model yang diuji. Uji chi-square ini biasanya dibandingkan dengan nilai  derajat  bebas  degree  of  freedom  untuk  memperoleh chi-
square relatif.  Model  yang  baik  membutuhkan  nilai chi-square yang lebih kecil daripada nilai derajat bebasnya.
2. P-value
Menurut  Hair et  al. 1998,  nilai p-value diharapkan  untuk  lebih besar  daripada  0,005  atau  0,1  yaitu  uji  tidak  signifikan,  yang
berarti  matriks  input  dan  matriks  estimasi  tidak  berbeda,  maka model  yang  diajukan  cocok. P-value berkisar  antara  0  sampai  1
dan  model  persamaan  struktural  akan  semakin  baik  jika p-value mendekati 1.
3. RMSEA Root Mean Square Error of Apporximation
Menurut  Hair et  al. 1998,  ukuran  kesesuaian yang  lain, yang dapat  digunakan  untuk  mengetahui  kesesuain model  adalah
RMSEA.  Ukuran  ini  mengukur  ukuran  suatu  model  terhadap populasi.  RMSEA  menunjukan  kecocokan  model  yang  dikatakan
baik apabila nilainya kurang dari 0,05, reasonable jika lebih kecil dari 0,08, cukup apabila kurang dari 0,1, dan buruk bila lebih dari
0,1.
2.5. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Andhika  Kesumaningdyah  2010, dalam  skripsinya  yang  berjudul Penerapan  Organisasi  Pembelajar  pada  Lembaga  Penyiaran  Publik  Radio
Republik Indonesia LPP RRI Bogor, menyatakan bahwa secara keseluruhan tingkat  penerapan  dimensi  organisasi  pembelajar  pada  LPP  RRI  menuju
kearah yang lebih baik. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata penerapan  organisasi  pembelajar  pada  LPP  RRI  memiliki  nilai  yang  baik
menurut range result pada learning  organization  profile yang disusun  oleh Marquardt 1996 dan berada diatas rata-rata 500 organisasi yang diteliti oleh
Marquardt. Oleh  karena  itu,  didapatkan  hasil  penelitian  yaitu  tidak  adanya perbedaan  persepsi  antara  karyawan  dengan pimpinan  dalam  menerapkan
organisasi pembelajar yang dilakukan oleh LPP RRI Bogor.
Rini  Natalia 2010,  dalam  penelitiannya  menganalisis  gaya
kepemimpinan  yang  diterapkan  oleh kepala  pimpinan  PT  Taspen  Persero. Gaya kepemimpinan pada PT Taspen memiliki dimensi gaya kepemimpinan
menurut  struktur  tinggi  dan  atas  dasar  pertimbangan  tinggi. Hasil tersebut menunjukan  bahwa  gaya  kepemimpinan  pada  PT  Taspen  sudah  efektif  dan
ideal. Hal ini karena pemimpin PT Taspen telah berhasil mengkombinasikan antara  gaya  kepemimpinan  atas  dasar  pertimbangan  dengan  gaya
kepemimpinan  menurut  struktur.  Untuk  itu,  perlu  dipertahankan  gaya kepemimpinan yang sudah dimiliki karena terbukti efektif dan ideal.
Rahmad  Arief  Priyanto 2007,  dalam  penelitiannya  menganalisis penerapan learning  organization yang  diterapkan  oleh  PT Java  Cell.  Pada
penelitian  tersebut  ditemukan bahwa  penerapan learning  organization pada PT Java  Cell  dinilai  cukup  baik. Namun  demikian,  masih  perlu  perbaikan-
perbaikan, serta ditingkatkan lagi penerapannya agar perusahaan dapat terus berkompetisi dalam dunia bisnis telekomunikasi. Analisis perbedaan persepsi
tidak  menunjukan  nilai  yang  signifikan,  yang  berarti  tidak  ada  perbedaan persepsi tentang penerapan learning organization diantara karyawan. Hal ini
disebabkan  berbagai  hal,  diantaranya  adanya  pengaruh-pengaruh  lain  yang lebih kuat dari pada faktor level jabatan.