Prinsip bimbingan dan konseling

15. Karena pembimbing berhubungan secara langsung dengan masalah- masalah pribadi seseorang maka pembimbing harus dapat memegang teguh kode etik bimbingan dan konseling. 45 Dari keseluruhan prinsip yang telah dipaparkan, penulis dapat mengambil kesimpulan prinsip dalam bimbingan konseling adalah aspek- aspek yang harus dipegang teguh oleh konselor demi perkembangan anak atau individu agar segala langkah-langkah bimbingan dan konseling sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.

C. Kontribusi Layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling 1.

Layanan Bimbingan dan Konseling Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan klien, dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran layanan itu. Kegiatan yang merupakan layanan itu mengemban fungsi tertentu dan pemenuhan fungsi tersebut serta dampak positif layanan yang dimaksudkan diharapkan dapat secara langsung dirasakan oleh sasaran klien yang mendapatkan layanan tersebut. 46 a. Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik terutama orang tua memahami lingkungan seperti sekolah yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini. 47 45 Bimo Walgito, Bimbingan Konseling, Yogyakarta: Andi Offset, 2010, h. 30-36. 46 Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2000, h.35. 47 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008. h.60. b. Layanan informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik klien menerima dan memahami berbagai informasi seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik klien c. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat misalnya penempatanpenyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusanprogram studi, program latihan, magang, kegiatan koekstra- kurikuler sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya. d. Layanan bimbingan belajar pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian. 48 e. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik klien mendapatkan layanan langsung tatap muka secara perorangan dengan Guru Pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. f. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu terutama Guru Pembimbing danatau membahas secara bersama-sama pokok bahasan topik tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-haru danatau untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun 48 Ibid, h.62. sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan danatau tindakan tertentu. g. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling peserta didik klien memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Berdasarkan pada fungsi dan prinsip bimbingan, maka kerangka kerja layanan bimbingan dan konseling itu dikembangkan dalam suatu program bimbingan dan konseling yang dijabarkan dalam empat kegiatan utama yaitu: pertama, layanan dasar bimbingan, kedua, layanan responsif, ketiga, layanan perencanaan individual, dan keempat, dukungan sistem. a. Layanan dasar bimbingan, untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan peserta didik. b. Layanan responsif, untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif. c. Layanan perencanaan individual, bertujuan untuk membantu seluruh peserta didik membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir, dan sosial pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini untuk membantu peserta didik memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencananya itu atas dasar hasil pemantauan dan pemahamannya itu. d. Dukungan sistem, yaitu kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahlipenasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian, dan pengembangan. 49 Dalam konteks pelayanan BK, manajemen pelayanan BK dapat berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktivitas-aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling dan penggunaan sumber daya-sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen pelayanan BK juga bisa berarti bekerja dengan orang- orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan pelayanan bimbingan dan konseling dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan planning, pengorganisasian organizing, penyusunan personalia staffing, pengarahan dan kepemimpinan leading,dan pengawasan controlling.Pelayanan bimbingan dan konseling meniscayakan manajemen agar tercapai efesiensi dan efektivitas serta tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. 50

2. Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

Selain kegiatan layanan tersebut di atas, dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan lain, yang disebut kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung pada umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien, melainkan untuk memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan atau komitmen yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik klien. Kegiatan pendukung ini pada umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan sasaran layanan. Di sekolah sejumlah kegiatan pendukung yang pokok adalah sebagai berikut. 49 Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP, Jakarta: PT. Grasindo, 2005. h. 18-19. 50 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, h.272-273.

Dokumen yang terkait

PERANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM PENINGKATAN KUALITAS IBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH Peranan Bimbingan Konseling Dalam Peningkatan Kualitas Ibadah Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2014/20

0 4 16

PERANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM PENINGKATAN KUALITAS IBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH Peranan Bimbingan Konseling Dalam Peningkatan Kualitas Ibadah Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2014/20

0 6 17

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH Fungsi Bimbingan Konseling Islami dalam Pembinaan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Delanggu Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 18

STRATEGI KONSELOR DALAM MENANGANI SISWA BERMASALAH PADA PROSES BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Kajian Pragmatik).

0 2 32

PENGEMBANGAN PANDUAN LAYANAN KESIAPAN KERJA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MENGGUNAKAN TEKNIK GOALSETTING UNTUK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK).

0 1 17

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR YANG DIALAMI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA.

0 1 126

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN.

0 0 200

Hubungan peran guru bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar siswa sekolah menegah kejuruan

0 0 6

Kontribusi Dukungan Orangtua dan Persepsi Siswa tentang Disiplin Belajar terhadap Perilaku Membolos serta Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 10

HUBUNGAN DISIPLIN SISWA DENGAN MOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 8 JAKARTA SELATAN - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9