Hipotesis Keenam PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

commit to user 106 permasalahan berupa tugas. Pada pembelajaran berbasis tugas mendorong siswa untuk berinovasi yang mengaitkan belajar secara kontekstual melalui aktivitas- aktivitas yang kompleks. Sehingga dalam pembelajaran ini siswa terdorong untuk lebih kreatif. Seperti kemampuan untuk memberikan gagasan baru serta senang mencoba-coba sesuatu hal baru. Setelah mendapatkan pembelajaran ini siswa yang memiliki kreativitas tinggi maupun rendah dapat meningkat prestasi belajarnya. Hal ini serupa dengan prestasi belajar siswa pada aspek afektif maupun psikomotor. Yang menyebabkan tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran CTL melalui metode eksperimen dan pemberian tugas dengan kreativitas.

6. Hipotesis Keenam

Berdasarkan hasil analisis variansi General Linier Model GLM diperoleh harga p-value sebesar 0,504 atau lebih besar dari 0,05 berarti bahwa H hipotesis nol tidak ditolak, ini menunjukkan tidak ada interaksi antara motivasi berprestasi dengan kreativitas siswa. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada siswa yang memliki kreativitas tinggi, motivasi berprestasi tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah motivasi berprestasi tinggi. Begitu pula pada siswa yang memiliki kreativitas tinggi motivasi berprestasi rendah memiliki prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah motivasi berprestasi rendah pula. Sehingga baik siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi atau rendah akan tetapi kreativitasnya tinggi maka prestasi belajarnya selalu lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi atau rendah akan tetapi kreativitasnya rendah. commit to user 107 Siswa yang memiliki kreativitas tinggi tentunya memiliki daya inisiatif yang tinggi, kelancaran, keluwesan dan keaslian dalam pemikiran dalam hal kognitif serta rasa ingin tahu dan senang bertanya sehingga pengetahuan lebih berkembang dibandingkan dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah. Begitu pula dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Akan tetapi karena pengaruh kreativitas yang sangat dominan, sehingga apapun tingkat motivasi berprestasi siswa yang ada tidak akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya interaksi antara kreativitas dengan motivasi berprestasi siswa. Berdasarkan tabel 4.10 hasil analisis variansi General Linier Model GLM diperoleh p-value pada prestasi belajar afektif dan psikomotor masing- masing sebesar 0,772 dan 0,775, atau di atas nilai 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara kreativitas dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar afektif maupun psikomotor.

7. Hipotesis ketujuh