Tulisan Tangan Imam Ar-Ridhâ as. di Balik Surat Pengangkatan

d. Tulisan Tangan Imam Ar-Ridhâ as. di Balik Surat Pengangkatan

“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah yang senantiasa melakukan apa yang dike- hendaki-Nya, tiada pertanyaan atas hukum-Nya, dan tiada penolakan bagi keputusan-Nya. Dia mengetahui pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan oleh hati. Salam sejahtera semoga tetap ter- curahkan atas Nabi-Nya, Muhammad saw. dan keluarganya yang suci.

Aku Ali bin Mûsâ menegaskan bahwa Amirul Mukminin — semoga Allah menolongnya dengan kebenaran dan melapangkan taufik baginya —telah mengetahui hak-hak kami yang tidak diketahui oleh orang lain. Oleh karena itu, ia menyambung tali silaturahmi yang terputus, memberikan keamanan kepada jiwa-jiwa yang gundah, bahkan menghidupkannya padahal jiwa itu telah mati, dan mengayakannya saat kekurangan hanya dengan mengharap kerridaan Allah Sang Pencipta alam semesta. Dia tidak mengharapkan balasan dari selain-Nya, dan Allah akan membalas mereka yang bersyukur, dan tidak menyia-siakan orang yang berbuat baik.

Sesungguhnya Amirul Mukminin telah telah menyerahkan kedudukan putra mahkota dan kepmimpinan yang besar kepadaku,

B AB III: P ASAL K EEMPAT

bila aku masih tetap hidup setelahnya. Barang siapa yang mengurai- kan sebuah ikatan yang telah diperintahkan oleh Allah supaya diikat dan memutuskan sebuah tali yang Allah lebih suka diikat, maka sungguh ia telah melecehkan kehormatan-Nya dan menghalalkan keharaman-Nya. Karena dengan itu ia telah menentang imam dan menghancurkan martabat Islam.

Pendahulu kami telah mengalami tindakan-tindakan semacam itu. Tapi mereka bersabar atas kerugian yang menimpa dan setelah itu tidak merusak setiap keputusan, lantaran takut agama tercerai-berai dan tali (persatuan) muslimin terkoyak, dan karena dekatnya masa Jahiliyah, menunggu kesempatan yang dapat digunakan, dan kesia-sian yang dilombakan. Aku telah menjadikan Allah sebagai pengawas diriku, jika aku diminta untuk menjaga urusan kaum muslimin dan membebankan khilafahnya kepada diriku, untuk berupaya menjalankan ketaatan kepada Allah dan ketaatan rasul-Nya di antara kaum muslimin secara umum dan di kalangan Bani Abbas secara khusus. Aku tidak akan menumpahkan darah yang diharam-kan dan tidak akan menghalalkan kehormatan dan harta, kecuali yang telah dibolehkan oleh ketentuan-ketentuan Allah. Aku akan berusaha semaksimal mungkin dan aku pikul janji yang telah kukuat-kan. Dan Allah akan memintai pertanggungjawabannya dariku. Sesungguhnya Allah swt. berfirman, ‘... dan tepatilah janji, sesungguhnya janji itu akan dipertanyakan.’

Jika aku memperbaharui, mengubah, atau mengganti, maka itu lebih pantas bagi orang lain dan aku layak mendapatkan siksa. Aku berlindung kepada Allah dari murka-Nya, dan kepada-Nya aku meng- harap pertolongan dalam melaksanakan ketaatan dan supaya Dia menghalangiku dari berbuat maksiat dalam kemaslahatanku dan kemaslahatan kaum muslimin.

Hanya saja Al- Jâmi‘ah dan Al-Jafr menunjukkan sebaliknya dan aku tidak mengetahui apa yang akan menimpa diriku dan juga kalian. Tiada keputusan (pasti) kecuali milik Allah semata yang memberikan keputusan dengan kebenaran dan Dialah sebaik-baik penengah. Namun demikian, aku akan tetap melaksnakan perintah Amirul Mukminin dan mengedepankan kerelaannya. Semoga allah menjaga diriku dan dirinya, dan aku bersaksi bahwa Allah menyaksi-kan hal tersebut dan cukuplah Dia sebagai saksi.

B AB III: P ASAL K EEMPAT 456

Dan aku telah menulis pernyataan ini dengan tanganku sendiri di hadapan Amirul Mukminin —semoga Allah memanjangkan usia-nya, Fadhl bin Sahl, Sahl bin Fadhl, Yahyâ bin Aktsam, Abdullah bin Thâhir, Tsamâmah bin Asyras, Busyr Bin Al- Mu‘tamir, dan Hammâd bin Nu‘mân, pada bulan suci Ramadhan tahun 201 Hijriah.