Dukungan sistem yaitu adanya buku penghubung yang bersifat pendataan diri siswa dan pemanggilan orangtua.
26
Kemudian dukungan sistem juga berupa kerjasama dengan semua pihak terutama guru BP,
Pembina OSIS, guru piket dan juga ketua kelas kemudian satpam, semuanya berkaitan satu sama lain.
27
Berdasarkan hasil data diatas, penulis menyimpulkan bahwa dukungan sistem sudah memadai guru BK untuk memperbaharui
pengetahuan dan keterampilannya. Guru BK di SMKN 59 Jakarta telah mengembangkan kualitas layanannya dengan mengikuti kegiatan pelatihan
melalui berbagai divisi dalam organisasi profesi dan aktif dalam kegiatan- kegiatan ilmiah seperti lokakarya, pelatihan, seminar, workshop. Saat ini
guru BK di SMKN 59 Jakarta sedang melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi Pascasarjana sebagai bentuk proses pengembangan
profesinya.
e. Pendidikan Karakter dalam Membentuk Disiplin
Mulai tahun 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter. Nilai karakter yang terkandung
dalam pendidikan karakter bangsa yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung
jawab, berani, dan kritis. Agar siswa lebih disiplin dalam belajar, siswa harus mempunyai
motivasi dan kerja keras dalam belajar baik itu di sekolah maupun di rumah. Kerja keras sendiri merupakan salah satu nilai karakter yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar. Menurut Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran
26
Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno Guru BPBK SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014.
27
Hasil wawancara dengan Bapak Sukarno Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, SMKN 59 Jakarta, 28 November 2014.
mengatakan bahwa: “Motivasi itu biasanya datang dalam diri sendiri ya, biasanya saya berusaha untuk memotivasi siswa dengan memberikan video
dan games-games edukatif dalam belajar terutama video yang memotivasi sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar.
” Dalam membentuk disiplin sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain
merupakan nilai karakter yang paling utama dalam membentuk pribadi individu. Di sekolah nilai religius sebagaimana dijelaskan oleh Firman
Firdaus yang mengatakan bahwa: “Ya misalkan untuk membentuk sikap dan perilaku religius, setiap hari jumat anak perempuan selalu mengikuti
keputrian saat siswa laki-laki shalat jumat, setiap pagi sebelum KBM juga ada kegiatan baca Al-Quran bersama.
” Kemudian nilai karakter yang selalu ditekankan sebagai perilaku
yang didasarkan pada menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan yaitu nilai kejujuran.
Dalam nilai kejujuran, Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran mengatakan bahwa: “Saat saya memberikan tugas mata pelajaran
kewirausahaan yaitu tugas product selling dalam pembuatan proposal dan pengajuan proposal harus ada rincian anggaran yang sesuai, siswa dituntut
untuk jujur dalam hal tersebut. ”
Ya biar siswa jujur biasanya saat mata pelajaran saya terkait dengan tugas product selling siswa secara berkelompok saling berdiskusi
membicarakan product yang akan mereka jual di sekolah. Dalam diskusi itu kan siswa saling mengutarakan pendapat mereka dan mereka harus
menghargai pendapat satu sama lain. Untuk membentuk disiplin siswa yaitu berupa tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran mengatakan bahwa:
“Biasanya biar siswa lebih disiplin itu saya mengadakan razia saat jam belajar. Saya menerapkan sanksi poin kepada siswa yang melanggar
seperti makan saat jam belajar atau pulang sebelum bel sekolah berbunyi ya maka siswa tersebut akan saya kenakan sanksi poin pelanggaran
” Banyaknya kasus-kasus yang terjadi di sekolah seperti kurang
disiplin disebabkan karena runtuhnya karakter diri yang dimiliki oleh para siswa. Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut
adalah dengan memperbaiki karakter dari masing-masing individu, melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter seharusnya dimulai sejak dini,
mulai dari Play Group hingga perguruan tingi. Di sekolah pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui pembelajaran di kelas dan
melalui kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu pihak sekolah harus dapat bekerja sama dengan orang tua agar penanaman pendidikan karakter dapat
terlaksana dengan optimal. Untuk membentuk disiplin belajar di sekolah harus ada
pembentukan karakter melalui sikap mandiri dan tanggung jawab siswa dalam belajar sehingga terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan.
Menurut Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran mengatakan bahwa: “Ya, menanamkan sikap mandiri yaitu dengan saat kerja kelompok dan
mengerjakan tugas, pasti di dalam kelompok itu tiap-tiap individu mempunyai tanggung jawab masing-masing. Tanggung jawab setiap
individu dalam kerja kelompok akan menimbulkan sikap mandiri dalam diri siswa tersebut untuk mengerjakan tugas yang memang sudah di bagi-
bagi per individu dalam kelompok tersebut.” Untuk membentuk karakter yang baik dalam diri siswa, sekolah
harus menanamkan sikap peduli lingkungan dan sikap peduli sosial. Menurut Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran, mengatakan bahwa:
“Sikap peduli lingkungan ya dengan mengadakan piket kelas setiap harinya, kemudian setiap hari jumat selalu mengadakan “jumat bersih”
sehingga siswa lebih peduli terhadap kebersihan lingkungannya. Sekolah mengembangkan sikap peduli sosial kepada siswa misalkan setiap