serta disiplin dalam bertata krama dengan seluruh warga sekolah. Disiplin membantu anak untuk menyadari apa yang diharapkan oleh lingkungannya
dan bagaimana mencapai apa yang diharapkan orang lain dari dirinya.
3. Fungsi Disiplin
Berikut ini merupakan
fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u yaitu: a.
Menata kehidupan bersama, disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara
menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku. Ketaatan dan kepatuhan itu membatasi dirinya merugikan pihak lain, tetapi
hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. b.
Membangun kepribadian, pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, lingkungan
pergaulan, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak
bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin, seseorang dibiasakan mengikuti, mematuhi, menaati aturan-
aturan yang berlaku. Kebiasaan itu, lama-kelamaan masuk ke dalam dirinya sehingga akhirnya menjadi milik kepribadiannya.
c. Melatih kepribadian, sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik
dan berdisiplin tidak terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu
panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
d. Pemaksaan, faktor yang mendorong terbentuknya kedisiplinan yaitu
dorongan dari dalam terdiri dari pengalaman, kesadaran, dan kemauan untuk berbuat disiplin dan dorongan dari luar perintah,
larangan, pengawasan, pujian, ancaman, ganjaran. Disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Dikatakan
terpaksa, karena melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa takut dan ancaman sanksi disiplin.
e. Hukuman, ancaman sanksihukuman sangat penting karena dapat
memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya, tanpa ancaman hukumansanksi, dorongan ketaatan dan
kepatuhan dapat diperlemah. Sanksi itu diharapkan mempunyai nilai pendidikan. Artinya, siswa menyadari bahwa perbuatan yang salah
akan membawa akibat yang tidak menyenangkan dan harus ditanggung olehnya.
f. Menciptakan lingkungan kondusif, disiplin sekolah berfungsi
mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah,
yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan- peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian di implementasikan
secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram, tertib dan
teratur.
5
4. Ciri-Ciri Disiplin
Menurut Oteng Sutisna, “suatu syarat mutlak bagi disiplin positif ialah mengkomunikasikan syarat-syarat pekerjaan dan peraturan-peraturan
kepada seluruh anggota. Setiap orang harus mengetahui apa yang diharapkan oleh manajemen dan atasan langsungnya dari dirinya. Standar
perbuatan yang diharapkan itu biasanya meliputi hal-hal seperti kehadiran yang baik, pemberitahuan bila tak hadir yang bisa dibenarkan, ketepatan
dalam waktu, kerja sama dengan atasan dan kawan sekerja, standar-standar sopan santun dan kesusilaan.”
6
Adapun ciri-ciri kedisiplinan yang ada di sekolah, sebagai berikut: a.
Patuh pada peraturan sekolah. b.
Teratur dalam kelas c.
Harus tiba pada waktu yang telah ditetapkan
5
Tulus Tu’u, Op. Cit, h. 38-43.
6
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan dasar teoritis untuk praktik profesional, Bandung: Angkasa, 1993, h.111.