internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis, sedangkan
faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental.
a. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan siswa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor lingkungan alam non sosial dan faktor lingkungan sosial.
Yang termasuk faktor lingkungan alam non sosial ialah seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu, letak gedung
sekolah, dsb. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. b.
Faktor instrumental Faktor instrumental ini terdiri dari gedungsarana fisik kelas,
saranaalat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulummateri pengajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
c. Faktor internal siswa
Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi
kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama
penglihatan dan pendengaran.
Adapun faktor
psikologis yang
akan mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa adalah faktor: minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti: kemampuan
persepsi, ingatan, berpikir, dan kemampuan dasar pengetahuan bahan appersepsi yang dimiliki siswa.
14
7. Pengembangan Disiplin dalam Belajar Mengajar
Secara etimologis
disiplin berarti
to learn
belajar.Jadi pengembangan konsep disiplin melalui belajar mengajar dimaksudkan
14
M. Alisuf Sabri, Op. Cit, h. 59-60
bahwa melalui belajar mengajar anak dapat mengembangkan disiplin diri
sendiri.
Dalam bukunya Pedagogy of apprised, Paule Preire mengungkapkan sikap pendidik dalam menciptakan komunikasi semu dan komunikasi
kreatif. Komunikasi semu akan timbul atas dasar paksaan. Hal itu nampak
dalam situasi mengajar sebagai berikut: a.
Guru mengajar siswa belajar b.
Guru mengetahui segala-galanya dan siswa tidak mengetahui apa-apa c.
Guru berpikir siswa yang dipikirkan d.
Guru berbicara dan siswa mendengarkan dengan setia. e.
Guru memilih dan memaksakan pilihannya siswa menurut serta menyesuaikan dirinya dengan pilihan guru
f. Guru mendisiplinkan dan siswa didisiplinkan
g. Guru berinteraksi dan murid menyangka telah berinteraksi bila dia
meniru aksi guru h.
Guru memilih isi program dan siswa yang tidak diminta pertimbangan menyesuaikan dirinya
i. Guru mencampuradukkan otoritas ilmu pengetahuan dengan
kebebasan siswa j.
Guru merupakan subyek dan si terdidik merupakan obyek Sebaliknya dijelaskan pula bahwa komunikasi yang kreatif dan
disiplin yang timbul dari komunikasi dialogis. Wujud komunikasi dialogis itu sebagai berikut:
a. Guru belajar dari siswa dan siswa belajar dari guru
b. Guru menjadi partner atau rekan bagi siswa yang melibatkan diri serta
merangsang daya kritis; kreatif serta selektivitas siswa. Ini yang disebut proses saling memanusiawikan.
c. Manusia dapat mengembangkan dirinya dan kemampuannya untuk
mengerti secara kritis mengenai dirinya sendiri dan dunianya.
Cara ini selalu menyimakkan rahasia realitas yang menentang manusia dan kemudian menuntut sesuatu terhadap tantangan tersebut.
Respon tersebut membawa manusia dedikasi yang seutuhnya. Jadi dari uraian di atas dapat terlihat bahwa disiplin tidaklah
sekedar tata aturan belaka, tetapi maknanya menyentuh hakekat kemanusiaan. Oleh karena itu konsep dasar bagi disiplin adalah
mengungkap penyedaran diri sebagai pribadi yang utuh yang sadar akan hidup bersama itu harus ada normanya.
Implikasi dari dasar penilaian ini maka semua tata tertib sebaiknya tidak diterima saja tetapi harus mengerti mengapa harus demikian.
15
Pengembangan disiplin dalam belajar mengajar lebih menekankan pada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh anak sehingga mereka
dapat mengembangkan disiplin diri sendiri.
B. Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer dan Stone 1966:3 mengemukakan
bahwa guidance berasal dari kata guide yang meempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer, artinya: menunjukkan mengarahkan, menentukan,
mengatur, atau mengemudikan. Victoria Neufeldt, Ed., 1988:599.
16
Rochman Natawidjaja 1987:37 mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan umumnya.
17
15
Piet A. Sahertian, Op. Cit, h. 128-129.
16
Anas Salahudin, Bimbingan Konseling, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010, h. 13.
17
Syamsu Yusuf Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h.6.