Penanganan masalah siswa yang dirasa sudah terlalu berat dan memiliki catatan kasus yang sudah cukup banyak dalam pengumpulan data siswa
bermasalah tersebut akandiupayakan tindak lanjutnya.
b. Layanan Responsif
Layanan responsif digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang bersifat preventif dan kuratif. Tugas guru BK di SMKN
59 Jakarta yaitu membantu proses pengenalan diri oleh peserta didik beserta peluang dan tantangan yang ditemukannya dalam lingkungan,
sehingga peserta didik mandiri mengambil keputusan penting perjalanan hidupnya belajar, pribadi, sosial, dan karir dalam rangka mewujudkan
kehidupan yang produktif, sejahtera, dan bahagia serta peduli kepada kemaslahatan umum, melalui pendidikan.
Layanan responsif di SMKN 59 Jakarta terdiri dari konseling individual dan kelompok, referal rujukanalih tangan, kolaborasi guru
mata pelajaranwali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolahmadrasah, konsultasi, konferensi kasus,
kunjungan rumah.
1. Konseling Individual dan Kelompok
Konseling individual dan kelompok merupakan layanan responsif yang ditujukan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
dan hambatan dalam mencapai tugas perkembangannya. Melalui konseling, peserta didik konseli dibantu untuk menyelesaikan masalah
dengan tepat. Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan konseling individual dan kelompok, menurut Bapak Ramli untuk mendukung
program kerja BK, beliau mengatakan bahwa: “Jelas fasilitas itu sendiri misalnya fasilitas konsultasi, jadi silahkan jam berapapun siswa bisa
konsultasi, kemudian BK juga mendampingi untuk mengatasi berbagai masalah.”
7
Sedangkan menurut Bapak Sudik Prayitno mengatakan bahwa:
7
Hasil wawancara dengan Bapak Ramli Kepala Sekolah SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014.
“kalau secara umum sih untuk tahun ajaran ini ya hampir 50 layanan sudah dimanfaatkan, karena jumlah 390an siswa yang melayani BK-nya
cuma satu, saya sendiri kewalahan. Tapi dari keseluruhan sejumlah 200 orang sudah memanfaatkan konseling individu.”
8
Berdasarkan hasil data diatas, penulis menyimpulkan konseling individu dilakukan dengan fasilitas konsultasi yang telah disediakan
sekolah untuk siswa, jadi jam berapapun siswa bisa konsultasi dengan guru BK mengenai permasalahan individu siswa kemudian diselesaikan dengan
konseling individu. Untuk konseling kelompok guru BK masuk ke kelas- kelas untuk membantu siswa-siswa yang mengalami hambatan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangannya.
2. Layanan Referal RujukanAlih Tangan
Layanan referal rujukanalih tangan merupakan salah satu layanan yang dilakukan apabila konselor merasa kurang memiliki
kemampuan untuk
menangani masalah
konseli maka
dia mereferalmengalihtangankan konseli kepada pihak lain yang berwenang.
Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan layanan referalalih tangan, menurut Bapak Sukarno selaku wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan apabila menghadapi kasus penanganan siswa yang kurang disiplin, beliau mengatakan bahwa: “Tergantung kasusnya, misalkan
pelanggaran berat langsung dikeluarkan misalnya minum-minuman keras, narkoba itu ya saya langsung keluarkan, tawuran langsung dikeluarkan.
Siswa yang keluar kelas itu diperingatkan, kan pertama kali guru yang bersangkutan dulu menangani kalau tidak bisa diserahkan ke wali kelas,
kalau wali kelas tidak bisa yang menangani BP. Kalau BP gagal menangani baru saya sebagai kesiswaan yang menangani kasusnya.”
9
Berdasarkan data hasil wawancara, penulis menyimpulkan bahwa apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani
8
Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno Guru BK SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014.
9
Hasil wawancara dengan Bapak Sukarno Wakil Kepala Sekolah SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014.
masalah yang cukup berat maka konselor mengalihtangankan kasus tersebut ke Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan untuk diselesaikan
masalahnya lebih lanjut apakah siswa tersebut harus tetap dipertahankan dengan syarat menandatangani surat perjanjian dan tidak akan mengulangi
pelanggaran, atau akan mendapatkan sanksi dirumahkan atau dikeluarkan apabila tidak ada perubahan pada diri siswa yang melanggar aturan
sekolah tersebut.
3. Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran Wali Kelas
Kolaborasi dengan guru mata pelajaranwali kelas merupakan layanan responsif yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang
peserta didik baik itu prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya. Kolaborasi guru BK di SMKN 59 Jakarta dalam penanganan siswa yaitu
sebagaimana yang diungkapkan Ibu wiwik yang mengatakan bahwa: “bentuk kerjasama ya ada, penanganan siswa. Tindak lanjut 3x berturut-
turut melakukan pelanggaran dilakukan penanganan berupa pemanggilan orang tua.
10
” Sedangkan menurut Bapak Sudik Prayitno selaku guru BK yang
bekerjasama dengan guru mata pelajaran, beliau mengatakan bahwa: “Ada, kerjasama bentuknya misalkan pelajaran produktif pemasaran ada siswa
yang masuk tapi tidak masuk jam pelajaran tersebut. Di selesaikan dengan home visit oleh guru BK atas rekomendasi wali kelas dan guru mata
pelajaran, orangtua dipanggil ke sekolah.”
11
Hal senadapun diungkapkan Bapak Tomi Sukito selaku guru produktif pemasaran dan wali kelas, beliau mengatakan bahwa: “Dalam
mengatasi permasalah siswa kita panggil siswa yang bermasalah alasannya apa, kita mencari solusinya dengan BK mau diapakan. Kan dia mau kesini
tujuannya juga mau belajar tidak mungkin kita marahi. Anaknya kita
10
Hasil wawancara dengan IbuWiwik Wijayanti Guru Piket SMKN 59 Jakarta, 28 November 2014.
11
Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno Gur`u BPBK SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014