Khalifah Utsman

d. Khalifah Utsman

Ketika Utsman mendapat kritikan karena ia telah membebaskan ‘Ubaidillah bin Umar dari hukuman, Al-Qûsyajî berkomentar: “Ia telah

berijtihad dan berpendapat bahwa ia tidak wajib menerima hukuman atas pembunuhan itu, karena hal itu terjadi sebelum dirinya dilantik menjadi

pemimpin.” 2 Ibn Taimiyah juga menjawab bahwa masalah ini termasuk masalah

yang berhubungan dengan konsep ijtihad. 3 Dalam menjawab kritikan bahwa ia telah menolak hukum tersebut, Al-

Mu‘tazilî menukil bahwa para ulama berkata: “Meskipun Rasulullah saw. tidak mengizinkan hukum itu ditolak, namun boleh saja ia (Khalifah Utsman) menolaknya jika ijtihadnya menuntut demikian. Hal itu lantaran seluruh kondisi selalu berubah.” 4

Ibn Taimiyah juga berkomentar: “Hal ini termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah ijtihad.” Ketika menjawab kritikan yang diluntarkan kepada Utsman berkenaan dengan peristiwa yang terjadi antara dia dan Ibn Mas‘ûd, Ibn Taimiyah berkata: “Jika setiap individu dari mereka berdua telah berijtihad dalam setiap pendapat yang diluntarkannya, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya karena kebaikan-kebaikannya dan mengampuni keburukan- keburukannya.”

Ia melanjutkan: “Kadang-kadang seorang imam berijtihad berkenaan dengan (penentuan) sebuah siksa (baca: hukuman) dan ia berhak mendapatkan pahala karena hal itu, dan mereka juga berijtihad dalam seluruh tindakan mereka dan mereka tidak berdosa karena itu, tetapi

1 Hai pemberi kabar kematian Islam, bangunlah dan beritakanlah kematian Islam. 2 Syarah At-Tajrîd, hal. 409; Syarah Nahjul Balâghah, jil. 1, hal. 243. 3 Minhâj As-Sunah, karya Ahmad bin Abdul, hal.îm bin Abdussalâm bin Abdullah bin

Abil Qâsim bin Taimiyah Al-Harrânî Ad-Dimasyqî Al-Hanbalî, founder mazhab Salafiyah (661-728 H.), jil. 3, hal. 203. Para ulama yang hidup satu masa dengannya berfatwa bahwa akidahnya rusak. Penguasa Damaskus memenjarakannya di rumah tahanan Damaskus dan mati di situ. Biografinya terdapat dalam buku Târîkh Ibn Katsîr , jil. 14, hal. 135.

4 Syarah Nahjul Balâghah, karya Ibn Abil Hadîd Hadîd, jil. 1, hal. 233.

86 B AB III: P ASAL K ETIGA

diberikan pahala karena ijtihad mereka itu. Seperti kesaksian Abu Bakrah atas Mughîrah. Sesungguhnya Abu Bakrah adalah seorang sosok yang saleh dan termasuk salah seorang muslim yang baik. Ia mengharapkan keridaan Allah dalam kesaksiannya itu dan meyakini bahwa dirinya akan mendapatkan pahala karena itu. 1 Atas dasar ini, tidak mustahil pengha-jaran Ibn Mas‘ûd dan ‘Ammâr yang telah dilakukan oleh Utsman itu termasuk dalam bab ini. Jika masing-masing orang-orang yang berperang —mungkin— berijtihad ketika melakukan peperangan dan kesalahan mereka akan diampuni, 2 maka orang-orang yang hanya bermusuhan belakan lebih pantas untuk melakukan demikian.” 3

Ketika menjawab kritikan atas Utsman yang telah menambahkan azan ketiga pada hari Jumat, Ibn Taimiyah menjawab bahwa hal ini termasuk masalah yang berhubungan dengan konsep ijtihad. 4

Di dalam Ash- Shawâ‘iq Al-Muhriqah-nya, Ibn Hajar Al-Haitsmî berkata: “Berkenaan dengan Ibn Mas‘ûd, ia sangat menaruh dendam kepada Utsman. Oleh karena itu, kemaslahatan menuntut supaya ia dipecat. 5 Lebih dari itu, seorang mujtahid tidak berhak untuk diprotes berkenaan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan konsep ijtihadnya. Akan tetapi, (sayangnya) orang-orang terlaknat dan para pengkritik tersebut tidak memiliki pemahaman (yang cukup), dan bahkan tidak memiliki akal (yang waras).” 6

Ia melanjutkan: “Penahanan Ibn Mas‘ûd dan pemutusan hubungan dengannya yang telah dilakukan oleh Utsman —sesuai dengan berita yang

telah sampai kepadanya —adalah suatu tindakan yang memang harus dia ambil. Lebih-lebih setiap individu dari mereka berdua adalah seorang

1 Aku tidak tahu apakah pendapat dia tentang Mughîrah dan tentang kesaksian empat orang saksi atas dirinya bahwa ia duduk di antara dua kaki Ummu Jamîl? Apakah ia

akan memandangnya sebagai sosok orang yang telah berijtihad dan berhak mendapatkan pahala atas tindakannya itu lantaran ia adalah sahabat Rasulullah saw?!

2 Meskipun ijtihadnya itu bertentangan dengan nas-nas kitab dan sunah?!

3 Minhâj As-Sunah, jil. 3, hal. 193. Seluruh contoh ijtihad sahabat yang telah disebutkan oleh Ibn Taimiyah dalam rangka membela Utsman ini termasuk dalam

kategori membenarkan klaim sebelum dibuktikan (mushâdarah bi al-mathlûb). 4 Ibid., hal. 204.

5 Kemaslahatan siapa? Kemaslahatan Ibn Mas‘ûd, muslimin, ataukah Bani Umaiyah?! 6 Ash- Shawâ‘iq Al-Muhriqah, karya Ibn Hajar Syihâbuddîn Ahmad bin Muhammad

bin Ali bin Hajar Al-Mishrî Al-Haitsamî Al-Anshârî (909-974 H.), ditinjau ulang oleh Syaikh Abdul Wahhâb Abdul Lathîf, Maktabah Kairo, tahun 1375 H., hal., 111.

B AB III: P ASAL K ETIGA 87

mujtahid. Oleh karena itu, dia tidak berhak dikritik atas tindakan yang telah dilakukannya terhadap yang lain tersebut.” 1

Ketika Utsman dikritik lantaran ia menyempurnakan salat di Mina ketika ia sedang melaksanakan haji, Ibn Hajar berkat: “Masalah ini termasuk masalah yang berhubungan erat dengan konsep ijtihad. Mengkritik hal itu adalah sebuah kebodohan, keburukan, dan kedunguan yang sangat jelas. Karena menurut pendapat mayoritas ulama, mengqashar salat (di Mina) adalah sesuatu yang boleh, bukan wajib.” 2