Kolaborasi dengan Pihak-Pihak Terkait Diluar Sekolah Data Hasil Angket

apakah ada perubahan bermanfaat saat kelulusan. Harus terukur, kita ada laporan kegiatannya juga dengan pemanggilan dan tanda tangan.” 22 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ramli selaku Kepala sekolah terkait dengan layanan perencanaan individual dan penyaluran, beliau mengatak an bahwa: “BK secara formal mempunyai hubungan dengan pihak luar berupa tes IQ setiap tahun ada, BK juga membantu anak-anak untuk magang. Jadi BK ini membantu anak-anak agar proses magang disana mempunyai psikologis yang baik, kejiwaan yang baik.” 23 Fungsi BK di SMKN 59 Jakarta dalam perencanaan individual terutama dalam peminatan peserta didik yaitu: a. Memahami diri tentang potensi diri, peminatan belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan dan peluang pengembangannya. b. Pengembangan potensinya dan mencapai perkembangan optimal c. Penyaluran potensi yang dimiliki sesuai dengan program peminatan yang diselenggarakan di satuan pendidikan dan kesempatan lain yang ada. d. Menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi satuan pendidikan. e. Menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif sesuai peminatannya dan kondisi lingkungan pembelajarannya. f. Mencegah agar tidak mengalami kekeliruan pikiran, perasaan, dan perilaku yang menghambat kelancaran belajar. g. Mengentaskan masalahnya secara bertanggungjawab h. Memperbaiki kekeliruan berfikir, berperasaan dan bertindak atau berkehendak. i. Menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya 22 Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno Guru BPBK SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014. 23 Hasil wawancara dengan Bapak Ramli Kepala Sekolah SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014. j. Mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kesempatan yang ada dan masa depannya. 24 Berdasarkan hasil data diatas, penulis menyimpulkan bahwa layanan perencanaan individual dilakukan sebagai langkah penyaluran dan penempatan siswa sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. Dalam hal ini guru BK mengadakan evaluasi saat kelulusan, apakah siswa tersebut sudah masuk ke jenjang yang sudah diinginkan atau sudah bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Kepala sekolah bekerjasama dengan BK juga memfasilitasi pengadaan tes IQ, tes TOEFL dan TOAFL serta penempatan magang saat berada di kelas XI. Layanan perencanaan individual di SMKN 59 Jakarta sudah cukup baik, karena telah melaksanakan layanan penempatan penjurusan dan penyaluran, untuk membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

d. Dukungan Sistem

Dukungan sistem merupakan cara pengembangan profesi dengan memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya dengan melakukan penelitian, mengikuti kegiatan profesi, dan mengikuti aktivitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi profesi. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sudik Prayitno terkait dukungan sistem dalam mengembangkan kualitas layanannya, beliau mengatakan bahwa: “Ya dengan mengikuti kegiatan MGMP, mengikuti kegiatan pelatihan melalui divisi MGBK Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling. Ikatan Petugas Guru Bimbingan Sekolah, melalui Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia. 25 24 Hasil Dokumentasi Layanan BK dalam implementasi kurikulum 2013 di SMKN 59 Jakarta. 25 Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno Guru BPBK SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014. Dukungan sistem yaitu adanya buku penghubung yang bersifat pendataan diri siswa dan pemanggilan orangtua. 26 Kemudian dukungan sistem juga berupa kerjasama dengan semua pihak terutama guru BP, Pembina OSIS, guru piket dan juga ketua kelas kemudian satpam, semuanya berkaitan satu sama lain. 27 Berdasarkan hasil data diatas, penulis menyimpulkan bahwa dukungan sistem sudah memadai guru BK untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya. Guru BK di SMKN 59 Jakarta telah mengembangkan kualitas layanannya dengan mengikuti kegiatan pelatihan melalui berbagai divisi dalam organisasi profesi dan aktif dalam kegiatan- kegiatan ilmiah seperti lokakarya, pelatihan, seminar, workshop. Saat ini guru BK di SMKN 59 Jakarta sedang melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi Pascasarjana sebagai bentuk proses pengembangan profesinya.

e. Pendidikan Karakter dalam Membentuk Disiplin

Mulai tahun 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter. Nilai karakter yang terkandung dalam pendidikan karakter bangsa yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, berani, dan kritis. Agar siswa lebih disiplin dalam belajar, siswa harus mempunyai motivasi dan kerja keras dalam belajar baik itu di sekolah maupun di rumah. Kerja keras sendiri merupakan salah satu nilai karakter yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar. Menurut Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran 26 Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno Guru BPBK SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014. 27 Hasil wawancara dengan Bapak Sukarno Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, SMKN 59 Jakarta, 28 November 2014. mengatakan bahwa: “Motivasi itu biasanya datang dalam diri sendiri ya, biasanya saya berusaha untuk memotivasi siswa dengan memberikan video dan games-games edukatif dalam belajar terutama video yang memotivasi sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar. ” Dalam membentuk disiplin sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain merupakan nilai karakter yang paling utama dalam membentuk pribadi individu. Di sekolah nilai religius sebagaimana dijelaskan oleh Firman Firdaus yang mengatakan bahwa: “Ya misalkan untuk membentuk sikap dan perilaku religius, setiap hari jumat anak perempuan selalu mengikuti keputrian saat siswa laki-laki shalat jumat, setiap pagi sebelum KBM juga ada kegiatan baca Al-Quran bersama. ” Kemudian nilai karakter yang selalu ditekankan sebagai perilaku yang didasarkan pada menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan yaitu nilai kejujuran. Dalam nilai kejujuran, Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran mengatakan bahwa: “Saat saya memberikan tugas mata pelajaran kewirausahaan yaitu tugas product selling dalam pembuatan proposal dan pengajuan proposal harus ada rincian anggaran yang sesuai, siswa dituntut untuk jujur dalam hal tersebut. ” Ya biar siswa jujur biasanya saat mata pelajaran saya terkait dengan tugas product selling siswa secara berkelompok saling berdiskusi membicarakan product yang akan mereka jual di sekolah. Dalam diskusi itu kan siswa saling mengutarakan pendapat mereka dan mereka harus menghargai pendapat satu sama lain. Untuk membentuk disiplin siswa yaitu berupa tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran mengatakan bahwa: “Biasanya biar siswa lebih disiplin itu saya mengadakan razia saat jam belajar. Saya menerapkan sanksi poin kepada siswa yang melanggar seperti makan saat jam belajar atau pulang sebelum bel sekolah berbunyi ya maka siswa tersebut akan saya kenakan sanksi poin pelanggaran ” Banyaknya kasus-kasus yang terjadi di sekolah seperti kurang disiplin disebabkan karena runtuhnya karakter diri yang dimiliki oleh para siswa. Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut adalah dengan memperbaiki karakter dari masing-masing individu, melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter seharusnya dimulai sejak dini, mulai dari Play Group hingga perguruan tingi. Di sekolah pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui pembelajaran di kelas dan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu pihak sekolah harus dapat bekerja sama dengan orang tua agar penanaman pendidikan karakter dapat terlaksana dengan optimal. Untuk membentuk disiplin belajar di sekolah harus ada pembentukan karakter melalui sikap mandiri dan tanggung jawab siswa dalam belajar sehingga terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan. Menurut Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran mengatakan bahwa: “Ya, menanamkan sikap mandiri yaitu dengan saat kerja kelompok dan mengerjakan tugas, pasti di dalam kelompok itu tiap-tiap individu mempunyai tanggung jawab masing-masing. Tanggung jawab setiap individu dalam kerja kelompok akan menimbulkan sikap mandiri dalam diri siswa tersebut untuk mengerjakan tugas yang memang sudah di bagi- bagi per individu dalam kelompok tersebut.” Untuk membentuk karakter yang baik dalam diri siswa, sekolah harus menanamkan sikap peduli lingkungan dan sikap peduli sosial. Menurut Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran, mengatakan bahwa: “Sikap peduli lingkungan ya dengan mengadakan piket kelas setiap harinya, kemudian setiap hari jumat selalu mengadakan “jumat bersih” sehingga siswa lebih peduli terhadap kebersihan lingkungannya. Sekolah mengembangkan sikap peduli sosial kepada siswa misalkan setiap memperingati hari anak yatim, sekolah biasanya memberikan santunan kepada siswa yang yatimpiatu.” 28 Diharapkan melalui pembelajaran di kelas dan melalui kegiatan ekstrakurikuler sikap serta perilaku positif peserta didik dapat terwujud. Tentunya dengan bantuan dari orang tua masing-masing peserta didik. Dengan begitu akan dihasilkan generasi penerus bangsa yang bertanggung jawab, memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

2. Data Hasil Angket

Tabel. 4.4 Guru BK mengadakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 1 a. Selalu 4 5 15,6 b. Sering 3 15 46,9 c. Kadang-kadang 2 12 37,5 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebesar 15,6 responden menyatakan kegiatan bimbingan dan konseling ada dalam mata pelajaran bimbingan dan konseling, 46,9 responden menyatakan ada di luar jam pelajaran, 37,5 responden menyatakan kegiatan bimbingan dan konseling ada hanya di waktu tertentu saja, 0 menyatakan tidak ada kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Data tersebut menunjukan bahwa guru BK sebagian besar melakukan kegiatan bimbingan dan konseling di luar jam pelajaran. Jam pelajaran BK sedang terdapat penyesuaian mulai dari adanya jam khusus untuk pelajaran BK hingga ditiadakannya jam pelajaran tersebut. 28 Hasil wawancara dengan Bapak Firman Firdaus Staf Kesiswaan SMKN 59 Jakarta, 19 Januari 2015. Tabel. 4.5 Guru BK mengadakan layanan orientasi sekolah No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 2 a. Selalu 4 13 40,6 b. Sering 3 3 9,4 c. Kadang-kadang 2 7 21,9 d. Tidak Pernah 1 9 28,1 Jumlah 10 32 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebesar 40,6 responden menyatakan selalu, 9,4 responden menyatakan sering, 21,9 responden menyatakan kadang-kadang, 28,1 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar layanan orientasi sudah dilakukan oleh guru BK dengan memberikan pemahaman dan menjelaskan situasi dan kondisi berupa tata tertib dan peraturan sekolah yang harus dipatuhi agar siswa lebih mudah menyesuaikan diri. Pengenalan sanksi poin pelanggaran dan poin penghargaan pada saat orientasi dilakukan sebagai langkah membentuk siswa untuk lebih disiplin. Layanan orientasi tidak hanya dilakukan oleh guru BK saja, tetapi juga dilakukan oleh pihak kesiswaan danterutama oleh pihak OSIS. Tabel. 4.6 Guru BK menjelaskan tata tertib dan peraturan sekolah No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 3 a. Selalu 4 16 50 b. Sering 3 9 28,1 c. Kadang-kadang 2 7 21,9 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 16 responden 50 menyatakan selalu, 9 responden 28,1 menyatakan sering, 7 responden 21,9 responden menyatakan kadang-kadang, 0 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK telah menjelaskan segala tata tertib dan peraturan sekolah yang harus dipatuhi oleh para siswa saat berada di sekolah dan terutama pada saat jam belajar. Tata tertib di sekolah terdapat poin penghargaan untuk siswa yang berprestasi dan poin pelanggaran untuk siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Tabel. 4.7 Guru BK menyampaikan materi BK di sekolah No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 4 a. Selalu 4 11 34,4 b. Sering 3 1 3,1 c. Kadang-kadang 2 19 59,4 d. Tidak Pernah 1 1 3,1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 11 responden 34,4 menyatakan guru BK menyampaikan materi lengkap secara sistematis dan runtut, 1 responden 3,1 menyatakan guru BK menyampaikan materi lengkap secara acak, 19 responden 59,4 menyatakan guru BK menyampaikan materi sesuai kebutuhan, 1 responden menyatakan guru BK menyampaikan materi secara insidental. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK menyampaikan materi BK hanya sesuai dengan kebutuhan di waktu tertentu saja apabila ada jam kosong. Hal tersebut dikarenakan sudah tidak adanya jam pelajaran khusus untuk BK sehingga guru BK tidak dapat menyampaikan materi BK di sekolah. Tabel. 4.8 Guru BK memberikan pelayanan di sekolah No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 5 a. Selalu 4 10 31,3 b. Sering 3 17 53,1 c. Kadang-kadang 2 4 12,5 d. Tidak Pernah 1 1 3,1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden 31,3 menyatakan pelayanan BK sangat memuaskan, sebanyak 17 responden 53,1 menyatakan pelayanan BK cukup memuaskan, 4 responden 12,5 menyatakan pelayanan BK kurang memuaskan, 1 responden 3,1 responden menyatakan tidak memuaskan. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK sering memberikan pelayanan di sekolahdan pelayanannya sudah cukup memuaskan, hal tersebut dikarenakan pemecahan masalah yang ada sudah cukup terselesaikan dengan layanan BK. Pelayanan BK di sekolah sudah memfasilitasi konseling individu untuk para siswa di sekolah. Tabel. 4.9 Warga sekolah terlibat dalam pelayanan BK No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 6 a. Selalu 4 17 53,1 b. Sering 3 5 15,7 c. Kadang-kadang 2 d. Tidak Pernah 1 10 31,2 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 17 responden 53,1 menyatakan seluruh warga sekolah terlibat dalam pelayanan BK, sebanyak 5 responden 15,7 menyatakan wali kelas, guru BK dan guru mata pelajaran terlibat dalam pelayanan BK, 0 responden 0 menyatakan wali kelas dan guru BK tidak terlibat dalam pelayanan BK, 10 responden 31,2 menyatakan hanya guru BK yang terlibat dalam pelayanan BK di sekolah. Data tersebut menunjukkan bahwa seluruh warga sekolah terlibat dalam pelayanan BK, terutama dalam penyelesaian masalah siswa. Guru BK bekerjasama dengan guru mata pelajaran, wali kelas, kesiswaan dan petugas piket dalam mencegah dan mengatasi pelanggaran siswa di sekolah. Tabel. 4.10 Rutinitas guru BK memberikan layanan bimbingan No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 7 a. Selalu 4 30 93,8 b. Sering 3 1 3,1 c. Kadang-kadang 2 d. Tidak Pernah 1 1 3,1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden 93,3 menyatakan guru BK memberikan layanan bimbingan setiap ada masalah, sebanyak 1 responden 3,1 dilakukan seminggu sekali, 0 responden 0 menyatakan pelayanan BK dilakukan 2 minggu sekali, 1 responden 3,1 responden menyatakan pelayanan BK dilakukan sebulan sekali. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK sering memberikan pelayanan di sekolah setiap ada masalah, terutama masalah yang berkaitan dengan disiplin siswa dan pelanggaran tata tertib, memberikan layanan penempatan, layanan kunjungan rumah danlayanan penyelesaian masalah lainnya. Tabel. 4.11 Banyaknya jumlah guru BK No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 8 a. Selalu 4 5 15,6 b. Sering 3 7 21,9 c. Kadang-kadang 2 15 46,9 d. Tidak Pernah 1 5 15,6 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 5 responden 15,6 menyatakan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak guru pembimbing sejumlah 3-4 orang lagi, sebanyak 7 responden 21,9 menyatakan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak guru pembimbing sejumlah 2-3 orang lagi, 15 responden 46,9 menyatakan bahwa mereka membutuhkan guru pembimbing sejumlah 1-2 orang lagi, 5 responden 15,6 responden menyatakan bahwa mereka puas dengan guru BK saat ini saja. Data tersebut menunjukkan bahwa dibutuhkan lebih banyak guru BK lagi untuk melakukan pelayanan. Idealnya satu guru pembimbing menangani 150 siswa dalam melakukan pelayanannya, sedangkan di SMKN 59 hanya terdapat satu guru BK yang menangani 390an siswa. Tabel. 4.12 Guru BK memberikan layanan BK kepada seluruh warga sekolah No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 9 a. Selalu 4 18 56,2 b. Sering 3 1 3,1 c. Kadang-kadang 2 7 21,9 d. Tidak Pernah 1 6 18,8 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 18 responden 56,2 menyatakan layanan BK berlaku untuk seluruh warga sekolah, sebanyak 1 responden 3,1 menyatakan layanan BK berlaku untuk guru dan siswa, 7 responden 21,9 menyatakan layanan BK berlaku untuk siswa saja, 6 responden 18,8 responden layanan BK berlaku hanya untuk siswa yang bermasalah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK sebagian besar telah memberikan layanan BK kepada seluruh warga sekolah terutama dalam konsultasi penyelesaian masalah siswa dan pelanggaran tata tertib. Tabel. 4.13 Guru BK membantu permasalahan siswa No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 10 a. Selalu 4 15 46,9 b. Sering 3 12 37,5 c. Kadang-kadang 2 2 6,2 d. Tidak Pernah 1 3 9,4 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 15 responden 46,9 menyatakan pelayanan BK sangat membantu, sebanyak 12 responden 37,5 menyatakan pelayanan BK cukup membantu, 2 responden 6,2 menyatakan kurang membantu, 3 responden 9,4 responden menyatakan tidak membantu. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK sudah cukup membantu, hal tersebut dikarenakan pemecahan masalah yang ada sudah cukup terselesaikan dengan layanan BK, ada beberapa siswa yang merasa belum terbantu dengan guru BK, itu di sebabkan kurangnya tenaga pembimbing di sekolah yang hanya terdiri dari satu guru BK yang menangani 390an siswa. Tabel. 4.14 Guru BK membantu kemajuan belajar No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 11 a. Selalu 4 7 21,9 b. Sering 3 20 62,5 c. Kadang-kadang 2 1 3,1 d. Tidak Pernah 1 4 12,5 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 7 responden 21,9 menyatakan layanan BK sangat membantu, sebanyak 20 responden 62,5 menyatakan pelayanan BK cukup membantu, 1 responden 3,1 menyatakan layanan BK kurang membantu, 4 responden 12,5 responden menyatakan tidak membantu. Data tersebut menunjukan guru BK sudah cukup membantu kemajuan belajar siswa dengan mengadakan konseling individu apabila siswa mengalami masalah-masalah dalam belajar. Tabel. 4.15 Guru BK mengembangkan kelompok belajar No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 12 a. Selalu 4 3 9,4 b. Sering 3 5 15,6 c. Kadang-kadang 2 11 34,4 d. Tidak Pernah 1 13 40,6 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden 9,4 menyatakan selalu, 5 responden 15,6 menyatakan sering, 11 responden 34,4 responden menyatakan kadang-kadang, 13 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK kurang mengembangkan kelompok belajar, hal tersebut dikarenakan guru BK hanya bersifat membantu guru yang lain dalam mengembangkan kelompok belajar. Tabel. 4.16 Guru BK mengadakan konseling kelompok No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 13 a. Selalu 4 3 9,4 b. Sering 3 4 12,5 c. Kadang-kadang 2 11 34,4 d. Tidak Pernah 1 14 43,7 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden 9,4 menyatakan selalu, 4 responden 12,5 menyatakan sering, 11 responden 34,4 responden menyatakan kadang-kadang, 14 43,7 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK kurang mengadakan konseling kelompok kepada siswa. Hal tersebut dikarenakan adanya penyesuaian masalah dengan bentuk konseling yang dilakukan, konseling yang lebih banyak diterapkan yaitu konseling individu agar penyelesaian masalah siswa yang bersifat pribadi dapat lebih mudah untuk diselesaikan. Tabel. 4.17 Guru BK mengadakan konferensi kasus No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 14 a. Selalu 4 19 59,4 b. Sering 3 10 31,2 c. Kadang-kadang 2 3 9,4 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden 59,4 menyatakan selalu, 10 responden 31,2 menyatakan sering, 3 responden 9,4 responden menyatakan kadang-kadang, 0 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK selalu mengadakan konferensi kasus terhadap siswa yang melanggar tata tertib. Konferensi kasus dilakukan apabila pelanggaran tata tertib sudah melewati batas poin dan siswa harus diberi sanksi dirumahkan atau di keluarkan, biasanya konferensi kasus dihadiri oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Tabel. 4.18 Guru BK melaksanakan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 15 a. Selalu 4 8 25 b. Sering 3 8 25 c. Kadang-kadang 2 8 25 d. Tidak Pernah 1 8 25 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 8 responden 25 menyatakan selalu, 8 responden 25 menyatakan sering, 8 responden 25 responden menyatakan kadang-kadang, 8 responden 25 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK melaksanakan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran kepada siswa-siswa tertentu saja yang memiliki nilai cukup untuk dilakukan layanan penempatan dan penyaluran.. Tabel. 4.19 Guru BK memberikan informasi yang bermanfaat saat belajar No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 16 a. Selalu 4 11 34,4 b. Sering 3 8 25 c. Kadang-kadang 2 11 34,4 d. Tidak Pernah 1 2 6,2 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 11 responden 34,4 menyatakan selalu, 8 responden 25 menyatakan sering, 11 responden 34,4 responden menyatakan kadang-kadang, 2 responden 6,2 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK sudah cukup memberikan informasi yang bermanfaat selama belajar, terutama mengenai jenjang yang ditempuh setelah tamat sekolah. Tabel. 4.20 Guru BK memberikan penjelasan cara memanfaatkan waktu belajar dengan baik No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 17 a. Selalu 4 12 37,5 b. Sering 3 9 28,1 c. Kadang-kadang 2 11 34,4 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 12 responden 37,5 menyatakan selalu, 9 responden 28,1 menyatakan sering, 11 responden 34,4 responden menyatakan kadang-kadang, 0 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK selalu memberikan penjelasan mengenai cara memanfaatkan waktu belajar dengan baik Tabel. 4.21 Guru BK mengadakan tes IQ No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 18 a. Selalu 4 3 9,4 b. Sering 3 2 6,2 c. Kadang-kadang 2 19 59,4 d. Tidak Pernah 1 8 25 Jumlah 10 32 100 ` Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden 9,4 menyatakan selalu, 2 responden 6,2 menyatakan sering, 19 responden 59,4 responden menyatakan kadang-kadang, 8 responden 25 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK telah mengadakan tes IQ, tes IQ hanya diadakan 3 tahun sekali. Tabel. 4.22 Guru BK memfasilitasi kerjasama dalam praktek kerja lapangan No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 19 a. Selalu 4 8 25 b. Sering 3 4 12,5 c. Kadang-kadang 2 10 31,25 d. Tidak Pernah 1 10 31,25 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 8 responden 25 menyatakan selalu, 4 responden 12,5 menyatakan sering, 10 responden 31,25 responden menyatakan kadang-kadang, 10 responden 31,25 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK kurang memfasilitasi kerjasama dalam praktek kerja lapangan, hal ini dikarenakan praktek kerja lapangan lebih difasilitasi oleh kepala prodi pemasaran dan kepala prodi multimedia. Tabel. 4.23 Berpakaian rapi sesuai tata tertib No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 20 a. Selalu 4 28 87,5 b. Sering 3 3 9,4 c. Kadang-kadang 2 1 3,1 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 28 responden 87,5 menyatakan selalu, 3 responden 9,4 menyatakan sering, 1 responden 3,1 responden menyatakan kadang-kadang, 0 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan sebagian besar siswa sudah berpakaian rapi sesuai dengan tata tertib yang berlaku di sekolah. Tabel. 4.24 Memberikan surat keterangan ketika berhalangan hadir di sekolah No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 21 a. Selalu 4 22 68,8 b. Sering 3 3 9,4 c. Kadang-kadang 2 7 21,8 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 22 responden 68,8 menyatakan selalu, 3 responden 9,4 menyatakan sering, 7 responden 21,9 responden menyatakan kadang-kadang, 0 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan surat keterangan ketika berhalangan hadir walaupun ada beberapa siswa yang terkadang tidak memberikan surat keterangan kepada sekolah. Tabel. 4.25 Membawa sesuatu yang tidak diperbolehkan sekolah No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 22 a. Selalu 1 b. Sering 2 1 3,1 c. Kadang-kadang 3 9 28,1 d. Tidak Pernah 4 22 68,8 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 0 responden 0 menyatakan selalu, 1 responden 3,1 menyatakan sering, 9 responden 28,1 menyatakan kadang-kadang, 22 responden 68,8 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK telah menjelaskan bahwa sebagian besar siswa tidak diperkenankan membawa sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh sekolah. Tabel. 4.26 Makan di saat jam pelajaran berlangsung No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 1 a. Selalu 1 b. Sering 2 6 18,8 c. Kadang-kadang 3 8 25 d. Tidak Pernah 4 18 56,2 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 0 responden menyatakan selalu, 6 responden 18,8 menyatakan sering, 8 responden 25 responden menyatakan kadang-kadang, 18 responden 56,2 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak makan saat jam pelajaraan berlangsung dan ada beberapa siswa yang kadang-kadang makan di saat jam pelajaran berlangsung. Tabel. 4.27 Keluar sekolah tanpa ijin petugas piket No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 24 a. Selalu 1 b. Sering 2 8 25 c. Kadang-kadang 3 7 21,9 d. Tidak Pernah 4 17 53,1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 0 responden menyatakan selalu, 8 responden 25 menyatakan sering, 7 responden 21,9 responden menyatakan kadang-kadang, 17 responden 53,1 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa keluar sekolah dengan ijin petugas piket, dan sebagian siswa lain kadang-kadang keluar sekolah tanpa ijin petugas piket. Tabel. 4.28 Melaksanakan segala peraturan yang diberikan guru di kelas No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 25 a. Selalu 4 25 78,1 b. Sering 3 7 21,9 c. Kadang-kadang 2 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 25 responden 78,1 menyatakan selalu, 7 responden 21,9 menyatakan sering, 0 responden menyatakan kadang-kadang, 0 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa selalu melaksanakan segala peraturan yang diberikan oleh guru di kelas berupa aturan-aturan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan oleh guru mata pelajaran tersebut ketika jam pelajarannya berlangsung. Tabel. 4.29 Tidak pernah keluar kelas saat jam pelajaran sekolah berlangsung No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 26 a. Selalu 4 4 12,5 b. Sering 3 9 28,1 c. Kadang-kadang 2 11 34,4 d. Tidak Pernah 1 8 25 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 4 responden 12,5 menyatakan selalu, 9 responden 28,1 menyatakan sering, 11 responden 34,4 responden menyatakan kadang-kadang, 8 responden 25 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa keluar kelas saat jam pelajaran berlangsung karena banyaknya jam pelajaran yang kosong dan banyak guru yang tidak masuk. Tabel. 4.30 Selalu datang tepat waktu ke sekolah No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 27 a. Selalu 4 20 62,5 b. Sering 3 7 21,9 c. Kadang-kadang 2 5 15,6 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 20 responden 62,5 menyatakan selalu, 7 responden 21,9 menyatakan sering, 5 responden 15,6 responden menyatakan kadang-kadang, 0 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa selalu datang tepat waktu ke sekolah, tetapi ada beberapa siswa yang tidak datang tepat waktu di sekolah. Tabel. 4.31 Hadir di kelas sebelum kegiatan belajar dimulai No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 28 a. Selalu 4 22 68,8 b. Sering 3 5 15,6 c. Kadang-kadang 2 5 15,6 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 22 responden 68,8 menyatakan selalu, 5 responden 15,6 menyatakan sering, 5 responden 15,6 responden menyatakan kadang-kadang, 0 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa hadir di kelas sebelum kegiatan belajar dimulai. Tabel. 4.32 Memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 29 a. Selalu 4 19 59,4 b. Sering 3 8 25 c. Kadang-kadang 2 5 15,6 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden 59,4 menyatakan selalu, 8 responden 25 menyatakan sering, 5 responden 15,6 responden menyatakan kadang-kadang, 0 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memperhatikan guru saat menjelaskan, tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan dan menyimak saat guru menjelaskan. Tabel. 4.33 Aktif bertanya apabila ada materi yang tidak dimengerti No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 30 a. Selalu 4 5 15,6 b. Sering 3 6 18,8 c. Kadang-kadang 2 21 65,6 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 5 responden 15,6 menyatakan selalu, 6 responden 18,8 menyatakan sering, 21 responden 65,6 responden menyatakan kadang-kadang, 0 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar terutama kurang aktif apabila ada materi yang tidak dimengerti. Kurangnya kesadaran siswa untuk lebih mengerti pelajaran dengan bertanya kepada guru mata pelajaran saat belajar sangat rendah. Tabel. 4.34 Mengunjungi perpustakaan sekolah untuk membaca buku No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 31 a. Selalu 4 8 25 b. Sering 3 6 18,8 c. Kadang-kadang 2 15 46,9 d. Tidak Pernah 1 3 9,3 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 8 responden 25 menyatakan selalu, 6 responden 18,8 menyatakan sering, 15 responden 46,9 responden menyatakan kadang-kadang, 3 responden 9,3 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa rendahnya minat siswa untuk belajar terutama dalam membaca buku di perpustakaan sekolah. Hal ini dikarenakan kurangnya tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk mencari referensi di perpustakaan sekolah. Tabel. 4.35 Tetap belajar meski guru berhalangan hadir No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 32 a. Selalu 4 3 9,4 b. Sering 3 5 15,6 c. Kadang-kadang 2 23 71,9 d. Tidak Pernah 1 1 3,1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden 9,4 menyatakan selalu, 5 responden 15,6 menyatakan sering, 23 responden 71,9 responden menyatakan kadang-kadang, 1 responden 3,1 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa rendahnya kesadaran siswa untuk tetap belajar meski guru berhalangan hadir. Siswa lebih memilih untuk mengobrol dan bermain dengan teman-temannya di kelas dibanding belajar dan meneruskan materi mata pelajaran yang sedang berlangsung tersebut. Tabel. 4.36 Memanfaatkan waktu kosong untuk membaca buku No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 33 a. Selalu 4 4 12,5 b. Sering 3 5 15,6 c. Kadang-kadang 2 22 68,8 d. Tidak Pernah 1 1 3,1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 4 responden 12,5 menyatakan selalu, 5 responden 15,6 menyatakan sering, 22 responden 68,8 responden menyatakan kadang-kadang, 1 responden 3,1 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kadang- kadang kurang memanfaatkan waktu kosong untuk membaca buku. Tabel. 4.37 Memanfaatkan waktu luang dengan belajar bersama teman No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 34 a. Selalu 4 7 21,9 b. Sering 3 7 21,9 c. Kadang-kadang 2 17 53,1 d. Tidak Pernah 1 1 3,1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 7 responden 21,9 menyatakan selalu, 7 responden 21,9 menyatakan sering, 17 responden 53,1 responden menyatakan kadang-kadang, 1 responden 3,1 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang dapat memanfaatkan waktu luang yang ada dengan belajar bersama teman. Siswa lebih memilih untuk tidak belajar dan membuang-buang waktu kosong tersebut dengan bermain bersama teman-temannya. Tabel. 4.38 Mengerjakan tugas yang diberikan guru di kelas No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 35 a. Selalu 4 17 53,1 b. Sering 3 9 28,1 c. Kadang-kadang 2 6 18,8 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 17 responden 53,1 menyatakan selalu, 9 responden 28,1 menyatakan sering, 6 responden 18,8 responden menyatakan kadang-kadang, 0 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru di kelas. Siswa lebih disiplin dalam belajar dan mengerjakan tugas ketika ada guru di kelas. Tabel. 4.39 Mengikuti remedial mata pelajaran yang nilainya kurang memenuhi standar No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 36 a. Selalu 4 18 56,2 b. Sering 3 7 21,9 c. Kadang-kadang 2 5 15,6 d. Tidak Pernah 1 2 6,3 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 18 responden 56,2 menyatakan selalu, 7 responden 21,9 menyatakan sering, 5 responden 15,6 responden menyatakan kadang-kadang, 2 responden 6,3 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengikuti remedial mata pelajaran yang nilainya kurang memenuhi standar, sedangkan beberapa siswa lainnya lebih memilih tidak mengikuti remedial. Tabel. 4.40 Mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 37 a. Selalu 4 16 50 b. Sering 3 9 28,1 c. Kadang-kadang 2 7 21,9 d. Tidak Pernah 1 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 16 responden 50 menyatakan selalu, 9 responden 28,1 menyatakan sering, 7 responden 21,9 responden menyatakan kadang-kadang, 0 responden menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru dan beberapa siswa ada yang kadang-kadang mengerjakan pekerjaan rumah tersebut. Tabel. 4.41 Berbuat usil dalam kelas No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 38 a. Selalu 1 1 3,1 b. Sering 2 1 3,1 c. Kadang-kadang 3 17 53,1 d. Tidak Pernah 4 13 40,7 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 1 responden 3,1 menyatakan selalu, 1 responden 3,1 menyatakan sering, 17 responden 53,1 responden menyatakan kadang-kadang, 13 responden 40,7 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar terkadang siswa di saat belajar sering berbuat usil kepada teman lainnya, sehingga mengganggu efektivitas pembelajaran. Tabel. 4.42 Memainkan hp saat jam pelajaran berlangsung No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 39 a. Selalu 1 1 3,1 b. Sering 2 3 9,3 c. Kadang-kadang 3 14 46,8 d. Tidak Pernah 4 14 46,8 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 1 responden 3,1 menyatakan selalu, 3 responden 9,3 menyatakan sering, 14 responden 46,8 responden menyatakan kadang-kadang, 14 responden 46,8 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa terkadang memainkan hp saat jam pelajaran berlangsung. Tabel. 4.43 Mengobrol ketika guru menjelaskan No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase 40 a. Selalu 1 2 6,2 b. Sering 2 2 6,2 c. Kadang-kadang 3 15 46,9 d. Tidak Pernah 4 13 40,7 Jumlah 10 32 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 2 responden 6,2 menyatakan selalu, 2 responden 6,2 menyatakan sering, 15 responden 46,9 responden menyatakan kadang-kadang, 13 responden 40,7 menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa terkadang mengobrol dan mendiskusikan hal-hal diluar pelajaran dengan teman-temannya ketika guru menjelaskan materi pada saat jam pelajaran berlangsug.

C. Analisis dan Interpretasi Data

Berikut ini data hasil dari penyebaran angket terhadap 32 responden. Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data kontribusi bimbingan dan konseling yang terdiri dari 19 item dengan skor 1690, dan data disiplin belajar siswa yang terdiri dari 21 item dengan skor 2170. Selanjutnya data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.44 Hasil Analisis Data Aspek Penelitian Skor Nilai Harap an Nilai Skor NS NS x100 NH Kategori Nilai

1. Kontribusi

Layanan Bimbingan dan konseling 1690 19 x 4 = 76 1690:32= 52,8 52,8 x100= 69,4 76 BAIK

2. Disiplin

belajar siswa 2120 21 x 4 = 84 2120:32= 66,25 66,25x100= 78,8 84 BAIK Rata-rata 148,2 = 74,1 2 BAIK` Secara keseluruhan pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMKN 59 Jakarta dapat dikatakan baik, sesuai dengan rata-rata perhitungan berdasarkan rumus kategori tersebut di atas, yaitu : 74,3 + 76,1 = 75,2 Baik 2 Dengan ketentuan diatas maka dengan demikian dihasilkan data hasil angket kontribusi layanan bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar siswa sebagai berikut: Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa aspek kontribusi layanan bimbingan dan konseling melalui nilai rentang rata-rata interval kontribusi bimbingan dan konseling sebesar 69,4 yang berada dalam kategori baik, dan nilai rentang rata-rata disiplin belajar siswa sebesar 78,8 yang berada dalam kategori baik. Sehingga secara keseluruhan rata-rata aspek penilaian mencapai 75,2 dan dapat disimpulkan bahwa kotribusi layanan bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar siswa di SMKN 59 Jakarta berada pada taraf kategori baik karena besaran rata-rata aspeknya yaitu sebesar 75,2 berada pada taraf rentang interval 60-80 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil wawancara, layanan bimbingan dan konseling di SMKN 59 Jakarta sudah cukup baik dan dari segi fasilitas sudah mencukupi untuk melakukan segala layanan yang dibutuhkan siswa. Dari keempat aspek layanan bimbingan dan konseling yaitu aspek layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual telah terlaksana. Dalam layanan responsif,koordinasi dengan orangtua perlu lebih ditingkatkan agar penanganan masalah siswa dapat lebih mudah terselesaikan dan pelanggaran-pelanggaran dapat dicegah dan diminimalisir. Berdasarkan hasil wawancara, jumlah guru BK di sekolah seharusnya 1:150, di SMKN 59 Jakarta hanya ada satu guru BK yang harus melayani siswa yang jumlahnya 392. Hal ini menunjukan kurangnya pemaksimalan layanan yang harus BK berikan, jumlah guru BK harus lebih ditingkatkan sesuai jumlah siswa yang ada di sekolah agar layanan bimbingan dan konseling untuk siswa bisa dapat dirasakan oleh seluruh siswa dan dapat menciptakan situasi belajar yang lebih kondusif. Dengan adanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah, diharapkan disiplin siswa lebih dapat terbentuk terutama disiplin dalam belajar. Dengan adanya layanan bimbingan juga memungkinkan siswa untuk bertatap muka secara langsung dengan guru pembimbing dalam rangka penyelesaian masalah terutama dalam hal masalah belajar 104 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kontribusi bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar siswa di SMKN 59 Jakarta, yaitu meliputi pelaksanaan layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual serta dukungan sistem secara umum telah dilaksanakan secara baik dan telah menyesuaikan dengan standar program yang telah ditentukan sekolah. Berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa kontribusi bimbingan dan konseling yang ada di SMKN 59 telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat diketahui melalui nilai rentang rata-rata interval kontribusi layanan bimbingan dan konseling sebesar 69,4 yang berada dalam kategori baik, dan nilai rentang rata- rata disiplin belajar siswa sebesar 78,8 yang berada dalam kategori baik. Jadi, kontribusi bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar siswa di SMKN 59 Jakarta rata-rata sebesar 75,2 berada dalam rentang interval kategori nilai baik. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa kontribusi layanan bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar siswa di SMKN 59 Jakarta sudah cukup baik hanya saja masih ada beberapa kendala berupa kerjasama antar pihak sekolah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan sebagai bahan pertimbangan sekolah terkait dengan kontribusi bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar siswa di SMKN 59 Jakarta, yaitu:

Dokumen yang terkait

PERANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM PENINGKATAN KUALITAS IBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH Peranan Bimbingan Konseling Dalam Peningkatan Kualitas Ibadah Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2014/20

0 4 16

PERANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM PENINGKATAN KUALITAS IBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH Peranan Bimbingan Konseling Dalam Peningkatan Kualitas Ibadah Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2014/20

0 6 17

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH Fungsi Bimbingan Konseling Islami dalam Pembinaan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Delanggu Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 18

STRATEGI KONSELOR DALAM MENANGANI SISWA BERMASALAH PADA PROSES BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Kajian Pragmatik).

0 2 32

PENGEMBANGAN PANDUAN LAYANAN KESIAPAN KERJA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MENGGUNAKAN TEKNIK GOALSETTING UNTUK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK).

0 1 17

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR YANG DIALAMI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA.

0 1 126

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN.

0 0 200

Hubungan peran guru bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar siswa sekolah menegah kejuruan

0 0 6

Kontribusi Dukungan Orangtua dan Persepsi Siswa tentang Disiplin Belajar terhadap Perilaku Membolos serta Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 10

HUBUNGAN DISIPLIN SISWA DENGAN MOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 8 JAKARTA SELATAN - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9