Orientasi karyawan
adalah perilaku
pemimpin yang
menekankan pemberian motivasi kepada bawahan dalam proses pengambilan
keputusan yang
terkait dengan
tugasnya dan
mengembangkan hubungan yang bersahabat dan saling menghormati antar anggota kelompok Gitosudarmo dan Sudito, 2000.
2.2.5 Dimensi Gaya Kepemimpinan
Hersey dan Blanchard 1982 membagi kecenderungan gaya kepemimpinan ke dalam empat dimensi, yaitu:
1. Gaya Kepemimpinan Telling Gaya kepemimpinan yang ditandai perilaku pemimpin yang tidak
mempercayai bawahannya dan banyak memberikan instruksi kepada bawahan untuk melakukan segala sesuatu yang harus
dilakukan tanpa memperhatikan kualitas hubungan antar pribadi dengan bawahannya.
Menurut Siagian 2005, dalam hal pengambilan keputusan, seorang pemimpin yang menerapkan gaya
ini akan bertindak sendiri kemudian memberitahukan kepada bawahannya bahwa ia telah mengambil keputusan tertentu dan
bahwa bawahannya itu hanya berperan sebagai pelaksana karena mereka tidak dilibatkan sama sekali dalam proses pengambilan
keputusan. 2. Gaya Kepemimpinan Selling
Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan tingginya tuntutan menyelesaikan tugas tetapi pemimpin juga sangat memperhatikan
kualitas hubungan dengan bawahannya. Menurut Handoko 1995 gaya kepemimpinan selling dalam penyelesaian pekerjaannya
selalu menitikberatkan pada dedikasi karyawan. 3. Gaya Kepemimpinan Participating
Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku pemimpin yang lebih banyak memfokuskan perhatian pada kualitas hubungan dan
kurang memperhatikan penyelesaian tugas-tugas.
4. Gaya Kepemimpinan Delegating Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan tingkat kepercayaan yang
tinggi dari pemimpin kepada bawahan untuk melaksanakan tugas sendiri dengan sedikit pengarahan dan sedikit sekali kualitas
hubungan antar personalnya.
2.3. Learning Organization
2.3.1 Definisi Learning Organization
Marquardt 1996, menyatakan bahwa pembelajaran dalam organisasi memfokuskan diri pada karakteristik, prinsip-prinsip dan
sistem dari suatu organisasi yang belajar secara kolektif. Sedangkan learning organization mengarah kepada tingkat penguasaan dan proses
pengembangan pengetahuan. Selanjutnya menurut Schwandt dalam Marquardt dan Reynold 1996 memberikan definisi
learning organization diartikan sebagai suatu sistem dari tindakan-tindakan
para pelaku, simbol-simbol dan proses yang merubah informasi ke dalam pengetahuan yang bernilai pada gilirannya akan mengubah
kapasitasnya melalui proses perjalanan panjang dari penyesuaian diri. Senge dalam Marquardt dan Reynold 1996 memberikan
definisi learning organization sebagai organisasi yang anggotanya secara terus-menerus memperluas kapasitasnya demi terciptanya hasil
yang benar-benar diinginkan bersama. Sejalan dengan Senge, Sangkala 2007 memberikan definisi learning organization sebagai perusahaan
yang terus-menerus mengubah dirinya agar lebih baik dalam mengelola pengetahuan dan pemahaman baru yang dihasilkan melalui
perubahan dalam bentuk perilaku dan tindakan.
2.3.2 Karakteristik Learning Organization
Organisasi yang
telah menerapkan
konsep learning
organization seperti yang dikatakan Moris dalam Marquardt dan Reynold 1996 memiliki ciri-ciri sebagai berikut: