commit to user 100
khususnya materi elektrokimia yang dianggap sulit bagi siswa. Sangatlah jelas bila siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi tentu keinginan dan kemauan
yang kuat dalam belajar. Sehingga karakter materi sesulit apapun akan dapat teratasi oleh siswa. Hal sebaliknya bila siswa yang memiliki motivasi rendah,
tentunya keinginan dan kemauan yang kurang dalam belajar. Sehingga berakibat pada hasil belajar yang tidak maksimal. Hal inilah yang menyebabkan siswa yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh preatasi belajar yang maksimal dibandingkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.
Pada prestasi belajar afektif, tidak terdapat pengaruh antara motivasi berprestasi tinggi dan rendah. Sedangkan pada prestasi belajar psikomotor, tidak
terdapat pengaruh antara motivasi berprestasi tinggi maupun rendah. Hal ini disebabkan karena pada materi elektrokimia mengharuskan siswa untuk terampil
dalam mengkaitkan obyek materi dengan obyek yang ada dilingkungan sekitar mereka. Melalui pembejaran secara langsung ini, siswa akan lebih aktif dalam
belajar sehingga akan meningkatkan pula hasil belajar pada aspek psikomotor siswa baik yang memiliki motivasi tinggi maupun rendah.
3. Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil analisis variansi General Linier Model GLM diperoleh harga p-value sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 berarti bahwa H
hipotesis nol ditolak, hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif siswa. Hal ini
sesuai dengan harapan peneliti, bahwa ada pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
commit to user 101
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk memberikan gagasan- gagasan baru. Ciri orang yang berpikir kreatif yaitu : a. Memiliki dorongan ingin
tahu yang besar; b. Sering mengajukan pertanyaan yang baik; c.Sering banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah; d. Bebas dalam menyatakan pendapat;
e. Menonjol dalam salah satu bidang seni; f. Memiliki pendapat sendiri dan mampu mengutarakannya; g. Tidak mudah terpengaruh orang lain; h. Daya
imajinasinya kuat; i. Memiliki tingkat orisinalitas yang tinggi; j. Senang mencoba hal-hal yang baru
.
Setiap siswa belum tentu memiliki tingkat kreativitas yang sama. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi memperoleh prestasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah. Hal ini sesuai dengan harapan peneliti bahwa kreativitas akan berpengaruh terhadap prestasi
belajar materi elektrokimia. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan rendah ini sangat signifikan, hal ini dipertegas
dengan hasil uji metode Analysis of Mean, pada gambar 4.8 terlihat siswa yang memiliki kreativitas tinggi memiliki pengaruh paling kuat terhadap prestasi
belajar kognitif. Hal ini dikarenakan siswa yang mempunyai kreativitas tinggi memiliki dorongan ingin tahu yang besar, sehingga dalam pembelajaran siswa
tersebut aktif dalam bertanya maupun mencari sumber sendiri. Keberanian yang besar dalam mengajukan sebuah suatu gagasan, ide atau pendapat kepada teman-
teman sekelompoknya. Hal ini lebih memudahkan siswa dalam merekam hasil pembelajaran ke dalam memori mereka. Sehingga dalam memahami konsep
elektrokimia menjadi lebih baik. Hal inilah yang menyebabkan siswa yang memiliki kreativitas tinggi memperoleh prestasi belajar yang maksimal
dibandingkan siswa yang memiliki kreativitas rendah.
commit to user 102
Berdasarkan tabel 4.10, hasil analisis variansi General Linier Model GLM prestasi belajar afektif diperoleh p-value sebesar 0,035 atau di bawah 0,05,
ini berarti menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar afektif. Hal ini disebabkan karena siswa yang memiliki
kreativitas tinggi memiliki minat yang tinggi pula dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan tabel 4.10 hasil analisis variansi General Linier Model
GLM prestasi belajar psikomotor diperoleh p-value sebesar 0,330 atau di atas 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kreativitas tinggi dan
rendah terhadap prestasi belajar psikomotor.
4. Hipotesis Keempat