Kisi-Kisi Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

Lanjutan Tabel 3 No. Gaya Kepemimpinan Komponen Item 2. Selling Menyampaikan ide dan gagasan. 6 Sosialisasi fungsi dan peranan departemenbiro. 7 Mempertahankan standar kerja. 8 Menjaga hubungan kerja. 9 Motivasi kerja. 10 3. Participating Memberi petunjuk untuk sosialisasi. 11 Mempertimbangkan pendapat karyawan. 12 Melibatkan bawahan dalam pemecahan masalah. 13 Menghargai karyawan secara berlebihan ketika memberikan tugas dan mengevaluasi. 14 Membuat tenang karyawan ketika bekerjasama. 15 4. Delegating Mempercayai keputusan bawahan. 16 Pengambilan keputusan bersama. 17 Menugaskan langsung pada karyawan. 18 Tidak memberikan pengarahan. 19 Tidak tegas dan memakai ide bawahan. 20 Sedangkan kisi-kisi instrumen pada variabel learning organization terdiri dari lima indikator, yaitu dinamika pembelajaran, transformasi organisasi, pemberdayaan pegawai, pengelolaan pengetahuan, dan penerapan teknologi. Kisi-kisi instrumen penelitian dengan variabel learning organization dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Learning Organization No Indikator Komponen Item 1. Dinamika Pembelajaran Mengedepankan diskusi. 21 Peningkatan pembelajaran secara berkelanjutan. 22 Pengembangan kemampuan. 23 Peningkatan pengetahuan disesuaikan dengan kebutuhan. 24 Pengembangan cara kerja yang kreatif. 25 Sistem membantu dalam setiap pengambilan keputusan. 26 Pelatihan mengenai kerjasama tim. 27 Lanjutan Tabel 4 No Indikator Komponen Item 2. Transformasi Organisasi Mendorong rekan kerja untuk meningkatkan pengetahuan. 28 Perbaikan sarana dan prasarana. 29 Pemberian informasi mengenai sistem dan struktur. 30 Ketersediaan informasi yang diperlukan pegawai. 31 Penghargaan atas prestasi pegawai. 32 Umpan balik secara terbuka dan jujur. 33 Koordinasi antar bagian mengenai sasaran dan tujuan. 34 3. Pemberdayaan Pegawai Pemberian kesempatan kepada bawahan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan. 35 Pelimpahan wewenang berjalan selaras. 36 Atasan dan pegawai bekerja sama dalam suatu kemitraan. 37 Pemberikan motivasi dan kesempatan belajar. 38 Pemberian informasi kepada masyarakat. 39 Pelibatan peran semua pihak dalam pelatihan dan pembelajaran. 40 Proaktif mencari mitra kerja untuk suatu pembelajaran. 41 4. Pengelolaan Pengetahuan Pegawai berusaha mendapatkan informasi. 42 Memfasilitasi kemudahan mendapatkan informasi bagi semua pegawai, baik sistem, prosedur dan perangkatnya. 43 Pegawai dilatih berfikir kreatif dan terampil mengerjakan tugas. 44 Memfasilitasi serta memberi kemudahan bagi yang memerlukan pengetahuan. 45 Pegawai mengerti perlunya belajar. 46 Penyebaran informasi dalam kelompokbagian. 47 Pada setiap bagian diberi motivasi dan kesempatan belajar. 48 5. Penerapan Teknologi Setiap pegawai mampu mengakses informasi dengan cepat. 49 Ketersediaan fasilitas alat elektronik di ruang kerja dan rapat. 50 Lanjutan Tabel 4 No Indikator Komponen Item 5. Penerapan Teknologi Karyawan diberi kesempatan dan bimbingan aplikasi komputer dalam suatu pembelajaran. 51 Melakukan modifikasi suatu pembelajaran yang cepat dan menyeluruh berbasis teknologi tinggi untuk pelatihan. 52 Perusahaan memiliki sistem pendukung elektronik untuk mempermudah pembelajaran. 53 Pegawai bisa mengakses data yang dibutuhan. 54 Penyediakan perangkat lunak software untuk membuat, menyimpan dan menyebarkan informasi yang tepat dengan kebutuhan. 55

3.8. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah teknik structural equation modeling. Secara umum, fungsi SEM terbagi menjadi dua: 1. Mengestimasi beberapa persamaan yang saling berhubungan secara simultan Structural Model. 2. Mempresentasikan variabel konstruk berdasarkan Variabel Observed Measurement Model. Aplikasi dari model SEM ini menggunakan software LISREL 8.30 for Windows. Model LISREL terdiri dari dua bagian. Pertama, model pengukuran yang menerangkan keterkaitan variabel laten dengan indikator- indikatornya. Kedua, model struktural yang menjelaskan hubungan antar variabel laten. Menurut Kline 1998, terdapat dua tahap permodelan dalam SEM. Pertama, membentuk sebuah model pengukuran untuk semua indikator yang terlibat. Jika model pengukuran dapat diterima, dilanjutkan dengan langkah selanjutnya. Kedua, menyusun model struktural. Kedua langkah tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi model. Setelah model teridentifikasi, dilanjutkan dengan pemilihan model terbaik dengan mengikuti langkah- langkah berikut: 1. Spesifikasi model berdasarkan kerangka pemikiran teoritis. 2. Evaluasi model yang bertujuan melihat apakah model sudah cukup layak. Apabila model layak, maka dapat dilanjutkan ke langkah 3, selanjutnya kembali ke langkah 1. 3. Penilaian validitas dan kehandalan dari indikator-indikator yang terlibat dalam model. Jika indikator-indikator tersebut dinyatakan valid dan handal maka diputuskan bahwa model tersebut cukup baik dalam menyajikan data, dan selesai. Selanjutnya kembali ke tahap 1. Langkah pertama dalam menafsirkan atau mengevaluasi model yang dihasilkan adalah menilai apakah model tersebut layak atau belum. Kelayakan model dilihat berdasarkan ukuran uji kelayakan model yang telah ditetapkan. Uji kelayakan model dilakukan untuk menilai kecocokan dan konsistensi model yang digunakan terhadap data yang dikumpulkan. Apabila model yang akan digunakan tidak cocok atau tidak konsisten terhadap data yang dikumpulkan, maka perlu dicari penyebabnya. Setelah ditemukan penyebab ketidakcocokan tersebut, langkah selanjutnya adalah memodifikasi model agar diperoleh kecocokan dengan data. Modifikasi dapat dilakukan melalui penghapusan indikator yang tidak signifikan, penambahan indikator atau perubahan jalur keterhubungan dalam model. Jika model cocok dengan data, tidak berarti bahwa model tersebut adalah model yang terbaik. Karena pengujian kecocokan tersebut menggunakan ukuran goodness of fit GOF. Apabila menguji model menggunakan ukuran goodness of fit GOF maka akan ditemukan banyak model lain yang mempunyai kecocokan sebaik model tersebut Joreskog Sorborn, 1996. Tidak ada pengujian yang mutlak dalam menilai GOF. Hal ini karena LISREL menyajikan banyak tipe ukuran GOF yang bisa dipertimbangkan. Dalam penelitian ini digunakan tiga uji kelayakan model, diantaranya nilai p-value, RMSEA, dan perbandingan antara chi-square dan df. Hal ini sesuai dengan pendapat Jaccard Wan dalam Garson 2000 yang menyarankan untuk menggunakan ukuran paling sedikit tiga uji kelayakan model.