commit to user 94
Gambar 4.10 Interaksi antara motivasi berprestasi tinggi dan rendah
Pada gambar 4.10 menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara motivasi berprestasi tinggi dengan motivasi berprestasi rendah.
D. PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
1. Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil analisis variansi General Linier Model GLM diperoleh harga p-value 0,003 atau lebih kecil 0,05 ini berarti keputusan yang
dapat diambil adalah menolak hipotesis nol, hal ini menunjukkan terdapat
pengaruh metode pembelajaran contextual teaching and learning melalui metode
tugas dan eksperimen terhadap prestasi belajar kognitif. Hal ini sesuai dengan
harapan peneliti, bahwa ada perbedaan prestasi belajar kognitif antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode eksperimen dan pemberian tugas. Pada
penelitian ini materi yang disampaikan adalah elektrokimia dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL yaitu pendekatan
pembelajaran yang menghubungkan antara materi yang diajarkan berupa elektrokimia dengan keadaan atau situasi dunia nyata yang ada disekitar
lingkungan siswa. Dalam proses pembelajarannya siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang berkaitan dengan elektokimia yang selanjutnya dipecahkan
T in g g i Re n d a h
8 0 , 0 7 7 , 5
7 5 , 0 7 2 , 5
7 0 , 0 6 7 , 5
6 5 , 0
M o t iv a s i Be r p r e s t a s i M
e a
n
E k sp er im e n T u g as
M e to d e
I n t e r a c t i o n P l o t f o r P r e s t a s i
Da t a M e a n s
commit to user 95
menurut pengalaman yang diperoleh dari lingkungan disekitarnya. Pengalaman yang ada didalam struktur kognitif siswa dihubungkan dengan permasalahan yang
dihadapi sehingga diperoleh suatu hasil yang bermakna. Keterkaitan antara materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa didalam pembelajaran akan
menghasilkan konsep-konsep pengetahuan yang mendalam, sehingga siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Adanya perbedaan prestasi belajar siswa secara signifikan yang diberi pembelajaran dengan eksperimen dan pemberian tugas, yakni siswa yang diberi
pembelajaran dengan metode pemberian tugas memperoleh prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode
eksperimen. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji lanjut anava pada gambar 4.3. Hal ini disebabkan pembelajaran kimia pada materi elektrokimia melalui metode
pemberian tugas lebih memperdalam bahan pelajaran, melalui kegiatan aktif siswa dalam mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan oleh guru. Di dalam
kegiatan metode tugas siswa aktif dalam melakukan penyelidikan terhadap suatu topik atau masalah yang kontekstual yang ditugaskan oleh guru. Di dalam
menyelesaikan tugas ini, seluruh sumber belajar sangat dibutuhkan dalam mengumpulkan segala fakta-fakta, konsep, teori yang dapat memecahkan
permasalahan yang dihadapi. Siswa dituntut untuk mempelajari informasi- informasi yang mereka peroleh yang dikaitkan dengan pengalaman siswa
sehingga siswa dapat menemukan jawaban atau penyelesaian terhadap tugas yang dihadapi.
Metode ini dapat dijalankan secara individu maupun kelompok. Baik secara individu maupun kelompok masing-masig memiliki kelebihan tersendiri,
commit to user 96
bila tugas dikerjakan secara individu akan menumbuhkan kemandirian siswa mengembangkan pengetahuan dalam membangun karakter. Selanjutnya apabila
tugas dikerjakan secara kelompok, dimungkinkan terjadinya pertukaran informasi, yang selanjutnya siswa dapat membangun pengetahuan dari informasi sosial
tersebut. Hasil dari belajar mereka kumpulkan untuk selanjutnya disajikan kepada siswa lain. Adanya penulisan laporan ini memotivasi siswa untuk lebih tekun
dalam menyempurnakan penyelesaian atas tugas yang dihadapi sehingga terdapat keterkaitan dengan meningkatnya kemampuan dalam memecahkan masalah. Hal
inilah yang menyebabkan prestasi belajar kognitif siswa menggunakan metode pemberian tugas lebih baik bila dibandingkan dengan metode eksperimen.
Meskipun metode eksperimen tidak lebih bagus bila dibandingkan dengan metode pemberian tugas, akan tetapi metode ini juga memiliki kelebihan
diantaranya siswa dapat lebih aktif dan kreatif didalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan didalam mempelajari materi elaktrokimia didasarkan pada kegiatan
praktikum yang mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas secara optimal. Siswa dapat mengalami
sendiri dan mengamati setiap proses kejadian didalam belajar. Hal ini yang menyebabkan hasil belajar siswa dapat bertahan lama. Sehingga prestasi belajar
siswa secara kognitif dapat meningkat. Akan tetapi karena metode eksperimen ini tergolong dalam eksperimen terbimbing, dimana sebelum kegiatan dimulai guru
telah merancang jalannya percobaan yang akan dilakukan oleh siswa. Siswa dalam menjalankan percobaannya berdasarkan petunjuk-petunjuk yang telah
disediakan. Sehingga siswa kurang memaksimalkan ketrampilan dalam merencanakan dan mengorganisasikan pembelajarannya. Berbeda dengan metode
commit to user 97
tugas dimana siswa lebih aktif dan inovatif dalam menyusun rencana pembelajarannya. Sehingga prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran
menggunakan metode pemberian tugas lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode eksperimen.
Berdasarkan Tabel 4.10 hasil analisis variansi General Linier Model GLM diperoleh harga p-value 0,004 atau di bawah 0,05, ini berarti menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara metode pemberian tugas dan eksperimen terhadap prestasi belajar afektif. Hal ini dapat diperjelas berdasarkan
gambar 4.4, dimana prestasi belajar afektif siswa yang diberi pembelajaran metode eksperimen lebih baik dibandingkan dengan metode pemberian tugas.
Dalam penerapan metode eksperimen lebih dominan untuk menciptakan sikap eksploratif dibandingkan dengan penerapan metode pemberian tugas.
Berdasarkan tabel 4.10 hasil analisis variansi General Linier Model GLM diperoleh harga p-value 0,017 atau di bawah 0,05, ini berarti menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan metode pemberian tugas dan eksperimen terhadap prestasi belajar psikomotor. Hal ini dapat dipertegas dengan
gambar 4.5, dimana prestasi belajar psikomotor siswa yang diberi pembelajaran metode eksperimen lebih baik dbandingkan metode pemberian tugas. Hal ini
disebabkan pada metode eksperimen lebih terampil dan eksploratif dalam mengikuti pembelajaran.
2. Hipotesis Kedua