untuk mengumpulkan timah, disini anak sudah memiliki kesadaran sendiri bahwa mereka wajib
menuntut ilmu bukan mencari Penelitian yang mengungkapkan beberapa hal terkait manfaat yang diperoleh warga masyarakat
Desa Jalan Laut terkait partisipasi Kelompok Belajar adalah pengungkapan
Bapak Sn
dan Bapak
AJ. Bapak
Sn mengungkapkan:
105
“selama ini Kelompok Belajar ya sangat berperan bagi masyarakat, terutama orang tua yang anaknya sudah tidak
bersekolah seperti saya. Kita disini menyambut dengan sangat baik, warga yang lain juga merasa terbantu dengan
adanya kelompok belajar ini. Kelompok Belajar ini istilahnya menjadi wadah anak-anak untuk lebih melakukan
kegiatan positif. Disamping itu kami sebagai orang tua juga dibantu oleh Kelompok Belajar dalam usaha mendidik anak
kami yang tidak mau sekolah.”hal: 174, point B, No 3 Bapak AJ juga membenarkan mengenai manfaat yang
diperoleh oleh masyarakat, beliau mengungkapkan: “contohnya kemarin ada salah satu anak dari penduduk
desa kita yang sangat susah untuk diajak kompromi masalah pendidikan, karena dia sudah merasa bahwa dia
sudah bisa mencari uang dan membeli apa yang dia inginkan. Ya, kita sebagai pendidik perlahan merangkul
sedikit demi sedikit anak tersebut. Orang tua pun merasa
terbantu dengan adanya Kelompok Belajar ini.” hal: 155, point E No 6
Partisipasi Kelompok Belajar ikut membantu masyarakat untuk menarik perhatian anak-anak mereka agar mau mengikuti
pembelajaran. Warga masyarakat mendapatkan manfaat dari adanya pembelajaran Kelompok Belajar untuk anak mereka.
Kelompok Belajar meraasa turut terbantu dengan partisipasi masyarakat Jalan Laut dalam melaksanakan program dan
memperoleh tujuan yang sesuai dengan program pemberdayaan masyarakat. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kerjasama antar Kelompok Belajar dan orang tua dan masyarakat lainnya menghasilkan keuntungan dan manfaat yang dirasakan
bersama atau simbiosis mutualisme. Fungsi partisipasi Kelompok
106
belajar sebagai pihak pelaksana menjadi lebih efektif dirasakan secara umum oleh masyarakat.
4. Faktor Pendukung dari Partisipasi Program Kelompok
Belajar pada Anak Putus Sekolah
Dalam memberikan partisipasinya, Kelompok Belajar memiliki faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi efektifitas
perannya. Faktor pendukung tersebut berasal dari pihak pengurus dan pendidik serta orang tua di Kelompok Belajar. Dari faktor
pendukung inilah partisipasi kelompok belajar dapat diberikan dan diterima secara positif bagi kemajuan peserta didik. Faktor-faktor
pendukung ini disampaikan sendiri oleh ketua pengurus Kelompok Belajar secara langsung.
Bapak Phz selaku ketua di Kelompok Belajar sore hari ini menyampaikan bahwa :
“adanya keprcayaan dari pihak orang tua untuk terus melibatkan kami mendidik anak mereka, jadi sambutannya
itu baik kepada kami untuk ikut berperan disitu. Kami disini juga menjadi pihak yang terpercaya sebagai pendidik
sedikit banyak memiliki pengalaman yang kiranya bisa diterima untuk solusi pemasalahan atau ilmunya dapat kami
sampaikan kepada anak didik.” hal: 157, point E, No 7 Dari pihak orang tua sendiri Bapak Sn mengungkapkan
bahwa : “ya dengan dibentuknya Kelompok Belajar ini, banyak
memberikan dampak positif kepada anak kami khususnya dalam ilmu pengetahuan ya, setidaknya anak kami sudah
bisa sedikit lebih maju dari sebelumnya. Kami sebagai orang tua anak sedikit lebih tenang karena anak kami sudah
107
sedikit lebih peduli terhadap masa depan mereka.” hal: 175, point C, No 3
Dari pihak peserta didik sendiri Adik VV mewakili peserta didik yang lainnya mengungkapkan bahwa :
“pembelajaran disini sangat menyenangkan, pendidik- pendiknya baik dan selalu mengajarkan kami apa yang
belum kami ketahui. Kami selalu berdiskusi dan bertanya ketika kami tidak mengerti tentang pembelajaran. Semenjak
kami mengikuti pembelajaran di Kelompok belajar ini kami merasa lebih berarti di mata teman-teman kami yang masih
bersekolah dan ilmu pengetahuan yang kami miliki sama
dengaan apa yang mereka miliki.” hal: 168, point D, No 3 Dari pengungkapan beberapa sumber penelitian di atas
dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendukung partisipasi kelompok belajar sore hari di Desa Jalan Laut terhadap
anak usia sekolah yang tidak memperdulikan pendidikan dapat diberikan dan diterima baik yaitu; 1 adanya kepercayaan orang tua
peserta didik untuk selalu mendukung anaknya mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar sore hari, 2 pengurus dan
pendidik di Kelompok Belajar sore hari sudah memiliki panyak pengetahuan dan ilmu dalam belajar mengajar sehingga peserta
didik dapat memperoleh manfaat positif serta mampu meberikan solusi dari berbagai hambatan yang dialami, 3 peserta didik
berantusias untuk mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar, karena mereka memiliki pemikiran pendidikan lebih penting
dibanding uang, 4 pendidik dan orang tua sudah menjalankan
108
kerja sama agar peserta didik memiliki semangat untuk menuntut ilmu walaupun tidak mengikuti pendidikan secara formal.
5. Faktor Penghambat dari Partisipasi Program Kelompok
Belajar pada Anak Putus Sekolah a.
Faktor Penghambat
Partisipasi kelompok belajar sore hari di desa Jalan Laut tidak jarang mengalami beberapa hambatan.
Hambatan tersebut berasal dari pendidik, peserta didik, dan juga orang tua. Berbagai hambatan ini tidak lain ialah
menyangkut waktu, isu atau hasutan dan pertentangan dari orang tua. Faktor-faktor penghambat yang kerap terjadi ini
seperti apa yang telah disampaikan oleh Bapak Phz, beliau mengungkapkan bahwa :
“kondisi di daerah Jalan Laut ini sudah tidak seperti dulu, jadi banyak anak-anak lebih mementingkan
mencari uang dibandingkan masa depan mereka nanti. Saya juga kerap heran dengan perlakuan
anak-anak di desa ini sekarang, dari pagi hingga sore mereka menghabiskan waktu mereka untuk
mencari uang di sungai yang kerap membahayakan diri mereka sendiri. Padahal mereka masih kecil dan
belum pantas untuk mengenal uang.” hal: 147, point E, No 8
Bapak AJ selaku wakil ketua Kelompok Belajar juga menguatkan pendapat yang di atas dengan
mengemukakan bahwa : “disini masih ada juga beberapa anak yang masih
belum tertarik untuk mengikuti pembelajaran disini,
109
pengaruh-pengaruh dari
luar dan
kemajuan teknologi mereka lebih asik untuk mencari uang dan
uang mereka, mereka gunakan untuk bermain PS, bermain internet bahkan sibuk bermain dengan
teman-temannya diluar, karena uang kan bisa membuat semua orang berubah. Tapi ya sedikit mba
ga banyak satu dua anak l
ah.”hal: 155, point E, No 8
Isu-isu yang beredar dimasyarakat juga kerap kali menjadi faktor penghambat partisipasi yang diberikan
kelompok belajar terhadap anak yang putus sekolah, hal ini diungkapkan oleh Saudara SW yaitu :
“kadang ada yang tidak suka dengan adanya pembelajaran disini, memberikan hasutan tapi lewat
belakang. Hal ini juga terkadang mengurangi kepercayaan terhadap orang tua peserta didik yang
lain kepada kami selaku pendidik disini.” hal: 161, point D, No 6
Dari beberapa
hasil penelitian
yang telah
diungkapkan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor penghambat yang sering terjadi pada partisipasi
kelompok belajar terhadap anak usia sekolah yang tidak memperdulikan pendidikan di Desa Jalan Laut diantaranya;
1 Kesibukan, kendala waktu yang sering terjadi peserta didik lebih mementingkan uang dibandingkan menuntut
ilmu, 2 Hasutan dan isu dari pihak luar yang dapat menurunkan kepercayaan orang tua anak terhadap pengurus
dan pendidik di kelompok belajar.
b. Solusi
110
Dari faktor-faktor
tersebut peneliti
juga mendapatkan informasi mengenai solusi atau cara
mengatasi masalah yang dilakukan oleh pihak Kelompok Belajar dan orang tua. Solusi-solusi yang dilakukan yaitu :
1. Mengubah sistem Pembelajaran
Demi membuat ketertarikan anak untuk mengikuti pembelajaran di kelompok belajar, pengurus mengubah
sistem pembelajaran. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Saudari SW sebagai berikut:
“untuk membuat anak tertarik mengikuti pembelajaran disini, tidak jarang kita mengambil
inisiatif menyediakan makanan kecil pada saat pembelajaran. Dengan hal itu anak-anak lebih
berantusias datang untuk belajar. Kadang-kadang anak yang ikut pembelajaran disini kita kasih uang
mba walaupun sedikit, biar mereka sedikit demi sedikit meninggalkan pekerjaan mereka mencari
timah.” hal: 164, point E, No 9 Bapak Phz juga mengungkapkan tentang mengatasi
masalah peserta
didik melalui
mengubah sistem
pembelajaran, beliau mengungkapkan bahwa: “kita
memang sering
mengubah sistem
pembelajaran agar anak memiliki ketertarikan untuk menuntut ilmu.walaupun kita mengeluarkan sedikit
uang namun masa depan anak lebih penting mba dibandingkan uang seribu dua ribu yang kami
miliki.” hal: 148, point E, No 9
111
2. Memberikan kesadaran kepada orang tua yang belum
mengerti tentang kehadiran kelompok belajar
Masih ada beberapa orang tua yang kurang menyadari masa depan anaknya dalam hal pendidikan
menjadi salah satu hambatan pemberian partisipasi kelompok belajar terhadap anak yang putus sekolah. Cara
mengatasi hal tersebut dengan cara bersosialisasi dan menyadarkan orang tua anak akan manfaat yang dapat
diperoleh dari mengikuti pembelajaran di kelompok belajar. Hal tersebut sesuai dengan apa yang telah diungkapkan
Bapak AJ yaitu sebagai berikut: “memberikan solusi itu kita tidak hanya ngomong
tapi kita juga melaksanakan, kita sosialisasikan jika ada satu dua yang masih belum mengerti. Saya juga
selalu menekankan untuk jangan dibiarkan saja, tapi mari kita rangkul bersama-sama agar mereka
menyadari
pendidikan anak
lebih penting
dibandingkan se galanya.” hal: 156, point E, No 9
3. Tidak menanggapi secara serius akan isu dan hasutan
yang beredar dimasyarakat jika tidak disampaikan secara langsung.
Berbagai hasutan yang datang dari pihak luar cukup mempengaruhi kinerja pengurus dan pendidik di Kelompok
Belajar menyangkut kepercayaan bagi orang tua terhadap kelompok belajar maupun sebaliknya. Namun isu atau
hasutan tersebut kerap kali tidak ditanggapi dengan serius
112
jika hal tersebut tidak disampaikan langsung dan tidak menghambat pelaksanaan pembelajaran Kelompok Belajar.
Bapak Phz selaku ketua Kelompok Belajar mengungkapkan bahwa:
“ada beberapa masyarakat yang kurang menanggapi adanya kelompok belajar namun kami tidak terlalu
menanggapi dengan serius isu atau kritikan dari pihak luar jika tidak disampaikan secara langsung.
Kami hanya menganggap hal tersebut merupakan
bualan semata.” hal : 145, point D, No 6 Dari beberapa solusi atau pemecahan masalah yang
dilakukan oleh pihak Kelompok Belajar dan pendidik- pendidiknya dirasa sudah efektif dalam mengatasi
hambatan yang terjadi. Hal ini terlihat dengan keadaan Kelompok Belajar yang hingga kini tetap terjaga
perkembangannya dan semakin maju dalam mendidik dan mengajar anak-anak di Desa Jalan Laut.
C. PEMBAHASAN
1. Partisipasi Kelompok Belajar yang Diberikan Pendidik pada
Anak Putus Sekolah
Kelompok belajar merupakan kegiatan yang dimanfaatkan sebagai alat bertukar pengalaman dan memberi perubahan positif pada
tingkah laku anak di suatu wilayah desa. Di wilayah tersebut memiliki perkumpulan atau kelompok atau yang lebih dikenal dengan istilah
kelompok belajar. Hubungan yang harmonis diciptakan antara pendidik dan peserta didik akan berdampak positif bagi keduanya.
113
Menurut Uzer Usman 2008: 94 kelompok belajar merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan beberapa orang dalam
interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, dalam pemecahan masalah pada proses pembelajaran.
Partisipasi yang harus dilakukan kelompok belajar harus sesuai dengan tingkatannya, karena hal ini untuk mempermudah memaknai
pentingnya partisipasi guna mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan. Partisipasi dibagi menjadi 3 tingkatan yakni tingkatan
yang rendah, sedang dan tinggi. Tingkatan partisipasi rendah yaitu kelompok belajar dapat menyebarluaskan informasi tentang partisipasi
mereka untuk kemajuan anak yang kurang memperdulikan pendidikan. Tingkatan partisipasi sedang yakni kelompok belajar
dapat merangkul peserta didik untuk tertarik mengikuti program pembelajaran. Sedangkan tingkat partisipasi tinggi kelompok belajar
dapat membina dan mendidik anak menjadi lebih baik. Partisipasi yang harus dilakukan kelompok belajar demi
kemajuan peserta didik yaitu diantaranya: memberikan perubahan sikap, menciptakan insentif, meningkatkan peran peserta didik,
memberikan tanggung jawab yang nyata, memberikan pengajaran dan didikan, dan memberi contoh tauladan.
Sehingga jika dilihat dari hasil penelitian partisipasi Kelompok Belajar yang diberikan pendidik di Desa Jalan Laut ini merupakan
partisipasi yang sangat baik dan ditekuni. Partisipasi yang diberikan
114
pendidik Kelompok Belajar terbagi menjadi 2 jenis yakni, partisipasi Kelompok Belajar secara formal dan informal. Berikut ini partisipasi
Kelompok Belajar guna mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan di Desa Jalan Laut:
1 Partisipsi Kelompok Belajar secara Formal
a. Mengajar dan Mendidik
Pendidik pada kelompok belajar selalu mengajar dan mendidik peserta didik yang mengikuti pembelajaran di
Kelompok Belajar agar pembelajaran yang didapatkan lebih bermanfaat dan lebih bisa mengarah pada tujuan pendidikan
. selain itu juga Kelompok Belajar memberikan dampak positif
sesuai dengan
tujuan Kelompok
Belajar. Pembelajaran yang diberikan para pendidik ini berlangsung
dari proses perencanaan hingga pelaksanaan pembelajaran. Dimana setiap rancangan pembelajaran disusun oleh pihak
pendidik dan kemudian di konsultasikan kepada pengurus Kelompok Belajar.
b. Membina dan Membimbing
Membina dan membimbing sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan jalan
memberikan dampak
positif terhadap
lingkungan. Pembinaan dan bimbingan yang diberikan pendidik ini
115
berkaitan dengan tata cara anak bersosialisasi, menghargai lingkungan, dan menjaga lingkungan agar tetap lestari.
c. Memberi Motivasi
Pendidik merupakan sumber motivasi bagi peserta didik didasarkan karena berbagai pengajaran dan
pendidikan yang disampaikan pendidik menjadi acuan bagi mereka untuk menjadi anak yang lebih berguna
kedepannya. Partisipasi
ini dilkukan
dengan car
memberikan masukan-masukan positif kepada anak dan memberikan arahan untuk kelancaran dan keberhasilan
proses belajar. d.
Pemberi Tanggung Jawab yang Nyata Tanggung jawab sendiri terkait dengan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang harus menonjolkan tanggung jawab
peserta didik yakni berdiskusi kelompok, belajar menanam kembali
pohon, merawat
pohon, dan
kebersihan lingkungan.
2 Partisipasi Kelompok Belajar secara Nonformal
Pembelajaran nonformal merupakan pembelajaran penting pada Kelompok Belajar sore hari di Desa Jalan Laut.
Partisipasi kelompok belajar secara nonformal terhadap peserta didik meliputi:
116
a. Pemberi Tanggung Jawab yang Nyata
b. Membina dan Mengarahkan
c. Membimbing dan Mengajar
d. Penggerak dan Pemberi Pengaruh terhadap Peserta Didik
Partisipasi yang didapatkan dari pembelajaran ini lebih terkait dengan kebutuhan peserta didik. Partisipasi
yang diberikan lebih terfokus pada bidang pendidikan keagamaan, pelestarian lingkungan, dan bersosialisasi
dengan masyarakat luas. Dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran harus menyentuh
berbagai aspek kehidupan peserta didik seperti tata cara mendirikan shalat, menjaga kelestarian lingkungan belajar
menanam pohon, merawat pohon, mengurangi menambang timah dan menjaga kelestarian lingkungan.
2. Bentuk Partisipasi Program Kelompok Belajar yang diberikan
bagi Anak Putus Sekolah
Menurut Baswori yang dikutip Siti Irene Astuti D 2011:58 partisipsi yang melibtkan dalam membentuk program pendidikan
nonformal yakni partisipasi fisik dan partisipasi non fisik. Partisipsi fisik merupakan partisipasi masyarakat orang tua dalam bentuk
menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan untuk anaknya seperti mendirikan dan menyelenggarakan usaha sekolah. Partisipasi non fisik
117
adalah partisipasi keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam menentukan arah dan pendidikan nasional.
Partisipasi Kelompok Belajar di Desa Jalan Laut memiliki peran penting dalam pengajaran bagi anak usia sekolah yng kurang
memperdulikan pendidikan. Partisipasi tersebut diwujudkan melalui materi maupun tidak nyata, secara fisik maupun nonfisik. Berbagai
macam bentuk partisipasi Kelompok Belajar dalam mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan di Desa Jalan Laut yakni ikut
berrpartisipasi dalam pembelajaran, memberikan pembinaan dan bimbingan, membantu memfasilitasi peserta didik, bermusyawarah
kepada orang tua untuk memperkecil masalah, mengarahkan, membimbibing dan mempengaruhi peserta didik.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran yang berlangsung pendidik selalu mendampingi peserta didik. Hal ini bertujuan untuk
mengkonsultasikan dan mengetahui perkembangan pembelajaran pesert didik. Pendidik selalu memberikan pembinaan dan bimbingan
diwujudkan dengan arahan, masukan, dan nasehat yang dikemukakan oleh pendidik dalam mendukung pembelajaran. Kelompok belajar
juga sebagai mediator dalam penyelesaian masalah atau hambatan yang dialami peserta didik.
118
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dari Partisipasi Program
Kelompok Belajar pada Anak Putus Sekolah
Berkembangnya suatu individu berlangsung karena dorongan dari kebiasaan yang dilakukan secara berkelanjutan. Dengan adanya
faktor pendorong individu akan terus terarah dalam menggali potensinya dibidang pengetahuan. Faktor-faktor tersebut daapat
berupa adanya kepercayaan orang tua peserta didik untuk selalu mendukung anaknya mengikuti pembelajaran, pengurus dan pendidik
memiliki banyak ilmu pengetahuan dan ilmu dalam mengajar, peserta didik memiliki antusias untuk mengikuti pembelajaran dan memiliki
pemikiran pendidikan lebih penting dibandingkan uang, serta pendidik dan orang tua sudah menjalankan kerja sama agar peserta didik
memiliki semangat untuk menuntut ilmu walaupun tidak mengikuti pembelajaran secara formal.
Proses berkembangnya individu ketika ingin menjadi lebih baik tidak jarang pasti akan memiliki hambatan baik hambatan dari dalam
maupun dari luar individu itu sendiri. Hambatan yang sering terjadi dalam proses partisipasi kelompok belajar ini tidak lain adalah
masalah waktu, isu atau hasutan, serta pertentangan dari orang tua. Namun, setiap hambatan akan selalu memiliki solusi atau jalan keluar.
Solusi yang diambil agar anak memiliki ketertarikan untuk mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar yakni mengubah sistem
pembelajaran, memberikan kesadaran kepada orang tua yang belum
119
mengerti tentang kehadiran kelompok belajar dan tidak menanggapi secara serius hasutan yang beredar di masyarakat tentang kelompok
belajar
120
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang partisipasi Kelompok Belajar sore hari guna mengatasi ketidak
pedulian anak usia sekolah terhadap pendidikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Partisipasi kelompok belajar sore hari di Desa Jalan Laut terhadap
anak usia sekolah yang tidak memperdulikan pendidikan, diantaranya: 1 Membina dan Membimbing, 2 Berpartisipasi dalam
pembelajaran peserta didik, 3 Mendidik dan Mengajar, 4 Memberi motivasi, 5 Pemberi tanggung jawab yang nyata. Partisipasi
kelompok belajar sore hari secara informal dan nonformal diantaranya: 1 Pemberi informasi, 2 Membina dan Mengarahkan,
3 penggerak dan pemberi pengaruh, 4 membimbing dan mendidik. Dalam
perencanaan program-program
pembelajaran Kelompok Belajar, gagasan awal adalah muncul dari pihak pengurus
dan pendidik. Partisipasi kelompok belajar dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran adalah memberikan pengetahuan
berupa ilmu pembelajaran dan bimbingan serta bantuan ketika peserta didik mengalami kesulitan selama proses pembelajaran
berlangsung. Partisipasi kelompok belajar bertujuan untuk menciptakan
peserta didik yang kurang memperdulikan pendidikan menjadi anak
121
yang mandiri dan memiliki pengetahuan yang tinggi serta berdaya secara terkontrol dengan meningkatkan kepentingan peserta didik.
Peran penting pendidik bermanfaat untuk lebih menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Kelompok Belajar dan
memperbesar tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan mengedepankan kepentingan peserta didik.
2. Bentuk dorongan partisipasi Kelompok Belajar yang diberikan dalam
mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan yaitu berupa tindakan-tindakan yang diantaranya: a ikut berpartisipasi dalam
proses pembelajaran, b ikut berkontribusi dalam pelaksanaan program, c memberikan pembinaan dan bimbingan, d membantu
memfasilitasi peserta didik, e pelaksanaan musyawarah kepada orang tua peserta didik.
Berbagai bentuk partisipasi kelompok belajar dalam realitanya menyentuh berbagai macam sendi kehiupan dalam pendidikan yang
dirasakan langsung oleh peserta didik dan orang tua mereka. Pendidik menjadi pihak yang mampu mengarahkan, mendidik,
mengajarkan dan mendampingi peserta didik dalam ilmu pengetahuan dan lingkungan hidup. Dengan demikian kehadiran
Kelompok Belajar dalam mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan dapat membantu mengurangi pengaruh dari luar terhadap
peserta didik.
122
3. Manfaat yang diperoleh dari adanya partisipasi kelompok belajar
sore hari terhadap anak usia sekolah ini dirasakan oleh berbagai pihak diantaranya :
a Manfaat terhadap Kelompok Belajar adalah keberadaannya tetap
terjaga dan perkembangannya terus mengalami kemajuan b
Manfaat terhadap peserta didik Kelompok Belajar yaitu: 1 menambah skill dan pengetahuan dalam pembelajaran, 2
membentuk karakter dan mental anak, 3 Meningkatkan rasa percaya diri anak, 4 berpartisipasi aktif membantu masyarakt
untuk menjaga kelestarian lingkungan. c
Manfaat terhadap orang tua peserta didik yaitu menjadikan anak mereka lebih giat belajar dan menuntut ilmu.
4. Faktor pendukung partisipasi Kelompok Belajar guna mengatasi
ketidakpedulian anak tidak memperdulikan diantaranya yaitu: 1 adanya kepercayaan orang tua melibatkan pendidik dan pengurus
kelompok belajar untuk mendidik anak mereka, 2 pendidik dan pengurus kelompok belajar memiliki banyak pengalaman dan
wawasan yang bermanfaat. 5.
Faktor penghambat partisipasi kelompok belajar sore hari guna mengatasi ketidakpedulian anak terhadap pendidikan diantaranya: 1
waktu dan kesibukan, 2 Hasutan dan isu dari pihak luar. Dengan adanya faktor penghambat tersebut, solusi atau pemecahan masalah
yang dilakukan pendidik dan pengurus sera orang tua peserta didik
123
adalah dengan melakukan musyawarah bersama antara pendidik dan pengurus, solusi atau pemecahan masalah yang diberikan kepada
peserta didik, tidak menanggapi dengan serius hasutan dan isu yang tidak disampaikan secara langsung.
B. Saran