Pengertian Bimbingan dan Konseling

berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseliklien. Dari keseluruhan pemaparan pengertian konseling, penulis menyimpulkan, konseling adalah usaha membantu pemecahan masalah klien secara bertatap muka agar masalah yang dihadapi dapat terselesaikan. Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia sering menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti dalam kehidupannya.Persoalan yang satu dapat diatasi, timbul persoalan lain. Persoalan lain dapat diatasi timbul pula persoalan lain; demikian seterusnya. 26 Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai seperangkat program pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok untuk membantu peserta didik melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal, serta membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya. 27 Dari pengertian bimbingan dan konseling yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat dinyatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seseorang yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat. Dari keseluruhan pengertian bimbingan dan konseling, penulis menyimpulkan bimbingan konseling adalah suatu pemberian bantuan kepada individu secara terus menerus dan sisstematis dengan suatu penyelesaian masalah sesuai keadaan klien demi mencapai kesejahteraan. 26 Anas Salahudin, Op. Cit, h. 18. 27 Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, Jakarta: PT.Indeks, 2011. h. 28.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan umum pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri karena bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. Adapun tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 dijelaskan bahwa : Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 28 Adapun tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah-masalah inidividu bermacam ragam jenis, intensitas, dan sangkut-pautnya, serta masing- masing bersifat unik. Oleh karena itu tujuan khusus bimbingan dan konseling untuk masing-masing individu bersifat unik pula. Tujuan bimbingan dan konseling untuk seorang individu berbeda dari dan tidak boleh disamakan dengan tujuan bimbingan dan konseling untuk individu lainnya. 29 Tujuan khusus bimbingan dan konseling di sekolah, diuraikan H.M. Umar, dkk., 1998:20-21 sebagai berikut: a. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada. b. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti. 28 Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah ,Undang-undang RI No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta: tnp, 2003. 29 Prayitno Erman Amti, Op. Cit, h. 114. c. Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan. d. Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat. e. Membantu siswa-siswa untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental, dan sosial. 30 Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk: a. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugasnya, b. Mengenal dan memahami potensi-potensi yang ada di lingkungannya, c. Mengenal dan memahami tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut, d. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri, e. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat. 31 Berdasarkan keseluruhan tujuan bimbingan dan konseling tersebut, penulis menyimpulkan tujuan bimbingan konseling adalah untuk membantu individu dalam membuat pilihan secara komprehensif di situasi-situasi tertentu demi perkembangan pribadi siswa.

3. Fungsi Bimbingan dan konseling

Uman Suherman 2008 menyatakan bahwa dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolahmadrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum perundang-undangan atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik, yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau 30 Anas Salahudin, Op. Cit, h. 22-23. 31 Anak Agung Ngurah Adhiputra, Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013. h.13-14. mencapai tugas-tugas perkembangannya menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual. 32 Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan dapat dikelompokkan menjadi lima fungsi pokok, yaitu: a. Fungsi pemahaman Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, pemahaman itu meliputi: 1. Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan Guru Pembimbing. 2. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik termasuk di dalamnya lingkungan keluarga dan sekolah, terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan Guru Pembimbing. 3. Pemahaman tentang lingkungan “yang lebih luas” termasuk di dalamnya informasi pendidikan, informasi jabatanpekerjaan, dan informasi sosial dan budayanilai-nilai, terutama oleh peserta didik. 33 b. Fungsi Pencegahan Bagi konselor profesional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan untuk menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi perkembangan individu, upaya pencegahan tidak sekadar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah suatu keharusan yang bersifat etis Horner McElhaney, 1993. Oleh karena itu, pelaksanaan fungsi pencegahan bagi konselor merupakan bagian dari tugas kewajibannya yang amat penting. 32 Anas Salahudin, Op. Cit, h. 24. 33 Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2000, h. 25. c. Fungsi Pengentasan Fungsi pengentasan melalui layanan bimbingan dan konseling berdimensi luas. Pelaksanaannya tidak hanya melalui bentuk layanan konseling perorangan saja, tetapi dapat pula dengan menggunakan bentuk-bentuk layanan lainnya, seperti konseling kelompok, program- program orientasi dan informasi serta program-program lainnya yang disusun secara khusus bagi klien. Untuk semuanya itu konselor dituntut menguasai dengan sebaik-baiknya teori dan praktek bimbingan dan konseling. d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian, siswa dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan bimbingan dan pendukung bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung di dalam masing-masing fungsi bimbingan dan konseling. 34 e. Fungsi advokasi Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana yang terkandung di dalam masing- masing fungsi tersebut. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan 34 Dewa Ketut Sukardi, Op. Cit, h.43.

Dokumen yang terkait

PERANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM PENINGKATAN KUALITAS IBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH Peranan Bimbingan Konseling Dalam Peningkatan Kualitas Ibadah Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2014/20

0 4 16

PERANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM PENINGKATAN KUALITAS IBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH Peranan Bimbingan Konseling Dalam Peningkatan Kualitas Ibadah Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2014/20

0 6 17

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH Fungsi Bimbingan Konseling Islami dalam Pembinaan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Delanggu Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 18

STRATEGI KONSELOR DALAM MENANGANI SISWA BERMASALAH PADA PROSES BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Kajian Pragmatik).

0 2 32

PENGEMBANGAN PANDUAN LAYANAN KESIAPAN KERJA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MENGGUNAKAN TEKNIK GOALSETTING UNTUK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK).

0 1 17

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR YANG DIALAMI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA.

0 1 126

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN.

0 0 200

Hubungan peran guru bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar siswa sekolah menegah kejuruan

0 0 6

Kontribusi Dukungan Orangtua dan Persepsi Siswa tentang Disiplin Belajar terhadap Perilaku Membolos serta Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 10

HUBUNGAN DISIPLIN SISWA DENGAN MOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 8 JAKARTA SELATAN - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9